Professional Documents
Culture Documents
O
L
E
H
KELOMPOK 6
ALBERTA STEPANI
FERNANDEZ R.A
TONI
VINOLIA JADE
WINA MARIA
Latar Belakang
1. Tujuan umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien perilaku
kekerasan.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan perilaku
kekerasan.
b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan
perilaku kekerasan.
c. Mampu merencenakan tindakan keperawatan pada klien dengan
perilaku kekerasan.
d. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan
perilaku kekerasan.
e. Mampu mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada klien
dengan perilaku kekerasan.
Metode Penulisan
Metode yang di gunakan dalam menyusun makalah ini mengunakan metode deskriptif,
yaitu mengumpulkan data dari berbagai macam sumber baik buku maupun internet yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan ekpresi marah.
Sistematika Penulisan
Dalam Penulisan makalah ini di tulis dalam 2 bab antara lain :
BAB I : Pendahuluan
Latar Belakang
Tujuan Penulisan
Metode Penulisan
Ruang Lingkup
Sistematika penulisan
BAB II : Landasan Teori
Pengertian
Proses Terjadinya Masalah
Mekanisme Koping
Pohon Masalah
Masalah Keperawatan dan Pengkajian
Pengertian
Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang
dirasakan sebagai ancaman (Stuart dan Sundeen, 1987 : 563).
Factor Predisposisi
Factor Psikologi
Terdapat asumsi bahwa seseorang untuk mencapai suatu tujuan
mengalami hambatan akan timbul dorongan agresif yang
memotivasikan PK (perilaku kekerasan.
Berdasarkan penggunaan mekanisme koping individu dan masa kecil
yang tidk menyenasngkan
Frustasi
Kekerasan dalam rumah atau keluarga
Factor Presipitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik berupa
injury secara fisik, psikis, atau ancaman konsep diri. Beberapa factor pencentus
kekerasan adalah sebagai berikut :
Klien : kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kehidupan
yang penuh dengan agresif, dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
Interaksi : penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang berarti,
konflik, merasa terancaman baik internal dari permasalahan diri klien
sendiri maupun ekternal dari lingkungan.
Lingkungan : panas, padat, dan bising
Pernyataan
(assertion) Frustasi Pasif Agresif Ngamuk
Assertion adalah kemarahan atau rasa tidak setuju yang dinyatakan atau
diungkapakn tampa menyakiti oranglain akan member kelegaan pada
individu dan tidak menimbulkan masalah
Frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan karena
yang tidak realistis atau hambatan dalam proses pencapaian tujuan.
Dalam keadaan ini tidak ditemukan alternative lain. Selanjutnya individu
merasa tidak mampu mengungkapakan perasaan dan terlihat pasif.
Pasif adalah individu tidak mampu mengungkapakan perasaanya, klien
tampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicarakarena rendah diri dan
merasa kurang mampu.
Agresif adalah perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan
untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol. Perilaku
yang tampak dapat berupa: muka masam, bicara kasar, menuntut, kasar
disertai kekerasan.
Ngamuk adalah perasaan marah dan bermusuhan kuat disertai kehilangan
control diri. Individu dapat merusak diri sendiri dan lingkugan.
Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress,
termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang
digunakan untuk melindungi diri. (Stuart dan Sundeen, 1998 hal 33).
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya ancaman.
Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk melindungi diri antara
lain : (Maramis, 1998, hal 83)
a. Sublimasi : Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya secara normal. Misalnya
seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada obyek lain seperti
meremas adonan kue, meninju tembok dan sebagainya, tujuannya adalah untuk
mengurangi ketegangan akibat rasa marah.
Pohon Masalah
Perilaku kekerasan
Core problem
Koping maladaptif
Masalah Keperawatan dan Mekanisme Koping
Pengkajian
Pada dasarnya pengkajian pada pasien marah ditujukan pada semua aspek yaitu
biopsikososial kultural spiritual.
a. Aspek biologi.
Respon fisiologik timbul karena kegiatan sistem syaraf otonom bereaksi terhadap
sekresi epinefrin, sehngga tekanan darah meningkat, takikhardi, wajah merah, pupil
melebar, dan frekuensi pengeluaran urine meningkat. Ada gejala yang sama dengan
kecemasan seperti meningkatkan kewaspadaan, ketegangan otot seperti rahang
terkatup, tangan dikepal, tubuh kaku, dan reflek cepat. Hal ini disebabkan energi yang
dikeluarkan saat marah bertambah.
b. Aspek Emosional
Individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya, jengkel,
frustasi,dendam, ingin berkelahi, ngamuk, bermusuhan, sakit hati, menyalahgunakan
dan menuntut. Prilaku menarik perhatian dan timbul konflik pada diri sendiri perlu
dikaji seperti melarikan diri, bolos dari sekolah, mencuri, menimbulkan kebakaran,
dan penyimpangan seksual.
c. Aspek intelektual
d. Aspek Sosial
Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep rasa percaya, dan ketergantungan. Emosi
marah sering merangsang kemarahan dari orang lain. Dan menimbulkan penolakan
dari orang lain. Sebagian klien menyalurkan kemarahan dengan nilai dan mengkritik
tingkah laku orang lain sehingga orang lain menjadi sakit hati. Proses tersebut dapat
mengasingkan individu sendiri menjauhkan diri dari orang lain.
e. Aspek Spiritual
Diagnosa Keperawatan
a. data pendukung
3. klien mengarahkan marahnya pada setiap orang dan perawat yang masuk
kekamarnya
DPII : gangguan komunikasi sehubungan dengan perasaan marah terhadap situasi dan
pelayanan yang diterimanya yang dimanifestasikan dengan menghina atau
menyalahkan perawat seperti Anda seharusnya di sini sejak 1 jam lalu.
a. data pendukung
tingkah laku mondar mandir, tangan menggenggam, tubuh kaku, tatapan tajam, alis
mengkerut, gerakan kasar, suara keras, gigi gemeretak, melempar benda.Ungkapan
verbal, marah seperti meledak ledak, menghina, atau menyalahkan perawat.
b. tujuan
1. tujuan jangka panjang : klien dapat berkomunikasi efektif dengan perawatan atau
orang lain.
c. intervensi keperawatan
a. data pendukung :
tingkah laku mencari perhatian, menyakiti diri atau orang lain, tingkah laku agresif.
Nonverbal : menolak makan dan minum, menolak partisipasi dalam perawatan diri,
menolak perawatan dan pengobatan tidak kooperatif
verbal : menggunakan kata-kata kasar, menyimpang, dan menyakiti hati orang lain,
mengungkapakan pelayanan perawatan tidak baik, nada mengancam.
b. Tujuan
c. intervensi keperawatan
DAFTAR PUSTAKA