You are on page 1of 3

TUGAS MATA KULIAH REKAYASA NILAI

SEMESTER GASAL 2016 /2017


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL PROGRAM S1
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Mata Ujian : Rekayasa Nilai-TUGAS 1 Sifat : Wajib Individual


Waktu : 10 Hari
Dosen : Ferry Hermawan, ST, MT,
Penguji PhD
Catatan : Dikumpulkan Paling Lambat
14 November 2016 via email
assignmentcm@gmail.com

NAMA : R DIAN CHINTAMI


NIM : 21010113130196

Di era persaingan global dunia saat ini, pembangunan nasional di lakukan besar-besaran oleh pemerintah
Indonesia. Sejak tahun 2015 hingga nanti 2019 pemerintah Indonesia akan mengejar sejumlah pembangunan
infrastruktur, yakni 49 waduk baru dan penyelesaian 16 pembangunan waduk, pembangunan jalan baru
sepanjang 2.350 km dan jalan tol 1.000 km, pembangunan 15 bandara baru dan 24 pelabuhan baru, jaringan
listrik 100 persen terlayani, jaringan gas untuk rumah tangga 192.000 SR, akses air minum layak 100 persen
dan akses sanitasi layak 100 persen. Pemerintah juga menargetkan untuk mengurangi daerah kumuh
perkotaan 0 persen, memelihara kemantapan jalan nasional 100 persen, memelihara jaringan irigasi dan
yang dilayani waduk 20 persen, dan meningkatkan kapasitasi air baku menjadi 118,6 m3/detik.
Seluruh pembangunan nasional dan atau daerah pasti membutuhkan dukungan dana yang besar dari
pihak pemerintah maupun swasta. Menjaga dan meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi nasional menjadi
salah satu cara yang dilakukan pemerintah menyikapi meriahnya pesta pembangunan nasional. Pada 2015
lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat untuk kelima kalinya, hanya mencapai 4,8%, pertumbuhan
terendah pasca krisis keuangan global. Sementara pada tahun 2016 Badan Pusat Statistik mencatat
pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal kedua tahun ini tumbuh 5,18% dibanding tahun lalu. Hasil ini di
atas prediksi 5% serta pertumbuhan kuartal pertama tahun ini sebesar 4,92%. Selain itu, program amnesti
pajak menjadi andalan pemerintah guna membiayai pembangunan infrastruktur nasional. Pada periode
pertamanya saja akhir oktober kemarin, amnesti pajak telah memperoleh angka tebusan berdasarkan Surat
Setoran Pajak (SSP) sebesar Rp 97,1 triliun dari total wajib pajak yang mendapat pengampunan sejumlah
347.033 wajib pajak, dengan nilai deklarasi harta sebanyak Rp 3.504 triliun dan jumlah harta repatriasi atau
harta yang diboyong kembali ke dalam negeri berjumlah Rp 135,4 triliun dari nilai harta yang dideklarasi
sebesar Rp 825,5 triliun.
Disalah satu sisi, nilai konstruksi terbangun Indonesia terus meningkat tiap tahunnya. Sebagai pasar
konstruksi terbesar keempat di asia, nilai konstruksi Indonesia di tahun 2015 mencapai angka 635,87 miliar,
yaitu naik 10,2% dari tahun 2014 (570,91 miliar). Nilai Indonesia masih dibawah Tiongkok yang US$ 1,78
triliun, Jepang US$ 742 miliar, dan India US$ 427 miliar, Namun dalam lima tahun ke depan, Gabungan
Pelaksana Konstruksi (Gapensi) memproyeksikan nilai pasar konstruksi mencapai Rp 1000 triliun.
Melihat nilai konstruksi Indonesia yang cukup mahal, diperlukan satu upaya yang berpotensi melakkan
penghematan yang cukup besar. Value engineering (VE) dengan pendekatan yang berfokus pada nilai dan
fungsi. Namun penerapan VE di Indonesia belum efektif. Dikutip dari paper Peter F Kaming dan Elfran
B.Prasiowo dengan judul Penerapan Value Engineering (VE) Oleh Kontraktor dan Konsultan Indonesia, faktor
utama yang menjadi penghambat pelaksanaan VE ialah pengetahuan dan pengalaman. Waktu dan biaya
yang terbatas, kurangnya komunikasi, sikap profesionalisme, persepsi yang salah tentang VE, dan kurangnya
fleksibilitas dalam kontrak yang mengatur VE pun menjadi faktor pendukung lain penghambat pelaksanaan VE
