You are on page 1of 16

TOTAL QUALITY MANAJEMEN (TQM)

Silvana Maulidah. SP. MP.


Lab of Agribusiness Analysis and Management,
Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
Email : silvanamau@yahoo.com

MODUL
1. Pengertian Total Quality Management (TQM)
2. Standar Mutu Internasional dan Nasional

6
3. International Organization for Standardization (ISO)

TUJUAN :
Dengan mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan:

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASIONAL


1. Mampu memahami pengertian Total Quality manajemen dan
teknik-teknik atau alat dalam menerapkannya
2. Mengerti tentang standarisasi mutu internasional dan
nasional
3. Mengerti jenis-jenis ISO dan penerapan dalam standarisasi
mutu perusahaan

PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT


(TQM)
Kualitas merupakan suatu istilah relatif yang sangat
bergantung pada situasi. Ditinjau dari pandangan konsumen,
secara subyektif orang mengatakan kualitas adalah sesuatu
yang cocok dengan selera (fitness for use). Sehingga produk
dikatakan berkualitas apabila produk tersebut mempunyai
kecocokan penggunaan bagi dirinya. Pandangan lain
mengatakan kualitas adalah barang atau jasa yang dapat
menaikkan status pemakai. Ada juga yang mengatakan
kualitas adalah barang atau jasa yang memberikan manfaat
pada pemakai (measure of utility and usefulness). Kualitas
barang atau jasa dapat berkenaan dengan keandalan,
ketahanan, waktu yang tepat, penampilannya, integritasnya,
kemurniannya, individualitasnya, atau kombinasi dari berbagai
faktor tersebut.
Sedangkan menurut Juran (1962) dan Krajewski (1987)
dalam Zulian (2007) menyatakan bahwa ditinjau dari sudut
pandang produsen, kualitas dapat diartikan sebagai kesesuaian
dengan spesifikasinya. Suatu produk akan dinyatakan
berkualitas oleh produsen, apabila produk tersebut telah sesuai
dengan spesifikasinya. Kesesuaian mencakup beberapa unsur,
yaitu : (a) sesuai dengan spesifikasi fisiknya, misalnya ciri
khusus, kekerasan, teknologi. (b) sesuai dengan prosedurnya,
dan (c) sesuai dengan persyaratannya.
TOTAL QUALITY MANAGEMENT Brawijaya University 2012

Menurut American Society for Quality dalam Jay Heizer dan Barry Render
(2009), kualitas adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang
mampu memuasan kebutuhan yang tampak atau samar. Sedangkan Brian
(1993) dalam Zulian (2007) menulis bahwa dalam istilah perbendaharaan
International Organization for Standardization (ISO) dikatakan bahwa: kualitas
adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya
dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun
tersamar. Uraian itu menunjukkan bahwa pengertian kualitas dapat berbeda
pada setiap orang pada waktu khusus dimana kemampuannya (availability),
kinerja (performance), keandalannya (reliability), kemudahan pemeliharaan
(maintainability), dan karakteristiknya dapat diukur Juran (1988) dalam Zulian
(2007)].
Total Quality Management (TQM) menunjuk pada penekanan kualitas yang
meliputi organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok hingga pelanggan. TQM
menekankan komitmen manajemen untuk mendapatkan arahan perusahaan
yang terus-menerus ingin mancapai keunggulan dalam semua aspek produk dan
jasa yang kesemuanya penting bagi pelanggan.
TQM penting karena keputusan kualiatas mempengaruhi setiap dari 10
keputusan yang dibuat oleh manajer operasi. Tiap 10 keputusan berhadapan
dengan beberapa aspek pengidentidikasian dan pemenuhan harapan pelanggan.
Pemenuhan harapan bersaing untuk menjadi pemimpin pasar dunia
Pakar kualitas W. Edwards Deming menggunakan 14 poin untuk menandai
penerapan TQM. Hal ini dikembangkan menjadi enam konsep program TQM yang
efektif yakni perbaikan yang terus-menerus, pemberdayaan karyawan,
benchmarking, just-in-time, konsep Taguchi, dan pengetahuan alat TQM.

1. Perbaikan Terus-menerus
TQM membutuhkan perbaikan yang terus menerus yang tidak pernah
berhenti yang meliputi orang, peralatan, pemasok, bahan, dan prosedr. Dasar
filosofi ini adalah bahwa setiap aspek operasi dapat diperbaiki. Tujuan akhirnya
adalah kesempurnaan, yang tidak akan pernah dapat dicapai, tetapi selalu dicari.
Plan-Do-Check-Act Walter Shewhart, seorang pelopor manajemen
kualitas, mengembangkan sebuahmodel lingkaran yang dikenal sebagai PDCA
(palan, do check, get) yang menuutnya adalah suatu perbaikan yang terus-
menerusnya. Kemudian deming mengambll konsep ni ke Jepang pada masa
kerjanya setelah Perang Dunia II. Siklus PDCA berbentuk lingkaran untuk
menekankan sifat yang terus-menerus dalam proses perbaikan.

Page 2 of 16
TOTAL QUALITY MANAGEMENT Brawijaya University 2012

2. Six Sigma,
Orang Jepang menggunakan kata kaizen untuk menjelaskan proses dari
suatu perbaikan yangtidak pernah berhenti-penetapan dan pencapaian tujuan
yang lebih tinggi. Di Ameika Serikat, TQM dan juga proses produk tanpa produk
cacat (zero defect) juga digunakan untuk menjelaskan usaha perbaikan yang
terus-menerus.

