You are on page 1of 100

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM

MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI


SUMBER BELAJAR MELALUI DISKUSI MUSYAWARAH
GURU MATA PELAJARAN (MGMP) DI SMK NEGERI
JAKARTA ^8 TAHUN

OLEH:

S AJ I D, M.Pd. NIP/NRK

196503041989031009/150022

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA SEKOfcAtt


MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 JAKARTA
Jl. Garuda No. 63 Kemayoran Jakarta Pusat 10610 Telp. 021-4209629
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

JUDUL PENELITIAN
Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Memanfaatkan Lingkungan Sekolah
Sebagai Sumber Belajar Melalui Diskusi Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) di SMK Negeri^Oakarta Tahun 2042/20T3.

PENELITI :6
a. Nama : Sajid, M.Pd bulan
b. Tempat, Tanggal Lahir : Lebak, 04 Ma ret 1965 (bulan
c. Jenis Kelamin : Laki-Laki Agust
d. Pangkat/ Gol/ Jabatan : Pembina/ IV a/ Kepala Sekolah us -
e. NIP/NRK : 1 9650304 1 98903 1 009/1 50022 Pesen'
f. Unit Kerja : SMK Negeri 3 Jokarta. $ ' J/ ibe

LOKASI KERJA : Jl. Garuda No.63 Kemayora


Jakarta Pusat.
JTw*
IV. LOKASI PENELITIAN : SMK Negeri 3 Jakarta
V. LAMA PENELITIAN

Kasie^ecama Kerfa MK. Sudjn-OTkmen Jakarta, November Penulis


Admirj&frasi ' /

.L TOBIN^xSE, Mr S a j i d , M.Pd
NIP. 196^071519^8(531006 NIP. 196503041989031009
* f
ABSTRAK

SAJID, M.Pd., Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Memanfaatkan Lingkungan Sekolah


Sebagairfftmber Belajar Melalui Diskusi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMK
Negeri&vakarta.
Penelitian ini dirancang dalam bentuk Penelitian Tindakan Sekolah yang direncanakan
dilaksanakan dalam tiga siklus, dimana setiap siklusnya dilaksanakan dalam dua sampai tiga kali
pertemuan. Adapun subyek penelitian ini adalah guru-guru di SMK Negeri^B^fakarta yang terdiri
dari 36 orang guru bidang studi. ($
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui meningkatkan kemampuan guru dalam
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui diskusi Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) di SMK Jakarta^ 5$ Jak^f*-
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah
(PTS) dan Prosedur penelitian yang dilakukan adalah menggunakan model penelitian tindakan
sekolah yang dikembangkan oleh Kemmis & Taggart dalam E. Mulyasa (2010), dimana pada
prinsipnya ada empat tahap kegiatan yaitu, perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan
tindakan (action), observasi dan evaluasi proses tindakan (observation and evaluation) dan
melakukan refleksi (reflecting).
Hasil analisis deskripsi mengungkapkan, bahwa dengan data sebagai berikut: Pada siklus
I,dan hasil analisis dan pembahasan siklus I, II dan siklus III tersebut di atas dengan perolehan
nilai rata-rata peningkatan kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar yaitu nilai rata-rata observasi hasil kegiatan diskusi 77,4 di siklus I menjadi 79,77 di
siklus II dan pada siklus III menjadi 82,72 ada peningkatan yang signifikan, kegiatan
penyusunan skenario pembelajaran nilai rata-rata 78 di siklus I menjadi 79,42 di siklus II dan
pada siklus III menjadi 83,72 ada peningkatan yang signifikan, sedangkan kegiatan pembelajaran
atau dalam proses belajar mengajar nilai rata-rata 77,4 di sklus I menjadi 79,77 di siklus II dan
pada siklus III menjadi 82,72 ada peningkatan yang signifikan dan memenuhi kriteria yang
ditetapkan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa ada peningkatan kemampuan guru
dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui pendekatan diskusi
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMK Negeri/3<fekarta.
Berdasarkan keberhasilan tersebut di atas disarankan kepada guru-guru di SMK Jakarta
agar lebih mengoptimalkan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dengan
memperbanyak variasi metode pembelajaran dalam penyusunan skenario pembelajaran maupun
dalam pelaksanaan pembelajaran.

Kata kunci: Lingkungan Sekolah, Sumber Belajar dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP)

KATA PENGANTAR
Fuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
taufik, hidayah, pertolongan dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang berjudul: "Peningkatan Kemampuan
Guru Dalam Memanfaatkan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Melalui
Diskusi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMK Negeri /3"'1akarta Tahun
2612/2013" *2-0/^ o
Dalam melakukan Penelitian Tindakan Sekolah ini, Penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara moral maupun material, yaitu :

BfSr-JI. Happy Gustin, SI I. MM selaku Kepala Bidang SMK DiodilcPomprev DKI Jakarta,
yang telah banyak memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan PTS
ini.

2. Dr..Zainal Soleman selaku Kepala Sudin Pikmea Kjota.Adminiatraai Jakarta Ptreat yang
telah inspirasi dan semangat untuk terus mengembangkan Kompetensi Guru profesinal.

/ J Penulis menyadari bahwa dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini belum sempurna
dan masih ada kekurangan, oleh karena itu saran, kritik dan masukan demi kesempurnaannya,
untuk perbaikan penelitian dikemudian hari.
Terakhir penulis berharap semoga Penelitian Tindakan Sekolah ini mampu memberikan
kontribusi kepada seluruh guru disekolah-sekolah, khusushya SMK Negeri/rtakarta Bidang
Keahlian Blank dan Mdiiajeiiicir

Jakarta, November yftu.. Penulis


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................,................................ i

ABSTRAK................................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR................................................................................................. iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL...................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR................................................................................................ vii

BABI PENDAHULUAN....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah...................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah...................................................................................... 4

D. Perumusan Masalah......................................................................................

E. Tujuan Penelitian..........................................................................................

F. Manfaat Penelitian.........................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN......................................... 7

A. Kaj ian Teori................................................................................................

1. Hakekat Sumber Belajar................................................................................. 7


2. Hakekat Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)................................................18

B. Hipotesis Tindakan................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................... 26

A. Tujuan Operasinal Penelitian....................................................................... 26

B. Subyekdan Waktu Penelitian..................................................................... 26

C. Desain Penelitian........................................................................................ 27

D.Langkah-Langkah Tindakan........................................................................ 29

iv
E. Instrumen dan Teknik Analisis Data 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM


BAHASAN. 3

A. Hasil Penelitian 8

B. Pembahasan
3
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................... 8
A. Kesimpulan

5
B. Saran-saran
5
DAFTAR PUSTAKA.....................................................

0
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis-jenis sumber belajar........................................................................... 14

Tabel 2. Format Observasi.......................................................................................

Tabel 3. Kreteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima.............................................

Tabel 4. Format Penilaian Skenario Pembelajaran...................................................

Tabel 5. Format Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran.............................................. 33

Tabel 6. Data Hasil Observasi Siklus I....................................................................... 40

Tabel 7 Data Hasil Penilaian Skenario Pembelajaran Siklus 1.................................... 41

Tabel 8. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I............................. 42

Tabel 9. Data Hasil Observasi Siklus II ................................................................... 45

Tabel 10. Data Hasil Penilaian Skenario Pembelajaran Siklus II............................... 45

Tabel 11. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II........................... 46

Tabel 12. Data Hasil Observasi Siklus III................................................................... 48

Tabel 13. Data Hasil Penilaian Skenario Pembelajaran Siklus III............................. 49

Tabel 14. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III............................. 49

VI
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Contoh Struktur Organisasi MGMP.................................................................


22 siklus I.............................................................................................................................

Gamba 41

r 2. Gambar 4 . Diagram skenario pembelajaran siklus 1.......................................................

Siklus 42

Penelit Gambar 5. Diagram penilaian pembelajaran siklus I............................................................

ian 43

Tindak Gambar 6. Diagram Observasi siklus II.........................................................................

an 45

(Actio Gambar 7. Diagram Penilaian skenario Pembelajaran siklus II.....................................

n 46

Resear Gambar 8. Diagram Penilaian Pelaksanaan pembelajaran Siklus II...............................

47
ch)....................................................................................................................................

29 Gambar 9 . Diagram penilaian observasi siklus III.........................................................

Gamba 48

r3. Gambar 10 . Diagram skenario pembelajaran siklus III..................................................

Diagra 49

m Gambar 11. Diagram penilaian pembelajaran siklus III......................................................

penilai 50

an Gambar 12. Diagram kategori siklus I............................................................................

observ 51

asi Gambar 13. Diagram jumlah skor dan nilai rata-rata siklus I.......................................

51

Gambar 14. Diagram kategori siklus II....................................


5
Gambar 15. Diagram jumlah skor dan nilai rata-rata
siklus II 2

Gambar 16. Diagram kategori siklus III


...............................................................................................................................

53

Gambar 17. Diagram jumlah skor dan nilai rata-rata siklus III
.......................................................................................................................................

53

Gambar 18. Diagram rekapitulasi hasil siklus I, II dan III


.......................................................................................................................................

54

vn
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Banyak faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran baik dari siswa itu
sendiri maupun faktor-faktor lain seperti pengajar (guru), fasilitas, kelembagaan serta
lingkungan sebagai sumber belajar. Sumber belajar merupakan salah satu komponen
penting dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, seseorang dapat
memanfaatkan sumber belajar. Hal ini sejalan dengan pengertian sumber belajar
menurut Edgar Dale dalam Sudjana dkk (2005), yaitu segala sesuatu yang dapat
dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang.
Sumber belajar sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses
pembelajaran. Oleh karena itu, pemahaman tentang sumber belajar sangat diperlukan.
Fakta di lapangan yang ada saat ini tidak sedikit guru yang kurang memahami sumber
belajar secara luas dan mendalam. Sumber belajar yang dimanfaatkan hanya sebatas
bahan-bahan cetakan saja terutama buku. Tidak jarang pula guru yang hanya
mengandalkan pengetahuan sikap yang ada pada dirinya tanpa berpikir apakah
pengetahuan tersebut up to date atau tidak.
Pengamatan maupun survey pendahuluan terhadap pemanfaatan lingkungan^
sekolah sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran pada SMI Jakarta
menunjukkan bahwa kreatifitas guru masih rendah. Indikasi yang ditemukan adalah
bahwa pembelajaran yang dilakukan cenderung terpusat pada guru dan tidak
mendorong pengembangan potensi diri siswa. Pola pembelajaran tersebut pada
dasarnya belum sesuai dengan harapan sebagaimana kebijakan pendidikan kejuruan.
Pada sisi lain guru juga masih kesulitan untuk menemukan suatu metode
pembelajaran yang mampu mengoptimalkan potensi siswa.
Permasalahan-permasalahan tersebut mendesak untuk diatasi apabila ingin
didapatkan proses pembelajaran yang efektif dan hasil yang memuaskan. Apabila
masalah ini tidak segera diatasi maka proses pembelajaran tidak akan berhasil
mencapai tujuan dan akhirnya berakibat rendahnya prestasi belajar. Dengan
demikian diperlukan suatu metode pembelajaran yang mampu meningkatkan
kualitas pembelajaran baik dari segi peningkatan aktivitas siswa hingga
peningkatan kompetensi siswa yang ditunjukan dengan peningkatan prestasi
belajarnya. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran yang mampu
membangkitkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, memotivasi siswa untuk
tahu sebanyak-banyaknya, bertanya dan mengemukakan pendapatnya.
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran dalam penerapan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menghendaki pendayagunaan keseluruhan
sumber belajar, penggunaan media pendidkan diharapkan dapat meningkatkan
efektivitas pembelajaran sehingga iklim pembelajaran menjadi lebih kondusif.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku sekarang ini,
memerlukan strategi baru terutama dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran yang sebelumnya lebih banyak didominasi oleh peran guru (teacher
centered) diperbaharui dengan sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa
(student centered). Dalam implementasi KTSP guru harus mampu memilih dan
menerapkan model, motode atau setrategi pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik materi sehingga mampu mengembangkan daya nalar siswa secara
optimal.Dengan demikian dalam pembelajaran guru tidak hanya terpaku dengan
pembelajaran di dalam kelas, melainkan guru harus mampu melaksanakan
pembelajaran dengan motode yang variatif.
Disamping itu sesuai dengan pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif dan Menyenangkan), guru harus mampu menghadapkan siswa
dengan dunia nyata sesuai dengan yang dialaminya sehari-hari. Salah satu setrategi
pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan PAIKEM yang memungkinkan bisa
mengembangkan kreativiats, motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran
adalah dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Hal ini
juga sesuai dengan salah satu pilar dari pendekatan contekstual yaitu masyarakat
belajar (learning commonity). Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara belajar
yang disarankan dalam KTSP sebagai upaya mendekatkan aktivitas belajar
siswa pada berbagai fakta kehidupan sehari-hari di sekitar lingkungan siswa.
Memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar menjadi alternatif setrategi
pembelajaran untuk memberikan kedekatan teoritis dan praktis bagi pengembangan
hasil belajar siswa secara optimal. Ekowati (2001) mengatakan, memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar merupakan bentuk pembelajaran yang
berfihak pada pembelajaran melalui penggalian dan penemuan (experiencing) serta
keterkaitan (relating) antara materi pelajaran dengan konteks pengalaman
kehidupan nyata melalui kegiatan proyek. Pada pembelajaran dengan setrategi ini
guru bertindak sebagai pelatih metakognitif yaitu membantu pebelajar dalam
menemukan materi belajar, mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan dalam
pembuatan laporan dan dalam penampilan hasil dalam bentuk presentasi.
Dari hasil pantauan calon peneliti selaku pengawas sekolah, selama ini para
guru masih sangat jarang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Lingkungan sekolah tidak lebih hanya digunakan sebagai tempat bermain-main
siswa pada saat istirahat. Kalau tidak jam istirahat, guru lebih sering memilih
mengkarantina siswa di dalam kelas, walaupun misalnya siswa sudah merasa sangat
/i
jenuh berada di dalam kelas. ^.^.
Seperti observasi awal yang dilakukan pada S MIC Negeri Jakarta, guru-guru
di sekolah tersebut memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar hanya
dua sampai tiga kali dalam satu semester. Guru lebih sering menyajikan pelajaran di
dalam kelas walaupun materi yang disajikan berkaitan dengan lingkungan sekolah.
Dari wawancara yang dilakukan calon peneliti, sebagian besar guru mengaku enggan
mengajak siswa belajar di luar kelas, karena alasan susah mengawasi. Selain itu ada
guru yang menyampaikan bahwa mereka tidak bisa dan tidak tahu dalam
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Untuk mengatasi hal itu perlu adanya diskusi kelompok diantara para guru
dalam bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk mendiskusikan
masalah pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Dalam kegiatan diskusi tersebut para guru bisa membagi pengalaman
dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk mencapai
hasil belajar yang optimal. Penelitian Nur Mohamad dalam Ekowati (2001)
menunjukkan diskusi kolompok memiliki dampak yang amat positif bagi guru
yang tingkat pengalamannya rendah maupun yang tingkat pengalamannya tinggi.
Bagi guru yang tingkat pengalamannya tinggi akan menjadi lebih matang
dan bagi guru yang tingkat pengalamannya rendah akan menambah
pengetahuan. Keunggulan diskusi kelompok melalui MGMP adalah
keterlibatan guru bersifat holistic dan konprehensip dalam semua
kegiatan. Dari segi lainnya guru dapat menukar pendapat, memberi saran,
tanggapan dan berbagai reaksi sosial dengan teman seprofesi sebagai
peluang bagi mereka untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman.

B. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, serta hasil pengamatan
peneliti melalui supervisi, maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai
berikut:
1. Mengapa Pendekatan pembelajaran lebih banyak didominasi oleh peran
guru,
dan guru satu-satunya sumber belajar, selain buku paket.
2. Mengapa Pembelajaran yang dikembangkan di kelas-kelas kelihatannya
lebih
ditekankan pada pemikiran reproduktif, menekankan pada hafalan
dan
mencari satu jawaban benar terhadap soal-soal yang diberikan
3. Mengapa dalam kegiatan pembelajaran guru belum mampu
menerapkan
model, motode atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik
materi yang diajarkan sehingga kurang mengembangkan daya nalar
siswa
secara optimal.
4. Mengapa Dalam proses pembelajaran guru sangat jarang
memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, walaupun materi pelajaran
ada
kaitannya dengan lingkungan sekolah.

2. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian Tindakan Sekolah ini diharapkan memberikan manfaat
yang berarti bagi :
a. Guru, dapat menyempurnakan metode pembelajaran yang diterapkan
di
sekolah sehingga dapat meningkatkan kreativitas, motivasi dan hasil
belajar
siswa.
b. Sekolah, dapat memberikan motivasi bagi guru-guru yang lain untuk
menyempurnakan metode dan setrategi pembelajaran yang diterapkan
di
sekolah dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Pengawas sekolah, dapat membantu dalam membimbing dan pengawas
guru
dalam pelaksanaan tugasnya sehingga dapat meningkatkan kompetensi
dan
profesionalisme guru.

BAB II KAJIAN TEORI DAN


HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori
1. Hakekat Sumber Belajar
a. Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data,
orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik
secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik
dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar
mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar
dan manampilkan kompetensinya. Sumber belajar meliputi, pesan, orang, bahan, alat,
teknik, dan latar (AECT 1994), Menurut Dirjen Dikti (1983: 12), sumber belajar
adalah segala sesuatu dan dengan mana seseorang mempelajari sesuatu. Ahmad Zain
S (2006: 83) menyebutkan sumber belajar mencakup semua sumber yang mungkin
dapat dipergunakan oleh si-belajar agar terjadi prilaku belajar. Dalam proses belajar
komponen sumber belajar itu mungkin dimanfaatkan secara tunggal atau secara
kombinasi, baik sumber belajar yang direncanakan maupun sumber belajar yang
dimanfaatkan.
Dalam pemanfaatan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab
membantu peserta didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah.
Oleh sebab itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan
dengan pemanfaatan sumber belajar. Menurut Ditjend. Dikti (1983: 38-39), guru harus
mampu: (a) Menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
(b) Mengenalkan dan menyajikan sumber belajar. (c) Menerangkan peranan berbagai
sumber belajar dalam pembelajaran. (d) Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber
belajar dalam bentuk tingkah laku. (e) Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber. (f)
Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar. (g) Menilai keefektifan
penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan pembelajarannya. (h)
Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif.
Di samping kemampuan di atas, guru perlu (1) mengetahui proses komunikasi
dalam proses belajar, yang bahannya diperoleh dari teori komunikasi dan psikologi
pendidikan, (2) mengetahui sifat masing-masing sumber belajar, baik secara fisik
maupun sifat-sifat yang ditimbulkan oleh faktor lain yang mempengaruhi sumber
belajar tersebut, (3) memperolehnya, yaitu tahu benar dimana lokasi suatu sumber dan
bagaimana cara memberikan pelayanannya. Kemampuan tersebut dimaksudkan untuk
memberikan gambaran bahwa guru perlu menyadari pentingnya kemampuan-
kemampuan khusus yang dikembangkan bila menginginkan proses belajar mencapai
sasaran yang optimal.

b. Fungsi Sumber Belajar


Sumber belajar memiliki fungsi:
1) Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju
belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan
(b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih
banyak membina dan mengembangkan gairah.
2) Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,
dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b)
memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan
kemampuannnya.
3) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (a)
perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b)
pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4) Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan
kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih
kongkrit.
5) Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan
antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang
sifatnya kongkrit; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6) Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan
informasi yang mampu menembus batas geografis.(Mudhoffir, 1992: 8)
Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti
penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran
siswa.

c. Jenis-jenis Sumber Belajar


Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:
1) Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber
belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen
sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan
bersifat formal.
2) Sumber belajar yang dimanfaatkan(/earmg resources by utilization), yaitu
sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan
keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran
Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat berbentuk: (1)
pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya (2)
orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan
lembaga, tokoh karier dan sebagainya; (3) bahan: buku, transparansi, film, slides,
gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, area, komik, dan
sebagainya; (4) alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi,
VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng
dan sebagainya; (5) pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan
masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw
dan sejenisnya; dan (6) lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman,
kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.
Dari pengertian sumber belajar tadi melahirkan beberapa pembagian jenis
sumber belajar. Ada yang membagi menjadi enam jenis dengan rincian pertama,
sumber berupa pesan. Kedua, manusia, ketiga peralatan, keempat, bahan kelima,
teknik/metode dan keenam lingkungan/setting.
Sebagian lain membaginya menjadi dua jenis, pertama sumber belajar yang
dirancang (by designed) yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat dan dipergunakan
dalam suatu proses pembelajaran dengan tujuan tertentu. Contohnya buku, slide,
ensiklopedi dan film (VCD). Kedua, sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar
yaitu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan/digunakan (by utilization) berada di
masyarakat dan tidak dirancang secara khusus. Contohnya pasar, tokoh masyarakat,
museum, lembaga pemerintahan dsb.
Berbagai jenis sumber belajar tersebut, pada dasarnya tidak boleh dilihat secara
parsial. Hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh dalam sebuah proses
pembelajaran. Semua jenis sumber belajar yang memang sesuai, perlu
dipertimbangkan demi tercapainya pembelajaran lebih baik. Dengan demikian
diharapkan akan berdampak positif terhadap hasil pembelajaran.
Dalam defmisi konseptual kawasan teknologi pendidikan AECT tahun 1986
yang diadaptasi Miarso, sumber belajar atau komponen sistem instruksional terdiri
atas: orang (sumber daya), isi pesan, bahan, alat, teknik, dan latar. (Yusuf Hadi
Miarso, 2005:77).
Komponen sumber belajar di atas dijabarkan sebagai berikut.
1) Pesan (Message)
Pesan atau informasi yang disampaikan adalah ajaran/ informasi yang diteruskan
oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, dan data. (Yusuf Hadi Miarso,
2005:6). Dalam penelitian ini, pesan atau informasi yang disampaikan adalah
mated menyimak berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK
dan KD) kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
2) Orang (man)
Orang yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. (Yusuf
Hadi Miarso, 2005:7). Dalam penelitian ini Guru adalah salah satu sumber belajar
yang berperan penting, terutama sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran
menyimak mata pelajaran. Juga siswa, sebagai pusat pembelajaran, merupakan
sumber belajar yang dapat berbagi pesan atau informasi secara aktif dan kreatif,
baik sesama siswa maupun kepada guru.
3) Bahan (Material)
Bahan adalah sesuatu (biasa disebut media atau soft\vare) yang mengandung pesan
untuk disajikan, melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri, (Yusuf
Hadi Miarso, 2005:8).misalnya transparansi, film, kaset, CD audio atau VCD
dan sebagainya. Bahan yang digunakan penelitian ini dalam pembelajaran
menyimak antara lain: kaset, CD, dan VCD.
4) Alat (devices)
Alat adalah sesuatu (biasa pula disebut hardware atau perangkat keras) yang
digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan di dalam bahan, (Yusuf
Hadi Miarso, 2005:9). misalnya: proyektor bingkai film, over head, radio, TV,
CD/VCD player, infocus atau LCD proyektor, dan sebagainya. Alat yang
digunakan penelitian ini dalam pembelajaran menyimak di antaranya: Tape, TV,
radio, VCD player, LCD proyektor.
5) Metode (Method) atau Teknik (Tecnique)
Metode atau teknik adalah prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk
menggunakan bahan, peralalatan, orang dan lingkungan untuk menyampaikan
pesan. (Yusuf Hadi Miarso, 2005:9).Metode yang digunakan penelitian ini dalam
pembelajaran menyimak adalah metode konstruktivistik. Metode yang didasarkan
pada teori belajar kognitif yang menekankan pada pembelajaran generatif, strategi
bertanya, inkuiri atau menemukan, dan keterampilan metakognitif lainnya (belajar
bagaimana seharusnya belajar).
Metode atau sistem pembelajaran konstruktivistik didesain menurut Seels untuk
menjadi solusi masalah-masalah berikut ini. (Barbara B. Seels, 1995:176-177).
Pertama, mempertahankan perlindungan antara pembelajar dan efek pemakaian
praktik instruksional yang berpotensi merusak. Kedua, menyediakan konteks
pembelajaran yang mendukung otonomi dan keterkaitan. Ketiga, melekatkan alasan
pembelajaran ke dalam kegiatan pembelajaran itu sendiri. Keempat, mendukung hak
belajar dengan meningkatkan keterampilan dan sikap yang memungkinkan pembelajar
untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar lagi dalam proses pengembangan
restukturisasi. Kelima, memperkuat kecenderungan pembelajar untuk terlibat dalam
proses keinginan untuk belajar, terutama dengan menjelajahi letak kesalahan yang
strategis.
Selain menjadi solusi masalah di atas, metode konstruktivistik terlihat pada
sebuah kelas yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, terkonstmksi. Siswa
bukanlah selembar kertas kosong yang di atasnya pengetahuan dapat dituangkan.
Mereka hadir di kelas dengan pengetahuan, ide-ide dan pemahaman yang sudah
terbentuk. Pengetahuan yang telah ada ini merupakan bahan mentah untuk

ide sederhana yang muncul saat mereka ke luar kelas memanfaatkan lingkungan
sekolah untuk menciptakan puisi cinta, berkembang menjadi sebuah puisi yang indah.
(Barbaras. Seels, 1995) 6) Lingkungan (setting)
Lingkungan adalah situasi sekitar tempat pesan diterima, misalnya lingkungan
fisik dan nonfisik (Barbara B. Seels, 1995). Lingkungan yang diberdayakan dalam
penelitian ini di antaranya: ruang kelas, lingkungan sekolah taman, ruang audiovisual,
dan sebagainya. Hal ini sangat mendukung ketika pembelajaran menyimak cerita dan
pembelajaran menyimak puisi.
Penggunaan lingkungan luar kelas sebagai media dapat memberikan
kemudahan dan keuntungan sebagai berikut:
1) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa;
2) Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan
keadaan yang sebenarnya (alami)
3) Bahan-bahan yang akan dipelajari lebih kaya serta faktual;
4) Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif;
5) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya. (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 1991:208-209)
Berdasarkan pengertian pemberdayaan dan sumber belajar di atas dapat
disimpulkan bahwa pemberdayaan sumber belajar merupakan proses atau cara dengan
memberikan kemampuan atau kekuatan kepada pihak tertentu (dalam hal ini pihak
sekolah) untuk mengatasi permasalahan sumber belajar yang meliputi enam
komponen, yaitu orang (guru dan siswa), isi pesan (materi pelajaran), bahan
(perangkat lunak), alat (perangkat keras), teknik (metode), dan latar (lingkungan).
Sementara Depdiknas berpendapa bahwa Secara garis besarnya, terdapat dua
jenis sumber belajar yaitu: Sumber belajar yang dirancang (learning resources by
design) dan Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization).
Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) yakni sumber belajar
yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem
instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber
belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya
dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran
(Depdiknas, 2004).
Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat berbentuk: (1)
pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya (2)
orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan
lembaga, tokoh karier dan sebagainya; (3) bahan: buku, transparansi, film, slides,
gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, area, komik, dan
sebagainya; (4) alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi,
VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng
dan sebagainya; (5) pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan
masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw
dan sejenisnya; dan (6) lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman,
kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya (Depdiknas, 2004)
Disamping itu, kita juga dapat mengklasifikasikan sumber belajar dari versi
yang lain, yaitu:
a) menurut sifat dasarnya, sumber belajar ada 2 macam yaitu sumber insani (human)
dan non-insani (non-human).
b) menurut segi pengembangnnya, sumber belajar ada 2 macam:
Learning resources by design (sumber belajar yang dirancang untuk keperluan
pengajaran).
Learning resources by utilitarian (sumber belajar yang tidak dirancang untuk
keperluan pengajaran.
Dari beberapa pendapat tentang jenis-jenis sumber belajar, dapat di simpulkan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Katego
ri Sum ber Contoh
Belajar 1. Dirancang Dimanfaatkan
Pesan Informasi yang Bahan-bahan Cerita rakyat,
harus disalurkan oleh komponen pelajaran dongeng, nasihat,
lain berbentuk ide, fakta, Sains, hikayat, dll.
pengertian, data , Pengetahuan Sosial,
Bahasa,
| Teknologi Informasi s
dan Komunikasi, dll.
1
5

Kategori Sum Contoh


her Belajar Dimanfaatkan
2. Manusia / Nara sumber, tokoh
Orang masyarakat,
pimpinan lembaga,
petani, dokter, kiyai
dsb.
3. Bahan Relief, candi,
area, komik, dll.

Dirancang
Guru, instruktur,
siswa,
4. Peralatan (tidak termasuk Generator,
tek
nisi dan mesin alat-alat,
tim
kurikulum) bubut,
Transparansi, film, jahit dan
mesin
slides, mobil, motor,
tape
recorder, obeng,
buku, dll.
5. Teknik/ metode gambar, Permainan,
grafik,
yang sarasehan,
tnemang dirancangpercakapan biasa,
utk pembelajaran.diskusi, debat.
OHP, proyektor,
slides, fils, TV,
6. Lingkung an
Taman, kebun,
pasar, toko,
museum,
kelurahan,
teropong bintang.
Pengertian
Orang yang menyimpan informasi Tidak termasuk yang
menjalankan fungsi pengemban gan dan
pengelolaan sumber belajar Sesuatu, bisa disebut software
yang
mengandung pesan untuk disaji kan melalui pemakaian
alat

Sesuatu bisa disebut


hardware yang
menyalurkan pesan untuk disajik kamera, papan tulis.
an yang ada di dalam software

Prosedur yang disiapkan Ceramah, tanyajawab, penugasan,


dalam mempergunak an bahan sosiodrama, simulasi, diskusi, demonstrasi
pelajaran, peralatan, situasi, eksperi men.
dan orang yang menyampaikan Situasi sekitar dimana pesan
pesan. disalirkan
Ruan kelas, Studio, Perpustakaan, aula, auditorium yang dirancang
gan untuk pe mbelajaran. Tabel 1, Jenis-jenis sumber belajar

d. Komponen dan Faktor Sumber Belajar


Sumber belajar dapat dipandang sebagai suatu sistem karena merupakan satu
kesatuan yang didalamnya terdapat komponen-komponen dan faktor-faktor yang
berhubungan dan saling berpengaruh satu sama lainnya. Yang dimaksud komponen
adalah bagian-bagian yang selalu ada didalam sumber belajar itu dan bagian-bagian
itu merupakan satu kesatuan yang sulit berdiri sendiri sekalipun dapat dipergunakan
secara terpisah.
a) komponen-komponen sumber belajar: 1)
tujuan, misi, atau fungsi sumber belajar
2) bentuk, format atau keadaan fisik sumber
belajar
3) pesan yang dibawa oleh sumber belajar
4) tingkat kesulitan atau kompleksitas pemakaian sumber belajar
b) faktor-faktor yang berpengaruh kepada sumber belajar
1) perkembangan teknologi
2) nilai-nilai budaya setempat
3) keadaan ekonomi pada umumnya
4) keadaan pemakai
c) Penggunaan Sumber Belajar
Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai berikut: (1)
ekonomis: tidak harus terpatok pada harga yang mahal; (2) praktis: tidak memerlukan
pengelolaan yang rumit, sulit dan langka; (3) mudah: dekat dan tersedia di sekitar
lingkungan kita; (4) fleksibel: dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional
dan; (5) sesuai dengan tujuan: mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat
membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa (Depdiknas, 2004).

e. Perkembangan Sumber Belajar 1)


Sumber Belajar Praguru
Pada zaman praguru, sumber belajar utamanya adalah orang dalam lingkungan
keluarga atau kelompok karena sumber belajar lainnya dianggap belum ada atau masih
sangat langka (Sadiman, 1989: 143). Bentuk benda yang digunakan sebagai sumber
belajar antara lain adalah : batu-batu, debu, daun-daunan, kulit pohon, kulit binatang
dan kulit karang. Isi pesan itu sendiri ada yang disajikan dengan isyarat verbal dan ada
yang menggunakan tulisan. Perbedaan ini terletak pada tingkat kemajuan peradaban
masing-masing suku bangsa itu sendiri. Sumber belajar jumlahnya langka, sedangkan
pencari pengetahuan jumlahnya lebih banyak, maka pengetahuan diperoleh dengan
coba-coba sendiri. Oleh sebab itu kondisi pendidikan masih sederhana dan berada di
bawah kontrol keluarga dan anggota masyarakat, pendidikan masih tertutup, rumusan
tujuan pembelajaran tidak dirumuskan dalam kurikulum. Sehingga tidak ada
keteraturan isi pembelajaran.

