You are on page 1of 5

Kehamilan Mola Hidatidosa dan Anemia

Indra Fransis Liong


102013166
indrafransisliong@yahoo.com
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11510
Telp.(021) 56942061. Fax (021) 5631731

Pendahuluan

Pada umumnya setiap kehamilan berakhir dengan lahirnya bayi yang sempurna. Tapi
dalam kenyataannya tidak selalu demikian, seringkali perkembangan kehamilan dapat mendapat
gangguan. Tergantung dari tahap di mana gangguan itu terjadi, maka hasil kehamilan dapat
berupa keguguran, kehamilan ektopik, prematuritas, kematian janin dalam rahim atau kelainan
kongenital. Kesemuanya merupakan kegagalan fungsi reproduksi. 1

Demikian pula dengan penyakit trofoblas, pada hakekatnya merupakan kegagalan


reproduksi. Pada penyakit yang dikenal dengan nama kehamilan anggur atau mola hidatidosa ini,
kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna, melainkan berkembang menjadi
keadaan patologik yang terjadi pada minggu minggu pertama kehamilan. Sel telur yang harusnya
berkembang menjadi janin justru terhenti perkembanganya, yang terus berkembang justru sel sel
trofoblas yaitu berupa degenerasi hidropik dari jonjot korion sehingga menyerupai gelembung
gelembung berisi cairan, mirip anggur. Ukuran gelembung ini pun bervariasi. Ada yang
berdiameter 1 milimeter sampai 1-2 sentimeter. Jika dilihat melalui mikroskop, ditemukan edema
stroma villi, tidak ada pembuluh darah pada villi, dan proliferasi sel-sel trofoblas (jumlah selnya
bertambah). 1,2
Pada umumnya penderita mola hidatidosa akan menjadi baik kembali, tetapi ada kalanya
yang kemudian mengalami degenerasi keganasan berupa koriokarsinoma. Jadi yang termasuk
penyakit trofoblas adalah mola hidatidosa yang jinak dan koriokarsinoma yang ganas. 1

Pembahasan

Skenario 3

Seorang perempuan berusia 36 tahun diantar suaminya ke unit gawat darurat RS dengan
keluhan keluar darah banyak dari jalan lahir yang dirasakan sejak 1 jam yang lalu. Menurut
pasien dia sudah telat haid 3 bulan namun saat memeriksa sendiri di rumah dengan tes kehamilan
hasilnya negatif.

Keterangan lain :

- Darah banyak keluar disertai keluarnya jaringan bulat-bulat seperti anggur. Awalnya
dirasakan sejak 3 hari yang lalu namun hanya berupa flek.
- Pasien mengatakan sejak mengetahui dirinya hamil, dia merasakan mual-muntah yang
cukup berlebihan (5-6 x sehari), dan dia merasakan bahwa perutnya bertambah besar
dengan cepat.
- HPHT : 14 Maret 2016
- Pasien belum melakukan ANC
- Status obstretikus : G3P2A0
G1 tahun 2010 bayi laki-laki, berat 2800 g, lahir normal di RS ditolong dokter,
tanpa komplikasi.
G2 tahun 2013 bayi laki-laki, berat 2700 g, lahir normal di bidan, tanpa
komplikasi.
G3 hamil sekarang.

Anamnesis
1 Identitas: nama, umur, jenis kelamin, dokter yang merujuk, pemberi informasi (misalnya
pasien, keluarga,dll), dan keandalan pemberi informasi.

2 Keluhan utama: pernyataan dalam bahasa pasien tentang permasalahan yang sedang
dihadapinya.

3 Riwayat penyakit sekarang (RPS): jelaskan penyakitnya berdasarkan kualitas, kuantitas,


latar belakang, lokasi anatomi dan penyebarannya, waktu termasuk kapan penyakitnya
dirasakan, faktor-faktor apa yang membuat penyakitnya membaik, memburuk, tetap,
apakah keluhan konstan, intermitten. Informasi harus dalam susunan yang kronologis,
termasuk test diagnostik yang dilakukan sebelum kunjungan pasien. Catat riwayat yang
berkaitan termasuk pengobatan sebelumnya faktor resiko dan hasil pemeriksaan yang
negatif. Riwayat keluarga dan psykososial yang berkaitan dengan keluhan utama.
Masalah lain yang signifikan harus dicantumkan juga dalam riwayat penyakit sekarang
dalam bagian atau paragraf yang berbeda.

4 Riwayat Penyakit Dahulu (RPD): pengobatan yang dijalani sekarang, vitamin dan obat
herbal. Allergi (alergi obat dan yang lainnya yang menyebabkan manifestasi alergi
spesifik), operasi, rawat inap di rumah sakit, transfusi darah termasuk kapan dan berapa
banyak jumlah produk darahnya, trauma dan riwayat penyakit yang dulu.

5 Riwayat Keluarga: umur, status anggota keluarga (hidup, mati) dan masalah kesehatan
pada anggota keluarga (tanya apakah ada yang menderita kanker terutama payudara,
kolon dan prostat), TB, asma, infark miokard, HTN, penyakit tyroid, penyakit ginjal,
PUD, DM, penyakit perdarahan, glaukoma, hepatitis, degenerasi makular dan depresi
atau penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan. Gunakan skema keluarga (pedagre).

6 Riwayat psychosocial (sosial): stressor (lingkungan kerja atau sekolah, tempat tinggal),
faktor resiko gaya hidup (makan makanan sembarangan).

Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : ditemukan adanya mola face (muka dan badan tampak kekuningan),
ditemukan adanya darah yang keluar dari vagina yang mungkin disertai dengan
gelembung mola
- Palpasi : ukuran uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan, uterus terasa lembek, tidak
teraba bagian bagian janin, tidak ada ballottement dan gerakan janin
- Auskultasi : tidak ditemukan denyut jantung janin
- Pengukuran tekanan darah untuk mengetahui apakah ada hipertensi yang mengarah ke
pre eklampsia mola hidatidosa
- Pemeriksaan dalam : adanya pendarahan dari cervix, memastikan konsistensi dan besar
uterus.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan USG
Ultrasonography merupakan baku emas untuk mengidentifikasi baik mola sempurna maupun
parsial. Gambaran khas, dengan menggunakan teknologi USG pada umumnya, yaitu adanya pola
badai salju (Snowstorm) mengindikasikan vilichorionik yang hydropic. USG resolusi tinggi
memperlihatkan adanya massa kompleks intrauterin yang mengandung banyak kista-kista kecil.

Gambar 1. Gambaran Snow Storm appearence.

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan HCG
Adanya kelainan pada sel sel trofoblas yang mengakibatkan kadar dari hormone HCG yang
disekresikan oleh sel sinsitiotrofoblas dan intermediate trofoblas. Kadar HCG serum. Beta HCG
urin tinggi lebih dari 100.000 mlU/ml, beta HCG serum diatas 40.000 IU/ml.

Pemeriksaan Histopatologi

Working Diagnosis

Differential Diagnosis

Etiologi

Epidemiologi

Patofisiologi

Gejala Klinis

Penatalaksanaan

Komplikasi

Prognosis

Kesimpulan

You might also like