3. Perbedaan Karyawan (Pekerja)


Perbedaan karyawan berarti melibatkan karyawan pada setiap langkah
proses produksi. Secara konsisten, literatur bisnis menyatakan bahwa 85%
permasalahn kualitas adalah pada bahan dan proses, bukan pada kinerja
karyawan. Oleh karena itu, tugas yang diperlukan adalah untuk mendesain
peralatan damn proses yang dapat memproduksi kualitas yang diinginkan. Hal ini
sebaik-baiknya tentu dilakukan dengan melibatkan secara luas mereka yang
memahami kelemahan sistem. Mereka ynag berhadapan dengan sitem setiap
hari tentu memahami sitem lebih baik dari orang lain. Satu penelitian
mengidentifikasikan program TQM yang memberikan tanggung jawab kualitas
pada karyawan di SHOP-FLOOR cenderung untuk dapat berhasil dua kali lipat
diandingkan yang menerapkan panduan TOP-DOWN.
Teknik untuk membangun pemberdayaan karyawan termasuk membangun
jaringan komunikasi yang melibatkan karyawan, membentuk para penyelia yang
terbuka dan mendukung, memindahkan tanggung jawab dari manajer dan staf
pada karyawan di bagian produksi, membangun organisasi yang memilki moral
yang tinggi, dan menciptakan struktur organisasi formal sebagai tim dan
lingkaran kualitas.

4. Benchmarking
Patokan atau Benchmarking dalah satu isi program TQM. Pengenaan
patokan meliputi pemilihan produk standar, jasa, biaya atau kebiasaan yang
mewakili suatu kinerja terbaik dari proses atau aktivitas yang serupa dengan
proses atau aktivitas anda. Idenya adalah untukmengmbangkan suatu target
yang akan anda capai untuk membuat sebuah standar atau patokan yang dapat
anda bandingkan dengan kinerja anda. Langkah untuk menetapkan patokan
adalah:
a. Menetapkan apa yang akan dijadikan patokan
b. Membentuk tim patokan
c. Mengidentifikasi rekanan patokan
d. Mengumpulkan dan menganalisi informasi patokan
e. Mengambil tindakan untuk menyamai atau melebihi patokan

5. Just-in-time
Filosofi yang melandasinya adalah salah satu dari perbaikan terus-
menerus dan penyelesaian masalah. Sitem JIT didesain untuk memproduksi dan
mengantarkan barang saat mereka dibutuhkan. JIT berkaitan dengan kulitas
dalam tiga hal.
a) JIT memangkas biaya kualitas.
Hal ini terjadi karena rework, scrap, investasi persediaan, dan biaya karena
barang rusak berkaitan langsung dengan persediaan yang ada. Kerena
dengan penerapan JIT berarti hanya terdapat sedikit persediaan, maka
baiaya pun menjadi lebih rendah. Sebagai tambahan, persediaan
menyembunyikan kualitas yang buruk di mana JIT dengan segera menyikap
kualitas buruk.

Page 3 of 16
TOTAL QUALITY MANAGEMENT Brawijaya University 2012

b) JIT meningkatkan kualitas


Di saat JIT memperkecil lead time, JIT dapat menjaga bukti kesalahan tetap
baru dan membatasi jumlah sumber kesalahan yang potensial. Karenanya
JIT menciptakan sebuah sistem peringatan alkan adanya permasalahn
kualitas, baik dalam perusahaan maupun dengan para penjual.
c) Kualitas yang lebih baik berarti persediaan yang lebih sedikit, serta sistem
JIT yang lebih baik dam mudah digunakan. Seringkali tujuan memilki
persediaan adalah untuk melindungi kinerja produksi yang buruk yang
disebabkan kulitas tidak dapat diandalkan. Jika kualitas konsisten, JIT
membuat perusahaan dapat mengurangi semua biaya ang terkait pada
persediaan.

6. Konsep Taguchi
Pengertian Kualitas Menurut Taguchi Metode Taguchi dicetuskan oleh Dr.
Genichi Taguchi pada tahun 1949 saat mendapatkan tugas untuk memperbaiki
sistem telekomunikasi di Jepang. Metode ini merupakan metodologi baru dalam
bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses
serta dalam dapat menekan biaya dan resources seminimal mungkin. Sasaran
metode Taguchi adalah menjadikan produk robust terhadap noise, karena itu
sering disebut sebagai Robust Design. Definisi kualitas menurut Taguchi adalah
kerugian yang diterima oleh masyarakat sejak produk tersebut dikirimkan.
Filosofi Taguchi terhadap kualitas terdiri dari tiga buah konsep, yaitu:
Kualitas harus didesain ke dalam produk dan bukan sekedar
memeriksanya.
Kualitas terbaik dicapai dengan meminimumkan deviasi dari target, Biaya
kualitas harus diukur sebagai fungsi deviasi dari standar tertentu dan
kerugian harus diukur pada seluruh sistem.
Produk harus didesain sehingga robust terhadap faktor lingkungan yang
tidak dapat dikontrol.

