You are on page 1of 3

PENANGANAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KELAINAN

KONGENITAL
No Dokumen Revisi Halaman
RSU
BINA KASIH 258/KM/RSU BK/I/2017 02 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


PROSEDUR 24 Januari 2017 Direktur Utama
OPERASION
AL Dr. Wiyogo
PENGERTIA Suatu kelianan pada struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh yang
N ditemukan pada bayi ketika dilahirkan atau kelainan dalam pertumbuhan
struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur.
TUJUAN
KEBIJAKAN Sesuai Keputusan Direktur Utama Nomor : 01/002/SKEP/RSUBK/IX/2015
Tentang Kebijakan Ponek RSU Bina Kasih.
PROSEDUR 1. Labioskiziz dan labiopalatoskizi: ketidakmampuan pada penyambungn
bibir bagian atas atau biasanya berlokasi tepat di bawah hidung.
- Penanganan:
Pengobatan melibatkan beberapa disiplin ilmu yaitu bedah plastik
ortodontis, terapi wicara. Tujuan pengobatan ini memulihkan struktur
anatomi, memungkinkan fungsi menelan, bernafas dan berbicara secara
normal.
2. Atresia oesophagus : gangguan kontnuitas esofagus yang tidak berbentuk
secara sempurna.
- Penanganan:
Pembedahan pada kasus atresia esofagus berupa esofagostomi, sebelum
melakukan operasi hal yang perlu dilakukan meliputiorofaring
dibersihkan, memasang french tube untuk suction esofagus secara
kontinu, pemberian infus dextrose 10 %. Merawat bayi di inkubator,
pemberian 02, bila perlu memasang endotracheal tube serta pemberian
antibiotika.
3. Atresia rekti dan anus: suatu keadaan dimana lubang anus tidak terbentuk.
- Penanganan:
Dilakukan pembedahan untuk membentuk lubang anus.
4. Hirschprung: bayi sulit BAB atau sembelit terus menerus, karena bisa jadi
ada kelainan pada asus besar apalagi disertai dengan perut kembung.
- Penanganan :
Secara klinis, bagian usus yang tidak ada pensarafanya ini harus dibunag
lewat pembedahan atau operasi. Operasi pada kaus ini biasanya dilakukan
dua kali, pertama buang usus yang tidak ada pensarafanya. Kalau usus
bisa ditarik ke bawah, langsung disambungkan ke anus, kalau ternyata
ususnya belum bisa ditarik maka dilakukan operasi kedinding perut yang
disebut dengan kolostomi yaitu dibuat lubang ke dinding perut, jika bayi
akan BAB lewat lubang tersebut.
5. Obstruksi dan atreksia biliaris : tersumbatnya saluran empedu sehingga
empedu tidak dapat mengalir ke dalam usus untuk di keluarkan sebagai
sterkoblin dalam feses.
- Penanganan :
Menganti saluran empedu ke usus , akan tetapi ini hanya merupakan
pengobatan sementara yang pada akhirnya dilakukan pencakokan hati

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/348446422.docx
6. Omfalokel : penonjolan dari usus atau isi perut lainya melalui akar pusar
yang hanya dilapisi oleh peritonium ( selaput perut ) dan tidak dilapisi
oleh kulit.

PENANGANAN KEHAMILAN DENGAN INFEKSI

No Dokumen Revisi Halaman


RSU
258/KM/RSU BK/I/2017 02 2/2
BINA KASIH
PROSEDUR 7. Hernia diagframatika : lubang pada diagfragma hanya ditutup oleh
lapisan pleuradan peritoneum yang memungkinkan isi rongga perut
dapat masuk ke dalam rongga dada.
- Penanganan :dilakukan operasi herniotomi.
8. Meningkokel ensephalokel : meningens yang meninjol melalui
vertebrata yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi
cairan di bawah kulit.
- Penanganan : dilakukan untuk menutup lubang yang terbentuk
9. Hidrosefalus : penimbunan cairan serebrospinal yang berlebihan di
dalam otak.
- Penanganan : pada dasarnya ada 3 prinsip dalam pengobatan
hidrosephalus yaitu mengurangi produksi CSS, mempengaruhi
hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absopsi serta
pengeluaran likour kedalam organ ekstrakranial.
10. Phimosis: keadaan kulit penis melekat pada bagian kepala penis dan
mengakibatkan tersumbatnya saluran air kemih, sehingga bayi dan anak
jadi kesulitan saat kencing.
- Penanganan : tidak dianjurkan melakukan retraksi yang dipaksakan pada
saat membersihkan penis karena dapat menimbulkan luka dan terbentuk
sikatriks pada ujung preputium sehingga akan terbentuk phimisis
skunder, phimosis dengan keluhan miksi, mengelembungnya ujung
preputium pada saat miksi, phimosis yang disertai balanitis atau prostitis
harus diberikan antibiotika lebih dahulu sebelum dilakukan sirkumsisi
jika phimosisi menyebabkan hambatan aliran air seni diperlukan
tindakan sirkumsisi.
11. Hipospadia: suatu keadaan dengan lubang uretra terdapat di penis bagian
bawah bukan di ujung penis.
- Penanganan: bayi yang menderita hipospodia sebaiknya jangan disunat
dulu, kulit depan penis dibiarkan untuk digunakan untuk pembedahan
nanti, pembedahan hipospodia dianjurkan pada saat berumur 18 bulan,
jika tidak diobati mungkin akan terjadi kesulitan dalam pelatihan buang
air pada anak dan pada saat dewasa terjadi gangguan dalam melakukan
hubungan seksual.
12. Epispadia: suatu kelainan bawaan pada bayi laki-laki dengan lubang
uretra terdapat di bagian punggung penis atau uretra tidak berbentuk
tabung tapi terbuka.
- Penanganan: diperbaiki melalui pembedahan.
INSTALASI/ 1.
UNIT

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/348446422.docx
TERKAIT

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/348446422.docx

You might also like