Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
220112160087
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROFESI KEPERAWATAN ANAK ANGKATAN XXXII
BANDUNG
2016
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN DIAGNOSA EFUSI
PLEURA BILATERAL EC MALIGNANCY META PLEURA DI RUANG
FRESIA LANTAI 2 RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh sesak
2
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Sejak 3 bulan SMRS pasien mengeluh sesak napas yang dirasakan
semakin memberat selama 12 hari SMRS. Pasien pernah dirawat di RS
Cirebon selama 4 hari dengan keluhan yang sama. Dari hasil pemeriksaan
USG di rumah sakit tersebut pasien didiagnosa Ca. Paru. Kemudian pasien
dirawat di Rumah Sakit Al-Ihsan selama 7 hari dan akhirnya dirujuk ke
RSHS untuk penatalaksanan lebih lanjut. Sesak napas dirasakan saat
pasien istirahat dan tidak dipengaruhi oleh aktifitas. Sesak napas tidak
disertai dengan keluhan demam namun didahului dengan keluhan batuk.
Pasien nyaman dengan posisi tidur terlentang. Keluhan sesak disertai
dengan keluhan bengkak pada tangan kanan dan kiri yang kemudian
semakin lama semakin meluas hingga ke leher dan ke muka.
3
Gaya Komunikasi
Pasien mampu berkomunikasi dengan baik secara verbal
maupun non verbal. Saat diajak berkomunikasi dengan
peraway, pasien mampu menjawab dengan baik saat
diberikan pertanyaan.
Pola Interaksi
Pasien kooperatif baik dengan petugas kesehatan ataupun
dengan orang disekitar.
Koping
Klien mengungkapkan bahwa ketika dirinya mengalami
masalah, selalu berbagi dengan istrinya dan memecahkan
permasalahan secara bersama-sama.
a. Data Sosial
Pasien mengatakan bahwa hubungan pasien dengan keluarga, kerabat
maupun teman, tidak ada yang berubah atau tidak ada masalah.
b. Data Spiritual
Pasien mengatakan bahwa pelaksanaan ibadah yang dilakukan selama
sakit mengalami hambatan. Pasien menjadi lebih jarang melakukan
pengajian di mesjid karena nyeri yang dirasakan. Namun pelaksanaan
shalat 5 waktu tidak ada gangguan.
f. Riwayat ADL
4
700 ml sehari 1500 ml sehari
Air putih Air putih
b. Minum
Frekuensi
Jenis
Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1x sehari 3-4 hari sekali
Konsistensi Padat Lembek
Keluhan Tidak ada keluhan Pasien mengeluh nyeri
ketika BAB dan feses
2. yan dikeluarkan hanya
sedikit.
b. BAK 2-3x sehari
Frekuensi Kuning pekat
2-3x sehari
Warna Tidak ada keluhan
Kuning jernih
Keluhan Pasien mengeluh nyeri
ketika berkemih.
Istirahat dan tidur
a. Kualitas Nyenyak Pasien seringkali
terbangun saat tidur
karena merasa tidak
3.
nyaman (sesak)
Pasien tidur pada malam
hari 8 jam Pasien tidur pada
b. Kuantitas
malam hari 4-5 jam
Personal Hygiene
a. Mandi 2x sehari Di lap, 1x sehari
4. b. Gosok gigi 2x sehari 1x sehari
c. Cuci Rambut 2-3 hari 1x Belum pernah
d. Potong Kuku Seminggu sekali seminggu sekali
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Suhu badan : 36,3 C
Pernafasan : 28 x/menit
Antropometri
BB : 54 kg
5
TB : 165 cm
BB (kg ) 54 kg
BMI = 2
( TB (m ))
2 = ( 1,65 )2 = 19,85 kg / m
6
pemeriksaan palpasi sinus tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri
tekan.
7
5/5 tidak terdapat edema pada ekstremitas bawah, pemeriksaan Homan
Signs (-), Reflek Babinski (+), reflek patella (+).
