You are on page 1of 6

Pemanfaatan Air Bersih di dusun Karangharjo Desa Curah Takir Kabupaten Jember

Abstrak
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari hari yang kualitasnya memenuhi
syarat kesehatan yang dapat diminum setelah dimasak. 1 Pemanfaaatan air bersih merupakan cara
manusia dalam menggunakan air bersih. Perilaku pemanfaatan air bersih bisa ditinjau dari
beberapa aspek yaitu sikap terhadap suatu perilaku (attitude toward the behavior), norma
subyektif tentang suatu perilaku (subjective norm), dan persepsi tentang kontrol perilaku
(perceived behavioral control). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sikap teerhadap
suatu perilaku (attitude toward the behavior), norma subyektif tentang suatu perilaku (subjective
norm), dan persepsi tentang kontrol perilaku (perceived behavioral control) dalam pemanfaatan
air bersih di Dusun Karangharjo Desa Curah Takir Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksplorasi kualitatif dengan pendekatan
fenomenologis. Jumlah informan 5 orang yang diambil dari Kader Komunitas Lumbung Air
Sederhana (Kolumbus). Data yang dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan dianalisis
menggunakan analisis thematic.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pemanfaatan air bersih di Dusun Karangharjo
masih minim. Hal ini dibuktikan bahwa mayoritaswarga Dusun karangharjo masih menggunakan
sungai untuk kegiatan sanitasi mereka.

Kata kunci :Perilaku, air bersih, Dusun Karangharjo

PENDAHULUAN
Dusun karangharjo merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa Curah Takir. Dusun
Karangharjo berada di antara hutan karet milik perkebunan PTP Nusantara XII (Persero)
Glantangan. Sebuah dusun yang terisolir karena terletak di tengah-tengah perkebunan milik
PTPN XII yang hanya dibatasi sungai dan bersebelahan dengan perbukitan, sehingga satu-
satunya akses keluar masuk dusun ini harus melewati perkebunan. Letaknya yang berada
ditengah tengah perkebunanan karet dan berada diatas perbukitan membuat sulitnya kases
menuju dusun tersebut. selain itu jarang antar rumah warga satu dengan lainnya yang berjauhan
menambah alasan mengenai sulitnya akses dusun ini.
Dusun Karangharjo merupakan dusun yang memiliki kondisi sanitasi dan persediaan air
paling buruk saat musim kemarau. Akses transportasi menuju dusun Karangharjo ini dapat
ditempuh menggunakan kendaraan bermotor selama kuranglebih 1 jam 15 menit. Wilayah dusun
Karangharjo sebagian besar merupakan daerah perkebunan dan persawahan sehingga kondisi
jalan menuju dusun Karangharjo banyak berupa jalan berbatu (makadam). Kondisi jalan tersebut
sebagian sudah rusak sehingga tidak mudah dilewati kendaraan bermotor. Dusun Karangharjo
memiliki 151 kepala keluarga yang sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani dan
buruh tani. Warga dusun karangharjo rata-rata memiliki suku madura sebagai warga pribumi dan
sebagian kecil lainnya pendatang misal dari suku jawa, dayak, dll.
Kondisi geografis dusun karangharjo yang berada diatas perbukitan menyebakan sulitnya
dilakukan pengeboran untuk sumber air bersih untuk warga. Menurut informasi dari beberapa
warga pengeboran sumur warga hanya mengandalkan air yang mengalir di sungai yang melewati
dusun tersebut. stuktur tanah yang keras ketika musim kemarau sangat menyulitkan warga untuk
melakukan pengeboran pada daerah tersebut. selain itu permukaan air tanah yang sangat dalam
tidak memungkinkan untuk menggunakan cara pengeboran tanah untuk mendapatkan air bersih.
Solusi yang dapat dilakukan masyarakat yaitu untu sementara ini menunggu bantuan air dari
badan amal, akan tetapi bantuan air tersebut tidak dapat dirasakan seluruh warga dusun. Hal
tersebut diakibatkan letak rumah rumah warga satu sama lainnya yang berjauhan dan terpisah
oleh beberapa perbukitan.