2) Lahirnya Guru sebagai Sumber Belajar Utama


Pendidikan pada zaman praguru tahap demi tahap berubah. Akibat perubahan itu
terjadi pula perubahan pada sistem pendidikan dan pada kondisi sumber belajar
komponen lainnya dari sistem tersebut. Dengan demikian terjadi perubahan pada cara
pengelolaan, isi ajaran, peranan orang, teknik yang digunakan, desain pemilihan
bahan, namun demikian sumber belajar masih sangat terbatas, sehingga kedudukan
orang merupakan belajar utama. Proses belajar tidak lagi ditangani oleh anggota
keluarga, tetapi sudah diserahkan kepada orang tertentu. Orang yang menangani
secara khusus tentang pendidikan disebut Guru dibantu dengan sumber belajar
penunjang yang berbentuk masih sederhana dan jumlahnya terbatas sekali. Oleh sebab
itu kelancaran Proses Instruksional dan Kualitas pendidikan sangat bergantung pada
kualitas guru.
3) Sumber Belajar Dalam BentukCetak
Adanya perkembangan industri yang cepat, pada akhirnya dapat diproduksi
peralatan dan bahan yang jumlahnya besar. Dengan diketemukannya alat cetak, maka
lahirlah sumber belajar baru yang berbentuk cetak lainnya yang belum pernah ada
sebelumnya. Konsekuensi diketemukannya sumber belajar tersebut adalah terjadinya
perubahan tugas dan peranan guru dalam pembelajaran. Semula guru merupakan
sumber belajar utama yang mempunyai tugas sangat berat, dengan lahirnya sumber
belajar cetak maka tugas guru menjadi ringan. Contoh sumber belajar cetak adalah:
buku, komik, majalah, koran, panplet. Dengan lahirnya sumber belajar cetak ini, maka
isi pembelajaran dapat diperbanyak dengan cepat dan disebarkan ke berbagai pihak
dengan mudah, sehingga merupakan kejutan baru dalam sistem instruksional pada saat
itu.
4) Sumber Belajar yang Berasal dari Teknologi Komunikasi
Dengan diketemukannya berbagai alat dan bahan (hardware dan software) pada
abad 17, efeknya sangat besar terhadap sistem pendidikan secara keseluruhan. Setelah
timbul istilah teknologi dalam pendidikan yang pada akhir perang dunia kedua mulai
berubah menjadi ilmu baru yang disebut teknologi pendidikan dan teknologi
instruksional. Pengertian teknologi dalam pendidikan populer dengan istilah audio
visual, yakni pemanfaatan bahan-bahan audio visual dan berbentuk kombinasi lainnya
dalam sistem pendidikan.
18

Pada akhir perang dunia kedua mulai timbul suatu kecendrungan baru dalam
bidang audiovisual kearah dua kerangka konseptual baru yang paralel, yaitu teori
komunikasi dan konsep sistem (AECT, 1986). Karena pengaruh-pengaruh ilmu sosial
seperti: psikologi, sosiologi, komunikasi, teori belajar, maka cara mendesain sumber
belajar lebih terarah, lebih spesipik dan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.
Sumber belajar seperti ini lebih populer dengan istilah media instruksional. Misalnya:
program televisi pendidikan, program radio pendidikan, film pendidikan, slide
pendidikan, komputer pendidikan dan Iain-lain. Keempat perkembangan sejarah
sumber belajar ini oleh Eric Ashby dalam Sadiman (1989), disebut sebagai empat
perkembangan keajaiban yang terjadi dalam dunia pendidikan sehingga dianggap
sebagai revolusi pendidikan. 5) Sumber Belajar yang Didesain dan Dimanfaatkan.
Sumber belajar yang didesain untuk keperluan belajar telah banyak dikenal
orang. Namun demikan tidak semua sumber yang didesain untuk keperluan
pendidikan. AECT dalam Miarso (1986: 88) disebutkan bahwa ada kesangsian apakah
fasilitas yang ada dalam masyarakat, misalnya museum semuanya itu didesain khusus
terutama untuk pembelajaran peserta didik sekolah dalam bidang yang sesuai dengan
kurikulum. Kenyataan bahwa sumber-sumber ini dimanfaatkan untuk membantu
belajar manusia, membuat semuanya itu menjadi sumber belajar.
Kelompok yang kedua, sumber yang dimanfaatkan, sama pentingnya dengan
sumber belajar yang didesain. Beberapa sumber dapat dimanfaatkan untuk
memberikan fasilitas belajar karena memang sumber itu khusus didesain untuk
keperluan belajar. Inilah yang disebut bahan atau sumber instruksional. Sumber yang
lain, ada sebagian dari kenyataan yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari,
namun dapat ditemukan, diaplikasikan, dan digunakan untuk keperluan belajar. Inilah
yang disebut sebagai: Sumber belajar dari dunia nyata. Jadi, sebagian sumber menjadi
sumber belajar karena didesain untuk itu, sedangkan yang lainnya menjadi sumber
belajar karena dimanfaatkan.

f. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai sumber belajar


Masyarakat atau lingkungan adalah Sumber belajar yang dapat digunakan
untuk kepentingan proses pembelajaran baik sains, ilmu sosial dan yang lainnya,
19

salah satunya melalui survei wilayah. Melalui survei wilayah siswa akan menemukan
sumber belajar di masyarakat sehingga mampu menumbuhkan motivasi untuk
memperkaya nilai-nilai hasil belajar guna dapat meningkatkan pemahaman dan
peningkatan materi pelajaran. (Sarman, 2005 : 3)
Nilai-nilai kegunaan sumber belajar masyarakat adalah : (1) menghubungkan
kurikulum dengan kegiatan-kegiatan masyarakat akan mengembangkan kesadaran
dan kepekaan terhadap masalah sosial; (2) menggunakan minat-minat pribadi peserta
didik akan menyebabkan belajar lebih bermakna baginya; (3) mempelajari kondisi-
kondisi masyarakat merupakan latihan berpikir ilmiah (scientif methode)', (4)
mempelajari masyarakat akan memperkuat dan memperkaya kurikulum melalui
pelaksanaan praktis didalam situasi sesungguhnya; (5) peserta didik memperoleh
pengalaman langsung yang kongkrit, realistis dan verbalisme. (Douglas dan Mill
dalamRusyan2001 : 152)
Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mengarahkan anak
pada peristiwa atau keadaan yang sebenarnya atau keadaan yang alami sehingga lebih
nyata, lebih faktual dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Manfaat nyata yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan lingkungan ini
adalah : (1) menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak, (2) memungkinkan
terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningful learning), (3)
memungkinkan terjadinya proses pembentukan kepribadian anak, (4) kegiatan belajar
akan lebih menarik bagi anak, dan (5) menumbuhkan aktivitas belajar anak (learning
aktivities). (Badru Zaman, dkk. 2005)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah mencakup
apa saja yang dapat digunakan oleh guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar untuk membantu siswa atau murid mengembangkan kompetensinya,
termasuk memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah.

2. Hakekat Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) a.


Pengertian Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) adalah bentuk kegiatan yang
beranggotakan guru-guru, dimana tujuan kegiatannya adalah untuk meningkatkan
kemampuan dan kompetensi mereka sesuai kelas yang dipegang. Bentuk kegiatan
20

MGMP bisa berupa diklat, simulasi, diskusi atau yang lainnya. Kemudian diskusi
kelompok adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan secara bersama-sama. Diskusi
kelompok pada dasarnya memecahkan persoalan secara bersama-sama. Artinya setiap
anggota turut memberikan sumbangan pemikiran dan pendapat dalam memecahkan
persoalan tersebut. Diskusi kelompok adalah suatu kegiatan belajar untuk
memecahkan persoalan secara bersama-sama, sehingga akan memperoleh hasil yang
lebih baik. (Tabrani dan Daryani dalam Kasianto,2004)
Pengembangan sumber daya manusia pendidik, khususnya pengembangan
profesional guru, merupakan usaha mempersiapkan guru agar memiliki berbagai
wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan memberikan rasa percaya diri untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai petugas profesional. Pengembangan
atau peningkatan kemampuan profesional harus bertolak pada kebutuhan atau
permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru, agar bermakna.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen pasal 20 ayat (b) mengamanatkan bahwa dalam rangka melaksanakan tugas
keprofesionalannya, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan
kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pernyataan undang-undang di
atas pada intinya mempersyaratkan guru untuk memiliki: (i) kualifikasi akademik
minimum SI atau D-IV; (ii) kompetensi sebagai agen pembelajaran yaitu kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional; dan (iii) sertifikat pendidik. Undang-
undang ini diharapkan memberikan suatu kesempatan yang tepat bagi guru untuk
meningkatkan profesionalismenya secara berkelanjutan melalui pelatihan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, dan kegiatan profesional lainnya. Kegiatan tersebut sangat
dimungkinkan dilaksanakan di Musyawarah Guru Mata Pelaran (MGMP), mengingat
wadah ini dijadikan sebagai tempat melakukan pertemuan bagi guru kelas atau guru
mata pelajaran sejenis.
Berkaitan dengan peran forum pertemuan guru di MGMP yang sangat strategis
untuk peningkatan kompetensi guru dan kinerja guru, maka pemberdayaan MGMP
merupakan hal mendesak yang harus segera dilakukan. Berbagai upaya untuk
meningkatkan kinerja guru, antara lain melalui berbagai pelatihan instruktur,
peningkatan sarana dan prasarana, dan peningkatan mutu manajemen MGMP .
21

Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan MGMP menyebutkan, masih banyak MGMP


yang belum menunjukkan peningkatan kinerja yang berarti. Di beberapa daerah
peningkatan kinerja MGMP cukup menggembirakan, namun di sebagian besar daerah
lainnya masih memprihatinkan. b. Manfaat Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP)
1) Bagi Siswa
a) Siswa berpeluang untuk memperoleh proses pembelajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
b) Akumulasi dari proses pembelajaran tersebut di atas, diharapkan akan
berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa.
2) Bagi Guru
a) Meningkatnya kompetensi guru dalam menyiapkan rencana pembelajaran,
bahan ajar, dan perangkat penilaian.
b) Meningkatnya kompetensi dalam menyelenggarakan Pembelajaran yang
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM).
c) Terhimpunnya dokumen portofolio untuk proses sertifikasi, kenaikan
jabatan fungsional guru, dan pengakuan hasil belajar.
d) Terfasilitasinya menjadi anggota atau pengurus organisasi profesi guru yang
sesuai dengan bidang yang diampunya.
3) Bagi Sekolah
a) Adanya kaitan antara pendidikan dan pelatihan guru di MGMP dengan
pembenahan pembelajaran di sekolah.
b) Tersedia guru yang profesional dan mampu meningkatkan mutu
pembelajaran di sekolah.
c) Kemudahan dalam pengelolaan keikutsertaan guru dalam pendidikan dan
pelatihan di MGMP dengan meminimalisasi dampak negatif akibat guru
sering meninggalkan tugas mengajar karena keikutsertaan dalam pelatihan-
pelatihan.
4) Bagi MGMP
Terwujudnya MGMP sebagai wadah komunikasi, pembinaan, dan
peningkatan profesi dan karier guru yang terpercaya.
22

5) Bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota


Tersedianya model pembinaan organisasi profesi guru yang profesional untuk
meningkatkan mutu pembelajaran. c. Organisasi Kelompok Kerja Guru
Dasar hukum penyelenggaraan kegiatan MGMP sebagai wahana pengembangan
profesionalisme guru, perlu dilengkapi dengan: (Direktorat Profesi Pendidik, 2010)
1) Surat Penetapan dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melalui
Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota untuk MGMP.
2) Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) MGMP.
3) Struktur Organisasi MGMP, sebagaimana contoh berikut.

3)

11) Bendahara

2)
12) Ketua Bidang Humas
dan Kerjasama

4) Ketua Bidang 7) Ketua Bidang Pengembangan


5) Perencanaan dan 8) Organisasi,
6) Pelaksanaan Program 9) Administrasi, Sarana
10) dan Prasarana

13)

14) 16)
15) Anggota

17) Gambar 1. Contoh Struktur Organisasi MGMP (Direktorat Profesi Pendidik,


2010)

18) Organisasi MGMP mengatur kepengurusan dan keanggotaan dengan


berbagai tugas pokok dan fungsinya.
1) Organisasi MGMP terdiri dari pengurus dan anggota.
2) Pengurus MGMP terdiri dari: satu orang ketua, satu orang sekretaris, satu orang
bendahara, dan tiga orang ketua bidang, yaitu (1) bidang perencanaan dan
pelaksanaan program; (2) bidang pengembangan organisasi, administrasi, sarana
dan prasarana; dan (3) bidang hubungan masyarakat dan kerjasama.
3) Pengurus MGMP dipilih oleh anggota berdasarkan AD/ART.
4) Anggota MGMP berasal dari guru sekolah negeri dan guru sekolah swasta, baik
yang berstatus PNS maupun bukan PNS.
5) 23

6) 5) Anggota MGMP terdiri dari guru kelas, guru pendidikan agama, guru
penjasorkes, dan guru lain di SD/MI/SDLB yang berasal dari 8 - 1 0 sekolah atau
disesuaikan kondisi daerah setempat dan pembentukannya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

7) d. Program Kerja MGMP


8) Program MGMP pada dasarnya merupakan bagian utama dalam
pengembangan MGMP. Program tersebut harus selalu merujuk pada usaha
peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru.
9) Setiap program dan kegiatan MGMP diharapkan memiliki kerangka program
yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
10) 1) Kerangka dasar dan struktur program kegiatan MGMP
11)Kerangka dasar program kegiatan MGMP merujuk kepada pencapaian empat
kompetensi guru, yaitu kompetensi profesional, pedagogik, social, dan
kepribadian.
12) 2) Struktur Program
13) Struktur program kegiatan MGMP terdiri dari program umum,
program inti/pokok, dan program penunjang dengan uraian sebagai berikut.
a) Program umum adalah program yang bertujuan untuk memberikan
wawasan kepada guru tentang kebijakan-kebijakan pendidikan di tingkat
daerah sampai pusat, seperti kebijakan terkait dengan pengembangan
profesionalisme guru.
b) Program inti adalah program-program utama yang ditujukan untuk
meningkatkan kualitas kompetensi dan profesionalisme guru. Program inti
dapat dikelompokkan ke dalam program rutin dan program pengembangan.
14) 1) Program rutin terdiri dari:
a) Diskusi permasalahan pembelajaran.
b) Penyusunan dan pengembangan silabus, program semester, dan
rencana program pembelajaran.
c) Analisis kurikulum
d) Penyusunan laporan hasil belajar siswa.
e) Pendalaman materi.
f) 25