- Pemeriksaan Kekuatan Otot
0 4
5 5
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 18 November 2016
Hematologi
Hemoglobin 12,1 g/dL 13,5-17,5 g/dL Rendah
Hematokrit 39% 40-52% Rendah
Eritrosit 6,27 juta/uL 4,5-6,5 juta/uL Normal
Leukosit 14.900/mm3 4400-11300/mm3 Tinggi
Indeks Eritrosit
MCV 62,8 fL 80-100fL Rendah
MCH 19,3 pg 26-34 pg Rendah
MCHC 30,7 % 32-36 % Rendah
APTT 30,8 detik 15,1-35,1 detik Normal
Kimia Klinik
Kreatinin 0,62 0,7-1,2 Tinggi
Ureum 45 15-50 Normal
Glukosa darah 92 <140 Normal
sewaktu
Analisa Gas Darah
pH 7,506 7,34-7,44 Tinggi
PCO2 39,1 mmHg 35-45 mmHg Normal
PO2 80,1 mmHg 69-116 mmHg Normal
HCO3 31,0 mEq/L 22-26 mEq/L Tinggi
TCO2 59,2 mmol/L 22-29mmol/L Tinggi
Base Excess 7,3 mEq/L (-2)-(+3) mEq/L Basa
5. Terapi
8
pembentukan pembengkakan pada
gumpalan darah. perut, sakit
Heparin tidak bisa pungung,
menghancurkan konstipasi, sendi
penggumpalan darah, terasa sakit, nyeri
melainkan berfungsi atau kaku, darah
mencegah pada urin, mimisan.
penggumpalan tidak
membesar hingga
menyebabkan masalah
yang serius.
Dexamethason 3x1 IV Merupakan golongan Badan terasa lemah
e 4 mg obat kortikosteroid atau lemas,
yang bekerja dengan gangguan pola tidur,
mencegah pelepasan sakit kepala,
zat-zat di dalam tubuh vertigo, keringat
yang menyebabkan berlebihan, jerawat,
peradangan. kulit kering dan
(untuk mengobati menipis serta
peradangan./inflamasi) gampang memar,
perubahan suasana
hati seperti mudah
tersinggung, mudah
haus, sering buang
air kecil, nyeri
otot/sendi, sakit
perut dan perut
terasa kembung.
6. Analisis Data
9
Eksudat
Akumulasi cairan >> di
rongga pleura
ekspansi paru
Sesak napas
Pola napas tidak efektif
2 DO: Nadi arteri teraba Faktor trombogenik Ketidakefektifan
lemah, edema pada ( tepaparnya subendotelial, perfusi jaringan
aktifasi koagulasi,
lengan, Hb= 12,1 g/dl, perifer
gangguan fibrinolisis),
kulit tampak pucat faktor protektif (plepasan
terutama pada bagian antitrombotik)
lengan yang tidak bisa fibrin dan sel darah
digerakkan (kanan)
DS: klien mengeluh degradasi fibrin
lengannya terjadi D-dimer
penurunan sensasi
Statis
Terdapatnya oedema di
area distal (menumpuknya
darah di area distal)
Penurunan aliran darah
vena, tersumbatnya aliran
balik vena
P jaringan interstitial >
P perfusi kapiler
Kulit pallor/pucat
Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
10
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan adanya cairan di intrapleura
atau rongga pleura ditandai dengan dispneu, RR 28xmenit, pernapasan cuping
hidung.
b. Ketidakefektidan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan
aliran vena ditandai dengan klien terjadi penurunan sensai, edema, nadi lemah
dan kulit tampak pucat terutama pada bagian lengan yang tidak bisa
digerakkan (kanan)
11
8. Rencana Tindakan Keperawatan
c.
d. Nama Pasien : Tn. M Ruangan : Fresia Lt. 2
e. No . Medrek : 0001575124 Nama Mahasiswa : Ratu Irbath K.N.
f.