Genichi Taguchi menyediakan tiga konsep yang bertujuan memperbaiki


kualitas produk dan proses, yaitu; ketangguhan kualitas (quality robustness),
fungsi kerugian kualitas (quality loss finction QLF), dan kualitas berorientasi
target (target oriented quality).
Produk berkualiatas tangguh (quality robust) adalah produk yang dapat
diproduksi secara seragam dan konsisten dalam setiap kondisi manufaktur dan
lingkungan yang kurang baik. Dalam konsep taguchi ini menekankan ide mencari
solusi untuk menghilangkan pengaruh kondisi lingkungan yang tidak baik karena
variasi kecil dalam bahan dan produksi tidak merusak kualitas produk daripada
meng hilangkan penyebab dari kondisi lingkungan yang tidak baik.
Quality loss function merupakan sebuah fungsi matematis yang
mengidentifikasi semua biaya yang berkaitan dengan kualitas buruk dan
menunjukkan bagaiamana biaya meningkat sejalan dengan kualitas produk yang
menjauh dari keinginan pelanggan. Biaya ini meliputi tidak hanya ketidakpuasan
pelanggan tetapi juga biaya garansi dan jasa; baiay inspeksi internal, perbaikan,
dan lain-lain.
Adapun rumus umum sederhana;
L = D2C

Dimana L = kerugian pada masyarakat


D2 = kuadrat jarak dari nilai target
C = biaya deviasi pada batas spesifikasi

Page 4 of 16
TOTAL QUALITY MANAGEMENT Brawijaya University 2012

Kerugian yang terjadi di masyarakat disebabkan karena kinerja buruk


yang termasuk dalam fungsi kerugian. Semakin kecil kerugian, maka produk
semakin diinginkan. Semakin jauh produk dari nilai target, semakin besar
kerugian.

ALAT TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)


Alat TQM ini dibagi menjadi 3 berdasarkan fungsinya yakni:
SEBAGAI MEMBANGKITKAN IDE
a. Lembar Pengecekan (check sheet)
Lembar Pengecekan adalah suatu formulir yang didesain untuk mencatat
data. Lembar ini membantu analisis menentukan fakta atau pola yang
mungkin dapat membantu selanjutnya. Misalnya gambar yang menunjukkan
suatu perhitungan jumlah daerah di mana cacat terjadi, atau sebuah lembar
pengecekan yang menunjukkan tipe keluhan pelanggan.

b. Diagram Sebar (scatter diagram)


Diagram Sebar menunjukkan hubungan antar dua perhitungan. Sebagai
contoh produktivitas dan kehadiran. Jika dua hal berhubungan dekat, titik-
titik data akan membentuk sebuah pita yang ketat. Jika hasilnya sebuah pola
acak maka hal tersebut tidak berhubungang-masing

produktivitas

kehadiran

c. Diagram Sebab Akibat (Cause ang Effect Diagram/ Diagram Ishikawa/


Diagram Tulang Ikan(Fish Bone Diagram))
Diagram Sebab Akibat adalah sebuah alat untuk mengenali elemen proses
(penyebab) yang mungkin memberikan pengaruh pada hasil.

Manajer operasi memulai dengan empat kategori; material,


mesin/peralatan, manusia, dan metode atau dapat disebut dengan 4M yang
merupakan penyebab. Penyebab masing-masing dikaitkan dalam setiap kategori
yang diikat dalam tulang yang terpisah sepanjang cabang tersebut, sering
melalui proses brainstorming.

Page 5 of 16
TOTAL QUALITY MANAGEMENT Brawijaya University 2012

Misalnya, dalam cabang memilki beberapa masalah yang disebabkan


fasilitas perkuliahan tidak tersedia, pada bagian atas terjadi keterlambatan
penerimaan materi kuliah karena tidak ada LCD, dan kursi yang digunakan untuk
perkuliahan rusak. Kemudian didukung dengan kurangnya materi handbook dan
modul. Pada bagian bawah, peraturan kurikulum yang terlalu rumit dan tidak
jelas didukung juga dengan jumlah dosen yang sedikit serta jumlah mahasiswa
yang terlalu banyak. Dari cabang masalah-masalah tersebut mengakibatkan
masalah yakni kekecewaan mahasiswa terhadap pelayanan pendidikan yang
tidak memuaskan.

SEBAGAI PENGATUR DATA


a. Diagram Pareto (Pareto Charts)
Diagram ini berdasarkan pekerjaan Vilfredo Pareto, seorang pakar ekonomi
pada abad ke 19. Joseph M. Juran mempopulerkan pekerjaan Pareto dengan
menyatakan bahwa 80% permasalahan perusahaan merupakan hasil dari
penyebab yang hanya 20%. Dapat diketahui diagram Pareto adalah sebuah
cara menggunakan diagram untuk mengidentifikasi dan memetakan masalah
atau cacat dalam urutan frekuensi menurun.

Misalnya, Fakultas Pertanian mendapatkan keluhan dari 200 mahasiswa


pada bagian akademik jurusan selama bulan Mei 2010. Bagian akademik
memutuskan untuk menyiapkan analisis Pareto pada keluhan tersebut. data
yang disediakan adalah pelayanan kemahasiswaan, 20; kenyamanan fasilitas,
30; harga SPP semester, 3, dan lain-lain. Diagram Pareto yang ditunjukkan
mengidentifikasikan bahwa 75 % keluhan merupakan hasil dari satu sebab, yakni
kenyamanan fasilitas. Dan keluhan utama akan dapat dihilangkan saat satu
penyebab ini diperbaiki.

b. Diagram Alir (Diagram Proses/ Flow Charts)


Secara grafis menyajikan sebuah proses atau sistem dengan
menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram ini merupakan
diagram yang cukup sederhana untuk memahami sebuah proses atau
menjelaskan sebuah proses.