3) mengiplementasikan hasil kegiatan di MGMP di sekolah masing-


masing; dan
4) berperan aktif dalam setiap pelaksanaan kegiatan yang diselenggarakan
oleh MGMP.
g) g. Materi Kegiatan MGMP
h) Setiap MGMP perlu mengembangkan materi kegiatan MGMP yang
mengacu kepada empat kompetensi guru dan program yang telah ditetapkan. Untuk
melihat sejauh mana materi-materi yang dipilih dalam program/kegiatan MGMP,
diperlukan penyusunan indikator pencapaian kegiatan pelatihan yang dilaksanakan di
MGMP. h. Kalender Kegiatan MGMP
i) Setiap MGMP perlu menyusun kalender kegiatan yang terdiri dari kalender
kegiatan bulanan, semesteran, dan tahunan. Sekurang-kurangnya kalender
kegiatan MGMP dilaksanakan 12 kali dalam satu tahun.
j) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) adalah bentuk kegiatan
yang beranggotakan guru-guru, dimana tujuan kegiatannya adalah untuk meningkatkan
kemampuan dan kompetensi mereka sesuai kelas yang dipegang. Bentuk kegiatan
MGMP bisa berupa diklat, simulasi, diskusi atau yang lainnya. Kemudian diskusi
kelompok adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan secara bersama-sama. Diskusi
kelompok pada dasarnya memecahkan persoalan secara bersama-sama. Artinya setiap
anggota turut memberikan sumbangan pemikiran dan pendapat dalam memecahkan
persoalan tersebut. Diskusi kelompok adalah suatu kegiatan belajar untuk
memecahkan persoalan secara bersama-sama, sehingga akan memperoleh hasil yang
lebih baik. (Tabrani dan Daryani dalam Kasianto,2004)
k) Ischak.SW dan Warji R. (dalam Kasianto,2004) mengemukakan
beberapa petunjuk dalam pelaksanaan diskusi kelompok, yaitu : 1) Pilihlah teman
yang cocok untuk bergabung dalam belajar kelompok. Jumlah
l) setiap kelompok terdiri dari 5 hingga 7 orang.
m) 2) Tetapkan siapa sebagai pemimpin yang akan memimpin jalannya diskusi
atau belajar kelompok.
n) 26

o) 3) Hentaskan persoalan satu persatu dengan memberi kesempatan kepada anggota


untuk mengajukan pendapatnya. Dari pendapat yang masuk dikaji bersama-sama mana
yang paling tepat. (Ischak.SW dan Warji R. dalam Kasianto,2004)
p) Melalui MGMP dapat dikembangkan beberapa kemampuan dan
keterampilan mengajar, seperti yang di ungkapkan Turney (Abin, 2006), bahwa
keterampilan mengajar guru sangat memengaruhi terhadap kualitas pembelajaran di
antaranya; keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan
mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup
pelajaran, keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil dan perorangan.
q) Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa diskusi Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu-individu
guru dalam bentuk kegiatan yang beranggotakan guru-guru, dimana tujuan
kegiatannya adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi mereka sesuai kelas
dan atau mata pelajaran yang dipegang.

r) B. Hipotesis Tindakan
s) Berdasarkan pada pemaparan kajian teori di atas, dapat ditentukan hipotesis
tindakan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah : Dengan Diskusi Musyawarah Guru

4)

Mata Pelajaran (MGMP), dapat meningkatkan kemampuan guru-guru dalam memanfaatkan


lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada SMK Negeri Jakarta.
t) BAB. Ill
METODOLOGI PENELITIAN

u) A. Tujuan Operasional Penelitian


v) Penelitian tindakan sekolah (PTS) merupakan upaya untuk
meningkatkan kinerja sistem pendidikan, dan mengembangkan manajemen sekolah,
PTS dapat diartikan sebagai sebuah upaya untuk memperbaiki kondisi dan
memecahkan berbagai persoalan pendidikan yang dihadapi sekolah. Secara
operasional, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru dalam
mngembangkan sumber belajar. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui :
1. Pendekatan pembelajaran lebih banyak didominasi oleh peran guru, dan guru
satu-satunya sumber belajar, selain buku paket.
2. Pembelajaran yang dikembangkan di kelas - kelas kelihatannya lebih ditekankan
pada pemikiran reproduktif, menekankan pada hafalan dan mencari satu jawaban
benar terhadap soal-soal yang diberikan
w)

3. Dalam kegiatan pembelajaran guru belum mampu menerapkan model, motode


atau setrategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang
diajarkan sehingga kurang mengembangkan daya nalar siswa secara optimal.
4. Dalam proses pembelajaran guru sangat jarang memanfaatkan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar, walaupun materi pelajaran ada kaitannya dengan
lingkungan sekolah.
x) 5. Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) belum dimanfaatkan
dan
dilaksanakan secara optimal.

y) B. Subyek dan Waktu penelitian


z) Yang menjadi subyek neljtian ini adalah guru-guru SMK yang
berjumlah Ji6 orang guru di SMK Negeri jffiajcarta dengan alasan utamanya adalah
dari hasil
aa) pengamatan dan informasi dafTguru bahwa hampir banyak guru yang
jarang dan bahkan tidak pernah memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar.
ab) Adapun Waktu penelitian mulai bulan Aguulu.!* s/d Desuiibcr tohun
2012 di SMK Negefrjffi)karta

ac) <Q
ad) 27
ae) 28

af) C. Desain Penelitian


ag) Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang
diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan sekolah
merupakan "(1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan refleksi
berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan terhadap
suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang
dilakukan; dan (3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah / pembelajaran secara
praktis" (Depdiknas, 2008 : 11-12). Secara singkat, PTS bertujuan untuk
mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah-sekolah,
sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut bisa
dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan.
ah) Bentuk tindakan dalam penelitian ini berupa supervisi (bimbingan
kelompok) kepada guru-guru melalui MGMP, agar mampu menyusun skenario
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar secara efektif. Secara rinci bentuk tindakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Menyampaikan informasi tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar.
2. Membimbing guru menyusun skenario pembelajaran yang berkaitan dengan
pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
3. Membimbing guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar.
4. Membimbing guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
ai) Prosedur penelitian yang dilakukan adalah menggunakan model
penelitian tindakan sekolah yang dikembangkan oleh Kemmis & Taggart dalam E.
Mulyasa (2010), dimana pada prinsipnya ada empat tahap kegiatan yaitu,
perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi dan
evaluasi proses tindakan (observation and evaluation) dan melakukan refleksi
(reflecting). Alur penelitian secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut:
aj) 29

ak) Refleksi Awal


ao)

al) T
am) Peren
canaan
tindakan 1
an)
aq) ar)
ap) Pelaks _ ay) Ob
as)
anaan tindakan
w. at) Refleksi
servasi
bf) bi) dan Evaluasi
1
bu)
bp)

bv) Revisi bw) by) bz) ca)


tindakan 1 *- bx) Pelaksa ck) Ob cb) Reflek
naan tindakan servasi si dan
(Pesencanaan cr) II cu) cx) Evalua.si
Tindakan II)
dn)
di)

do) Revisi dp)dq)Pelaks dr) ds)


tindakan II anaan
du) Refleksi dan Evaluasi
eb) ed) Observasi ee)
dt) ek) en) ef) eq)
> fb)

fg) Solusi,
Temuan dan
Simpulan

fh) Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan


(Action Research) (Sumber: E. Mulyasa,
2010:190)

fi) Secara rinci prosedur tindakan yang dilakukan adalah :

1. Membagi guru dalam dua kelompok kecil.


2. Peneliti memberi penjelasan tentang pemanfaatan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar.
3. Guru menyusun skenario pembelajaran dengan memanfaakan

fj)
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam diskusi kelompok.
4. Peneliti membimbing kelompok guru dalam menyusun skenario
pembelajaran.
5. Wakil kelompok guru mempresentasikan skenario pembelajaran.
6. Peneliti memberi masukan terhadap skenario pembelajaran yang telah
dibuat kelompok guru.
7. 30

8. 7. Guru melaksanakan skenario pembelajaran dalam proses


pembelajaran yang
9. sebenarnya.
8. Peneliti mengevaluasi kemampuan guru dalam mengimplementasikan
skenario pembelajaran.
9. Dalam kelompok diskusi guru berbagi pengalaman terkait dengan
pelaksanaan pembelajaran yang memanfaakan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar.
10. Target yang diharapkan:
10. a. Guru mampu membuat skenario pembelajaran dengan
memanfaakan
11. lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
12. b. Guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan
memanfaakan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
13. c. Guru mampu berdiskusi secara aktif dan kreatif,dan
mampu
memanfaatkan diskusi kelompok kerja guru secara efektif dan efesien
dalam memecahkan masalah yang terkait dengan kegiatan
pembelajaran.

14. D. Langkah-Langkah Tindakan


1. SiklusI

8) 6) itian ini.direncanakan 5) selama dua


berlangs
7) b siklus, mulai
u

15. a. Perencanaan Penelitian.


16. Perencanaan penelitian meliputi:
17. 1). Pertemuan dengan guru - guru, menginformasikan tentang
pelaksanaan
18. penelitian. 2). Peneliti menyiapkan skenario diskusi kelompok yang
akan dilaksanakan
19._________________________________selama proses tindakan.
20. 3). Peneliti menyiapkan instrumen penelitian ( lembar observasi,

lembar penilaian kemampuan guru).


21. 31

22. b. Pelaksanaan Penelitian.


23. Pada tahap pelaksanaan merupakan tahap inti dimana
pelaksanaan diskusi MGMP berlangsung dengan langkah-langkah berikut. 1).
Pertemuan I
24. a). Peneliti selaku kepala sekolah memberi arahan umum
pemanfaatan
25. lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar 2). Pertemuan II
26. a). Guru melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar sesuai skenario
pembelajaran yang dimiliki. b). Peneliti melakukan penilaian pada guru
terkait dengan implementasi
27. pembelajaran sesuai skenario yang
dibuat. 3). Pertemuan III
28. a). Kelompok kerja guru melakukan diskusi tentang kendala-kendala
pelaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar.
29. b). Peneliti melakukan bimbingan dalam kelompok, terkait dengan
pembelajaran yang diterapkan guru, dan merevisi skenario
pembelajaran sehingga menghasilkan skenario pembelajaran yang
sesuai dengan paikem.
30. c. Observasi dan Evaluasi
31. Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan yaitu pada saat diskusi MGMP baik pada pertemuan I, II dan III.
Tahap observasi bertujuan untuk mengetahui kerjasama,
kreativitas,perhatian, maupun presentasi yang dilakukan guru dalam
menyusun skenario pembelajaran maupun dalam melaksanakan
pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber
helajar.
32. 32

33. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan


menggunakan lembar observasi: Tabel. 2 .Format

34.
Observasi

36. 37. 39. J


N N 38. Aspek yang diobservasi
35. u
NO
AMA AMA 46. Ke 47. A 48. P 49. Pre 50. S
SEKOLAH GURU rjasama
57. (1- k
58. ( 59. (e sentasi
60. (1- 61. Mk
62. 63. 64. 65. 10 66. 1 67. 1 68. 30) 69. a
74. 75. 76. 77. 78. 79.
84. 85. 86. 87. 88. 89.
94. 95. 96. 97. 98. 99.
104. 105. 106. 107. 108. 109.

110. Adapun skala penilaian yang digunakan adalah skala Likert


dengan 5 katagori sikap yaitu:sangat tinggi, tinggi, rendah, sedang dan sangat
rendah. Penilaian dilakukan dengan memberi skor pada kolom yang tesedia
dengan ketentuan sebagai berikut : skor 5 = sangat tinggi, skor 4 = tinggi,
skor 3 = sedang, skor 2 = rendah, dan skor 1 = sangat rendah. Untuk
mendapatkan nilai digunakan rumus :

111. _ Jumlah skor perolehan Jumlah skor maksimal


112. ]f)()

113. Setelah diperoleh nilai,maka nilai tersebut ditransfer ke dalam


bentuk kualitatif untuk memberikan komentar bagaimana kualitas sikap guru
yang diamati dalam diskusi MGMP, penyusunan skenario pembelajaran dan
penilaian pelaksanaan pembelajaran dengan kriteria penilaian acuan patokan
skala lima sebagai berikut:

115.
114. Tabel. 3. Kreteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima
116. 117. N 118. Rentang Nilai 119. Kreteria 120.

123. 1 124. 90-100 125. A=Baik Sekali


130. o 131. 80 8 132. R-Rflik
135. 136. 137. 138. 139.
142. 3 143. 65-79 144. C=Cukup
149. 4 150. 55-64 151. D=Kurang
156. 5 157. 0 -54 158. E=Sangat kurang
161. Sutrisno Hadi (2000).
162.
33

163. Tahap evaluasi dilakukan pada akhir tindakan yang bertujan


untuk mengetahui tingkat kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar.
164. Pelaksanaaan evaluasi dilakukan dengan menggunakan lembar
penilaian skenario pembelajaran dan lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran
sebagai berikut:

166.
165. Tabel.4. Format Penilaian Skenario Pembelajaran
170. Aspek yang dinilai 171. 173. K
167. 168. NA 169. N Jumlah
atagori
N MA AMA Skor
0 SEKOLAH GURU 180. 181. 182. 183. 184. 186.
1
194. 2
195. 3
196. 4
197. 185.
198. 187.
200.
202. 203. 204. (1-
205. (1-
206. (1-
207. (1-
208. 199.
209. 201.
210.

211. Keterangan :
212. 1. Skenario pembelajaran sekurang-kurangnya memuat standar
kompetensi,
kompotensi dasar, indikator, materi pelajaran, alat/media, sumber belajar dan
penilaian.
213. 2. Kesesuaian antara materi pelajaran dengan media
dan setrategi
pembelajaran
3. Kaitan antara materi pelajaran dengan pemilihan sumber belajar
4. Kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan sumber bahan dan penilaian.

215.
214. Tabel. 5. Format Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
220.J 221. K
219. Aspek yang dinilai
217. N 218. umlah atagori
216.
NO
AMA NAMA 228.229. 230. 231. 232. 233. Skor
234. 235.
SEKOLAH GURU 243.244. 245. 246. 247. 248. 249. 250.
(1- (1- (1- (1- (1- (1- 100 251.
20) 20) 15)
252. 253. 254. 255. 256. 257. 258. 259. 260. 261. 262.

263. Keterangan :
1. Kegiatan pendahuluan (apersepsi dan motivasi)
2. Kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan
3. Kemampuan guru mengkaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekolah.
4. Kemampuan guru memberi contoh-contoh riil yang ada di lingkuan sekolah.
5. 34

5. Kemampaun membuat evaluasi berkaitan dengan pemanfaatan lingkungan


sekolah sebagai sumber belajar.
6. Penutup pelajaran (memberi penguatan, memberi PR tentang pemanfaatan
lingkungan sekolah.)

6. d. Refleksi
7. Berdasarkan hasil observasi selama berlangsungnya kegiatan dan hasil
evaluasi pada akhir pertemuan siklus dilakukan refleksi. Hasil refleksi ini
dijadikan acuan untuk merencanakan penyempurnaan dan perbaikan siklus
berikutnya. Semua tahap kegiatan tersebut mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan maupun observasi dan evaluasi dilakukan secara berulang-ulang
melalui siklus-siklus sampai ada peningkatan sesuai yang diharapkan yaitu
mencapai angka katagori"baik" dengan rentang skor 80-89. Jika skor yang
diperoleh kurang dari 80-89, berarti belum memenuhi target yang ditetapkan,
maka perlu bimbingan pada siklus II

8. 2. Siklus II
9. a. Perencanaan Penelitian.
10. Pada tahap ini direncanakan supervisi (pembinaan) dengan

9)

menggunakan tehnik diskusi kelompok kerja guru, tentang


pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar oleh guru bidang
studi pada SMK N Jakarta yang belum mencapai hasil optimal dalam siklus I.
11. Berdasarkan hasil observasi dan refleksi siklus I,dilakukan
perbaikan terhadap strategi dan penyempurnaan pelaksanaan bimbingan di
siklus II.
12. b. Pelaksanaan Penelitian.
13. ___Pada prinsipnya langkah-langkah pelaksanaan tindakan pada siklus I
14. diulang pada siklus II dengan memodifikasi dan perbaikan-
perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
15. 35

16. Kegiatan pada siklus II terdiri dari 2 (dua) kali


pertemuan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1). Pertemuan I
17. a). Melalui kelompok kerja, guru mendiskusikan tentang permasalahan-
permasalan atau hambatan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar,dalam menyusun skenario pembelajaran yang selanjutnya
dicarikan pemecahannya. Kegiatan ini dibantu oleh guru yang dianggap
sudah cukup mampu dalam hal tersebut.
18. b). Guru mempresentasikan dan mensimulasikan hasil diskusi
kelompoknya. c). Guru merevisi dan menyempurnakan skenario
pembelajaran dengan mengoptimalkan pemanfaatan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar. 2). Pertemuan II
a) Guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas dengan
menggunakan skenario pembelajaran yang sudah direvisi.
b) Guru mendiskusikan dan menyempurnakan skenario pembelajaran yang
lengkap dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
c) Guru mencatat kekurangan pembelajaran yang perlu diperbaiki dan
disempurnakan.
19. 3). Pertemuan III
20. a). Kelompok kerja guru melakukan diskusi tentang kendala-
kendala
21. pelaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan
sekolah
22. sebagai sumber belajar. b). Peneliti melakukan bimbingan
dalam kelompok, terkait dengan
23. pembelajaran yang diterapkan guru, dan merevisi skenario
pembelajaran
24. sehingga menghasilkan skenario pembelajaran yang sesuai
dengan
25. PAIKEM.

