You are on page 1of 7

a.

Pelayanan Radiologi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1997 tentang

Ketenaganukliran.

Peraturan Pemerintah RI No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi

Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif.

Pedoman Pelayanan Radiologi RSUD Cimacan mengacu kepada Peraturan

Pemerintah RI No. 29 tahun 2008 tentang Izin Perijinan Pemanfaatan Sumber

Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir serta Peraturan Kepala BAPETEN Nomor

21/Ka-BAPETEN/XII-02 tentang Program jaminan Kualitas Instalasi Radioterapi.

Prosedur Penanganan Limbah Instalasi Radiologi berdasarkan Peraturan

Pemerintah RI No. 27 tahun 2002 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif

serta berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No.

01-P/Ka-Bapeten/I-03 tentang Pedoman Dosis Pasien Radiodiagnostik.

Limbah pelayanan dan tata cara pengangkutan :

- Limbah radioaktif dari Instalasi Radiologi dikumpulkan dan ditempatkan pada

wadah pengumpul yang memiliki karakter dan label keterangan yang sesuai

dengan ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah

Sakit Lampiran 1.

- Limbah radioaktif diangkut untuk dikelola oleh pihak instansi yang berwenang.

Pengangkutan dilakukan dengan tata cara yang telah ditentukan padaPeraturan

Pemerintah RI No. 26 tahun 2002 tentang Keselamatan Pengangkutan Zat

Radioaktif.

b. Pelayanan Sanitasi Pengelolaan Linen

Pedoman Pelayanan Sanitasi Pengelolaan Linen berdasarkan pada Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


1204/MENKES/SK/X/2004tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah

Sakit Lampiran 1.

Kegiatan sanitasi linen meliputi penanganan dan pengangkutan linen, pencucian

linen kotor, penanganan linen bersih serta pemeriksaan sanitasi pengelolaan

linen.

Monitoring pelayanan linen meliputi faktor lingkungan (suhu, kelembaban,

kebisingan, angka kuman udara ruang, dan lain-lain), kualitas air bersih dan

kualitas air limbah.


c. Dekontaminasi Melalui Sterilisasi dan Disinfeksi

Pedoman Dekontaminasi Melalui Disinfeksi dan Sterilisasi disusun

berdasarkanKeputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah

Sakit Lampiran 1.

Sterilisasi merupakan suatu proses perlakuan terhadap bahan atau barang

dimana pada akhir proses tidak dapat ditunjukkan adanya mikroorganisme hidup

pada batang tersebut. Kegiatan sterilisasi melingkupi sterilisasi alat medis dan

pemeriksaan sanitasi dengan peralatan seperti autoclave, ultrasonic cleaner,

glave condisioner, check linen table, sewing machine, sterilisator gas ETD, water

treatment, oven, api bunsen, api lampu spritus, steam. Pelaksanaan program

sterilisasi dilaksanakan 3 bulan sekali.

Disinfeksi adalah proses menurunkan jumlah mikro organisme penyebab peyakit

atau yang berpotensi potongan dengan cara fisika atau kimiawi. Kegiatan

desinfeksi meliputi desinfeksi ruangan, desinfeksi permukaan alat-alat medis dan

non medis dan pemeriksaan sanitasi. Pelaksanaan program dilakukan setiap

harian, mingguan, bulanan dan triwulan sesuai dengan kebutuhan.

Monitoring disinfeksi dan sterilisasi dilakukan secara berkala minimal 3 bulan

sekali.

d. Higiene Dan Sanitasi Makanan Minuman

Peraturan Menteri Kesehatan No. 712/Menkes/Per/XI/1992 tentang

Persyaratan Kesehatan Jasa Boga.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah

Sakit Lampiran 1.

Pengelolaan yang dilakukan adalah sanitasi kualitas air dan penanganan limbah,

sanitasi ruangan pengolahan makanan (konstruksi dapur dan tata letak), sanitasi
bahan makanan, alat, pencucian alat, penyimpanan bahan makanan, makanan

jadi, pemasakan, penyajian makanan serta kontaminasi makanan.

e. Penyehatan Ruang Bangunan Dan Halaman Rumah Sakit

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah

Sakit Lampiran 1.

Pelaksanaan penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit meliputi

pengukuran kualitas udara (suhu, kelembaban, debu, kebisingan dan bakteriologi

udara) dan pengawasan fisik ruang (pencahayaan, ventilasi dan disinfeksi

ruang).

f. Pengendalian Serangga Tikus Dan Binatang Pengganggu Lainnya

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah

Sakit Lampiran 1.

