Professional Documents
Culture Documents
DENGAN LEUKIMIA
Tinjawan penyakit
A. DEFINISI
Leukimia adalah proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai dengan
bentuk leukosit yang abnormal, jumlahnya yang berlebihan dapat menyebabkan
anemia, trombositopenia dan dapat berakhir dengan kematian ( Soeparman, 1994 ).
Leukimia merupakan penyakit maligna proliferatif generalisata dari jaringan
darah terutama leukosit, dapat terjadi secara akut maupun kronik, terutama terjadi
pada anak usia 1-5 tahun ( Sacharin, 1996 ).
Leukimia adalah suatu keganasan yang sering terjadi pada anak usia dibawah
15 tahun akibat proliferasi sel darah putih immatur ( Ashwill, 1997 )
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya leukimia belum diketahui secara pasti, namun dapat dipengaruhi
oleh :
1. Pengaruh lingkungan, peledakan bom kimia
2. Infeksi firus
3. Faktor genetik
4. Abnormalitas kromosom
5. Agen kemotherapi
C. KLASIFIKASI
1. Leukimia limfositik akut ( LLA ) merupakan tipe leukimia paling sering terjadi
pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah
berumur 65 tahun atau lebih.
2. Leukimia mielositik akut ( LMA ) lebih sering terjadi pada dewasa dari pada anak-
anak. Tipe ini dahulunya disebut leukimia nonlimfositik akut.
3. Leukimia limfositik kronis ( LLK ) sering diderita oleh orang dewasa yang
berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa mudah,
dan hampir tidak ada pada anak-anak.
4. Leukimia mielositik kronis ( LMK ) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga
terdapat pada anak-anak, namun sangat sedikit.
D. PATOFISIOLOGI
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel adarah merah ( RBC ) dan
leukosit atau sel darah putih ( WBC ) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah
normal diperoleh dari sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang
belakang. Sel batang dapat dibagi kedalam lymphpoid dan ( myeloid ). Proses
pembentukan sel darah dikenal sebagai hematopoiesis dan terjadi didalam sumsum
tulang tengkorak, tulang belakang, panggul, tulang dada, dan pada proximal epifisis
pada tulang-tulang yang panjang. Leukimia akut merupakan penyakit dengan
tranformasi maligna dan perluasan klon-klon sel-sel hematopoetik yang terhambat
pada tingkat diferensiasi dan tidak bisa berkembang menjadi bentuk yang lebih
matang. Sel darah berasal dari sel induk hematopoesis pluripoten yang kemudian
berdiferensiasi menjadi induk limfoid dan induk mieloid ( non limfoid ) multipoten.
Sel induk limfoid akan membentuk sel T dan sel B, sel induk mieloid akan
berdiferensiasi menjadi sel eritrosit, granulosit-monosit dan megakariosit. Pada setiap
stadium diferensiasi dapat terjadi perubahan menjadi suatu klon leukemik yang belum
diketahui penyebabnya. Bila hal ini terjadi maturasi dapat terganggu, sehingga jumlah
sel mudah akan meningkat dan menekan pembentukan sel darah normal dalam
sumsum tulang. Sel leukemik tersebut dapat masuk kedalam sirkulasi darah yang
kemudian menginfiltrasi organ tubuh sehingga menyebabkan gangguan metabolisme
sel dan fungsi organ. Kematian pada penderita leukemia akut pada umumnya
diakibatkan penekanan sumsum tulang yang cepat dan hebat, akan tetapi dapat pula
disebabkan oleh infiltrasi sel leukemik tersebut keorgan tubuh penderita.
Proses patologi dan manifestasi klinik yang terjadi pada leukemia disebabkan
oleh infiltrasi dan penggantian jaringan tubuh oleh sel leukemia yang nonfungsional.
Pada semua tipe leukemia sel-sel yang berprliferasi menekan sumsum tulang sehingga
menurunkan produksi komponen darah. Hal ini menyebabkan anemia karena
penurunan eritrosit, infeksi karena neutropnia, dan perdarahan karena penurunan
platelet. Sel kanker menginvasi sumsum tulang dapat menyebabkan nyeri tulang dan
sendi, kelemahan tulang, dan fraktur ( Ngastiyah, 2005; Hidayat,2006 ).
Pertumbu
Mll sirkulasi Mll system
han
darah limfatik
berlebiha
Pembesara
Nodus limfa Kebutuhan
n hati dan nutrisi
limpa meningkat
Resiko
Penurunan Anemia
perdarahan
eritrosit
Fraktur fisiologis
Gangguan rasa
Hambatan
nyaman nyeri
mobilitas fisik
E. MANIFESTASI KLINIK
Gejala yang khas pada penderita leukemia adalah pucat ( dapat terjadi
mendadak ), panas, dan pendarahan disertai splenomegali serta limfadenopati. Pasien
yang menunjukkan gejala lengkap seperti yang disebutkan diatas secara klinis dapat
didiaknosa leukemia. Perdarahan dapat berupa ekimosis, petekie, epistaksis, dan
perdarahan gusi. Pada stadium permulaan mungkin tidak terdapat splenomegali.