Page 6 of 16
TOTAL QUALITY MANAGEMENT Brawijaya University 2012

Dapat dilihat pada diagram di atas merupakan diagram proses


pembuatan selai. Mulai dari bahan baku yakni buah kemudian dicuci hingga
bersih, dikupas kulit dan dibuang bijinya lalu dihancurkan hingga lembut
selanjutnya dipanaskan serta ditambahkan gula dan natrium benzoat atau zat
kimia lainnya agar produk selai awet. Setelah itu, masuk tahap terakhir yakni
dimasukkan dalam botol dan akhirnya menjadi produk selai yang siap dijual dan
dikonsumsi.

SEBAGAI PENGIDENTIFIKASI MASALAH


a. Histogram
Menunjukkan cakupan nilai sebuah perhitungan dan frekuensi dari setiap nilai
yang terjadi. Histogram menunjukkan peristiwa yang paling sering terjadi dan
juga variasi dalam pengukuran.

b. Diagram Pengendalian Proses Statistik (Statistical Process Control


SPC)
Diagram Pengendalian Proses Statistik merupakan sebuah diagram dengan
waktu pada sumbu horizontal untuk memetakan nilai sebuah statistik. Statistic
process control melakukan penagwasan standar, membuat pengukuran, dan
mengambil tindakan perbaikan selagi sebuah produk atau jasa sedang
diproduksi. Sampel output proses diuji jika dalam batas yang diperbolehkan,
maka proses boleh dilanjutkan, dan jika jatuh di luar jangkaun tertentu maka
proses dihentikan, dan biasanya penyebab akan diteliti dan dihilangkan.
Bagian kendali (control chart) adalah gambaran grafis data sejalan dengan
waktu yang menunjukkan batas atas dan bawah proses yang ingin kita
kendalikan. Bagan kendali ini digunakan untuk perbandingan data baru dan
data lama dengan cepat. Sampel output proses diambil dan rata-rata sampel
ini dipetakan pada sebuah diagram yang memiliki batas. Batas atas dan
bawah dalam sebuah diagram kendali bisa dalam satuan temperatur, tekanan,
berat, panjang, dan sebagainya.

Page 7 of 16
TOTAL QUALITY MANAGEMENT Brawijaya University 2012

STANDAR MUTU INTERNASIONAL DAN NASIONAL


A. International Organization for Standardization(ISO)
ISO merupakan badan penetap standar internasional yang terdiri dari
wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara untuk
bertanggungjawab mewujudkan standard di negara masing-masing. Pada
awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS, bukan ISO. Tetapi
sekarang lebih sering memakai singkatan ISO, karena dalam bahasa Yunani isos
berarti sama (equal).
Didirikan pada 23 Februari 1947, ISO menetapkan standar-standar
industrial dan komersial dunia. ISO, yang merupakan lembaga nirlaba
internasional, pada awalnya dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan
standardisasi internasional untuk apa saja. Standar yang sudah kita kenal antara
lain standar jenis film fotografi, ukuran kartu telepon, kartu ATM Bank, ukuran
dan ketebalan kertas dan lainnya. Dalam menetapkan suatu standar tersebut
mereka mengundang wakil anggotanya dari 130 negara untuk duduk dalam
Komite Teknis (TC), Sub Komite (SC) dan Kelompok Kerja (WG).
Meski ISO adalah organisasi non pemerintah, kemampuannya untuk
menetapkan standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau
standar nasional membuatnya lebih berpengaruh daripada kebanyakan
organisasi non-pemerintah lainnya, prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan
hubungan yang kuat dengan pihak-pihak pemerintah. Peserta ISO termasuk satu
badan standar nasional dari setiap negara dan perusahaan-perusahaan besar.
Penerapan ISO di suatu perusahaan berguna untuk:
Meningkatkan citra perusahaan
Meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan
Meningkatkan efisiensi kegiatan
Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan,
pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act)
Meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan dalam hal pengelolaan lingkungan
Mengurangi risiko usaha
Meningkatkan daya saing
Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai
pihak yang berkepentingan
Mendapat kepercayaan dari konsumen/mitra kerja/pemodal

Pada intinya, ISO bertujuan untuk mengharmonisasi standar-standar nasional di


masing-masing Negara menjadi satu standar internasional yang sama. ISO
digunakan sebagai:
Fondasi dari kegiatan perbaikan yang kontinu untuk kepuasan pelanggan.
Sistem dokumentasi yang benar dari perusahaan.
Cara yang jelas dan sistematik dari manajemen mutu
Mendapatkan stabilitas dan konsistensi dalam kegiatan dan sistem.
Kerangka kerja yang bagus untuk perbaikan mutu.
Praktek manajemen yang lebih efektif dengan otoritas dan tanggung
jawab yang jelas terhadap orang yang berkaitan dengan mutu proses dan
produk.
Pedoman untuk melakukan segala sesuatu dengan benar di setiap saat.
Cara untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, mutu, dan kemampuan
berkompetensi dari perusahaan.
Persyaratan untuk melakukan bisnis internasional.