Dusun Karangharjo seringkali mengalami masalah kekeringan air ketika musim kemarau.
Hal tersebut terbukti dari banyaknya masyarakat yang masih menggunakan sungai sebagai
tempat untuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus. Perilaku buruk lain seperti warga sering buang
air besar di lahan kebun belakang rumah mereka apabila air sungai sudah sangat tidak
memungkinkan untuk digunakan. Menurut opini yang beredar di masyarakat dusun Karangharjo,
perilaku tersebut sering kali dilakukan dengan alasan tidak tersedianya air yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat, terlebih ketika musim kemarau datang. Sumur sumur warga
mulai dangkal airnya. Permukaan air tanah sulit ditemukan ketika salah seorang warga mengebor
tanah untuk memperoleh air bersih yang layak pakai. Dilihat dari sissi lain ketersediaan fasilitas
sanitasi umum sudah mencukupi, namun saat kemarau banyak sumur atau tempat persediaan air
warga yang mengalami kekeringan yang menyebabkan masyarakat dusun Karangharjo
terkendala air bersih serta minimnya perilaku hidup sehat.

Perilaku pemanfaatan air bersih adalah bentuk perwujudan dalam menggunakan air
bersih untuk kehidupan sehari- hari. Air bersih digunakan untuk minum, masak, mandi, mencuci,
dan kegiatan bersih-bersih lainnya. Pengunaan air bersih sesuai standar sanitasi dan higien air
meurut depkes, air bersih harus memenuhi syarat kesehatan persyaratan mikrobiologi, Fisika,
kimia, dan radioaktif.

Masalah utama dari Dusun Karangharjo adalah masih banyak warga yang menggunakan
air sungai sebagai sumber air dalam kegiatan sanitasi.

METODE PENELITIAN
Teori yang digunakan Jenis penelitian ini adalah TPB (teori planned behavior) yaitu teori yang
dikembangkan oleh Ajzen yang merupakan penyempurnaandari reason action theory yang
dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Fokus utama dari teori planned behavior ini sama seperti
teori reason action yaitui ntensi individu untuk melakukan perilaku tertentu. Intensi dianggap
dapat melihat faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku. Intensi merupakan indikasi
seberapa keras orang mau berusaha untuk mencoba dan berapa besarusaha yang akan
dikeluarkan individu untuk melakukan suatu perilaku. penelitian ini menggunakan metode
kualitatif yaitu dengan cara pendekatan interpersonel pada beberapa kader kolumbus atau warga
dusun karangharjo yang menjadi narasumber yang digunakan sebagai data kualitatif

Hasil dan Pembahasan


1. Teori TPB
Berdasarkan TPB , Ajzen (1991), faktor sentral dari perilaku individu adalah bahwa
perilaku itu dipengaruhi oleh niat individu (behavioral intention) terhadap perilaku
tertentu tersebut. Sedangkan niat untuk berperilaku dipengaruhi oleh variabel sikap
(attitude), norma subjektif (subjective norm), dan kontrol perilaku yang dipersepsikan
perceived behavioral control). Teori ini dilandasi pada postulat teori yang menyatakan
bahwa perilaku merupakan fungsi dari informasi atau keyakinan/ kepercayaan yang
menonjol mengenai perilaku tersebut. Orang dapat saja memiliki berbagai macam
keyakinan terhadap suatu perilaku, namun ketika dihadapkan pada suatu kejadian
tertentu, hanya sedikit dari keyakinan tersebut yang timbul untuk mempengaruhi
perilaku. Sedikit keyakinan inilah yang menonjol dalam mempengaruhi perilaku individu
(Ajzen 1991). Keyakinan yang menonjol ini dapat dibedakan menjadi, pertama,
behavioral belief, yaitu keyakinan individu akan hasil suatu perilaku dan evaluasi atas
hasil tersebut. Behavioral belief akan mempengaruhi sikap terhadap perilaku (attitude
toward behavior). Kedua adalah normative belief, yaitu keyakinan individu terhadap
harapan normative orang lain yang menjadi rujukannya, seperti keluarga, teman, dan
konsultan pajak, dan motivasi untuk mencapai harapan tersebut. Harapan normatif ini
membentuk variabel norma subjektif (subjective norm) atas suatu perilaku. Ketiga adalah
control belief, yaitu keyakinan individu tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau
menghambat perilakunya dan persepsinya tentang seberapa kuat hal - hal tersebut
mempengaruhi perilakunya. Control belief membentuk variabel kontrol perilaku yang
dipersepsikan (perceived behavioral control).