Gejala yang tidak khas ialah sakit sendih atau sakit tulang yang dapat disalahtafsirkan
sebagai peyakit reumatik. Gejala lain dapat timbul sebagai akibat dari infiltrasi sel
leukemia pada alat tubuh seperti lesi purpura pada kulit, efusi pleura, kejang pada
leukemia serebral ( Ngastiyah, 2005 ).
F. PENATALAKSANAAN
1. Kemoterapi
Bertujuan untuk mengurangi remisi, pada sumsum tulang yang normal dimana sel
blast <5% dan tidak ada tanda klinis.
2. Kombinasi prednison, vinkritin diharapkan dapat mengurangi remisi pada sekitar
95% anak dengan Akut Limfositik leukemia.
3. Transplantasi sumsum tulang
a. Sebelum transplantasi pasien menjalani penyinaran seluruh tubuh dan
kemotheterapi untuk mengurangi kemungkinan penolakan
b. Transplantasi diajurkan pada penderita akautlimfositik leukemia dengan remisi
ke-2.
c. Transplantasi
Membutuhkan donor sumsum tulang dari sudara kandung.
DENGAN LEUKEMIA
Tinjawan kasus
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Suku / bangsa :
Bahasa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status :
Alamat :
2. Penanggung jawab
Nama :
Alamat :
a. Riwayat penyakit
b.Kaji adanya tanda-tanda anemia:
Pucat
Kelemahan
Sesak
Nafas cepat
c. Kaji adanya tanda-tanda leukopenia:
Demam
Infeksi
AKTIVITAS
SIRKULASI
Gejala : palpitasi
ELIMINASI
INTEGRITAS EGO
MAKANAN/CAIRAN
NEUROSENSORI
NYERI/KENYAMANAN
Gejala : nyeri abdomen, sakit kepala, nyeri tulang /sendi, kram otot
PERNAPASAN
KEAMANAN
b. PEMERIKSAAN FISIK
Head to toe
1. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala simetris, rambut terlihat kotor, kusam
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
2. Mata
Inspeksi : bentuk mata simetris, penglihatan normal, nampak pucat
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Telinga
Inspeksi : bentuk telinga simetris kanan dan kiri
4. Hidung
Inspeksi : struktur hidung simetris kanan dan kiri, terdapat sekret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
5. Mulut
Inspeksi : keadaan mulut kurang bersih,lidah kotor, mukosa bibir kering
6. leher
inspeksi : banyak keringat
palpasi : tidak ada nyeri tekan
7. thoraks/dada
inspeksi : simetris kiri dan kanan, penyeimbangan dada seirama
palpasi : tidak ada nyeri tekan
auskultasi : tidak ada bunyi nafas tambahan
8. abdomen/perut
inspeksi : tidak ada lesi
palpasi : tidak ada nyeri tekan
auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
9. ekstremitas
atas : jari tangan lengkap kiri dan kanan
bawah : jumlah jari kaki lengkap
B. KLASIFIKASI DATA
a. Data Subjektif
Data Subjektif yang mungkin timbul pada penderita leukemia adalah sebagai
berikut :
Lelah
Letargi
Pusing
Sesak
Nyeri dada
Napas sesak
Priapismus
Hilangnya nafsu makan
Demam
Merasa cepat kenyang
Waktu ycng cukup lama
Nyeri Tulang dan Persendian.
b. Data Objektif
Data Subjektif yang mungkin timbul pada penderita leukemia adalah sebagai
berikut :
Pembengkakan Kelenjar Lympa
Anemia
Perdarahan
Gusi berdarah
Adanya benjolan tiap lipatan
Ditemukan sel-sel muda
C. ANALISA DATA
Do:
Distensi abdomen,
penurunan peristaltic
usus, BB
menurun,klienlemah
.
DS: penurunan jumlah Resiko pendarahan
Klien mengatakan trombosik
menstruasinya tidak
teratur
Klien mengaku
mudah memar saat
trauma
DO:
Trombosit
11.000/mm3
Hb : 8 gr/dl
Gusi tampak
berdarah
Terdapat memar dan
bercak bercak
hitam di tangan kiri.
DS: menurunnya sistem Resiko infeksi
Riwayat infeksi
pertahanan tubuh
yang berulang
DO:
Lemah, nampak
pucaat.
DS: ifiltrasi gukosit jaringan Nyeri akut
Nyeri, sakit kepala,
sistemik.
nyeri persendian,
sternum terasa
lunak, kram pada
otot.