di Indonesia.
Kurangnya pengetahuan dan pengalaman akan penerapan VE memang berbanding lurus dengan jumlah
tenaga ahli di Indonesia. Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Yusid Toyib mengungkapkan saat ini
Indonesia memiliki 7,2 juta tenaga konstruksi. Namun, baru 5% dari jumlah tersebut atau sekitar 360.000
orang yang telah disertifikasi dan hanya 10% dari tenaga kerja konstruksi yang ada merupakan tenaga ahli.
Sebanyak 30% lainnya merupakan tenaga terampil, 60% merupakan unskill labour. Angka yang sangat
disayangkan mengingat kebutuhan tenaga kerja konstruksi Indonesia akan terus meningkat dari 5,6 juta
menjadi lebih dari 6 juta tenaga kerja setiap tahunnya atau dengan perkiraan pertumbuhan sekitar 6%
pertahun.
Menyikapi jumlah tenaga ahli yang masih minim dibandingkan jumlah kebutuhannya, pemerintah
Indonesia bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana meningkatkan
jumlah tenaga kerja konstruksi nasional yang bersertifikat menyambut penyetaraan sertifikat tenaga kerja
konstruksi di Asean terkait Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun ini. Oleh karena itu Kementrian PUPR
telah menetapkan target untuk tahun 2016 jumlah insinyur baru konstruksi bersertifikat sebanyak 10.000
orang, jumlah teknisi bersertifikat sebanyak 40.000 orang, dan jumlah tenaga terampil bersertifikat sebanyak
100.000 orang. Sementara untuk empat tahun mendatang ditargetkan jumlah insinyur baru konstruksi
bersertifikat sebanyak 50.000 orang, jumlah teknisi bersertifikat sebanyak 200.000 orang, dan jumlah tenaga
terampil bersertifikat sebanyak 500.000 orang, serta ekspor jasa konstruksi ke luar negeri senilai Rp 15 triliun.
Untuk mencapai target tersebut digunakan sistem jemput bola dengan mendatangi perusahaan-
perusahaan swasta dan BUMN di bidang konstruksi dan melakukan tes sertifikasi terhadap pekerjanya. Cara
tersebut diharapkan mampu untuk mendongkrak jumlah tenaga kerja bersertifikasi. Selain itu juga perlu
dilakukan penguatan pendidikan formal serta pelatihan yang sesuai dengan keunggulan regional, serta
penyediaan standar kompetensi kerja nasional yang memiliki kualifikasi yang dapat setara dengan standar
tenaga kerja yang berlaku secara internasional. Selain itu, pemerintah juga perlu membuat undang-undang
yang memuat klausul tentang VE.
Diharapkan program pemerintah meningkatkan jumlah tenaga ahli konstruksi guna menerapkan VE untuk
konstruksi Indonesia, serta pertumbuhan nilai ekonomi nasional guna menyukseskan pembangunan nasional
dapat berjalan dengan baik. Momen ini tidak boleh di sia-siakan mengingat Indonesia menduduki pasar
konstruksi keempat terbesar di Asia dan berkesempatan menjadi pilihan utama investor asing menanamkan
modalnya di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

http://industri.bisnis.com/read/20150820/45/463917/pemerintah-tingkatkan-jumlah-tenaga-kerja-konstruksi-
bersertifikat ; diakses pada 09 November 2016 pukul 11:57

http://industri.bisnis.com/read/20160115/45/509959/indonesia-kekurangan-tenaga-ahli-konstruksi ; diakses
pada 09 November 2016 pukul 12:41

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/01/oecf67382-ini-hasil-program-amnesti-pajak-
periode-1 ; diakses 10 November 2016 pukul 00.13

http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/08/160805_indonesia_ekonomi_q2 ; diakses 10
November 2016 pukul 00.14

https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/918 ; diakses 10 November 2016 pukul 00.17

http://indonesianindustry.com/5-tahun-mendatang-jumlah-tenaga-kerja-konstruksi-ditargetkan-naik-10 ;
diakses 10 November 2016 pukul 01.36

http://bisnis.liputan6.com/read/2379968/pasar-konstruksi-indonesia-terbesar-keempat-di-asia ; diakses 10
November 2016 pukul 01.37

You might also like