You are on page 1of 22

BAHAN

AJAR KDM II
Materi :
Mobilisasi

Dosen Pembimbing:
Ns. Ester Inung Sylvia, M.Kep., Sp.MB

Nama : 1. Apriliani
PO.62.20.1.16.122

2.Enrico Paska
PO.62.20.1.16.137

3. M. Dilah Rasit
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha


kuasa, karena dengan pertolongan-Nya bahan ajar bagi
mahasiswa dapat diselesaikan.

Penulisan bahan ajar ini dilatarbelakangi oleh


Kebutuhan Dasar Manusia II. Bahan ajar ini disusun secara
ringkas untuk lebih memudahkan memahami isi dari satu
bab bahan ajar.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih, terutama


kepada Ns. Ester Inung Sylvia, M.Kep., Sp.MB selaku
pembimbing dalam penulisan bahan ajar ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara moril maupun materil. Penulis
berharap semoga bahan ajar ini dapat memberikan manfaat
yang besar bagi para pembaca khususnya mahasiswa.

Hormat kami.

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN DEPAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI ii
TINJAUAN BAHAN AJAR iv
1. Tujuan penulisan bahan ajar v
2. Tujuan instruksional khusus vi
3. Analisis Instruksional vii
4. Petunjuk awal penggunaan bahan ajar viii
5. Rencana kegiatan belajar mengajar ix

BAB I
A. Konsep
1. Pengertian Mobilisasi 1
2. Sistem Tubuh dalam yang berperan dalam Mobolisasi 1
3. Klasifikasi Mobilisasi 2
4. Tujuan Mobilisasi 3
5. Etiologi 3
6. Pastofisiologi 3
7. Jenis Gerakan Mobilisasi 4
8. Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Mobilitas 4
9. Pengkajian Keperawatan 5
10. Diagnosa Keperawatan 6
11. Intervensi Keperawatan 6
12. Implementasi Keperawatan 6

B. Konsep Asuhan Keperawatan 7


1. Mobilisasi Dengan Memberikan Posisi Miring 7

C. Evaluasi 9
D. Rangkuman 10
E. Soal 11
F. Kunci jawaban Soal 12
Tinjau
Bahan ajar ini akan menguraikan tentang asuhan
keperawatan tentang kebutuhan iii aktivitas/mobilitas.
Fokus pembahasan mencakup beberapa konsep
asuhan keperawatan kebutuhan aktivitas/mobilitas
mulai dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
hingga evaluasi, selain itu fokus pembahasan meliputi
Pengertian Mobilisasi, Sistem Tubuh dalam yang berperan dalam
Mobolisasi, Klasifikasi Mobilisasi, Tujuan Mobilisasi, Etiologi,
Pastofisiologi, Jenis Gerakan Mobilisasi, Faktor-Faktor Yang Dapat
Mempengaruhi Mobilitas, Pengkajian Keperawatan, Diagnosa
Keperawatan, Intervensi Keperawatan dan Implementasi
Keperawatan.

TUJUAN PENULISAN BAHAN AJAR

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:

Setelah menyelesaikan membaca bahan ajar ini,


pembaca/mahasiswa mampu memahami tentang Kebutuhan
Mobilisasi melakukan ketrampilan keperawatan seperti
mobilisasi dengan memberikan posisi tubuh miring.
TUJUAN INSTRUKSIONAL
iv KHUSUS

Mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan Pengertian Mobilisasi.


