Diabetes Melitus atau sering dikenal dengan penyakit
kencing manis merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Penyakit ini juga merupakan penyakit endokrin yang paling umum ditemukan. Umumnya penyakit diabetes dianggap sebagai penyakit keturunan yang bisa mengenai laki- laki maupun wanita, tak terkecuali wanita hamil. (Maryunani, 2008).
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Indonesia kini menempati urutan ke 4 terbasar dalam jumlah penderita diabetes melitus didunia. Pada 2006, jumlah penyandang diabetes di Indonesia mencapai 14 juta orang. Dari jumlah ini, baru 50% penderita yang sadar mengidap dan sekitar 30% doantaranya melakukan pengobatan secara teratur. Menurut beberapa penelitian epidemiologi prevalensi diabetes di Indonesia berkisar 1,5 sampai 2,3 kecuali Manado yang cenderung lebih tinggi yaitu 6,1%. (Shadine, 2010).
Diabetes melitus dalam kehamilan (diabetes melitus
gestasional) terjadisekitar 4% dari semua kehamilan di Amerika Serikat, dan 3-5% di Inggris (ADA, 2004). Prevalensi diabetes melitus gestasional di Eropa sebesar 2-6% (Buckley et al, 2001). Prevalensi prediabetes di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 10% sedangkan prevalensi diabetes melitus gestasional di Indonesia sebesar 1,9%-3,6% pada kehamilan umumnya (Soewardono dan Pramono, 2011). Pada ibu hamil dengan riwayat keluarga diabetes melitus, prevalensi diabetes gestasional sebesar 5,1% (Maryunani, 2008). Angka ini lebih rendah dari pada prevalensi di Negara Ingris dan Amerika Serikat. Meskipun demikian, masalah diabetes gestasional di Indonesia masih membutuhkan penanganan yang serius melihat jumlah penderita yang cukup banyak serta dampak yang ditimbulkan pada ibu hamil dan janin. (Saldah, 2012).
Diabetes adalah suatu penyakit, dimana kadar gula darah
(glukosa) sangat tinggi. Diabetes yang muncul selama kehamilan adalah diabetes gestasional, yang terjadi pada 1-3% kehamilan. Diabetes bisa membahayakan ibu dan janin(Yohana, 2009)
Di Indonesia insiden Diabetes Melitus Gestasional
(Diabetes pada Kehamilan) sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40- 60% wanita yang mengalami diabetes melitus gestasional pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap diabetes melitus atau gangguan toleransi glukosa. (Susilo, 2011).
Perempuan dengan diabetes saat hamil tetap bisa
memiliki bayi yang sehat. Namun jika diabetesnya tidak bisa terkontrol dengan baik, kemungkinan akan ada konsekuensi serius yang dimiliki oleh bayi. Beberapa dampak pada bayijika ibu hamil terkena diabetes yaitu bayi besar (makrosemia), bayi dengan kadar gula dalam darah rendah (hipoglikemia) Ibu hamil yang rentan terkena diabetes adalah jika memiliki berat badan berlebih, memiliki riwayat diabetes gestasional (diabetes padakehamilan) sebelumnya atau memiliki riwayat diabetes yang kuat dalamkeluarga. (Ronald, 2010).
Diabetes melitus pada kehamilan tidak jarang ditemukan,
prevalensinya 1-2%, diabetes melitus yang diketahui sebelum hamil (diabetes pra-gestasional) 0,1-12% (tergantung pada tempat dan kriteria diagnostik yang digunakan). Di Indonesia, prevalensi Diabetes melitus yang ditemukan pada saat kehamilan 1,9-3,6% pada kehamilan umumnya. Pada ibu hamil dengan riwayat keluarga diabetes melitus prevalensinya 5,1% (Maryunani, 2008).
kehamilan yang membahayakan ibu hamil dan bayinya. Risiko komplikasi pada ibu hamil mencakup hipertensi kehamilan (pre-eklamsia), edema(pembengkakan), cairan ketuban terlalu banyak (polyhidramnion), melahirkan bayi lebih besar dari ukuran normal (makrosomia) dan persalinan prematur. Potensi risiko untuk bayinya termasuk penyakit kuning, gula darah rendah dan kesulitan bernafas saat lahir. (Lalage, 2011).
Pasien dengan diagnosa penyakit diabetes melitus paling
banyak datang untuk menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan. Dari sekitar 4.410 kunjungan pasien sepanjang Agustus 2013, 923 orang datang untuk mendapatkan perawatan penyakit Diabetes Melitus. Kasubbag Humas dan Hukum RSUD dr Pirngadi Medan Edison Perangin -angin mengungkapkan, untuk bulan Agustus tahun 2013, sebanyak 18 orang menjalani rawat inap, dan satu diantaranya meninggal karena komplikasi. Sementara 16 orang menjalani rawat inap karena diabetes melitus tanpa komplikasi, dan lima orang di antaranya meninggal. (Sindo, 2013).
Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Prof. DR.
dr Sidartawan Soegondo SpPD di Jakarta mengatakan bahwa Faktor lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat seperti makan berlebihan, berlemak, kurang aktivitas fisik, dan stres berperan besar sebagai pemicu diabetes. Tapi diabetes juga bisa muncul karena faktor keturunan. Faktor keturunan memang tidak dapat dicegah, namun gaya hidup dapat diubah. Jangan sampai gemuk, jangan banyak makan berlemak dan manis, serta banyaklah bergerak. (Shadine, 2010)
Kelebihan jurnal: Dalam jurnal ini gaya penulisan yang
digunakan baik, penampilan jurnal rapi, terdapat tabel yang menampilkan perbandingan grop intervensi dan grop kontrol, dilengkapi dengan diagram percobaan dua studi, dan abstrak dan daftar pustaka lengkap. Bahasa yang digunakan sangat mudah untuk dipahami bagi pembacanya. Pada peserta penelitian dijelaskan alasan berkurangnya partisipan yang awalnya 74 berkurang 8 peserta dengan alasan yang jelas.
Kekurangan jurnal: Dalam jurnal ini tidak di lampirkan
kuesioner singkat dari perawat studi pada saat recruitment yang meliputi usia, pendidikan, gra-vidity, glukosa puasa, tinggi, dan berat badan pra-hamil