26. c. Observasi dan Evaluasi.


27. Observasi dilakukan peneliti saat guru berdiskusi tentang
masalah atau hambatan dan pemecahannya dalam kegiatan kelompok kerja
guru baik secara individu maupun kelompok.observasi terhadap aspek
sikap guru
28. 36

29. dilakukan dengan menggunakan format observasi yang sama dengan


format observasi yang digunakan pada siklus I.
30. Evaluasi dilakukan pada akhir pertemuan siklus II,dengan
menggunakan format penilaian yang sama dengan format penilaian yang
digunakan pada siklus I. Adapun aspek yang dinilai, serta cara menilai juga sama
dengan penilaian pada siklus I.

31. d. Refleksi
32. Berdasarkan hasil observasi selama berlangsungnya kegiatan dan
hasil evaluasi pada akhir pertemuan siklus II,maka dilanjutkan dengan
mengadakan refleksi terhadap kegiatan dan hasil kegiatan yang sudah
berlangsung.

33. 3. Siklus III


34. a. Perencanaan Penelitian.
35. Pada tahap ini direncanakan supervisi (pembinaan) dengan
10)

menggunakan tehnik diskusi kelompok kerja guru, tentang pemanfaatan


lingkungan sekolah sebagai sumber belajar oleh guru bidang studi pada
SMK NegerJ Jakarta yang belum mencapai hasil optimal dalam siklus II.
36. Berdasarkan hasil observasi dan refleksi siklus II,dilakukan
perbaikan terhadap strategi dan penyempurnaan pelaksanaan bimbingan di
siklus III.
37. b. Pelaksanaan Penelitian.
38. Pada prinsipnya langkah-langkah pelaksanaan tindakan pada
siklus II diulang pada siklus III dengan memodifikasi dan perbaikan-
perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus II.
39. Kegiatan pada siklus III terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan
dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
40.________________________________________________ 1). Pertemuan I
____________________________________________________
41. a). Melalui kelompok kerja, guru mendiskusikan tentang permasalahan-
permasalan atau hambatan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar,dalam menyusun skenario pembelajaran yang selanjutnya
dicarikan pemecahannya. Kegiatan ini dibantu oleh guru yang dianggap
sudah cukup mampu dalam hal tersebut..
42. 37

43. b). Guru mempresentasikan dan mensimulasikan hasil diskusi


kelompoknya. c). Guru merevisi dan menyempurnakan skenario
pembelajaran dengan
44. mengoptimalkan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai
sumber
45. bel
ajar. 2).
Pertemuan II
d) Guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas dengan
menggunakan skenario pembelajaran yang sudah direvisi.
e) Guru mendiskusikan dan menyempurnakan skenario pembelajaran yang
lengkap dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
f) Guru mencatat kekurangan pembelajaran yang perlu diperbaiki dan
disempurnakan.
46. 3). Pertemuan III
47. a). Kelompok kerja guru melakukan diskusi tentang kendala-
kendala
48. pelaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan
sekolah
49. sebagai sumber belajar. b). Peneliti melakukan bimbingan
dalam kelompok, terkait dengan
50. pembelajaran yang diterapkan guru, dan merevisi skenario
pembelajaran
51. sehingga menghasilkan skenario pembelajaran yang sesuai
dengan
52. PAIKEM.

53. c. Observasi dan Evaluasi.


54. Observasi dilakukan peneliti saat guru berdiskusi tentang masalah
atau
hambatan dan pemecahannya dalam kegiatan kelompok kerja guru baik
secara individu maupun kelompok. Observasi terhadap aspek sikap guru
dilakukan dengan menggunakan format observasi yang sama dengan format
observasi yang digunakan pada siklus II.
______Evaluasi dilakukan pada-akhir pertemuan siklus TII,dengan
mcnggurtakarr
55. format penilaian yang sama dengan format penilaian yang digunakan pada
siklus II. Adapun aspek yang dinilai, serta cara menilai juga sama dengan
penilaian pada siklus II.
56. 38

57. d. Refleksi
58. Berdasarkan hasil observasi selama berlangsungnya kegiatan dan
hasil evaluasi pada akhir pertemuan siklus III, maka dilanjutkan dengan
mengadakan refleksi terhadap kegiatan dan hasil kegiatan yang sudah
berlangsung.

59. E. Instrumen dan Teknik Analisis Data


60. 1. Instrumen Penelitian
61. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Instrumen memegang peranan penting
dalam menentukan mutu dalam suatu penelitian. Data yang terkumpul dengan
menggunakan instrumen tertentu akan dideskripsikan dan dilampirkan atau
digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam suatu penelitian. Adapun
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Pedoman observasi
2. Pedoman wawancara
3. Dokumentasi

62. 2. Teknik Analisis Data


63. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian dalam
penelitian ini adalah teknik analisis data interaktif. Menurut miles dan hubermen
mengemukakan bahwa "aktivitas dalam menganalisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
tidak jenuh" (sugiyono, 2006: 204). Aktifitas dalam analisis data, yaitu :
64. a. Reduksi Data
65. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
66._______________________________________________________ b.
Penyajian Data____________________________________________
67. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian
data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
68. 39

69. c. Penarikan kesimpulan


70. Pada penarikan kesimpulan, kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti yang valid
dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
71. BAB IV BASIL
DAN PEMBAHASAN

72. A. Hasil
Penelitian 1. SiklusI
73. Berdasarkan pengamatan awal pada SMK NegeriJakarta, banyak guru
bidang studi jarang dan bahkan kurang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar, hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan kemampuan guru
untuk memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Selama ini guru
lebih banyak menggunakan buku paket dan alat peraga yang dimiliki sekolah sebagai
sumber belajar untuk melengkapi kegiatan pembelajaran di kelas. Demikian pula
kegiatan pembelajaran di luar kelas sangat jarang dan bahkan tidak pernah dilakukan
dengan alasan tidak cukup waktu , masalah keamanan dan keselamatan siswa.
74. Hal ini sudah tentu kurang sesuai dengan pembelajaran yang
menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, Inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (Paikem) yang harus dilaksanakan dalam penterapan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (K-TSft). Kegiatan dalam siklus I ini, diawali
dengan/^ciatan diskusi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat SMK
Negeri^^tekarta tentang permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan lingkungan

11)

sekolah sebagai sumber belajar, dilanjutkan dengan informasi tentang manfaat


lingkungan sekolah sebagai sumber belajar bagi siswa dan implementasinya dalam
proses belajar mengajar. Saat gur berdiskusi dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) tingkat SMK Negeri, Jakarta pada siklus I, peneliti mengadakan observasi
tentang sikap guru dalam berdiskusi yang hasilnya sebagai berikut:

76.
75. Tabel. 6. Data Hasil Observasi Siklus I
77. 78. 79. Aspek Yang di 80. Jumla 81. Rata- 82.
85. 86. Kerjasama 87. 320 88. 8
93. 94. Akti vitas 95. 1149 96. 28.72
101.2 102. Perhatian 103. 104.
3 590 14.75
115. 109.
116. 110.
117. Presentas 111.
118. 112.
119. 120.
4 i Jumlah
123. 966
124. 24.15
125.
3099 77.47
128. 40
129. 41

130. Untuk menggambarkan hasil


observasi sikap guru dalam berdiskusi,
diagram batang akan menunjukkan aktivitas

131.
dalam diagram batang berikut ini:

132. hasil observasi sikius 1


133. HJumlahSkor aiRata-rata

134. 135. 136. 137. 3099

138.
139.
1149
320 8
140.
0 l4.75
59
141. 966

24.15
142. 1
143. 77.47
J28.72
144. Kerjasama 145. Perh 146. Pre 147. J
Aktivitas atian sentasi umlah
148. i 149. 150. 151.
152.
156. |! 1 2 153.
157. 154.
158. 155.
159. 4
3
160. Gambar: 3. Diagram penilaian observasi
siklus I

161. Penilaian terhadap skenario


pembelajaran dalam bentuk program
perencanaan pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang disusun guru dalam siklus I,
didapatkan hasil sebagai berikut:
162. Tabel.7. Data Hasil Penilaian

163.
Skenario Pembelajaran Siklus I
164. 165.
166. Aspek Yang 167. 168.
Ndi Nilai Ju Rata-
172.
173. Skenario pembelajaran sekurang-kurangnya 174. rata 17
1memuat standar kompetensi, kompotensi dasar, indikator, 320 8
materi pelajaran, alat/media, sumber belajar dan penilaian.
180. 181. Kesesuaian antara materi pelajaran 182. 18
2 dengan media dan setrategi pembelajaran 117 2

188. 189. Kaitan antara materi pelajaran dengan 190. 19


3 pemilihan sumber belajar 602 1

196. 197. Kesesuaian antara tujuan pembelajaran 198. 19


4 dengan sumber bahan dan penilaian. 1021 2
204. Jumlah 205. 20
3120 7
209. 42

210. Untuk menggambarkan hasil penilaian skenario pernbelajaran


guru, diagram batang akan menunjukkan aktivitas dalam kegiatan tersebut
berikut ini:

211. Penilaian Skenario Pembelajaran Siklus

212. Jumlah Skor Rata-rata


213. 3120
214.
215.
216.
217.
218.
219.
221.
222.
223.
224.
226.
228.
229.230.
233.
235.
^
c
_
237.
241.238.
239.
242. 240.
243.
244.
245.
250. 260. 261.
246. 254. 258.
252. 'Sb
257.

w
i C
c a 1
247. n
251.
\ re 266. 255. 259.
253.
-
277.
262. 269.271.275.c
278.
268.

\ 41 267. I tj re
re
263. 270. 276.
: J3 "7 .2
279. 280. 281. 272.
282.283. 284.285. 286.
287. 288.
295. 296. 289.
290.291.
297.
299.
301. 292.293.
302.303. 294.
304.
310. 313. 314.
308.
307. 309.
M
311. 4) 315.
305. 1 re id ro -
316.317.
318.
319.320.321. 322. 323.
324. Gambar: 4. diagram skenario pernbelajaran siklus 1

325. 78 12) 1 13) 1


326.
15) 320 14) 602
16) 2 17) 1 18) 2

327. Sedangkan penilaian implementasi pemanfaatan lingkungan


sekolah sebagai sumber belajar dalam kegiatan pernbelajaran di kelas pada

19) .2.

29) i 20) I
2
l
g
l 32) m
35) pe
_
I re
l 36) su5
^
f a;
21)
=

S

siklus I didapatkan hasil sebagai berikut:


329.
328. Tabel.8. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
330. 331. 333. 334. 335.
332. Aspek Yang di Nilai
N Jum r
338. 339. Kegiatan pendahuluan ( apersepsi dan 340.l 341.
346. 347.motivasiKegiatan
) inti pelaksanaan pernbelajaran 348. 349.
355.
354. secara keseluruhan
Kemampuan guru mengkaitkan materi 356. 357. 1
3 pelajaran dengan lingkungan sekolah. 600 15
363.
362. Kemampuan guru memberi contoh-contoh riil 364. 8365.
4 yang ada di lingkuan sekolah. 72 21.8
371.
370. Kemampaun membuat evaluasi berkaitan 372. 4373.
5 dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai 32 10.8
378. 379. Penutup pelajaran (memben pengtiatan 380. 381.
384. 385. 386. pemanfaatan lingk. sekolah.) 387. 2 388. 389.
6 392. Jumlah 393. 803 394.7
096 77.4
397. 43

398. Untuk menggambarkan hasil penilaian pelaksanaan


pembelajaran , diagram batang akan menunjukkan aktivitas dalam kegiatan
tersebut berikut ini:

399. Penilaian Peiaksanaan Pembelajaran Siklus

400. i Jumlah Skor rata-rata


401. 3096

416.

402.
320
406. 418. 420.422.
417. 423. 425. 426. 429.
430.
432.
434.
592 .860 0 5 872 .8 4 280 7 502.
403. c
419. 421. 424. 433.
431. 501. 77.4
404. 435.
436. 437.438.
439. 428.
440.441.
442. 443.
444.
445.
446.
c 5
mpuan
447. 452.
I
5 453.
gur beri
460.
contoh
gur 449.

2.

459.
451.

464.
407.

457.

458.
450.

456.
405. C :
SL ci ~:
.

'> 408. 448. 454. 461.


!
^ "e _O fO
-D ! 455. 462.
465.
466. 467.
468. 470. 471.
472. 473.
474.
475.
476.
CL V
477. 479. 469.
480.
481. o
482. 483.
484. 485.
486.
487.
488.
- 478. u
489.490. & E
491.492. 493. 494.495.
496. 497.
498.
499.
500.
409. Q. i 3, 4 5
2
410. <y r
R
411. 2 '
5c
412.
413. 4J
CL
4) :
<
!x
414.
e i
r
415.
503. Gambar : 5. Diagram penilaian pembelajaran siklus I

504. Data penelitian tindakan sekolah yang diperoleh dari hasil


observasi sikap guru dalam kegiatan diskusi Musyawarah Guru Mata
Pelajaran tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
pada siklus I, hasilnya termasuk katagori "cukup" dengan rata-rata nilai
77,47. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam berdiskusi belum
menampakkan kerjasama, aktivitas dan perhatian yang baik terhadap
permasalahan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar,
sehingga diperlukan bimbingan yang lebih intensif.
505. Penilaian implementasi pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran di kelas, hasilnya termasuk
katagori "cukup" dengan rata-rata nilai 78 pada Penilaian Skenario
Pembelajaran dan Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran dengan nilai rata-rata
77,4 . Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam mengimplementasikan
pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui kegiatan
pembelajaran di kelas belum optimal,sehingga perlu peningkatan.
506. Dengan adanya hasil observasi dan penilaian pada kegiatan
siklus I maka peneliti melakukan refleksi. Dari refleksi terhadap seluruh
kegiatan pada siklus I, maka ditemukan beberapa hambatan yang
mengakibatkan belum optimalnya kemampuan guru memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
507. Adapun hambatan-hambatan tersebut, antara lain guru belum
sepenuhnya memahami manfaat lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar, dan guru dalam
508. 44

509. memilih sumber belajar dan memilih strategi pembelajaran dengan


memanfaatkan lingkungan sekolah belum sesuai dengan yang diharapkan.
Hal ini terlihat dalam skenario pembelajaran guru pada: aspek 1. jenis sumber
belajar dari lingkungan sekolah tidak tercantum, padahal materi pelajaran ada
kaitannya dengan lingkungan sekolah;. aspek 2. Kesesuaian antara materi
pelajaran dengan media dan setrategi pembelajaran masih kurang; aspek 4.
Kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan sumber bahan,lebih banyak
hanya mencantumkan buku paket sebagai satu-satunya sumber belajar.
510. Dari hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran di kelas, hambatan-
hambatan yang ditemukan adalah sebagai berikut : aspek 1.dalam kegiatan
awal guru tidak memberi informasi tujuan pembelajaran dan waktunya belum
sesuai dengan perencanaan; aspek 2. kegiatan inti, langkah - langkah
pembelajaran masih didominasi guru dengan metode ceramah sehingga
kurang sesuai dengan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,efektip dan
menyenangkan (Paikem); aspek 3. Kemampuan guru mengkaitkan materi
pelajaran dengan lingkungan sekolah belum optimal; aspek 6. Penutup
pelajaran, guru kurang memberi penekanan tentang lingkungan sekolah.
Hambatan-hambatan tersebut akan disempurnakan pada kegiatan siklus II.

511. 2. Siklus II.


