Professional Documents
Culture Documents
ACARA 3
Oleh:
SALATIGA
Nama/ Nim : Cicilia Putri Septiyarini /652015001
Pendahuluan
Tujuan :
Metode :
1. Ditimbang tembaga (II) sulfat sebanyak 0,15 gram dan Kna tartrat 0,6 gram dan
dilarutkan dalam 50 ml aquades
3. Dihomogenkan.
2. Dihomogenkan
2. Dilakukan scanning untuk mengukur ABS larutan pada panjang gelombang 400-
800 nm
d. Variasi waktu
1. Dibuat campuran biuret dan induk BSA (1:1) (v/v) yang akan digunakan untuk
penentuan waktu optimum
2. Larutan divortex
4. Larutan didinginkan hingga suhu ruang dan dibaca absorbansnya pada panjang
gelombang 605nm
5. Blanko yang digunakan terdiri atas 3ml pereaksi biuret dan 1ml akuades
6. Diulangi percobaan dengan waktu pemanasan 20 menit ; 30 menit dan pada suhu
ruang dengan waktu inkubasi 30 menit
1. Diukur absorbansi campuran pereaksi biuret dan BSA (1:1) (1:2) (1:4) (v/v) pada
panjang gelombang 605nm dengan waktu optimum 10 menit
Hasil:
sampel ABS
Tabel 2 (Variasi waktu (biuret:BSA)(1:1))
W
ak
tu
(
m m
en a % A
it) x
6
0 6 0,
0 5
6
0 8 0,
10 5
6
0 9 0,
20 5
6
0 9 0,
30 5
In
ku
ba
si
30
m 6
en 0 0,
it 5
Bl 6
an 0 9 0,
ko 5
Bi
ur
et:
B m
S a % A
A x
6
1: 0 8 0,
1 5
6
1: 0 8 0,
2 5
6
1: 0 8 0,
4 5
Bl 6
an 0 9 0,
ko 5
0,15Gram 4
=6 10 mol
Mol CuSO4.5H2O = 249,5
molCuSO 4.5 H 2O
Mol Cu = volumetotalbiuret
6 104 mol
nCu= =0,0002
3 ml
n Cu : n BSA
0,0002:0,0002
1:1
4
6 10 mol
nCu= =0,0002
3 ml
n Cu : n BSA
0,0002:0,0004
1:2
n Cu : n BSA
0,0003 : 0,0012
1:4
Pembahasan
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk memahami kerja alat spektrofotometer
ultraviolet- visible untuk mengetahui panjang gelombang Biuret, BSA dan
campuran keduanya, mengetahui pengaruh waktu terhadap absorbansi yang di
hasilkan dan pengaruh fraksi mol terhadap absorbansi.
Reagen Biuret biasanya digunakan untuk menentukan kadar protein dalam sampel
yang sering disebut Metode Biuret . Reagen Biuret ini dibuat dengan cara mereaksikan
CuSO4.5H2O dengan Natrium Kalium Tartrat dan NaOH. Biasanya Pada percobaan ,
digunakan larutan standar Bovine Serum Albumine (BSA) karena BSA mengandung asam
amino yang sangat kompleks sehingga dapat diketahui kadar protein yang terkandung di
dalamnya dengan mudah menggunakan metode biuret. Tetapi pada percobaan kali ini hanya
dilakukan derivatisasi metode biuret dengan variasi waktu dan fraksi mol.
Yang ketiga adalah larutan standar Bovine Serum Albumine (BSA) yang sering
digunakan untuk uji biuret , mengandung asam amino (protein) kompleks,
mengalami denaturasi saat adanya perlakuan pemanasan, sehingga absorbansi
semakin rendah dengan semakin lama perlakuan pemanasan.
Dilakukan juga inkubasi larutan campuran BSA+ BIURET pada suhu ruang
selama 30menit, hal ini bertujuan untuk untuk proses penjagaan dan pemeliharaan
larutan dengan kondisi tertentu agar larutan tetap terjaga. Setelah inkubasi
absorbansi larutan konstan 0,169. Hal ini karena larutan tidak terkontaminasi.
Waktu yang optimal adalah pada waktu pemanasan 10 menit yang menghasilkan
absorbansi yang tinggi. Penentuan waktu ini digunakan untuk percobaan
selanjutnya yaitu pengaruh fraksi mol terhadap absorbansi.
Kesimpulan
3. Semakin banyak BSA yang dilarutkan dalam Biuret maka absorbansi yang didapat
semakin tinggi.
Daftar pustaka
Basset, J. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: EGC
Lampiran