Menekan populasi serangga dan binatang pengganggu lainnya yang terdapat di

lingkungan rumah sakit yang keberadaannya dapat menimbulkan gangguan

kesehatan. Lingkup kegiatan adalah pengendalian kecoak, rayap, nyamuk, lalat,

kutu busuk, tikus.

g. Pengelolaan Limbah Cair

Pedoman Pengelolaan Dan Pemantauan Limbah Cair disusun

berdasarkanKeputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah

Sakit Lampiran 1 dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.

58/MenLH/XII/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit.

Proses pengolahan limbah cair mengalami beberapa tahap perlakuan :

o Pengumpulan limbah cair dari sumbernya


o Pre-treatment pada ruang tertentu untuk limbah yang berasal dari Instalasi Gizi,

Laundry, Laboratorium dan Radiologi

o Monitoring bak kontrol, bak penampungan dan jaringan perpipaan limbah cair

o Proses pengolahan limbah cair di unit pengolahan

o Hasil proses pengolahan limbah cair harus sesuai baku mutu limbah cair

o Pembuangan hasil pengolahan limbah cair harus sesuai baku mutu limbah cair

rumah sakit berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.

58/MenLH/XII/1995

o Pembuangan hasil pengolahan dialirkan ke danau-danau eksisting.

h. Pengelolaan Limbah Padat

Pedoman Pengelolaan Dan Pemantauan Limbah Padat disusun

berdasarkanKeputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah

Sakit Lampiran 1.

Penanganan sampah medis di ruangan/unit penghasil harus sesuai dengan protap

dimana sampah medis sebelum dibawa ke tempat pengolahan harus

ditempatkan sesuai dengan standar antara lain :

o Sampah Medis Non Tajam (kasa, kapas, perban, kateter, slang infus, plester,

masker, jaringan tubuh) ditempatkan/dimasukan di tong sampah dan dilapisi

kantong plastik warna kuning

o Sampah Medis Tajam (jarum suntik, ampul, lancet, mes, pisau, gunting)

dimasukkan ke tempat khusus jarum warna kuning yang diberi larutan clorin

serta dilapisi kantong plastik

o Sampah Bahaya Beracun (citotoxis, chemotherapy, bahan kimia) dimasukkan ke

dalam bak sampah kuning dilapisi kantong plastik ungu

o Sampah Medis Radioaktif dimasukkan dalam bak sampah dengan lapis kantong

plastik warna merah (bekerjasama dengan BATAN)


o Sampah Medis dari Farmasi yang meliputi obat-obatan dan reagen kadaluwarsa

bila mungkin dikembalikan ke agen dan bila tidak memungkinkan dibakar di

Insinerator

o Sampah Medis Khusus (HIV, SARS dll) dimasukkan ke bak sampah dilapisi kantong

plastik, diikat dan diisi label.

o Semua limbah B3 dilakukan pencatatan dan pelaporan dengan mengacu

padaKepMenLH No. 18 jo 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun.

Kereta pengangkut sampah diberi label sampah medis dan non medis serta

sampah medis tidak boleh campur dengan sampah non medis. Petugas

pengangkut harus memakai Alat Perlindungan Diri (APD) seperti pakaian khusus,

sarung tangan, sepatu boot dan masker. Begitu pula operator Insinerator .

Pengisian sampah ke dalam bak sampah tidak boleh melebihi dari volume bak

sampah. Bak sampah habis dipakai dari ruangan harus direndam dengan kaporit

60% selama 15 menit. Pemusnahan sampah medis dibakar di insinerator dengan

suhu 1000oC ke atas. Abu hasil Insinerator serta sampah non medis di TPS RS

diangkut ke TPA oleh Dinas Kebersihan Pemerintah Kota.

i. Pengelolaan Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedis

Pengelolaan laboratorium mikrobiologi dan biomedis mengacu pada Keputusan

Menteri Kesehatan RI No. 1244/Menkes/SK/XII/1994 tentang Pedoman

Keamanan Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedis.

j. Pengendalian Infeksi Nosokomial

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah

Sakit Lampiran 1.
Pencegahan yang dilakukan adalah :

Pencucian tangan

Dekontaminasi terhadap peralatan yang tercemar atau telah dipergunakan

sebelum peralatan tersebut menjalani proses lebih lanjut

Pembersihan/pencucian semua alat yang akan didisinfeksi atau disterilkan untuk

menghilangkan semua bahan organik (darah dan jaringan) dan sisa lainnya.

Disinfeksi adalah menghilangkan semua mikroba tetapi spora mungkin masih ada

Sterilisasi merupakan upaya menghancurkan mikroba termasuk spora bakteri

(Bacillus subtilis, Clostridium tetani dan lain-lain)

You might also like