512. Pada siklus II, kegiatan yang dilaksanakan adalah
mendiskusikan hambatan-
hambatan yang dialami dalam menyusun skenario pembelajaran dan
pelaksanaan
pembelajaran di kelas pada siklus I melalui kegiatan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran
(MGMP) tingkat SMK Negerjfsjjakarta. Adapun secara rinci uraian
kegiatannya
sebagai berikut: v-^x
513. Dalam penyusunan skenario pembelajaran khususnya pada
aspek 1, 2 dan 4 guru melakukan revisi, dipandu oleh guru yang sudah
mampu, dengan bimbingan peneliti/Kepala Sekolah. Dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas, terkait dengan hambatan pada aspek 1. kegiatan awal,
aspek 2. kegiatan inti, aspek 3. kemampuan guru mengkaitkan materi
pelajaran dengan lingkungan sekolah ,dan aspek 6. penutup pelajaran, maka
guru mendiskusikan kembali hambatan tersebut dalam Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MMP) dibimbing Kepala Sekolah/peneliti. Sebelum
pelaksanaan pembelajaran di kelas, terlebih dahulu dilakukan simulasi atau
modeling dengan menggunakan anggota musyawarah guru sebagai siswa.
514.
4
5

515. Sebagaimana kegiatan peneliti pada siklus I, maka kegiatan


pada siklus kedua pun dilakukan observasi,evaluasi dan penilaian. Hasil
observasi terhadap sikap guru dalam berdiskusi pada siklus II dapat disajikan
sebagai berikut:

517.
516. label. 9. Data Hasil Observasi Siklus II
518. 520. J 521. R
519. Aspek Yang di Nilai
N umlah ata-
522. 523. Kerjasama Skor
524. 3 rata
525.
526. 527. Aktivitas 528. 1 529.
530.2 531. Perhatian 176
532. 29.4
533.
3
534. 535. Presentasi 5971
536. 14.9
537.
4 538. Jumlah 006 3
539. 25.1
540.
168 79.2
541. Untuk menggambarkan hasil penilaian hasil observasi pada
siklus II, diagram batang akan menunjukkan aktivitas dalam kegiatan tersebut
berikut ini:
542.

543. Observasi Siklus II


544. (B Jumlah Skor m Rata-rata

545. 546. 547. 548.


3168
551. 597
549. 1176 320 552. 10
8 14.92 553.
550. w

1
1 29'4 06 2 5 . 1 5

554.
555. i
F Kerjasama
;
Aktivitas
556.
an
Perhati 557.
Presentasi
fci
558. Jumlah
559. ; i 560. 561. 562.
563. 1 2 564. 565. 566.
3 4
567. Gambar: 6. Diagram Observasi siklus II

568. Hasil penilaian terhadap skenario pembelajaran dalam


bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat disajikan sebagai
berikut:
569. Tabel.10. Data Hasil Penilaian Skenario Pembelajaran

570.
Siklus II
572.
571. Aspek Yang 573. 574.
Ndi Nilai Ju rata-
rata
576.
575. Skenario pembelajaran sekurang-kurangnya memuat 577. 578.
1standar kompetensi, kompotensi dasar, indikator, materi 32 8
pelajaran, alat/media, sumber belajar dan penilaian.
579. 580. Kesesuaian antara materi pelajaran dengan 581. 582.
2 media dan setrategi pembelajaran 121 30
584.
583. 46

585. 586. Kaitan antara materi pelajaran dengan pemilihan 587. 6588.
3
589. 590. sumber belajar
Kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan 23
591. 115.57
592.
4 sumber bahan dan penilaian. 024 25.6
593. Jumlah 594. 3 595.
177 79

596. Untuk menggambarkan hasil penilaian skenario pembelajaran guru


paada siklus II, diagram batang akan menunjukkan aktivitas dalam kegiatan

597.
tersebut berikut ini:
600. Siklus
598. Penilaian Skenario
II
Pembelajaran Jumlah Skor B rata-rata
599. 1210
1024 ^

8 ^30 .25 ^15 .57 |


601. 31

602. T 603. 604. 605. . 606.


77607.
25.6 608.
| _ 609.
610. 614. c 616. 617.
618. 620. 622.
613.

5 - c _ *> 3 re
.-- ?5 -g c " >- re I
623. reis Jr
611. C /-3 624. 615.~ 619. 621. 1
c 625. 626. 2-o w 627.
629. 630. _re 632.
t* * Ills
633. .i: ~ Sr
n o S 're~ a. S
fl
3 E <^ = re 634. E o
636. .ffl, ^ re re
637. a ^ -^ 639. 631.
638. 640. 'E
a. 641.
642. re
643. r S 1 645.
644. re c 7
646.
647. 648. c 649.
650.
658. 0 651. 652.
- 660. 661.
653. *v ""? c 654.
655.
663. 656.
664. a T3re 657.
665.
662. i
674.666. i 667.
675. 676. 668. 669.
677. X 670.
671.
679. 672.
678. 680. 673.
681.
682. i 1 683.684. 2 685. 3 686.
687.688. 4 689.

690. Gambar: 7. Diagram Penilaian skenario Pembelajaran siklus II

691. Hasil penilaian terhadap Pelaksanaan Pembelajaran dapat


disajikan sebagai berikut:

693.
692. Tabel.l 1. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
694. 695. 696. Aspek Yang di Nilai 697. 698. 699.
N
702. 703. Kegiatan pendahuluan ( apersepsi Jumlah
704. Rata-
705.
711.
710. Kegiatan inti pelaksanaan 712. 713.
2 pembelajaran secara keseluruhan 639 15.95
719.
718. Kemampuan guru mengkaitkan materi 720. 721.
3 pelajaran dengan lingkungan sekolah. 630 15.8
726. 727. rr 1 , 1 728. 729.
732. 734.
733. iveinanipuan guru memben conlon- 735. 736. 737.
4 conton nil yang ada di lingkuan sekolah. 881 21.95
740. 741. Kemampuan membuat evaluasi 742. 743.
749.
748. Penutup pelajaran (memberi penguatan, 750. 751.
6 memberi PR ttg pemanfaatan lingk. sekolah.) 280 7
756. Jumlah 757. 758.
3191 79.77
761.
47

762. Untuk menggambarkan hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran


pada siklus II, diagram batang akan menunjukkan aktivitas dalam kegiatan tersebut
berikut ini:
37)

763.
Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
764. Jumlah Skor Rata-rata
39) 639 40) 630 38) 3
765. 881
41) 320 42) 280
766. 450
43) 1.05
44) r i 51) c
45) C 52) 5
58) I
I
2 "T3 53) is"
46) 54) e>
' 59)55)
o

&
56)
57) 0)
a.
47) ro
2 ia, 767. 5.95
S
768.

48)
777. 780. 784.
769.
771.773.
776.E 778. c 781. 783. 786.
Si
0_ C f"" re je
: -j=
& j -E, - c
787.772. 790. 779. 782.
3770.
<n_ 774.
788.789.
3 791. 797.785.|
792. 793.794. 795. | | "*> 798.
Q.
801. 805. 808. 810. t; 814.
802.

803.
799.

804.

807.
800.

CL 3
1 c S
811. a i
809. 812.~ 806.
4>
t 813. 0

815.
816.817.818.
819.820.821.
822. 823. 824. 6 825.
3 4 5

826. Gambar: 8. Diagram Penilaian Pelaksanaan pembelajaran Siklus II

827. Data yang diperoleh dari observasi sikap guru pada siklus II, setelah
dianalisis ada peningkatan kearah perbaikan yaitu berada pada "cukup" dengan
rata-rata nilai 79.07. Sedangkan untuk penilaian skenario pembelajaran dan
penilaian pelaksanaan pembelajaran, masing-masing juga ada peningkatan yang ke
arah yang lebih baik yaitu: untuk skenario pembelajaran berada pada katagori "cukup"
dengan nilai rata-rata 79,52, dan untuk penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas
berada pada katagori "cukup" dengan nilai rata-rata 79,77. Dengan melihat hasil pada
siklus II, maka refleksi terhadap hasil yang diperoleh peneliti pada siklus II ini adalah
adanya peningkatan kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata yang diperoleh dalam
memprogramkan pembelajaran serta dalam implementasinya di kelas yang sudah
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan guru untuk memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang lebih baik.
828. Namun perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya karena belum mencapai
kriteria yang ditetapkan.

829. 3. Siklus III.


830. Pada siklus III, kegiatan yang dilaksanakan adalah mendiskusikan
hambatan-hambatan yang dialami dalam menyusun skenario pembelajaran dan
pelaksanaan
831. 48

832. pembelajaran di kelas pada siklus II melalui Musyawah Guru Mata


Pelajaran (MGMP). Adapun secara rinci uraian kegiatannya sebagai berikut:
833. Dalam penyusunan skenario pembelajaran khususnya pada
aspek 1, 2 dan 4 guru melakukan revisi, dipandu oleh guru yang sudah mampu,
dengan bimbingan peneliti/Kepala Sekolah. Dalam pelaksanaan pembelajaran
di kelas,terkait dengan hambatan pada aspek 1. kegiatan awal, aspek 2.
kegiatan inti, aspek 3. kemampuan guru mengkaitkan materi pelajaran dengan
lingkungan sekolah, dan aspek 6. penutup pelajaran, maka guru
mendiskusikan kembali hambatan tersebut dalam Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) dibimbing Kepalas Sekolah/peneliti. Sebelum
pelaksanaan pembelajaran di kelas, terlebih dahulu dilakukan simulasi atau
modeling dengan menggunakan anggota musyawarah guru sebagai siswa.
834. Sebagaimana kegiatan peneliti pada siklus II, maka kegiatan
pada siklus ketiga pun dilakukan observasi, evaluasi dan penilaian. Hasil
observasi terhadap sikap guru dalam berdiskusi pada siklus III dapat disajikan
sebagai berikut:

836.
835. label. 12. Data Hasil Observasi Siklus III
837. 838. Aspek Yang di 839. 840.
841.N Nilai
842. Kerjasama Jumlah
843. Rata-
844.
845. 846. Aktivitas 847. 848.
849.2 850. Perhatian 1224
851. 30.6
852.
3
853. 854. Presentasi 638
855. 15.95
856.
4 857. Jumlah 1050
858. 26.25
859.
3309 82.72
860. Untuk menggambarkan hasil penilaian hasil observasi pada siklus
III, diagram batang akan menunjukkan aktivitas dalam kegiatan tersebut berikut
ini:

60)
61) Observasi
Siklus III
861.

862. Gambar: 9. Diagram hasil observasi siklus III


863.
864.
50

865. 866. Kemampuan guru memberi contoh-contoh riil 867. 8 868.


4 yang ada di lingkuan sekolah. 98 22
869. 870. Kemampuan membuat evaluasi lingk. sklh 871. 4 872.
873. 874. sbg S.B.
Penutup pelajaran (memberi penguatan, 875. 2 11.
876.
6 memberi PR ttg pemanfaatan lingk. sekolah.) 80 7
877. Jumlah 878. 3 879.
291 82
880. Untuk menggambarkan hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran
pada siklus III, diagram batang akan menunjukkan aktivitas dalam kegiatan
tersebut berikut ini:
881.

882. Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III


883. B Jumlah Skor m Rata-rata

884. 885. 886. 887.888. 889. 890.891. 892. 893. 894.


895. 3 ^ 897. 900. 903. 28 3291K
905.
896. 66 899. 8
8 660 466 0 ? 2.27
898......
. .
16 5
7 f - 6 ' 6 7 HI' ...... 98 901. 904. SS3 906. ~
3
B>2.4S ^11.
6
5
907. 908.909. 910.
911.
912. 902..
913.914. 915.916. C 917.
927. 918.
2. 919.920.
928. JS
921.
922.
923. 924. 925. 926. "v5 '
929.
940. C 930.
941.931.
943. 932.
933.
944.934.
946. 935.
945. 936. 937.
947. 948. 949.950. 938.
f&
939.
951.
952. J 953.954. 955.
956.
957. 958. 959. 960. 961. ' ro 962. 3
963. M
975. 964.
976.965.
992. 966.
967.
994.968. 969. 970. 971.
972. 973. 974.
987. "i 990.977. 978.
979.
980.
997. 981. 982.
1000.1001. 1003.
I 983. 984. 0. 985. 986.
1002.

E 3 1004. P 1008. 1009.


u
'5s 993.
c 2 i w
* 1 o. 995.
998. II J . 3

988. O: o 1005. o.
1010. 1011. 1012.11014.
013. 1i015.1017.
1018. 1019. 1020. <t 1021. 1022.
1023. 1024. 1025.11027.
026. 1028.1029.
1030.1031.1032. Q. 1033. 1034.
a.
1035. 1036.1037. ^1038.1039.
1040. 1041.
1042.1043. 1044. 1045. 1046.
1 2 i 3 4 5 6

1047. Gambar i l l . diagram hasil pelaksanaan pembelajaran


siklus III

1048. Data yang diperoleh dari observasi sikap guru pada siklus III,
setelah dianalisis ada peningkatan kearah perbaikan yaitu berada pada
katagori "baik", dengan rata-rata nilai 82.72. Sedangkan untuk penilaian
skenario pembelajaran dan penilaian pelaksanaan pembelajaran,masing-
masing juga ada peningkatan yang ke arah yang lebih baik yaitui untuk
skenario pembelajaran berada pada katagori "baik" dengan nilai rata-rata 83.72,
dan untuk penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas berada pada katagori
"baik" dengan nilai rata-rata 82.27. Dengan melihat hasil pada siklus III,
maka refleksi terhadap hasil yang diperoleh peneliti pada siklus III ini adalah
adanya peningkatan kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata yang
diperoleh dalam memprogramkan pembelajaran serta dalam
implementasinya di kelas yang sudah menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan guru untuk memanfaatkan lingkungan
1049. 51

1050. sekolah sebagai sumber belajar yang lebih baik. Dan sudah
mencapai kriteria yang ditetapkan yaitu rata-rata 80-89.

1051. B. Pembahasan.
1052. Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah
dipaparkan pada bagian sebelumnya, dari 40 orang guru yang terlibat pada
siklus I Observasi kategori cukup 23 dan kategori baik 17, penilaian skenario
pembelajaran kategori cukup 24 dan kategori baik 16 dan penilaian pelaksanan
pembelajaran kategori cukup 24 dan kategori baik 16, data kategori siklus I
dapat diliat pada gambar diagram dibawah ini:
1053. Gambar 12. Diagram kategori siklus I

1054. 2 1055. Kategori Siklus I


1
1056. B kategori Cukup kategori Baik

1057. 22 22
1058.

63) 62)

1059.

1060.

1061. 1062. Penilaian Skenario 1063. Penilaian Pelaksanaan


Observasi Pembelajaran Pembelajaran

1064. Sedangkan jumlah skor dan hasil nilai rata-rata pada


siklus I dapat lihat pada gambar diagram di bawah ini:
1065. Gambar 13. Diagram jumlah skor dan nilai rata-rata siklus
I

1066. Jumlah Skor dan nilai rata-rata Siklus I


1067. Siklus I Jmi Skor Siklus I Rata-rata

1068. 3 1069. 3120 1070. 3


099 096
1071.
65) 1073. Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran

64) Obs
1074. 52

1075. Dari data di atas maka dapat disimpulkan bahwa perlu


dilanjutkan bimbingan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam siklus II
yang hasilnya secara umum ada peningkatan ke arah yang lebih baik yaitu
pada siklus II nilai Observasi kategori cukup 16 dan kategori baik 24,
penilaian skenario pembelajaran kategori cukup 16 dan kategori baik 24 dan
penilaian pelaksanan pembelajaran kategori cukup 14 dan kategori baik 26, data
kategori siklus II dapat dilihat pada gambar diagram dibawah ini:

1076. Gambar 14. Diagram kategori siklus II


1077.

1078. Kategori Siklus II


1079. * kategori Cukup kategori Baik

66)

24
1080. 22 22
67) 1081. HBMi
1082. 12
1083. 1084. Penilaian Skenario Penilaian Pelaksanaan
Observasi 1085. Pembelajaran Pembelajaran

1086. Sedangkan jumlah skor dan hasil nilai rata-rata pada siklus II
dapat lihat pada gambar diagram di bawah ini:
1087. Gambar 15. Diagram jumlah skor dan nilai rata-rata siklus
II

1088. Jumlah skor dan niiai rata-rata siklus II


1089. m Siklus 11 Jml Skor a Siklus 11 Rata-rata
1090. 3
168
1091. 3 1092. 3191
177
1093.
68)
1096. 53

1097. Dari data di atas maka dapat disimpulkan bahwa terjadi


peningkatan kemampuan guru namun belum memenuhi kriteria minimal, maka
perlu dilanjutkan bimbingan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam siklus
III yang hasilnya secara umum ada peningkatan ke arah yang lebih baik yaitu
pada siklus III dengan nilai Observasi kategori kategori baik 40, penilaian
skenario pembelajaran kategori baik 40 dan penilaian pelaksanan pembelajaran
kategori baik 40, data kategori siklus III dapat dilihat pada gambar diagram
dibawah ini:
1098. Gambar 16. Diagram kategori siklus III

1099.