2. Menejelaskan Sistem Tubuh dalam yang berperan dalam Mobolisasi.
3. Menjelaskan Klasifikasi Mobilisasi.
4. Menjelaskan Tujuan Mobilisasi.
5. Menjelaskan Etiologi.
6. Menjelaskan Patofisiologi.
7. Menjelaskan Jenis Gerakan Mobilisasi.
8. Menjelaskan Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Mobilitas.
9. Menjelaskan Pengkajian Keperawatan.
10. Menjelskan Diagnosa Keperawatan.
11. Menjelaskan Intervensi Keperawatan.
12. Menejelaskan Implementasi Keperawatan.
ANALISIS INSTRUKSIONAL

Mahasiswa/ Mahasiswa Mahasiswa/ Mahasiswa/ Mahasiswa/ Mahasiswa/


pembaca mampu pembaca pembaca pembaca pembaca
mampu menjelaskan mampu mampu mampu mampu
menjelaskan sistem tubuh menjelaskan v menjelaskan menjelaskan menjelaskan
Pengertian yang Klasifikasi Etiologi. Patofisiolo Tujuan
Mobilisasi berperan Mobilisasi. gi. Mobilisasi
dalam
mobilisasi.

Setelah menyelesaikan membaca bahan ajar ini, pembaca/mahasiswa mampu


menjelaskan Kebutuhan Mobilisasi.

Mahasiswa/ Mahasiswa/ Mahasiswa/ Mahasiswa/ Mahasiswa/ Mahasiswa/


pembaca pembaca pembaca pembaca pembaca pembaca
mampu mampu mampu mampu mampu mampu
menjelaskan menjelaskan menjelaskan menjelaskan menjelaskan menjelaskan
jenis-jenis faktor-faktor pengkajian diagnosa intervensi implementasi
gerakan yang keperawatan. keperawatan. keperawatan. keperawatan.
mobilisasi. mempengaru
hi mobilitas.

Mahasiswa /pembaca mampu mengintegrasikan Imobilitas dari pengertian,


sistem,klasifikasi, tujuan, etiiologi, patofisiologi, jenis gerakan, faktor, pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi.
PETUNJUK AWAL PENGGUNAAN BAHAN AJAR

vi
MEMBACA SECARA RUNUT:

1. Bahan ajar ini disusun secara bertahap dari yang


umum sampai khusus sehingga mahasiswa/pembaca
mudah memahami secara keseluruhan.
2. Bahan ajar ini disertai daftar istilah agar mahasiswa/
pembaca lebih mengerti istilah-istilah yang
digunakan dalam bahan ajar.
3. Setiap penyelesaian membaca satu bagian materi
mahasiswa/ pembaca langsung melakukan latihan
yang berkaitan dengan teori yang dibaca.
4. Mahasiswa/ pembaca dapat mencocokkan jawaban
dengan kunci jawaban yang disediakan pada bagian
lampiran bahan ajar ini.
RENCANA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Mg BAB vi Topik Bahasan


I I
II II
III III
IV IV
V V
VI VI
VII VII
VIII VIII
IX IX
X X
XI XI
XII XII
XIII XII

SESI/PERKULIAHAN KE III
TIK
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menyusun asuhan keperawatan Mobilisasi
2. Mendemonstrasikan ketrampilan:
vi
a. Mobilisasi Dengan Memberikan Posisi Miring
POKOK BAHASAN: Mobilisasi

Deskripsi singkat: Perkuliahan pada sesi ini akan Saudara lalui


dengan memahami tentang Mobilisasi Dan dilanjutkan dengan
sesi praktikum dengan mempraktekkan Mobilisasi Dengan
Memberikan Posisi Miring

BAHAN BACAAN

1. Widuri, Hesti. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Aspek


Mobilitas dan Istirahat tidur. Yogyakarta. Gosyen Publishing.
2. Hidayat, A. Aziz Aimul. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta.
Salemba Medika.

PERTANYAAN KUNCI

Pertanyaan pemandu:

1. Apa itu Mobilisasi?


2. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan
Mobilisasi ?

MOBILITAS/MOBILISASI

ix
PENDAHULUAN

Perkuliahan pada sesi ini membahas asuhan keperawatan pada


klien dengan gangguan Mobilitas. Pada akhir perkuliahan,
diharapkan mahasiswa mampu mengkaji klien dengan
gangguan mobilitas dan menyusun diagnosa keperawatan pada
klien dan menyusun perencanaan keperawatan, dan menyusun
evaluasi asuhan keperawatan klien. Perkuliahan ini bermanfaat
nanti pada saat praktik klinik keperawatan di rumah sakit,
puskesmas, klinik dan di masyarakat.