DO:
Meringis,
kelemahan, hanya
berpusat pada diri
sendiri, RR, TD, N
meningkat.
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplay
darah keperifer ( anemia )
2. Ketidakseibangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan proliferative gostrointestinal dan efek toksil obat kemoterapi
3. Resiko pendarahan berhubungan dengan penurunan jumlah trombosik
4. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
5. Nyeri akut berhubungan dengan ifiltrasi gukosit jaringan sistemik.
penurunan suplay Dapat teratasi dan pada saat ditekan dan akan
darah keperifera Dengan kriteria: pemindahan ( terutama bergerak dengan
- Tekanan systole pada pasien yang cepat pada kondisi
dan diastole dalam mendapatankan obat hipotensi
rentang yang di anastesi fluthane )
harapkan Menstimulasi
- Tidak ada
Bantu latihan rentang sirkulasi perifer,
ortostatik
gerak, meliputih membantu
hipertensi
- Tidak ada latihan aktif kaki dan mencegah terjadina
peningkatan sehingga
mmhg)
Meningkatkan
Bantu dengan abulasi sirkulasi dan
awal mengemblikan
fungsi normal
organ
Mencegah terjadinya
Cegah dengan
sirkulasi vena
menggunakan bantal
statis dan
yang diletakan
menurunkan resiko
dibawah lutut.
tromboflebitis
Inggatkaan pasien agar
tidak menyelaangkan
kaki atau duduk
denggan kaki
Sirkulasi mungkin
tergantung lama.
harus dibatasi
Kaji ekstemitas bagian
untuk beberapa
baawa seperti adanya
posisi selama
eritema, tanda homan
proses oprasai,
positif
sementara itu obat-
obatan anastesi dan
menurunnya
aktivitas dapat
mengganggu
tonusitas,
vasomotor
kemungkinan
vaskular dan
Pantau tanda-tanda vital, peningkatan resiko
palpasi denyut nadi pembentuka
perifer, catat suhu/warna trombus
Merupakan indikator
dan pengisian kapiler.
dari volume
Evaluasi waktu dan
sirkulasi dan
pengeluaran cairan urine
fungsi
organ/perfusi
jaringan yang
Kolaboraasi
adekuat
Beri cairan IV/produk-
produk darah sesuai
kebutuhan
Berikan obat-obatan
Mempertahankan
antiembolik sesuai
volume sirkulasi,
indikasi.
mendukung
terjadinya perfusi
jaringan
Meningkatkan
pengembalian
aliraan vena dan
mencegah aliran
vena statis pada
kaki untuk
menurunkan risiko
trombosis
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Mandiri
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 Timbang berat badan Memberikan
kebutuhan b/d jam di harapkan masalah tiap hari. informasi tentang
perubahan Dapat teratasi kebutuhan diet
ploliferative Dengan kriteria: /keefektifan terapi
Menurunkan
gastrointestinal dan - Adanya Dorong tirah baring
efek toksil obat peningkatan berat kebutuhan
dan/atau pembaatasaan
kemoterapi badan sesuai metabolik untuk
aktivitas selama fase
dengan tujuan mencegah
sakit akut
- Berat badan ideal penurunan kalori
sesuai dengan dan simpanan
tinggi badan enerji
- Mampu Menenangkan
mengidentifikasi Anjurkan istirahat
peristaltik dan
kebutuhan nutrisi sebelum makan
meningkatkan
- Tidak ada
energi untu makn
tanda_tanda Mulut yang bersih
malnutrisi Berikan kebersihan dapat
- Menunjukkan
oral meningkatkan rasa
peningkatan fungsi
makanan
pengucapan dan
Lingkungkan yang
Sediakan makanan
menelan
menyenangkan
- Tidak terjadi dalam fentilasi yang
menurunkan stres
penurunan berat baik, lingkungan yang
dan lebih
badan yang berarti menyenangkan, dengan
konduksif untuk
situasi yang tidak
makan
terburu-buru
Mencegah serangan
Batasi makanan yang
akut /eksaserbasi
dapat menyebabkan
gejala
kraam abdomen, flatus
( mis.. produk susu )
Istrahat usus
Kolaborasi
menurunkan
Pertahankan puasa
peristaltik dan
sesuaai indikasi
diare dimana
menyebabkan
malabsorpsih/kehil
angan nutrien
Mulai/tambahkan diet
Memungkinkan
sesuai indikasi, mis..
saluran usus untuk
caairan jerni maju
menjadi makanan yang mematikan
dihancurkan, rendah kembali proses
sisa kemudian protein pencernaan.protein
tinggi, tinggi kalori, perlu untuk
dan rendah menyembukan
integrasi jaringan
DAFTAR PUSTAKA