You are on page 1of 13

Sederhana dan bisa mengubah dunia

Kita sebagian besar pasti pernah mengenyam pendidikan di SMA bagian IPA,
Paspal dan semacamnya. Bisa juga di SMK/STM kimia. Nah siapa sih yang
tidak mengenal dan mengingat mata pelajaran kimia, yang bisaanya
ditakutin. Dipelajaran tersebut ada materi yang namanya elektrolisa.
Singkatnya proses elektrolisa adalah proses kimia dengan meggunakan
media yang diberi elektroda yang akan dialiri oleh arus listrik, yang akan
menghaslikan senyawa kimia.

Proses ini dalam prakteknya banyak digunakan untuk melapisi logam dengan
emas, perak dan juga logam lainnya yang bisa diproses dengan cara ini.

Salah satu hasil dari elektrolisa ini adalah elektrolisa air yang menguraikan
AIR menjadi gas Hidrogen dan Oksigen yang merupakan unsur dari AIR.
Penguraian ini dilakukan dengan cara yang sederhana, yang prosesnya bisa
dilihat pada gambar berikut ini.
Gb-01. Elektrolisa Air
Mungkin kita dulu juga pernah melakukan praktikum elektrolisa, tetapi ya
hanya sebatas praktikum kimia untuk mendapatkan nilai bagus saja. Tanpa
memperhatikan bahwa proses sederhana ini jika depelajari dengan serius,
bisa mengubah dunia, terutama di dunia otomotif dalam hal pengiritan
bahan bakar atau bahkan dimasa datang diproyeksikan sebagai pengganti
bahan bakar minyak yang berasal dari fosil ini. Dimana bahan bakar minyak
diperkirakan dalam waktu 50-100 tahun mendatang akan habis.

Prinsipnya jika air diberi katalis biasanya menggunkan NaOH atau KOH, lalu
dialiri arus listrik searah, maka akan terjadi proses pemisahan air (H2O)
menjadi gas Hidrogen (H2) dan Oksigen (O2). Secara umum penguraian air
menjadi gas hydrogen dan oksigen dirumuskan seperti di bawah ini.

H2O H2 + O2

Menurut tulisan Ulf oBssel, pada reaksi ini 9 kg H2O menghasilkan 1 kg H2


dan 8 kg O2, dan 1 kg Hidrogen setara dengan 4 liter bensin.

Hidrogen memiliki banyak kelebihan, antara lain memiliki energi


pembakaran yang besar per satuan massa hidrogen dan merupakan bahan
bakar yang sangat bersih karena emisi pembakarannya berupa air (H 2O).
Baru-baru ini, tim peneliti dari School of Chemistry Monash University
Australia telah menemukan inovasi baru dalam mengubah air menjadi
hidrogen lewat proses elektrofotokatalisis yang terinspirasi dari cara
tumbuhan mengubah air menjadi oksigen.

Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau,
bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang
sangat mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah
unsur teringan di dunia.

Gas hidrogen sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada konsentrasi serendah 4% H 2 di
udara bebas. Entalpi pembakaran hidrogen adalah -286 kJ/mol. Hidrogen terbakar menurut
persamaan kimia:

2 H2(g) + O2(g) 2 H2O(l) + 572 kJ (286 kJ/mol)

Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai perbandingan, hidrogen meledak seketika
disulut dengan api dan akan meledak sendiri pada temperatur 560 C.

Sifat Hidrogen yang mudah meledak ini bisa dimanfaatkan untuk


mempermudah ledakan bahan bakar pada ruang bakar kendaraan bermotor,
genset, mesin kapal laut.
Dengan memanfaatkan sifat tersebut, gas Hidrogen yang diproses dengan
cara sederhana, yaitu elektrolisa, dipasang dikendaraan bermotor, dengan
cara yang benar, akan menghasilkan pengiritan bahan bakar.

Nah berdasarkan teori-teori yang ada marilah kita coba lakukan penerapan
praktis daam kehidupan keseharian kita. Disekitar kita saat ini bertebaran
yang namanya kendaraan bermotor, apakah berbahan bakar bensin atau
disel. Keduanya membutuhkan bahan bakar untuk menggerakkan mesin.
Yang satu dengan jalan dibakan dalam tekanan tinggi, yang satunya terbakar
karena tekanannya yang tinggi.

Dengan menambahkan gas hydrogen, maka akan mempermudah terjadinya


pembakaran, karena gas hydrogen adalah gas yang mudah terbakar.

Untuk menghasilkan gas hydrogen secara sederhana, berdasarkan


kebutuhan (hydrogen on demand), marilah kita aplikasikan teori elektrolisa
dengan beberapa perubahan yang mendasar.