BAB I
A. KONSEP MOBILITAS

1. PENGERTIAN
Mobilitas/Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
bebas, mudah, dan teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup
sehat, dan penting untuk kemandirian. (Barbara Kozier, 1983).

Dalam memenuhi kebutuhan mobilitas seseorang tidak terlepas dari


keadekuatan sistem persyarafan dan musculoskeletal. Beberapa sistem
tubuh yang berperan dalam kebutuhan mobilitas adalah : tulang, otot dan
tendon, ligament, sendi, dan sistem syaraf.
2. SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM MOBILITAS
a. Tulang
Tulang merupakan organ yang memiliki banyak fungsi, yaitu fungsi
mekanis untuk membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai
otot, fungsi sebagai tempat penyimpanan mineral khususnya kalsium
dan fosfor yang bisa dilepaskan setiap saat sesuai kebutuhan, fungsi
tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah, dan fungsi
pelindung organ-organ dalam.
Terdapat 3 jenis tulang, yaitu tulang pipih seperti pada tulang kepala
dan tulang pelvis, tulang kuboit seperti pada tulang vertebra dan tulang
tarsalia, dan tulang panjang seperti pada tulang femur dan tibia. tulang
panjang umumnya berbentuk lebar pada kedua ujung dan menyempit di
tengah. bagian ujung tulang panjang dilapisi oleh kartilago dan secara
anatomis terdiri atas epipisis, metapisis, dan diapisis. epipisis dan
metapisis terdapat pada kedua ujung tulang yang terpisah dan lebih
elastis pada masa anak-anak serta akan menyatu pada masa dewasa
antara tulang 1 dengan tulang yang lainnya mobilitas dan dihubungkan
dengan sendiyang memungkinkan terjadinya pergerakan.

b. Otot dan Tendon


Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh
untuk bergerak sesuai dengan keinginan. otot memiliki origigo dan
insersi tulang, serta dihubungankan dengan tulang melalui tendon, yaitu
suatu jaringanikat yang melekat dengan sangat kuat pada tempat
insersinya di tulang. terputusnya tendon akan mengakibatkan kontraksi
otot tidak dapat menggerakan organ ditempat insersi tendon yang
bersangkutan, sehingga diperlukan penyambungan ataau jahitan agar
dapat berfungsi kembali selain berfungsi dalam berkontraksi, otot juga
berfungsi sebagai membentuk postur dan produksi panas karena adanya
kontraksi dan relaksasi.

c. Ligament
1
Ligament merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan
tulang. ligament pada lutut merupakak struktur penjaga stabilitas, oleh
karena itu jika terputus akan mengakibatkan ketidakstabilan.
d. Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih dua ujung tulang bertemu.
Sendi membuat segmental dari kerangka tubuh dan memngkinkan
gerakan antar segment dan berbagai derajat pertemuan tulang. terdapat
beberapa jenis sendi, misalnya sendi sinovial yang merupakan sendi
kedua ujung tulang berhadapan dilapisi oleh kartilago artikular, ruang
sendinya tertutup kapsul sendi dan berisi cairan sinovial. selain itu,
terdapat pula sendi bahu, panggul, lutut, dan jenis sendi lain seperti :
sindesmosis, sinkonrosis, dan simifisis.
e. Sistem saraf
Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan medula spinalis)
dan sistem saraf tepi (percabangan dari sistem saraf pusat). Setiap saraf
memiliki bagian somatik dan otonom, bagian otonom memiliki fungsi
sensorik dan motorik. terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat
seperti pada fraktur tulang belakang dapat menyebabkan kelemahan
secara umum, sedangkan kerusakan saraf tepi dapat mengakibatkan
terganggunya daerah yang diinervesi, dan kerusakan pada saraf radial
akan mengakibatkan drop hand atau gangguan sensorik didaerah radial
tangan.
Secara umum sistem saraf aktivitas dan mobilitas berfungsi sebagai:
a. saraf afferent menerima rangsangan dari luar kemudian diteruskan
ke susunan saraf pusat.
b. sel saraf atau neuron membawa implus dari agian tubuh satu ke
lainnya.
c. saraf pusat memproses impuls dan kemjudian memberikan respons
melalui saraf efferent.
d. saraf efferent menerima respons dan diteruskan ke otot rangka.