1100. 1101. Kategori Siklus III


36
1102. kategori Cukup kategori Baik 36

69)
70)

1103.
0

1104.

1105. 1106. Penilaian Skenario 1107. Penilaian Pelaksanaan


Observasi Pembelajaran Pembelajaran

1108. Sedangkan jumlah skor dan hasil nilai rata-rata pada siklus III
dapat lihat pada gambar diagram di bawah ini:
1109. Gambar 17. Diagram jumlah skor dan nilai rata-rata siklus
III

1110. Jumiah skor dan nilai rata-rata siklus III


1111. Siklus 111 Jml Skor H Siklus III Rata-rata

1112. 3 1113. 3349 1114. 3


309 291
1115.
71)

1116.
Observasi 1117. Peniiaian Skenario 1118. Penilaian Pelaksanaan
Pembelajaran Pembelajaran

1119. Dari data di atas maka dapat disimpulkan bahwa


terjadi peningkatan kemampuan guru dan memenuhi kriteria minimal yaitu
100% guru sudah mendapatkan
1120. 54

1121. katagori baik dengan skor rata-rata 80 - 89. Hal ini sudah
sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Secara rinci
perolehan nilai rata-rata peningkatan kemampuan guru memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yaitu nilai rata-rata observasi
hasil kegiatan diskusi 77,4 di siklus I menjadi 79,77 di siklus II dan pada
siklus III menjadi 82,72 ada peningkatan yang signifikan, kegiatan
penyusunan skenario pembelajaran nilai rata-rata 78 di siklus I menjadi
79,42 di siklus II dan pada siklus III menjadi 83,72 ada peningkatan
yang signifikan, sedangkan kegiatan pembelajaran atau dalam proses
belajar mengajar nilai rata-rata 77,4 di sklus I menjadi 79,77 di siklus II
dan pada siklus III menjadi 82,72 ada peningkatan yang signifikan dan
memenuhi kriteria yang ditetapkan, adapun rekapitulasi hasil siklus I, II

1122.
dan III dapat dilihat pada gambar diagram dibawah ini.

1123. Rekapitulasi Hasil Siklus 1


1124. A r\c\r\ 1125. ,11 dan
III
1127. *4UUU = 1129.. .^
1128. 3500 3000 MM* ^
1126. 1
*:'? 25002000 ; Observasi
1137.
1138. ......
1134.
1139. 1 CAH
1 DUU ""^BBB :

1140. ^ffi 7Z4| I 79:771


82.27 1142. 2 Penilaian
1141.......................................... Skenario Pembelajaran 0 i...8BBi^^i---

1143.
**wsslit^fii... ...Hjji^^'x.

1146. ^ O i 0 1144.
1147. 1145.
n i .1 1.1 .m. ............................................................................
O
1148. ; 3 Penilaian
3S*.:'.i..:it;i ........ WMmui^WK....,

1149. "c 2 1 1151. 1152. Pembelajar


2 "p an1155.
1153. a: 1154.
1156. Siklus 1 Siklus 1157. Sikl 1158.
1! us III

1159. Gambar 18. Diagram rekapitulasi hasil siklus I, II dan III


1160. BA
BV
PENUTU
P

1161. A. Kesimpulan
1162. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang sudah diuraikan
dalam bab IV sebelumnya, dan hasil analisis dan pembahasan siklus I, II
dan siklus III tersebut di atas dengan perolehan nilai rata-rata peningkatan
kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar yaitu nilai rata-rata observasi hasil kegiatan diskusi 77,4 di siklus I
menjadi 79,77 di siklus II dan pada siklus III menjadi 82,72 ada peningkatan
yang signifikan, kegiatan penyusunan skenario pembelajaran nilai rata-rata
78 di siklus I menjadi 79,42 di siklus II dan pada siklus III menjadi 83,72
ada peningkatan yang signifikan, sedangkan kegiatan pembelajaran atau
dalam proses belajar mengajar nilai rata-rata 77,4 di sklus I menjadi 79,77 di
siklus II dan pada siklus III menjadi 82,72 ada peningkatan yang signifikan
dan memenuhi kriteria yang ditetapkan, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa ada peningkatan kemampuan guru dalam memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui pendekatan diskusi
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada SMK NegerLSCJakarta
1163. &
1164. B. Saran
1165. Dari simpulan tersebut di atas, disarankaji^N
1166. 1. Kepada guru-guru di SMK NegeriJ5JKarta, hendaknya
di dalam menyusun
skenario pembelajaran agar memanfaatkan semaksimal mungkin
lingkungan
sekolah dan lingkungan siswa yang sesuai dengan materi
pembelajaran
1167._________________sebagai_sumber____________belajar,_dan

_mengintensifkan_diskusi__MGMP dalam
1168. memecahkan masalah yang dihadapi. f(Y)
1169. 2. Kepada para guru SMK Negeri 3-^Takarta,
hendaknya lebih berkreatif
menciptakan dan memodifikasi pembelajaran dengan
memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar

1170. 55
1171. 56

1172. DAFTAR PUSTAKA

1173. AECT (Yusufhadi Miarso, penterjemah), (1986), Defmisi


Teknologi Pembelajaran;
1174. Satuan Tugas dan Terminologi. AECT, Jakarta: PAU-UT dan
Rajawali Press. Anderson, Ronald H. (Yusufhadi Miarso, penterjemah),
(1987), Pemilihandan
1175. Pengembangan Media untuk Pembelajaran, Jakarta: PAU-UT
dan Rajawali
1176. Press. Arsyad, Azhar, (2003), Media
Pembelajaran, Jakarta; Rajawali Press
1177. Badru Zaman, dkk. 2005. Media dan Sumber Belajar TK. Buku Materi
Pokok PGTK
1178. 2304. Modul 1-9. Jakarta Universiats Terbuka. Barbara B.
Seels. (1995), Instructional Design Fundamentals. (New Jersey, Univ.
1179. Pittsburgh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1983.
Teknologi Instruksional. Jakarta:
1180. Ditjen Dikti, Proyek Pengembangan Institusi
Pendidikan Tinggi Depdiknas. (2004). Pedoman Merancang
Sumber Belajar. Jakarta Depdiknas. (2008). Panduan
Pengembangan bahar ajar. Jakarta
1181. Ekowati, Endang. (2001). Stategi Pembelajaran Kooperatif.
Modul Pelatihan Guru
1182. Terintegrasi Berbasis Kompetensi. Jakarta : Depdiknas.
Hamalik, Oemar . (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Henry & Perceval, Elington, Fred. 1984. A Handbook of Educational
technology.
1183. London: Kogan Page Ltd. Pentoville Road Ibrahim, R., dkk,
(2007), Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, bagian II: Ilmu Pendidikan
1184. Praktis, Jakarta: Imperial Bhakti Utama Kasianto, I Wayan
2004 Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dengan Pendekatan
1185. Diskusi Kelompok. Laporan Penelitian Kelas. Tidak
dipublikasikan Kusmoro (2008), Pengaruh Model PAKEM Dengan
Pendekatan Konstruktivisme dan
1186. Cooperative Learning Dalam Pembelajaran Sains Di Tinjau Dari
Lingkungan
1187.------------------------------------------------------------------------------ Belajar Siswa.
Tesis UNS: Tidak Diterbitkan------------------------------
1188. Kurniawan As'ri. 2010. Mengenal Sumber Belajar ( Online)
http : // Pena Kurniawan
1189. As'ari. Com, diakses 10 April 2010 Mudhoffir, (1992). Prinsip -
prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar, Bandung :
1190. Remaja Rosdakarya
1191. 57

1192..........Mulyasa, E, 2010, Penelitian Tindakan Sekolah, Bandung, Remaja


Rosdakarya
.............., 2008, Implementasi KTSP; kemandirian Guru dan kepala
Sekolah,
1193. Jakarta; Bumi Aksara. Merill dan Drob, Kreteria Perencanaan
Pusat Sumber Belajar Perguruan Tinggi,
1194. (ttp. th.) Miarso, Hadi, Yusuf (2005) , Menyemai. Benih
Teknologi Pendidikan, Jakarta:
1195. Prenada Media Rahadi, Aristo . 2008. Belajar, Pembelajaran
dan Sumber Belajar . Jakarta. Refika
1196. Utama Rinanto, Andre, (1982), Peranan Media Audio
Visual dalam Pembelajaran,
1197. Yogyakarta: Kanisius Rusyan Tabrani. 2001. Pendekatan
dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung
1198. Remaja Rosdakarya. Sarnoto, Zain, Ahmad, 2006, Belajar
dalam Perspektif Kognitif dan Islam, Tesis,
1199. program pascasarjana Universitas Islam Jakarta Sarman,
Samsuni S.Pd. 2005. Implementasi Pendekatan Works Based Learning pada
1200. Sumber Belajar Masyarakat dalam Pembelajaran PS-
Ekonomi. Laporan
1201. Penelitian Tindakan Kelas. Banjarmasin. Tidak dipublikasikan.
Sadiman, Arief S., (1986), Media Pembelajaran; Pengertian,
Pengembangan, dan
1202. Pemanfaatan, Jakarta: Rajawali Press. Semiawan, Conny ,
dkk (1992), Pendidikan Ketrampilan Proses, Bagaimana
1203. Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta : PT Gramedia
1204. Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad, (1990), Media Pengajaran,
Bandung: Sinar Baru Sudjana, Nana, (1997)"'Media pengajaran
penggunaan dan pembuatannya",
1205.__________________________________________________ Bandung: Sinar
Bani________________________________________
1206. Sudrajat, Akhmad. (2008). Sumber Belajar untuk Mengefektifkan
Pembelajaran
1207. Siswa. [online]. Tersedia: http://
akhmadsudrajat.wordpress.com
1208. /2008/04/15/sumber-belajar-untuk-mengefektifkan-
pembelajaran-siswa/.
1209. [Tanggal diakses: 14 Januari 2012]
1210. 58

1211. Sutrisno Hadi, 2000. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta : Andi


1212. Suharsini, Suharjono, dan Supardi, 2006, Penelitian tindakan
Kelas, Jakarta, bumi
1213. Aksara
1214. Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta Suthardhi, SD. 1981. "Pemanfaatan Alam Sekitar sebagai
Sumber Belajar AnaK\
1215. Analisis Pendidikan. Depdikbud. Jakarta Tahun II Sidi, Indra
Djati, (2001), Menuju Masyarakat Belajar, menggagas Paradigma Baru
1216. Pendidikan, Jakarta: Paramadina Sukmadinata, Syaodih,
Nana, 2006, Metodologi Penelitian, Bandung; remaja
1217. Rosydakarya Wilkinson, Gene L. (Zulkamin Nasution,
penterjemah), (1984), Media
1218. dalam Pembelajaran; Penelitian Selama
60 Tahun, Jakarta:
1219. Pustekkom Dikbud dan Rajawali Press
1220. Lampiran-lampiran Penelitian Tindakan Sekolah (PTS):

1222.
1221. Format Observasi

1227.
1226. Aspek yang diobservasi Jumla
1224. NA
1223. 1225. NAMA 1234. Kerj 1235. 1236. Pe 1237. Pre h
1238.
MA
NO GURU asama Aktivit rhatian sentasi Skor
SEKOLAH 1245. a
1246. 1247. 1248. (1- 1249.
(1- 10 ) (1- (1- 30) Mak.1
1250. 1251. 1252. 1253. 4
1254. 20
1255. 1256. 1257.0

1262. 1263. 1264. 1265. 1266. 1267.

1272. 1273. 1274. 1275. 1276. 1277.

1282. 1283. 1284. 1285. 1286. 1287.

1292. 1293. 1294. 1295. 1296. 1297.

1298. Skala penilaian yang digunakan adalah skala Likert dengan 5


katagori sikap yaitu:sangat tinggi, tinggi, rendah, sedang dan sangat rendah.
Penilaian dilakukan dengan memberi skor pada kolom yang tesedia dengan
ketentuan sebagai berikut : skor 5 = sangat tinggi, skor 4 = tinggi, skor 3 = sedang,
skor 2 = rendah, dan skor 1 = sangat rendah. Untuk mendapatkan nilai digunakan
rumus :

72) N 1300. xlOO


K
1299. _ Jumlah skor perolehan
1302.
1301. Kreteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

1303. 1304. Rentang Nilai 1305. Kreteria


N
1306. 1307. 90-100 1308. A=Baik Sekali
1
1309. 1310. 80-89 1311. B=Baik
2
1312. 1313. 65-79 1314. OCukup
3
1315. 1316. 55-64 1317. D=Kurang
4
1318. 1319. 0 -54 1320. E=Sangat kurang
5
1321. Sutrisno Hadi (2000).
1323.
1322. Format Penilaian Skenario Pembelajaran

1327. Aspek yang 1328. J


dinilai umlah 1330. Kat
1325. NAM agori
1324. NAMA
1326.
Skor
A
NO GURU 1337. 1338. 1339. 1341.
1340. 1329. M
1343.
SEKOLAH 1 2 3 4 1342.
1344.
1357.
1351. ( 1352. 1353. 1354. 1355.
1-10) (1- (1- (1- 1356.
1359. 1360. 1361. 1363. 1364. 1365. 1366. 1358.
1367.
1362.

1368. Keterangan :

1. Skenario pembelajaran sekurang-kurangnya memuat standar kompetensi,


kompotensi
dasar, indikator, materi pelajaran, alat/media, sumber belajar dan penilaian.

2. Kesesuaian antara materi pelajaran dengan media dan setrategi pembelajaran

3. Kaitan antara materi pelajaran dengan pemilihan sumber belajar

1369. 4. Kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan sumber bahan dan penilaian.
1370. Lampiran Hasil Penelitian Pada Siklus 1:

1372.
1371. Data Hasil Observasi Siklus I
1373. 1374. Aspek 1375. 1376.
N
1377. Yang
1378. di Nilai
Kerjasa Jumlah
1379. Rata-rata
1380.
1381. 1382. Aktivitas 1383. 1384.
1385.2 1386. Perhatia 1149
1387. 28.72
1388.
3
1389. n
1390. Present 590
1391. 14.75
1392.
4 asi
1393. Jumlah 966
1394. 24.15
1395.
3099 77.47

1396. Diagram batang akan menunjukkan akti vitas dalam diagram


batang berikut ini:

1397. hasil observasi siklus I


1398. m Jumlah Skor m Rata-rata

1399. 30
99

1400. 320 1402.

73)
1412.
Juml
1401. a
1409. 966 h
Kerjasa 1406. 590
ma 76) 74)
1407. 1410. 75) 7
77) 2 14. 24.15
8. 75
1403. 1 1411.
149 1408. Perh Present
asi
1404. A atian 3
ktivitas
1405. i

1413. Gambar : Diagram penilaian observasi siklus I


1415.
1414. Data Hasil Penilaian Skenario Pembelajaran Siklus I:

1416.
1417. Aspek 1418. J 1419.
NYang di Nilai umlah Rata-
Skor
1420.
1421. Skenario pembelajaran sekurang-kurangnya memuat 1422. rata
1423.
1standar kompetensi, kompotensi dasar, indikator, materi 320 8
pelajaran, alat/media, sumber belajar dan penilaian.
1425. Kesesuaian antara materi pelajaran dengan media dan
1424. 1426. 1427.
2setrategi pembelajaran 117 29
1429. Kaitan antara materi pelajaran dengan pemilihan
1428. 1430. 76 1431.
3 02 15
sumber
1432. belajar
1433. Kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan sumber 1434. 1435.
4bahan dan penilaian. 102 25
1436. Jumlah 1
1437. 1438.
312 78

1440.
1439. Diagram batang Hasil Penilaian Skenario Pembelajaran Siklus I:

1441. 1442. Penilaian Skenario Pembelajaran Siklus 1 1443.