Theory of Planned Behavior didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah makhluk
yang rasional dan menggunakan informasi informasi yang mungkin baginya, secara
sistematis. Orang memikirkan implikasi dari tindakan mereka sebelum mereka
memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku -perilaku tertentu.

Tujuan dan manfaat dari teori ini, antara lain adalah untuk meramalkan dan memahami
pengaruh-pengaruh motivasional terhadap perilaku yang bukan dibawah kendali atau
kemauan individu sendiri. Untuk mengidentifikasi bagaimana dan kemana mengarahkan
strategi -strategi untuk perubahan perilaku dan juga untuk menjelaskan pada tiap aspek
penting beberapa perilaku manusia.

2. Aspek TPB
a. Sikap terhadap perilaku
Berdasarkan TPB, Ajzen (1991), perilaku individu dipengaruhi oleh niat
individuitu (behavioral intention) terhadap perilaku tertentu tersebut. Sedangkan niat
untuk berperilaku dipengaruhi oleh variabel sikap (attitude), norma subjektif
(subjective norm), dan kontrol perilaku yang dipersepsikan (perceived behavioral
control).
Sikap didefinisikan sebagai perasaan mendukung atau memihak (favorableness)
atau perasaan tidak mendukung atau tidakmemihak (unfavorableness) terhadap suatu
objek yang akan disikapi. Perasaan ini timbul dari adanya evaluasi individual atas
keyakinan terhadap hasil yang didapatkan dari perilaku tertentu tersebut. Penelitian
yang dilakukan oleh Bobek and Hatfield (2003) dan Mustikasari (2007) menunjukkan
bahwa sikap ketidakpatuhan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat
untuk berperilaku tidak patuh.
Menurut Oxford Advanced Learner Dictionary mencantumkan bahwasikap
(attitude) berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu Manner ofplacing or holding the
body, dan way of feeling, thinking or behaving.Campbel (1950) dalam buku
Notoadmodjo (2003, p.29) mengemukakanbahwa sikap adalah A syndrome of
response consistency with regard tosocial objects. Artinya sikap adalah sekumpulan
respon yang konsistenterhadap obyek sosial. Dalam buku Notoadmodjo (2003,
p.124)mengemukakan bahwa sikap (attitude) adalah merupakan reaksi ataurespon
yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek.
Menurut Eagle dan Chaiken (1993) dalam buku A. Wawan dan DewiM. (2010,
p.20) mengemukakan bahwa sikap dapat diposisikan sebagaihasil evaluasi terhadap
obyek sikap yang diekspresikan ke dalam proses-proseskognitif, afektif (emosi) dan
perilaku. Dari definisi-definisi di atasmenunjukkan bahwa secara garis besar sikap
terdiri dari komponenkognitif (ide yang umumnya berkaitan dengan pembicaraan
dandipelajari), perilaku (cenderung mempengaruhi respon sesuai dan tidaksesuai) dan
emosi (menyebabkan respon-respon yang konsisten).
Berdasarkanpertimbangan di atas sikap masyarakat yang tidak peduli dengan
hidup bersih dan sehat berpengaruh terhadap niat masyarakat untuk perilaku
pemanfaatan air bersih di dusun karangharjo. Sikap mereka menyadari dengan
pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat, termasuk menjaga kelestarian
lingkungan guna untuk menjaga ketersediaan air bersih yang ada di dusun
karangharjo.
..hanya air sungai mbak yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga
sehari-hari. Kalau tidak ya air sungai ya air hujan mbak, tapi kalau air hujan itu tidak
selalu ada mbak.. (MSN, 42 tahun)
Sumber utama masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan air melalui sungai dan air
hujan yang keberadaannya tidak sepanjang musim dapat digunakan untuk keperluan
sehari-hari. Air tanah yang jumlahnya tidak memungkinkan untuk digunakan
memenuhi kebutuhan warga dusun karangharjo.
dulu pernah nyoba ngebor tanah sampai dalamnya 50 meter saya belum
menemukan titik sumber airnya itu, ditambah lagi penyewaan bornya mahal mbak
jadi ya daripada sudah nyewa tapi tidak ada hasil, ya saya juga sama seperti warga
lain ... (AGS, 40 tahun)
Sebagian warga yang menjadi narasumber dari penelitian ini menyebutkan
pernah melakukan upaya untuk merubah perilaku buruk yang sudah turun menurun
dan banyak dari mereka menyadari perilaku buruk yang bayak dilakukan warga
ketika sulitnya mendapatkan sumber air bersih dapat membawa dampak buruk bagi
kesehatan mereka.
saya tahu kok kalau ketika mandi, cuci, kakus di sungai dapat menyebakan sakit
yang macam macam. Selain menyebabkan sakit perilaku tersebut juga mengotori
lingkungan terutama sungai itu sendiri. Masyarakat juga seringkali saya ingatkan
untuk menurangi aktifitas seperti buang air besar disungai ataupun dikebun, lebih
baik mengusahakan ketersediaan air untu pemakaian kamar mandi warga masing-
masing yang berada di rumahnya (HRD, 55 tahun)
Sikap yang menunjukkan ketidakpedulian terhadap hidup bersih dan sehat dapat
mempengaruhi niat warga dalam perilakunya dalam pemanfaatan air bersih. Sikap
tersebut sangat berpengaruh juga terhadap sikap warga lainnya. Keadaan dan kondisi
lingkungan yang sulit untuk menemukan keberadaan air tanah ketika musim kemarau
mendorong warga masyarakat dusun karangharjo melakukan sikap yang kurang
peduli sehingga muncul niat untuk berperilaku buruk, perilaku tersebut masuk dalam
kategori perilaku yang kurang peduli dengan pentingnya pemanfaatan air bersih.