3. KLASIFIKASI
Klasifikasi mobilisasi menurut menurut A. Aziz 2006 :
a. Mobilisasi penuh
Mobilitas penuh merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial
dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan
fungsi saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol
seluruh area tubuh seseorang.
b. Mobilisasi sebagian : keterbatasan gerak karena gangguan saraf
motorik dan otonom
1). Mobilisasi sebagian temporer : keterbatasan gerak dengan batasan
sementara.
2). Mobilisasi sebagian permanen : keterbatasan gerak dengan
batasan menetap.

4. TUJUAN MOBILISASI
1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia.
2. Mencegah terjadinya trauma.
3. Memertahankan tingkat kesehatan.2
4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari-hari.
5. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh.
5. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi menurut Barbara Kozier,
1995:
a. Gaya hidup
Gaya hidup seseorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya.
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan diikuti oleh perilaku
yang dapat meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya dengan
pengetahuan kesehatan tentang mobilitas seseorang akan senantiasa
melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat. Misalnya seorang
ABRI akan berjalan dengan gaya yang berbeda dengan seorang
petani.
b. Proses dari suatu penyakit dan injuri
Adanya penyakit tertentu yang didrita seseorang akan
memepengaruhi mobilitasnya, misalnya seseorang yang patah tulang
akan kesulitan untuk melakukan mobilisasi secara bebas. Demikian
pula orang yang baru menjalani operasi. Karena adanya nyeri,
mereka akan cenderung bergerak lebih lamban.
c. Kebudayaan
Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan
aktivitas, misalnya seorang anak desa dengan anak kota. Anak desa
biasa bepergian dengan berjalan kaki, berbeda dengan anak kota
yang bepergian menggunakan mobil. Sehingga mobiltasnya sangat
berbeda.
d. Tingkat energi
Setiap orang dalam melakukan mobilisasi jelas membutuhkan energi,
orang yang sedang sakit akan berbeda mobilitasnya dengan orang
yang sehat.
Usia dan status perkembangan
Seorang anak akan berbeda tingkat mobilitasnya dengan dewasa.
Anak yang sering sakit juga mobiltasnya akan berbeda dengan anak
yang sehat.
6. PATOFISIOLOGI
Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi
sistem otot, skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot
skeletal mengatur gerakan tulang karena adanya kemampuan otot
berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit.
Ada dua tipe kontraksi otot, isotonik dan isometrk. Pada kontraksi
isotonik, peningkatan tekanan otot menyebabkan otot memendek.
Kontraki isometrik menyebabkan penngkatan tekanan otot atau kerja
otot tetapi tidak ada pemendekan atau gerakan aktif dari otot,
misalnya menganjurkan klien untuk latihan kuadrisep. Gerakan
volunter adalah kombinasi dari kontraksi isotonik dan isometrk.
Postur dan gerakan otot merefleksikan kepribadian dan suasana hati
seseorang dan tergantung pada ukuran skeletal dan perkembangan
otot skeletal. Koordinasi dan pengaturan dari kelompok otot
tergantung dari tonus otot dan aktivitas dari otot yang berlawanan,
sinergis, dan otot yang melawan
3 gravitasi. Tonus otot adalah suatu
keadaan tegangan otot yang seimbang.