Page 8 of 16
TOTAL QUALITY MANAGEMENT Brawijaya University 2012

a. ISO-9000
Standar ISO-9000 adalah standar sistem mutu yang terdiri dari lima
seri yang diakui secara internasional yaitu ISO-9000, ISO-9001, ISO-9002,
ISO-9003, ISO-9004. ISO-9000 terdiri dari ISO-9000-1, ISO-9000-2, dan
ISO-9000-3. ISO-9000-1:1994, adalah standar manajemen mutu dan jaminan
mutu Bagian 1: yang berisikan panduan untuk pemilihan dan pemakaian.
ISO-9000-2:1993, adalah standar manajemen mutu dan jaminan mutu
Bagian 2: yang berisikan panduan umum untuk penetapan ISO-9001, ISO-
9002, dan ISO-9003. ISO-9000-3:1991, adalah standar manajemen mutu dan
jaminan mutu Bagian 3: yang berisikan panduan bagi penerapan ISO-9001
pengembangan dan pemeliharaan perangkat lunak.
Standar internasional ISO-9000 hanya menentukan persyaratan
mengenai elemen apa saja yang harus dicakup dalam suatu sistem mutu dan
tidak bermaksud menyeragamkan sistem mutu. ISO-9000 bersifat umum dan
tidak terkait pada suatu industri atau sektor ekonomi tertentu. Rancangan dan
penerapannya akan dipengaruhi oleh kebutuhan organisasi yang berbeda-
beda, baik dalam hal sasarannya, produk dan jasa yang dihasilkan, maupun
proses dan cara-cara yang digunakan. Standar ISO-9000 memang
dimaksudkan supaya diadopsi dalam bentuknya yang sekarang ini, tetapi
adakalanya sistem ini perlu disesuaikan dengan menambahkan atau
mengurangi persyaratan sistem mutu tertentu khususnya untuk hal-hal yang
bersifat kontraktual. Dalam ISO-9000-1 diberikan panduan mengenai
penyesuaian seperti itu dan merupakan panduan untuk pemilihan sistem atau
model jaminan mutu yang sesuai di antara ISO-9001, ISO-9002, atau ISO-
9003.

b. ISO-9001
Standar internasional sistem jaminan mutu ISO-9001 merupakan satu
dari tiga standar mengenai sistem mutu yang dapat dipakai untuk jaminan
mutu oleh pihak luar. ISO-9001 adalah sistem mutu atau model jaminan mutu
dalam bidang desain, pengembangan, produksi, instalasi, dan pelayanan.
Standar internasional ISO-9001 menetapkan persyaratan sistem mutu
untuk dipergunakan bilamana kemampuan perusahaan dalam mendesain dan
memasok produk yang sesuai perlu ditunjukkan. Persyaratan yang ditetapkan
diarahkan terutama untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dengan
cara mencegah terjadinya ketidaksesuaian pada seluruh tahapan operasi mulai
tahap desain sampai pelayanan kepada konsumen. Standar ISO-9001 berlaku
dalam situasi apabila:
1. Desain dipersyaratkan dan persyaratan produk dinyatakan terutama dalam
unjuk kerjanya atau perlu ditetapkan.
2. Keyakinan terhadap kinerja produk dapat dicapai melalui peragaan
kemampuan perusahaan dalam hal desain, pengembangan, produksi,
instalasi, dan pelayanan.
Dalam standar internasional ISO-9001 berlaku definisi yang telah diberikan
dalam ISO-8402 dan juga termasuk definisi berikut ini:
Produk
Adalah hasil suatu kegiatan atau hasil suatu proses. Produk dapat menyangkut
jasa, perangkat keras, bahan proses, perangkat lunak atau gabungannya.
Produk dapat berwujud (misal rakitan atau bahan diproses) atau tidak
berwujud (misal pengetahuan atau konsep) atau gabungannya. Untuk tujuan
standar internasional ISO-9001, istilah produk hanya berlaku untuk produk
yang dimaksudkan untuk penawaran dan tidak termasuk produk sampingan
yang tidak dimasukkan untuk penawaran yang mempengaruhi lingkungan.
Page 9 of 16
TOTAL QUALITY MANAGEMENT Brawijaya University 2012

Tender
Adalah penawaran yang dibuat oleh perusahaan sebagai tanggapan atas
permintaan untuk memenuhi kontrak penyediaan produk.
Kontrak
Adalah persyaratan yang disetujui antara perusahaan dan pelanggan yang
disampaikan dengan cara apapun.

c. ISO-9002
Merupakan sistem mutu atau model jaminan mutu dalam produksi,
instalasi dan pelayanan. Persyaratan dalam sisiem ISO-9002 ini sama dengan
persyaratan yang terdapat dalam ISO-9001 kecuali pengendalian desain (non
aplicable). Oleh karena itu, ISO-9002 sangat cocok untuk perusahaan jasa
yang tidak memerlukan pengendalian desain seperti hotel, rumah sakit,
asuransi, bank, lembaga pendidikan maupun laboratorium pengetesan.
ISO-9002 ini digunakan bila kesesuaian terhadap persyaratan yang
telah ditetapkan harus dijamin oleh perusahaan selama produksi, instalasi,
dan pelayanan. Perusahaan yang memproduksi barang tetapi produk tersebut
dibuat dengan standar atau spesifikasi pihak lain, olah karenanya
pengendalian desain tidak diterapkan. Beberapa contoh perusahaan
pengahasil barang yang memerlukan sistem standar ini adalah perusahaan
cat, perusahaan sepatu, dan beberapa perusahaan dalam bidang industri
kimia.

d. ISO-9003
Merupakan sistem mutu atau model jaminan mutu untuk inspeksi akhir
dan tes. Beberapa isi persyaratan yang terdapat dalam standar ini sama
dengan isi persyaratan dalam ISO-9001 kecuali pengendalian desain,
pembelian, pengendalian proses, dan pelayanan yang bersifat non aplicable.
ISO-9003 merupakan standar yang kurang rinci. Standar ini
dipergunakan bila kesesuaian terhadap persyaratan yang telah ditetapkan
harus dijamin oleh perusahaan hanya pada tahap inspeksi dan tes akhir.
Standar ini umumnya dipakai oleh laboratorium pengujian, pusat-pusat
kalibrasi, dan distributor peralatan yang melakukan pemeriksaan dan
pengujan produk yang dipasok.