Secara umum supaya terjadi proses elektrolisa dibutuhkan :

1. Elektroda :

a. Elektroda yang terdiri dari 2 batang logam atau ferrit dimodifikasi


supaya menghasilkan gas yang maksimal.

b. Elektroda dibuat dari lempengan pelat logam stainless steel,


supaya tidak berkarat, sehingga bisa tahan dalam kurun waktu
yang panjang.

c. Elektroda dibentuk sebagai multi elektroda, dengan cara


membuat sekat-sekat diantara elektroda, yang mana sekat
tersebut akan diisi oleh elektrolit

2. Elektrolit, merupakan larutan campuran air dengan KOH atau NaOH, dengan
perbandingan yang sangat encer, misalkan 1-3 gram KOH/NaOH dalam 1
liter air. Airnya sebaiknya digunakan air suling (air destilasi).

3. Catu daya, digunakan catu daya yang ada pada kendaraan bermotor.
Biasanya menggunakan catu data arus searah (DC-Direct Current) 12 Volt.
Catu daya ini dicatu dari generator yang bertegangan 13.8 Volt. Bob Boyce
mengembangkan catu daya arus bolak balik (AC-Alternate Current) 110 V
dengan merubah catu daya DC menjadi AC.

4. Supaya terjadi proses elektrolisa maka tegangan antar elektroda diprakirakan


sekitar 2 Volt.
BENTUK ELEKTRODA YANG DIKEMBANGKAN SAAT INI.

Elektroda yang dikembangkan saat ini disesuaikan dengan kebutuhan untuk


menghasilkan gas hydrogen yang banyak, karena para pembuat atau
penemu ini berkreasi untuk menghasilkan gas hydrogen yang bisa digunakan
untuk menghasilkan bahan bakar yang cukup untuk menjalankan kendaraan
bermotor. Mereka terobsesi untuk merubah air menjadi bahan bakar utama
kendaraan bermotor.

Penemu sistem ini pertama kali adalah Stan Meyer, yang dianggap sebagai
bapak penggunaan air sebagai bahan bakar dengan sistem elektrolisa ini.
Kemudian diikuti oleh banyak orang yang mengembangkan elektroda agar
menghasilkan gas yang lebih banyak lagi. Misalnya Bob Boyce dengan
multiselnya dan menggunakan 61 plat yang dipasang serial dan dicatu
tegangan AC 110 V. Diikuti oleh yang lain seperti Archie Blue, Yike Cell,
Smack Booster dkk.

Gb-02. Bentuk Elektroda, (a) Elektroda Kumparan, (b) Elektroda Yike Cell dkk,
(c) Elektroda Stanley Meyer, (d) ELektroda Smack Booster
Gb-03. Model Elektrolisa Archie Blue (kiri) dan Bob Boyce (kanan)

Elektroda di bawah ini adalah elektroda yang saya coba adopsi dalam disain,
disesuaikan dengan kemudahan dan kepraktisan disain menurut saya. Saya
mencoba untuk mengadopsi sistem Smack Booster karena mudah dari
pengerjaannya dan mencari bahan.
Gb-04. Rangkaian Elektroda yang terdiri dari 7 sel secara seri (kiri), dan
Rangkaian Elektroda Paralel 2 unit yang masing-masing terdiri dari 7 sel
secara seri

Untuk menghasilkan tegangan 2 Volt pada masing-masing elektroda,


mudahnya kita gunakan 8 lempengan pelat stainess steel, yang dirangkai
secara seri, diantaranya diberi sekat menggunakan isolator yang tahan
panas. Dengan demikian akan menghasilkan 7 sel dengan tegangan ideal
persel 13.8 Volt/7 = 1.9714 Volt.

Agar diperoleh gas yang lebih banyak lagi maka kita bisa menambahkan
minimal 1 unit lagi rangkaian yang sama yang dipasang secara parallel.
(Lihat gambar 04 kanan). Penulis pernah membuat sampai dengan 6 unit
rangkaian elektroda 7 sel seri yang dipasang secara parallel. Bisa
dibayangkan seperti pada rangkaian kanan, ditumpuk 3 buah.

Gb-05. Rangkaian elektroda 7 sel seri yang dipasang dalam wadah.

Nah setelah kita rangkai rangkaian elektrodanya (boleh 1 unit saja, 2 unit
parallel dls), maka kita carikan wadah yang bisa menampung rangkaian
tersebut dengan lega, termasuk elektrolitnya. Wadah tersebut sebaiknya
transparan, supaya elektrolitnya kelihatan. Mudah kontrolnya.
Wadahnya sebaiknya tahan panas, minimum 100 C, karena dari hasil
percobaan kami, bisa menghasilkan panas 90 C lebih, dalam waktu singkat,
terutama jika larutannya terlalu pekat, yang menghasilkan tarikan arus besar
pada proses elektrolisa.