7. JENIS GERAKAN MOBILISASI


a. Fleksi : gerak membengkokkan.
b. Ekstensi : gerak meluruskan.
c. Hiper Ekstensi : gerakan ayunan ke belakang.
d. Rotasi : gerakan penuh.
e. Sirkumduksi 3600 : gerakan gabungan dari fleksi, abduksi, adduksi,
ekstensi, hiper ekstensi sehingga membentuk lingkaran penuh.
f. Supinasi : gerakan berbaring / menengadah.
g. Pronasi : gerakan telungkup.
h. Abduksi : gerakan mendekati tubuh.
i. Adduksi : gerakan menjauhi tubuh.
j. Oposisi
8. FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI MOBILITAS
Mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
a. Tingkat usia dan status perkembangan
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang
berbeda. Hal ini dikarenakan usia mempengaruhi tingkat perkembangan
neuromuscular dan tubuh secara proforsional, postur, pergerakan dan
refleks akan berfungsi secara optimal. pengaruh terbesar terlihat pada
usia anak-anak dan lanjut usia :
1) Bayi
2) Toddler
3) Usia pra sekolah dan sekolah
4) Remaja
5) Dewasa
6) Lanjut usia
b. Kesehatan fisik (proses penyakit/cedera)
Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas karena
dapat mempengaruhi fungsi sistem tubuh. Contohnya, orang yang
menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan
dalam ekstermitas bawah.
c. Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas
seseorang karena gaya hidup berdampak pada prilaku atau kebiasaan
sehari-hari.
d. Emosi
Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi aktifitas tubuh seseorang.
keserahan dan kesusahan dapat menghilangkan semangat, yang
kemudian sering dimanifestasikan dengan kurangnya aktifitas
e. Tingkat Energi
Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. agar seseorang dapat
melakukan mobilitas dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.
f. Kebudayaan
Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan.
contohnya, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki
kemampuan mobilitas yang kuat; sebaliknya ada orang yang mengalami
gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya tertentu dilarang
untuk beraktifitas.
g. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja di kantor kurang melakukan aktifitas bila
dibandingkan dengan petani atau buruh.
h. Keadaan Nutrisi
Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot, dan obesitas
dapat menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas.
9. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Aspek Biologis
a. Usia
Faktor usia berpengaruh terhadap kemampuan melakukan aktivitas, terkait
dengan kekuatan muskuloskeletal. Hal yang perlu dikaji diantaranya adalah
postur tubuh yang sesuia dengan tahap perkembangan individu.
b. Riwayat keperawatan
Hal yang perlu dikaji diantaranya adalah riwayat adanya gangguan pada
sistem muskuloskeletal , ketergantungan terhadap orang lain dalam
melakukan aktivitas, jenis latihan atau olahraga yang sering dilakukan klien
dan lain-lain.
c. Pemeriksaan fisik
Meliputi rentang gerak, kekuatan otot, sikap tubuh, dan dampak
immobilisasi terhadap sistem tubuh.
2. Aspek Psikologis
Aspek psikologis yang perlu dikaji diantaranya adalah bagaimana respons
psikologis klien terhadap masalah gangguan aktivitas yang dialaminya,
mekanisme koping yang digunakan klien dalam menghadapi gangguan
aktivitas dan lain-lain.
3. Aspek Sosial Kultural
Pengkajian pada aspek sosial kultural ini dilakukan untuk mengidentifikasi
dampak yang terjadi akibat gangguan aktivitas yang dialami klien terhadap
kehidupan sosialnya, misalnya bagaimana pengaruhnya terhadap pekerjaan,
peran diri baik dirumah, kantor maupun sosial dan lain-lain.
4. Aspek Spiritual