b. Norma subyektif tentang perilaku (Bella)


(Bagaiamana )
c. Persepsi tentang kontrol perilaku (Vivi)

Kesimpulan Fatim

Daftar Pustaka
Ajzen, Icek, 1991, The Theory of Planned Behavior, Organizational Behavior and Human
Decision Process, Vol. 50, pp. 179-211.
Achmad, Zakarija. None. Tjheory of planned behavior, masih relevan?.
http://zakarija.staff.umm.ac.id/files/2010/12/Theory-of-Planned-Behavior-masihkah-
relevan1.pdf 27 Juni 2016.

Setyobudi,Wahyu T. November 2008. Aplikasi Theory Of Planned Behavior (Tpb) Terhadap


Perilaku Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) Dalam Organisasi. National
conference on managemen research 2008. http://asp.trunojoyo.ac.id/wp-
content/uploads/2014/03/APLIKASI-THEORY-OF-PLANNED-BEHAVIOR-
TPB-.._.Wahyu-T.-Setyobudi.pdf. 27 Juni 2016.

Handayani, Siti Dyah. Maret 2011. "Theory of Planned Behavior: Aplikasi pada Konsumen
Rumah Sakit". JURNAL MANAJEMEN DAN BISNIS Vol.1 No.
2. http://portalgaruda.org, 27 Juni 2016.
Da Cruz, Leonel. 2015. Aplikasi Theory Of Planned Behavior Dalam Membangkitkan Niat
Berwirausaha Bagi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unpaz, Dili Timor Leste. E-Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 4.12 (2015) : 895-920. 27 Juni 2015
Buku Dasar PKIP ?

You might also like