Wadahnya, ada tutup yang mudah diakses, untuk menambah larutan atau
untuk mengurangi cairan. Wadahnya harus kedab kebocoran, supaya hasil
gasnya tidak bocor. Wadah diberi lubang untuk akses keluaran gas.

Gambar 06 adalah rangkaian elektroda 7 seri yang dipasang secara parallel


dan diwadahi dalam wadah.

Gb-06. Rangkaian elektroda 7 sel seri yang dipasang secara parallel, dalam
wadah.

Gas hasil elektrolisa sebaiknya jangan dimasukkan langsung ke mesin


kendaraan. Masukkan ke bubbler terlebih dulu. Bubbler berfungsi sebagai
penyaring uap air dan juga sebagai penahan api balik (back fire) supaya
tidak langsung masuk ke reaktor.

Data hasil percobaan yang saya coba dengan fasilitas seadanya yang bisa
saya buat sendiri, akan saya tampilkan pada tulisan terpisah. Peralatan
pengukur dibuat sendiri dengan segala kekurangannya. Paling tidak kita bisa
mengamati hasil percobaan ini. Misalkan pengukur gas dibuat dari kaleng
bekas, botol aqua bekas, pipa plastik dan selang plastik. Semuanya dibuat
sendiri berdasakan belajar sendiri dari para netter yang menyumbangkan
ilmunya di internet. Bukan penemuan saya sendiri lho.
Gb-07. Pemasangan Bubbler

Gb-08. Pemasangan Reaktor Berbasis elektrolisa, Bubbler pada kendaraan


bermotor.

Pemasangan Reaktor beserta bubber pada kendaraan bermotor bisa dilihat


pada gb-06. Berlaku untuk kendaraan bermotor roda 4 dan roda 2 yang
beum menggunakan kran otomatis. Pada motor yang sudah dilengkapi
dengan kran otomatis, keluaran bubbler bisa dihubungkan pada vakum
keran bahan bakar.

Dari pengalaman para pengguna, bisa mengirit minimal 20% bahan bakar.

Referensi Macam-macam sel elektrolisis dengan elektrodanya :


Gb-09. Elektrolisa menggunakan elektroda kumparan. Tidak
direkomendasikan untuk diaplikasikan.

Gb-10. Smack Booster, sistem elektrolisa menggunakan elektroda plat 4 sel


seri diparalel.

Gb-11. Elektrolisa dengan elektroda tubular, dari pipa stainless steel


Gb-12. Elektrolisa dengan sel bulat dari pipa ss. Gambar tengah dan kanan
adalah buatan Praveen

Gb-13. Elektrolisa dengan plat, 7 sel serial

Gb-14. Sel Yike dengan elektroda banyak diseri dan diparalel 3 unit
Gb-15. Kiri disain Sel Terro dan kanan adalah disain Sel Bob Boyce

Gb-16 Elektrolisa dengan elektroda spiran buatan AntDavison. Disain ini


berbasis pada disain Shigeta Hasebe.

Belajar dari :

1. Bahan Presentasi berjudul Chapter 20, The s-Block Elements, tulisan dari
Mark P. Heitz, State University of New York at Brockport, 2005, Prentice
Hall, Inc.

2. Bahan Presentasi berjudul On the Way to a Sustainable Energy Future,


tulisan Ulf oBssel, pada European Fuel Cell Forum, Morgenacherstrasse 2F
CH-5452 Oberrohrdorf / Switzerland, Tel.: +41-56-496-7292, Fax: - 4412,
forum@efcf.com, www.efcf.com

3. Bahan Presentasi berjudul Electrolysis of Water, tulisan Andrew Nowicki


and Ben Crowley

4. Hidrogen, Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


5. Hidrogen Dari Air, Posted by Mechanical Blog

6. Hidrogen, Posted by indigoMorie on Jun 23, 2010, www.BelajarKimia.com

7. A Practical Guide to Free Energy Devices, Devices Part 9 : Created 12th June 2005, Last
Updated 24th September 2007, Author : Patrick J Kelly, www.panaceauniversity.com

8. Electrolytic Cell, by Archie H Blue, United States Patent Blue, 4.124.463, Nov 7, 1978.

9. A Practical Guide to Free Energy Devices, Chapter 10 : Automotive Systems, Author : Patrick J
Kelly, www.free-energy-info.com

10. Hydroxy Course- version 1.3, Panacea-BOCAF On-Line University, Update-


information 17-July-08, The Open source engineering community, http://www.panacea-
bocaf.org, http://www.panaceauniversity.org
Diposkan 8th March 2012 oleh T Eko P
Label: Elektrolisa Air pemasangan pengirit bahan bakar Pengirit BBM Water Fuel water fuel
saver

You might also like