Hal yang perlu dikaji pada aspek ini adalah bagaimana keyakinan dan nilai
yang dianut klien dengan kondisi kesehatan yang dialaminya sekarang,
seperti apakah klien menunjukkan kepeusasaannya atau tidak, dan lain-lain.
10. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum.
b. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan sensori persepsi.
Defisit perawatan diri b/d kerusakan neurovaskuler.
11. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum
1) Intervensi
a) Tentukan penyebab keletihan, nyeri, aktivitas, perawatan,
pengobatan
b) Kaji respon emosi, sosial dan spiritual terhadap aktivitas
c) Monitor asupan nutrisi untuk memastikan keadekuatan
sumber energi
b. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan sonsori persepsi
1. Intervensi
a) Ajarkan teknik ambulasi & perpindahan yang aman
kepada klien dan keluarga
b) Sediakan alat bantu untuk klien seperti kruk, kursi roda,
dan walker
c) Beri penguatan5positif untuk bberlatih mandiri dalam
batasan yang aman
c. Defisit perawatan diri b/d kerusakan neurovaskuler
1. Intervensi
a) Kaji kebersihan kulit, kuku, rambut, gigi, mulut, perineal,
anus
b) Bantu klien untuk mandi, tawarkan pemakaian lotion,
perawatan kuku, rambut, gigi, mulut, perineal, dan anus
sesuai kondisi
Anjurkan klien dan keluarga untuk melakukan oral hygiene sesudah makan
dan bila perlu berikan gliserin atau obat kumur
12. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Melakukan semua tindakan intervensi keperawatan.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
6
MOBILISASI DENGAN MEMBERIKAN POSISI MIRING
Tujuan :
1. Mempertahankan bady aligment
2. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
3. Mengurangi Meningkatkan rasa nyaman
4. kemungkinan terjadinya cedera pada perawat maupun klien
5. Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi
yang menetap
Indikasi :
1. Penderita yang mengalami kelumpuhan baik hemiplegi maupun para plegi
2. Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi
3. Penderita yang mengalami pengobatan (immobilisasi)
4. Penderita yang mengalami penurunan kesadaran
Persiapan :
1. Berikan penjelasan kepada klien maksud dan tujuan di lakukan tindakan
mobilisasi ke posisi
lateral.
2. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan untuk membatasi penyebaran
kuman
3. Pindahkan segala rintangan sehingga perawat leluasa bergerak.
4. Siapkan peralatan yang di perlukan.
5. Yakinkan bahwa klien cukup hangat dan privasi terlindungi.
Saran saran atau hal hal yang harus di perhatikan :
1. Perawat harus mengetahui teknik mobilisasi yang benar
2. Bila klien terlalu berat pastikan mencari pertolongan
3. Tanyakan kepada dokter tentang indikasi dan kebiasaan dilakukannya
mobilisasi
Persiapan alat :
1. Satu bantal penopang lengan
2. Satu bantal penopang tungkai
3. Bantal penopang tubuh bagian belakang
Cara kerja :
1. Angkat / singkirkan rail pembatas tempat tidur pada sisi di mana perawat
akan melakukan
mobilisasi
2. Pastikan posisi pasien pada bagian tengah tempat tidur, posisi supinasi lebih
mudah bila di
lakukan mobilisasi lateral
3. Perawat mengambil posisi sebagai berikut :
a) Perawat mengambil posisi sedekat mungkin menghadap klien di samping
tempat tidur lurus
pada bagian abdomen klien sesuai arah posisi lateral (misalnya; mau
memiringkan kekanan
,maka perawat ada di samping kanan klien
b) Kepala tegak dagu di tarik ke belakang untuk mempertahankan punggung
pada posisi
tegak.
c) Posisi pinggang tegak untuk melindungi sendi dan ligamen.
7
d) Lebarkan jarak kedua kaki untuk menjaga kestabilan saat menarik tubuh
klien
e) Lutut dan pinggul tertekuk / fleksi