e. ISO-9004
Sistem mutu atau model jaminan mutu ISO-9004 adalah pedoman yang tidak
mengikat (non contractual) atau petunjuk untuk pemahaman yang terdiri dari
ISO-9004-1 s.d. ISO-9004-8. ISO-9004-1: 1994, adalah elemen manajemen
mutu dan sistem mutu Bagian 1: yang berisikan panduan untuk pemilihan
dan pemakaian. ISO-9004-2:1991, adalah elemen manajemen mutu dan
jaminan mutu Bagian 2: yang berisikan panduan untuk pelayanan . ISO-
9004-3:1993, adalah elemen manajemen mutu dan sistem mutu Bagian 3:
yang berisikan panduan untuk proses material. ISO-9004-4, adalah elemen
manajemen mutu dan jaminan mutu Bagian 4: yang berisikan panduan
untuk perbaikan mutu (quality improvement). ISO-9004-5: 1993, adalah
elemen manajemen mutu dan sistem mutu Bagian 5: yang berisikan
panduan untuk perencanaan mutu. ISO-9004-6: 1993, adalah elemen
manajemen mutu dan sistem mutu Bagian 6: yang berisikan panduan untuk
jaminan mutu (quality assurance) manajemen proyek. ISO-9004-7: 1993,
adalah elemen manajemen mutu dan sistem mutu - Bagian 7: yang berisikan
panduan untuk bentuk manajemen (configuration management). ISO-9004-8:
1993, adalah elemen manajemen mutu dan sistem mutu - Bagian 8: yang

Page 10 of 16
TOTAL QUALITY MANAGEMENT Brawijaya University 2012

berisikan panduan untuk quality principle their application to management


practice.

f. ISO 14000
Bagian ini secara ringkas menjelaskan fitur penting dari ISO 14000.
ISO 14000 menjelaskan berbagai aspek pengelolaan lingkungan. Yang
pertama standar, ISO 14001:2004 dan ISO 14004:2004 berurusan dengan
sistem manajemen lingkungan (EMS). ISO 14001:2004 menyediakan
persyaratan untuk EMS dan ISO 14004:2004 EMS memberikan pedoman
umum.
Yang lainnya standar dan pedoman di bidang lingkungan yang spesifik,
termasuk: pelabelan, evaluasi kinerja, analisis siklus hidup, komunikasi dan
audit.

g. ISO 26000 - Social tanggung jawab


ISO 26000:2010 adalah pedoman untuk tanggung jawab sosial. Hal ini
bertujuan untuk menjadi langkah pertama dalam membantu semua jenis
organisasi baik di sektor publik dan swasta untuk mempertimbangkan untuk
menerapkan ISO 26000 sebagai suatu cara untuk mencapai manfaat yang
beroperasi secara sosial bertanggung jawab.
Organisasi di seluruh dunia dan pemangku kepentingan mereka,
menjadi semakin menyadari kebutuhan dan manfaat dari perilaku sosial yang
bertanggung jawab. Tujuan dari tanggung jawab sosial adalah untuk
memberikan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan.
Kinerja sebuah organisasi dalam kaitannya dengan masyarakat di mana
ia beroperasi dan dampaknya terhadap lingkungan telah menjadi bagian
penting untuk mengukur kinerjanya secara keseluruhan dan kemampuannya
untuk terus beroperasi secara efektif. Hal ini, dalam bagian, merupakan
cerminan dari semakin dikenalnya kebutuhan untuk memastikan ekosistem
yang sehat, keadilan sosial dan tata kelola organisasi yang baik. Dalam jangka
panjang, kegiatan semua organisasi 'tergantung pada kesehatan ekosistem
dunia. Organisasi tunduk pada pengawasan yang lebih besar dengan berbagai
pemangku kepentingan mereka.
ISO 26000 ini dimaksudkan untuk membantu organisasi untuk
berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan. Hal ini dimaksudkan untuk
mendorong mereka untuk melampaui kepatuhan hukum, mengakui bahwa
kepatuhan hukum merupakan tugas pokok dari setiap organisasi dan
merupakan bagian penting dari tanggung jawab sosial mereka. Hal ini
dimaksudkan untuk mempromosikan pemahaman bersama dalam bidang
tanggung jawab sosial, dan untuk melengkapi instrumen lainnya dan inisiatif
untuk tanggung jawab sosial, bukan untuk menggantikan mereka.

h. ISO 31000
Sebuah Internasional Standar baru, ISO 31000:2009, Manajemen Risiko
- Prinsip dan pedoman, akan membantu organisasi dari semua jenis dan
ukuran untuk mengelola risiko secara efektif. ISO 31000 memberikan prinsip,
kerangka dan proses untuk mengelola segala bentuk risiko secara transparan,
sistematis dan kredibel dalam setiap lingkup atau konteks.
Pada saat yang sama, ISO yang mempublikasikan ISO Guide 73:2009,
manajemen risiko kosa kata, yang melengkapi ISO 31000 dengan
menyediakan kumpulan istilah dan definisi yang berkaitan dengan pengelolaan
risiko. Standar ini merekomendasikan bahwa organisasi mengembangkan,
menerapkan dan terus meningkatkan kerangka kerja manajemen risiko
sebagai komponen integral dari sistem manajemen mereka. " ISO 31000
Page 11 of 16
TOTAL QUALITY MANAGEMENT Brawijaya University 2012