12
p. t. Tanda-tanda vital Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit
dalam rentang normal Monitor sianosis perifer.
u. Tidak z. Rasional: Mengetahui tingkat gangguan yang terjadi dan
menggunakan otot membantu dalam menetukan intervensi yang akan diberikan.
aksesoris untuk bernapas Distress pernapasan dan perubahan pada tanda-tanda vital dapat
v.
terjadi sebagai akibat stres fisiologis dan nyeri atau dapat
menunjukkan terjadinya syok sehubungan dengan hipoksia.
Monitor suara napas tambahan
aa. Rasional: Suara napas tambahan dapat menjadi indikator
gangguan kepatenan jalan napas yang tentunya akan berpengaruh
terhadap kecukupan pertukaran udara
Monitor hasi l laboratorium, AGD dan elektrolit.
ab. Rasional:
ac. Pemeriksaan hasil labolatorium dapat memberikan gambaran
intervensi yang paling efektif untuk diberikan. Kadar PaO2 yang
rendah dan PaCO2 yang tinggi menunjukkan perburukan
pernapasan.
Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot
tambahan, retraksi otot supraclavicula atau intercontal
ad. Rasional: Menunjukkan keparahan dari gangguan respirasi
yang terjadi dan menetukan intervensi yang akan diberikan
13
Ajarkan kepada pasien teknik napas dalam dan relaksasi
ae. Rasional: Mengoptimalkan fungsi paru sesuai dengan
kemampuan aktifitas individu.
Lakukan tindakan untuk menurunkan konsumsi O2 (misalnya:
pegendalian demam dan nyeri, mengurangi ansietas).
af. Rasional: Demam tinggi dapat meningkatkan kebutuhan
metabolik dan kebutuhan oksigen.
ag. ah. Ketidakefektidan aj. NOC: Anjurkan tirah baring
Circulation status ap. Rasional: Meminimalkan kemungkinan perubahan posisi
2 perfusi jaringan
Tissue prefusion trombus dan menciptakan emboli
perifer Vital sign status Kolaborasi dalam pemberian antikoagulan menggunakan heparin
berhubungan ak. Setelah dilakukan aq. Rasional : Heparin dapat mencegah trombus dan mencegah
dengan gangguan asuhan selama 3x24 jam pembekuan selanjutnya.
aliran vena ketidakefektifan perfusi Anjurkan napas dalam
ar. Rasional : menghasilkan penekanan yang negatif pada toraks
ditandai dengan jaringan teratasi dengan
yang membantu pengosongan vena yang besar
klien terjadi kriteria hasil: Berikan kompres hangat lembab pada ekstremitas yang
al. Status perfusi
penurunan sensai, sakit/terkena
jaringan perifer :
edema, nadi lemah am. as. Rasional: Meningkatkan sirkulasi ke area ekstremitas,
Nadi perifer dapat
dan kulit tampak teraba meningkatkan vasodilatasi aliran balik vena dan resolusi edema.
Pantau pemeriksaan labroatorium masa protrombin, masa
pucat terutama an. Pengisian kapiler
trombplastin/ Hb/Ht/ AST (SGOT)
pada bagian adekuat at. Rasional : Memantau efektifitas antikoagulan,
ao. Penurunan edema
14
lengan yang tidak hemokonsentrasi dan dehidrasi dapat menimbulkan pembekuan.
bisa digerakkan Peningkatan kadar AST dapat menandakan emboli.
Anjurkan untuk meninggikan area yang terkena (lengan) lebih
(kanan)
ai. tinggi dari ketinggian jantung untuk meningkatkan drainase vena.
au. Rasional: meningkatkan aliran balik vena.
15
Catatan Tindakan Keperawatan
av. Nama Pasien : Tn. M Ruangan : Fresia Lt. 2
aw. No . Medrek : 0001575124 Nama Mahasiswa : Ratu Irbath
K.N.
16
bl. CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
17
yang sakit/terkena
Pantau pemeriksaan
labroatorium masa
protrombin, masa
trombplastin/ Hb/Ht/ AST
(SGOT)
Anjurkan untuk
meninggikan area yang
terkena (lengan) lebih tinggi
dari ketinggian jantung
untuk meningkatkan
drainase vena.
cg.
18
ch. DAFTAR PUSTAKA
ci.
cp.
19