4. Kemudian letakan tangan kanan lurus di samping tubuh klien untuk


mencegah klien terguling
saat di tarik ke posisi lateral (sebagai penyangga).

5. Kemudian letakan tangan kiri klien menyilang pada dadanya dan tungkai kiri
menyilang diatas
tungkai kanan dengan tujuan agar memberikan kekuatan sat di dorong.

6. Kemudian kencangkan otot gluteus dan abdomen serta kaki fleksi bersiap
untuk melakukan
tarikan terhadap tubuh klien yakinkan menggunakan otot terpanjang dan
terkuat pada tungkai
dengan tujuan mencegah trauma dan menjaga kestabilan.

7. Letakan tangan kanan perawat pada pangkal paha klien dan tangan kiri di
letakan pada bahu
klien.

8. Kemudian tarik tubuh klien ke arah perawat dengan cara :


a) Kuatkan otot tulang belakang dan geser berat badan perawat ke bagian
pantat dan kaki.
b) Tambahkan fleksi kaki dan pelfis perawat lebih di rendahkan lagi untuk
menjaga
keseimbangan dan ke takstabil
c) Yakinkan posisi klien tetap nyaman dan tetap dapat bernafas lega

9. Kemudian atur posisi klien dengan memberikan ganjaran bantal pada bagian
yang penting
sebagai berikut :
a) Tubuh klien berada di sampingdan kedua lengan berada di bagian depan
tubuh dengan
posisi fleksi, berat badan klien tertumpu pada bagian skakula dan illeum.
Berikan bantal
pada bagian kepala agar tidak terjadi abduksi dan adduksi ada sendi leher.
b) Kemudian berikan bantal sebagai ganjalan antara kedua lengan dan dada
untuk mencegah
keletihan otot dada dan terjadinya lateral fleksi serta untuk mencegah /
membatasi fungsi
internal rotasi dan abduksi pada bahu dan lengan atas.

10. Berikan ganjalan bantal pada bagian belakang tubuh klien bila di perlukan
untuk memberikan
posisi yang tepat
8
11. Rapikan pakayan dan linen klien serta bereskan alat yang tidak di gunakan.

12. Dokumentasikan tindakan yang telah di kerjakan.

C. EVALUASI
Evaluasi yang diharapkan dari hasil keperawatan untuk mengatasi
gangguan mobilitas adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan fungsi sistem tubuh
2. Peningkatan kekuatan dan ketahanan otot
3. Peningkatan fleksibilitas sendi
4. Peningkatan fungsi motorik, perasaan nyaman pada pasien, dan ekspresi
pasien menunjukan kecerian.
RANGKUMAN

Mobilisasi adalah suatu kondisi 9


dimana tubuh dapat melakukan kegiatan
dengan bebas

Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk sekelas mungkin membimbing


penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya sekelas mungkin
berjalan

Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis
karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian

Faktor factor yang mempengaruhi mobilisasi

a. Gaya hidup

b. Proses penyakit dan injuri

c. Kebudayaan

d. Tingkat energi

e. Usia dan status perkembangan

f. Tipe persendian dan pergerakan sendi


PENUTUP
1

LATIHAN BAB I

1. Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah,


dan teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting
untuk kemandirian, tokoh yang berpendapat diatas adalah...
a. Bulechek
b. MC closekey
c. Nurjaga
d. Ali Z
e. Barbara Kozier

2. Penghubung antara otot dan tulang adalah dalam mobilitas ?


a. Tendon
b. Origigo
c. Jaringan Ikat
d. Ligament
e. Sendi

3. Faktor yang mempengaruhi mobilitas menurut Barbara Kozier, kecuali?


a. Memenuhi kebutuhan dasar manusia
b. Mencegah terjadinya trauma
c. Memertahankan tingkat kesehatan
d. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari-hari
e. Mencari kesenangan hidup

4. Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem apa ?


a. Sistem otot
b. Sistem skaletal
c. Sistem ligament
d. Sistem tendon
e. Sistem Neomuskular

5. Apa pengertian mobilisasi sebagian tempoler ?


a. keterbatasan gerak dengan batasan sementara.
b. Keluasan gerak dengan batasan sementara
c. keterbatasan gerak dengan batasan menetap
d. keluasan gerak dengan batasan menetap.
e. Keluasan gerak dengan batasan luasi

KUNCI JAWABAN
1. E
2. A 1
3. E
4. E
5. A

You might also like