merupakan dokumen praktis yang bertujuan untuk membantu organisasi


dalam mengembangkan pendekatan mereka sendiri dengan manajemen
risikoTapi ini bukan standar bahwa organisasi dapat mencari sertifikasi.
Dengan menerapkan ISO 31000, organisasi dapat membandingkan praktek
manajemen risiko dengan tolok ukur yang diakui secara internasional,
memberikan suara untuk prinsip-prinsip pengelolaan yang efektif. ISO Guide
73 lebih lanjut akan memastikan bahwa semua organisasi berada pada
halaman yang sama ketika berbicara tentang risiko, "kata Mr Knight.
ISO 31000 dirancang untuk membantu organisasi:
Meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan
Mendorong manajemen yang proaktif.
Sadar akan kebutuhan untuk mengidentifikasi dan memperlakukan risiko
di seluruh organisasi.
Meningkatkan identifikasi peluang dan ancaman.
Mematuhi persyaratan hukum dan peraturan yang relevan dan norma-
norma internasional.
Memperbaiki pelaporan keuangan.
Meningkatkan tata pemerintahan.
Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan stakeholder.
Membangun dasar yang dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan
dan perencanaan.
Improve controls (Meningkatkan kontrol).
Efektif mengalokasikan dan menggunakan sumber daya untuk perawatan
risiko.
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional
Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja, serta perlindungan
lingkungan.
Meningkatkan pencegahan kerugian dan manajemen insiden.
Meminimalkan kerugian.
Meningkatkan organisasi belajar.
Meningkatkan ketahanan organisasi.

i. Seri ISO 9000


Ada berbagai macam seri dari ISO 9000 yang memiliki standar, pedoman, dan
laporan yang terangkum di dalamnya. Seri ISO 9000 terdiri dari:
ISO 9000:2000: Dasar dan Kosakata Sistem Manajemen Mutu.
ISO 9001:2000: Persyaratan Sistem Manajemen Mutu.
ISO 9004:2000: Pedoman untuk Kinerja Peningkatan Sistem Manajemen
Mutu.
ISO 19011: Pedoman Audit Sistem Manajemen Mutu dan Lingkungan.

B. Standar Nasional Indonesia (SNI)


Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang ditetapkan oleh
Badan Standardisasi Nasional dan Berlaku secara Nasional. Badan Standardisasi
Nasional merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia dengan
tugas pokok mengembangkan dan membina kegiatan standardisasi di negara
tersebut. Badan ini menggantikan fungsi dari Dewan Standardisasi Nasional
(DSN). Dalam melaksanakan tugasnya Badan Standardisasi Nasional
berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang
Standardisasi Nasional. Badan ini menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI)
yang digunakan sebagai standar teknis di Indonesia.
Pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Standardisasi Nasional di bidang
akreditasi dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). KAN mempunyai
tugas menetapkan akreditasi dan memberikan pertimbangan serta saran
Page 12 of 16
TOTAL QUALITY MANAGEMENT Brawijaya University 2012

kepada BSN dalam menetapkan sistem akreditasi dan sertifikasi. Sedangkan


pelaksanaan tugas dan fungsi BSN di bidang Standar Nasional untuk Satuan
Ukuran dilakukan oleh Komite Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (KSNSU).
KSNSU mempunyai tugas memberikan pertimbangan dan saran kepada BSN
mengenai standar nasional untuk satuan ukuran.Sesuai dengan tujuan utama
standardisasi adalah melindungi produsen, konsumen, tenaga kerja dan
masyarakat dari aspek keamanan, keselamatan, kesehatan serta pelestarian
fungsi lingkungan, pengaturan standardisasi secara nasional ini dilakukan dalam
rangka membangun sistem nasional yang mampu mendorong dan
meningkatkan, menjamin mutu barang dan/atau jasa serta mampu
memfasilitasi keberterimaan produk nasional dalam transaksi pasar global. Dari
sistem dan kondisi tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk
barang dan/atau jasa Indonesia di pasar global.
SNI pada dasarnya dikembangkan sebagai referensi pasar yang
penerapannya bersifat sukarela (voluntary) dengan konteks tujuan sebagai
berikut.
a. Meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi transaksi perdagangan di
dalam negeri dan dengan dunia internasional, baik antar produsen maupun
antara produsen dan masyarakat.
b. Meningkatkan perlindungan bagi konsumen, pelaku usaha, masyarakat,
kelestarian fungsi lingkungan hidup, dan negara.
c. Meningkatkan efisiensi produksi, membentuk persaingan usaha yang sehat
dan transparan, memacu kemampuan inovasi, serta meningkatkan
kepastian usaha.
SNI dapat berfungsi sebagai referensi pasar yang efektif, apabila
perumusan dan penetapannya dilakukan melalui kesepakatan diantara
produsen, konsumen, regulator,para pakar, dan pihak-pihak lain yang
mempengaruhi pasar. SNI dirumuskan dan ditetapkan melalui kesepakatan
pihak-pihak yang mempengaruhi pasar sehingga regulasi teknis yang
memberlakukan SNI wajib lebih mudah dimengerti tujuannya dan mencakup
ketentuan yang dapat diterapkan dalam tenggang waktu yang wajar oleh
pihak-pihak yang terikat oleh regulasi tersebut. Namun pemberlakuan SNI
wajib perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Perumusan dan penetapan suatu SNI yang pada dasarnya tidak diarahkan
untuk menetapkan persyaratan yang mengikat, dapat mencakup ketentuan
yang tidak memiliki hubungan esensial dengan tujuan yang ingin dicapai
oleh pemberlakuan suatu regulasi teknis, sehingga pemberlakuan SNI wajib
sebaiknya dibatasi pada lingkup ketentuan SNI yang diperlukan untuk
mencapai konteks tujuan regulasi teknis tersebut.
b. Ketentuan SNI yang akan diberlakukan harus dievaluasi terlebih dahulu
untuk mengidentifikasi hal-hal sebagai berikut.
c. Perlunya perevisian karena validitas ketentuan tersebut terhadap
perkembangan teknologi dan perdagangan tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Potensi menimbulkan hambatan bagi kegiatan usaha secara berkelebihan
karena ketentuan tersebut bersifat preskriptif.
e. Ketidak-selarasan ketentuan SNI tersebut dengan standar internasional,
sehingga berpotensi menimbulkan hambatan perdagangan dan perlu
dinotifikasikan kepada negara-negara lain.