1444. 1445. 1446. B Jumlah Skor Rata-rata 1447.


1448. 1449. 1450. 1451. 3120 1452.
1453. 1458.

1454. 1177 1456. 1021


1455. 320 602
1457. B25.52 78
8 j 29.42 ^,15.05
1459. 1465. c 1460. '<75 1461. 1462. 1463.
1464. 1466. _ 1467. ro g- 1468.

f ii . i
-j c E g. ^ ;= 'ro n5
1469. 1470. ITO" w: -o Q. 1472. GJ 1477.
S "ttf ro S>
1471. 5 1475.
| a -f
- =T C *.
1478.
1483. 1479.
1484. -? != S o o
^ ^ lo . ; *--
1473.
1485. 1480. fTJ 1481.
1486. 1482.
1487.
1488. 1489. . - J2 1490. "* JS 1491.---------- f m- .O ' 1492.
1493. 1494. 1495. 1497.
1500. fij fD Qjs=CJ.s, T: c
1496.
Oj3 f Vi rrr C>
1498. 1499. -S re E S H 3 g " E 1502.
1503. c " c 1505. 1501.
1506."J5 Q^ *"* 1507.
1504. S ^ 1 S. {a oo. I f ^" l

1508. 1509. d o> g 1510. c 1512. 8 1 S 1514.


co ^ c3 ^ 9-5 ro
1515. 1516. 1517. E 1 1513.
1518.^ 1519.
1522.--- 1523.--------------------------------------------------------------------- T

----------- .. . fJ-OTTirtMT T^ianrciTtT g'l/'iarirarir^ t^iatnTl^taloiCfrorv-oiL^liie 1 ----------------------------


1527.
1526. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I:

1528. 1529. Aspek Yang di Nilai 1530. Juml 1531. rat


No
1532. 1533. Kegiatan pendahuluan ( apersepsi dan 1534. a-rata
1535. 8
1
1536. 1537. Kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran 320 1539. 14
1538. 592
2 1541. Kemampuan guru mengkaitkan materi
1540. 1542. .8
3 pelajaran dengan lingkungan sekolah. 600 1543. 15
1544. 1545. Kemampuan guru memberi contoh-contoh riil 1547. 21
4 yang ada di lingkuan sekolah. 1546. 872 .8
1548. 1549. Kemampaun membuat evaluasi berkaitan 1551. 10
5 dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai 1550. 432 .8
sumberPenutup
1552. 1553. belajar pelajaran (memberi penguatan, 1554.
6 memberi PR ttg pemanfaatan lingk. sekolah.) 280 1555. 7
1556. Jumlah 1557. 3096 1558. 77
.4

1560.
1559. Diagram batang Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I:

1561. 1562. Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 1563.

1564. 1565. m Jumlah Skor * rata- 1566. 1567.


rata
1568. 1569. 1570. 3096 1571.
1572. 1573. 592 600 872
432 320 8 j.14.8 .15 1576.
28
r; 218 10.8 7 |77.4
1574. t i

1575. jgjjjKjgEH : JMHRK AHHR *- : HHBH


HHH iTTilrnTii nni iii ' 1 1

1582. . ro <y
1577. 1578. *- ' c - ,-- CT > ZD- * : to 1587.1588.
1583. _. Jr JQ
C
1584. 3 .S. E

1579. gl= 131 ag l|| 1585.


^
<= JS 5

|1 n
1589.
1590.
C
cs.ro
tt O
1591. O C^
" ^ - J c c
c* t_> v^ !
^ E ' c
t
B C
1593.
1586. I &1 1594.1595.
1592. 11 "> '3 ; ^ *"'

1596. 1597. 1 Z o 4 1598. 1599.1600.


J>

1601. Gambar : Diagram penilaian pembelajaran siklus I


1602. Diagram kategori siklus I

1603.
Obser 1604. Kategori Siklus I
vas
i 1605. kategori Cukup H kategori Baik

78) 80) 81) 16 82) 16


79)

1606. 24 24
83) Penllaian 1607. Penilaian
Skenario Pelaksanaan
Pembelajaran

1608. Diagram jumlah skor dan nilai rata-rata siklus I

1609. 1610. Jumlah Skor dan nilai rata-rata Sikius


309
9
I
1611. B Siklus I Jml Skor Siklus I Rata-rata

1612. 312O 3O96


1613.

85) 1614. 84) 86)


77.47

1615. 1616.
78 77.4

1617.

1618. 1619. Penilaian 1620. Penilaian


Observ Skenario Pelaksanaan
asi Pembelajaran Pembelajaran
1621. Lampiran Hasil Penelitian Pada Siklus II:

1623.
1622. Data Hasil Observasi Siklus II
1624. 1626. J 1627. R
1625. Aspek Yang di Nilai umlah
No ata-
1628. 1629. Kerjasama Skor
1630. 3 1631.
rata
1632.1 1633. Aktivitas 20
1634. 8
1635.
1636.2 1637. Perhatian 1176
1638. 29.4
1639.
3 1641.
1640. Presentasi 597
1642. 14.92
1643.
4 1006 25.15
1644. Jumlah 1645. 1646.
3168 79.2

1647. Observasi Siklus II


1648. ES Jumlah Skor m Rata-rata
1649. 3168

1650. 1654.
1660.
320 1176
87)
1657. 597 1006
1658. 1663.
14.92 1661. 79.2
25.15
1651. 1659. Perh 1664.
1655. Jumla
8 1662. Pres
29.4 atian 3 h
entasi
1652.
Kerjasa 1656. Akti
ma
vitas 2
1653.
1

1665. Diagram Observasi siklus II


1667.
1666. Data Hasil Penilaian Skenario Pembelajaran Siklus II
1668. J 1671. 1670.
1669. Aspek Yang di Nilai umlah rata-
N
1673.
1672. Skenario pembelajaran sekurang-kurangnya memuat standar Skor
1674. 3 rata1675.
1 kompetensi, kompotensi dasar, indikator, materi pelajaran, alat/media, 20 8
sumber belajar dan penilaian.
1676.1677. Kesesuaian antara materi pelajaran dengan 1678. 1 1679.
2 media dan setrategi pembelajaran 210 30
1680.1681. Kaitan antara materi pelajaran dengan pemilihan sumber 1682. 6 1683.
3 belajar
1684.1685. Kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan sumber 1686. 123 15
1687.
4 bahan dan penilaian. 1688. Jumlah 024
1689. 3 25
1690.
177 79

1691. Penilaian Skenario Pembelajaran Siklus I


1692. M Jumlah Skor rata-rata
1693. 3177

1694. 320
88)

1701. 1210
1709. 623
1697. 1702. 3O.2 1710. 15
1695. 8 5 .57
to jo 2
1696. 89)
C CJ iw 1704.
rs 421703. = I s, ,
. i ^_
*.^ 1711.
1698. ^-^ .^

1705. fg "to *'

fe-s 1706. <o o.


91) ro^
1717. 1
1707. go ._ 024
"ro
90) S.
1699.
ra
1700.

|
1708. 5 5J 1712. III 1718.
5.6
2

E 1713. 4S c c

1719. J
1714. ro '^ ' E r-
1720.
1715. I e:
1721.
JS g
ro
^
re
'3T1
2
-"

a g. 1722.
fO
H;

1716. * 1723. -Q
-

92) a
1724. =
a-
1725. c
=
1726. IK
|D fV

1727. 3
0^-0
1728. Diagram Penilaian skenario Pembelajaran siklus II
1730.
1729. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
1731. 1732. Aspek Yang di Nilai 1733. 1734.
1735. 1736. Kegiatan pendahuluan ( apersepsi dan 1737. 1738.
1 1740. Kegiatan inti pelaksanaan
1739. 1741. 1742.
2 pembelajaran secara keseluruhan 639 15.95
1743. 1744. Kemampuan guru mengkaitkan materi 1745. 1746.
3 pelajaran dengan lingkungan sekolah. 630 15.8
1747. 1748. Kemampuan guru memberi contoh- 1749. 1750.
4 contoh riil yang ada di lingkuan sekolah. 881 21.95
1751. 1752. Kemampuan membuat evaluasi 1753. 1754.
5 1756. Penutup pelajaran (memberi penguatan,
1755. 450
1757. 11.05
1758.
6 memberi PR ttg pemanfaatan lingk. sekolah.) 280 7
1759. Jumlah 1760. 1761.
3191 79.77
1762.

1763. 1764.
1765. Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus il 1768.1769.
1766. m Jumlah Skor Rata-rata 3191
s 15 8 1 95 1 05 7 7
1767. * m* SB - S - S - - Ifi

1770. 1771.
1772. ~~" C e- C "E : _ CO C 1781.1782.
_
1773. C r o ; 15 ns ^c jc : C _ * ^ M
1774. c g - o . E J ^ = r o S 5 : : : 3
" o S : :
c : S cT
5
1775. ill 111 i l l S HI' III |i|
1776.______________________________________ ' "' d ^ Cy & ff, r~" *"' 5si
if* rt) ^ _________________________________________________________________________________________ fl|5 fw "*""; _ ^*J^ ^H>

1777. /* I XX* /"* **<* *""" *" *|_J^ ""*J *iri ^^ >_

1778. Gj -** Jx. _ j^ C IV S *~" -Q ^ C ' *A *-* dj


1779. Q.HJ o- n J2 .flL : *s 2=^2^ = ? -Q.
1783. 1784. 1785. Diagram Penilaian Pelaksanaan pembelajaran Siklus II 1786.1787.
1788. Diagram kategori siklus II

1789. Kategori Siklus II


1790. kategori Cukup w kategori Baik

1794.
93) 26
95)
94) 16

1791. 24
1792. m
1793. 16
1795.

1796. 1797. Penilaian 1798. Penilaian


Observ Skenario Pelaksanaan
asi Pembelajaran Pembelajaran

1799. Diagram jumlah skor dan nilai rata-rata siklus II

1800. 1801. Jumlah skor dan nilai rata-rata siklus


316
8
II
96) Siklus I! 1802. Siklus I! Rata-rata
Jml Skor 1803. 3191
1804.

97) 99)

98) Penilaian
Skenario
1805. 79.42
1806. Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
1807. m

1808. Lampiran Hasil Penelitian Pada Siklus III:

1810.
1809. Data Hasil Observasi Siklus III
1811. 1812. Aspek Yang 1813. 1814.
1815. 1816. Kerjasama 1817. 1818.
1819. 1820. Aktivitas 1821. 1822.
2
1823. 1824. Perhatian 1224
1825. 30.6
1826.
3
1827. 1828. Presentasi 638
1829. 15.95
1830.
4 1831. Jumlah 1050
1832. 26.25
1833.
3309 82.72

1834. Observasi Siklus HI


1835. Jumlah Skor 1836. Rata-rata
1837. 3309

1838. 320 100)


1839. 8

1840. Kerjasama 1

101)

1841. 1224
m 102)

1845.
mlah
Ju

638
1846. 15.95
1842. 30.6
1847. Perhatian 3
1843.. ... .v..JBmBBBL..'-i i* ii niii..

1844. Aktivitas 2

1848. Diagram hasil observasi siklus III


1850.
1849. Data Hasil Penilaian Skenario Pembelajaran Siklus III
1851. 1853. J 1854.
1852. Aspek Yang di Nilai umlah
N Rata-
Skor
1855.
1856. Skenario pembelajaran sekurang-kurangnya 1857. 3rata
1858.
1memuat standar kompetensi, kompotensi dasar, indikator, 20 8
materi pelajaran, alat/media, sumber belajar dan penilaian.
1859.1860. Kesesuaian materi pelajaran dengan media dan 1861. 11862.
2
1863. setrategi
1864. pembelajaran
Kaitan antara materi pelajaran dengan pemilihan 1865. 6 32.97
319 1866.
31868. sumber belajar
Kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan 54 16.35
1867. 1869. 1 1870.
4 sumber bahan dan penilaian. 056 26.4
1871. Jumlah 1872. 3 1873.
349 83

1874. Penilaian Skenario Pembelajaran Siklus III


1875. m Jumlah Skor m Rata-rata
1876. 3349

1877. 1892.

ro 1884.
1878.1881. 8 1319 8
107) 6 103)
320 1885.
1882.
1883.
c ro
105)
1893. 1056 - 1906.
3 72
108)

104)
i 1894. 16.35
I
1879. - ro ,izi
109)
Q 1895. 1907.
1886. e c 111) er ro
1880. E ro
1887. ro _} 110) 113)
ro ^ 1908.
106) i 3

fO JD

1896. *n^p_iv 114) ^


> ivrrt rnI
._ fit I3, <U 1897.
c,. <%> *np
1898. x
'
--^ ,
' VTT*;
.-


1W
:

ys t :
.~
^>r^ ,
, . ^-. J 1

1888. CL
1899. C
s=: 5 1900. ro
1889. 116)
c ro
r
S 1901.
1902. E
OJ
i
-
1890. 1903. CL
TO 1904. rs
1891. 1905. E
-0

1909. Diagram Skenario Pembelajaran Siklus III


1911.
1910. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III
1912. J 1915. 1914.
1913. Aspek Yang di Nilai umlah Rata-
N
1916. 1917. Kegiatan pendahuluan ( apersepsi dan Skor
1918. 3 rata
1919.
1920. 1921. Kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran 1922. 6 1923.
1925.
1924. Kemampuan guru mengkaitkan materi 1926. 6 1927.
3 pelajaran dengan lingkungan sekolah. 60 16.
1929.
1928. Kemampuan guru memberi contoh-contoh riil 1930. 8 1931.
4 yang ada di lingkuan sekolah. 98 22.
1933. Kemampuan membuat evaluasi lingk. sklh sbg S.B.
1932. 1934. 4 1935.
1937. Penutup pelajaran (memberi penguatan,
1936. 1938. 2 1939.
6 memberi PR ttg pemanfaatan lingk. sekolah.) 80 7
1943.
1940. Jumlah 1941. 3 1942.

1944. Penilaian 1945. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus


III
1946. * Jumlah Skor Rata-rata
1947. 1948. 1949. 1950. 32
91

1954. 898
466
1952. 660 1955........J J 2 -
1951. " 8 1953. : . 45
.... 1956. .65 28
7
e,7 16.5 11 2.27
1957.
1958. e c 1959. 1960. 3
1966. ^ L
^ -EB* 2P : 1961. = ^=
1962. 1963. cm * m c
> c re -o = 1964. 3 > ac *s75
ro t- 1967. m
<5 3
1969.
1970. fO " * "mm ^" g*T
5
1973.c UO JZ 1975. ijf
-2
1978. &C JS 5 TO
1981. f ro S> .!
"^
1984. fD
2=*
^ '
1992.
1979.
1993.
ja E
<u (->
ts
1980.
2-^-Q v -o - no -2
p *-- "^3 3 5 1988. 3
1994.
J>i
Q. QJ
3
O0
c C
r- i_ O. o 1995.
1996. in *- tz o>
1982. ^^ C > <U ZJ ' o.
OA ~ 1985. o- 1989. e 1997. ^xi
1998.1999. -55
2000.jg S 5". 2001. v g 2002. SIC <tt
2003.2004. 2005. s: 2006. ^ 2007. .E o.
2008.2009. 2010. 2011. c 2012. *"""
2013. 2014. 1 2015. 2016. 4 2017. 6
2 3 5

2018. Diagram hasil pelaksanaan pembelajaran siklus III


2019. Diagram kategori siklus III

2020. Kategori Siklus HI


2021. kategori Cukup m kategori Baik 40

118)

117)

2022.

2023. 0
119) Pe 2024. Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
nilaian

2025. Diagram jumlah skor dan nilai rata-rata siklus III

2026. Jumlah skor dan niiai rata-rata siklus Hi


2027. Siklus I I I Jm! Skor m Siklus

111 Rata-rata

3309 3349

3291
2028.

122) 123) 8 120) 124) 8 121)


2.72 3.72

2030.
2029. 82.27
2031. 2032. 2034. Peniiaian 2035. Penilaian 2037.2038.
2033. Obs Skenario Pelaksanaan
Pembelajaran Pembelajaran
2036. a
2039. 2040.2041.ervasi 1 2042. 2043. 2044.2045.
2046.

2047.

You might also like