Page 13 of 16
TOTAL QUALITY MANAGEMENT Brawijaya University 2012

Penilaian Kesesuaian
Pengembangan dan penerapan SNI dilandaskan pada Sistem Standardisasi
Nasional yang dikembangkan berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional.
Di dalam peraturan pemerintah tersebut ditetapkan ketentuan-ketentuan
tentang akreditasi dan sertifikasi untuk menilai kesesuaian suatu produk, proses
dan sistem manajemen terhadap SNI tertentu. Sesuai dengan ketentuan
tersebut, telah dibentuk Komite Akreditasi Nasional (KAN) yang memiliki
kewenangan untuk menilai kompetensi dan memberikan pengakuan formal
kepada lembaga yang berhak melaksanakan sertifikasi. Sertifikat yang
merupakan jaminan tertulis menyatakan bahwa suatu produk, proses dan
sistem manajemen tersebut telah memiliki kesesuaian terhadap SNI tertentu,
termasuk penandaannya (marking) hanya dapat diterbitkan oleh lembaga
sertifikasi yang telah diakreditasi oleh KAN.
Dalam hal seluruh atau sebagian ketentuan suatu SNI diberlakukan wajib
melalui regulasi teknis, maka proses sertifikasi sebagaimana dimaksud di atas
harus dipergunakan untuk pelaksanaan pengawasan pra-pasar, dengan
pertimbangan sebagai berikut.
Pengawasan pra-pasar dalam pelaksanaan regulasi teknis tersebut tidak
bertentangan dengan peraturan peraturan pemerintah yang mengatur
standardisasi nasional.
Pelaksanaan penilaian kesesuaian suatu produk, proses, dan sistem
manajemen terhadap ketentuan SNI yang diwajibkan, dilakukan oleh
pihak-pihak yang memiliki kompetensi teknis yang dapat dipercaya tidak
semata-mata dilandaskan pada kekuatan kewenangan dan dilaksanakan
dengan tata cara yang telah diakui secara internasional, sehingga
keberterimaannya di pasar dalam dan luar negeri dapat lebih terjamin.

REFERENSI
Zulian Yamit. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Ekonisia. Fakultas
Ekonomi UII. Yogyakarta
Pangestu Subagyo. 2000. Manajemen Operasi.BPFE. Yogyakarta
T.Hani Handoko. 1984. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi.
BPFE. Yogjakarta
Jay Heizer dan Barry Render. 2009. Manajemen Operasi. Salemba Empat.
Jakarta
Manahan P. Tampubolon. 2004. Manajemen Operasional. Ghalia
Indonesia. Jakarta
Sofjan Assauri. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta

Page 14 of 16
TOTAL QUALITY MANAGEMENT Brawijaya University 2012

PROPAGASI

A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)


1. Setiap kelompok melakukan tugas pengamatan lapang dan pengumpulan
data melalui wawancara ke sentra-sentra agroindustri UKM di sekitar kota
Malang berdasarkan industri (unit bisnis) acuan masing-masing kelompok.
Paparkan dengan jelas bagaimana pelaksanaan pengawasan kualitas pada
perusahaan agribisnis acuan kelompok anda.
2. Apakah perusahaan agribisnis acuan yang anda amati tersebut telah
melakukan konsep TQM dalam manajemen produksi dan operasi nya? Jika
ya, jelaskan bagaimana penerapan konsep TQM dalam perusahaan agribisnis
acuan kelompok anda!

B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri)


1. Apa yang dimaksud dengan standarisasi, kualitas, ISO, dan SNI .
Jelaskan!Inspeksi merupakan bagian penting dalam program pengawasan
kualitas. Jelaskan bagaimana umumnya pedoman pelaksanaan inspeksi, dan
sebutkan sumber referensinya!
2. Jelaskan tentang pelaksanaan program Total Quality Management (TQM)
yang efektif. Jelaskan masing-masing konsep TQM tersebut dan sebutkan
sumber referensinya!
3. Pengukuran kualitas atau penerapan TQM pada suatu jasa akan lebih sulit
jika dibandingkan dengan pengukuran kualitas atau penerapan TQM pada
suatu produk yang nyata. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor apa saja yang
menentukan kualitas dari suatu jasa/pelayanan, dan sebutkan sumber
referensinya!

Page 15 of 16
TOTAL QUALITY MANAGEMENT Brawijaya University 2012

Page 16 of 16

You might also like