Professional Documents
Culture Documents
NIM : 11.2014.121
Dr. Pembimbing
dr.Marodjahan Siregar, SpKJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Ny. SI
Tempat & tanggal lahir : Lampung, 9 September 1977
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan :
Pekerjaan : Pengemis
Status Perkawinan : Bercerai
Alamat :
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis :
Senin, 20 April 2015 di Ruang Aula Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1
Alloanamnesis :
Tidak dilakukan
A Keluhan Utama
Pasien berkeliaran di Tugu Monas
B Riwayat Gangguan Sekarang
C Riwayat gangguan Sebelumnya
1. Gangguan psikiatrik
2. Riwayat gangguan medik
Pasien memiliki riwayat trauma dan amputasi pada tahun 2010 akibat tertabrak
mobil.
3. Riwayat penggunaan zat Alkohol dan Obat terlarang
Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol maupun obat terlarang.
4. Skema Perjalanan Penyakit
E Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke 3 dari 5 saudara kandung, dan pasien diangkat oleh sepasang
suami istri yang tidak memiliki anak. Kedua orang tua kandung dan orang tua angkat
pasien, serta suami pasien telah meninggal. Pasien mempunyai 3 orang anak dan 1
diantaranya telah berkeluarga. Pasien sudah memiliki seorang cucu. Diantara anggota
keluarga pasien tidak ada yang pernah mengalami gangguan jiwa.
Pohon keluarga
Pasien
Keterangan :
6. Daya Ingat :
a Tingkat :
Jangka Panjang : Baik (dapat mengingat kejadian trauma
kepala saat masih kecil, mampu mengingat urutan kematian
orang tua kandung, angkat dan suami pasien)
Jangka pendek : Baik (dapat mengingat hal yang dilakukan pasien kemarin)
Segera : Baik (dapat menyebutkan nama pewawancara
kembali saat baru berkenalan).
b Gangguan : Tidak ada Amnesia dan Paramnesia.
7. Pikiran Abstraktif : Baik (pasien dapat membayangkan
situasi yang diandaikan kepada pasien, bahwa memukul anak
bukanlah tindakan yang baik).
8. Visuospatial : Baik. (Dapat menggambarkan arah jarum jam).
9. Bakat Kreatif : Pasien tidak bisa menyanyi dan bermain musik.
10. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik (makan, mandi, dan berpakaian tanpa
dibantu).
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
Produktifitas : Kemiskinan ide.
Kontinuitas : Relevan, Sirkumstansial.
Hendaya Bahasa: Tidak ada.
2. Isi Pikir
Preokupasi dalam Pikiran : Tidak ada
Waham : Waham kejar, waham rujukan.
Obsesi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
Gangguan rujukan : Ada. Pasien merasa
dibicarakan oleh orang lain jika melihat orang
lain sedang berkumpul.
Gagasan pengaruh : Tidak ada.
Pikiran bersalah : Ada (bersalah karena 1
rumah telah dijual, dan tidak bisa memberikan
pembagian harta pada anak-anak nya secara
adil).
F. Pengendalian Impuls
Baik (saat pemeriksaan tidak agresif).
G. Daya Nilai
1. Daya nilai social : Terganggu (Pasien keluyuran ke rumah tetangga tanpa
alasan)
2. Uji daya nilai : Baik. (Pasien setuju bahwa memukul anak
adalah hal yang tidak baik)
3. Daya nilai reabilitas : Terganggu (Pasien merasa kesal
dan curiga jika melihat para perawat berkumpul)
H. Tilikan
Tilikan derajat 2 (pasien ragu-ragu jika ia sakit, kadang setuju bahwa dirinya sakit dan
kadang menyangkal bahwa dirinya sakit).
I. Reliabilitas
Buruk (Pasien tidak mampu membedakan apakah orang lain benar membicarakan dirinya
atau tidak).
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A Status Internus
1. Keadaan umum : Baik, tidak tampak sakit, Konjungtiva
anemis (-), Sklera ikterik (-), Faring hiperemis (-), Tonsil
hiperemis (-), Kelenjar Getah Bening teraba (-).
2. Kesadaran : Kompos Mentis
3. Tekanan Darah : 110/ 70 mmHg
4. Frekuensi Nadi : 56 x / menit
5. Suhu Tubuh : 36.70 C
6. Frekuensi Pernapasan : 18x/menit
7. Bentuk Tubuh : Habitus Piknikus
8. Sistem Kardiovaskular : Bunyi Jantung teratur, murmur (-), gallop (-).
9. Sistem Respiratorius : Gerakan nafas kanan dan kiri
simetris, ronkhi (-), wheezing (-).
10. Sistem Gastro intestinal : Perut supel, tidak ada defens
muscular atau pun nyeri tekan, bising usus normal, hepar
dan lien tidak teraba.
11. Sistem Musculo-sceletal: Akral hangat, tidak ada edema,
waktu pengisian kapiler <2 detik.
12. Sistem Urogenital : (tidak ada indikasi).
B Status Neurologik
1. Saraf cranial (I-XII) : Dalam batas normal
2. Gejala Rangsang Meningeal : Tidak ada.
3. Mata : Dalam batas normal
4. Pupil : Dalam batas normal
5. Ofthalmoscopy : Dalam batas normal
6. Motorik : Dalam batas normal
7. Sensibilitas : Dalam batas normal
8. Sistem saraf Vegetatif : Dalam batas normal
9. Fungsi luhur : Dalam batas normal
10. Gangguan khusus : Gejala EPS tidak ada
(Resting tremor (-), rigiditas (-), bradikinesia (-),
distonia (-), akatisia (-).
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Anjuran pemeriksaan laboratorium : Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, SGOT, SGPT, Ureum,
Kreatinin.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 2 April 2105
Gangguan fungsi :
Terhadap hendaya dalam fungsi:
Pekerjaan: pasien tidak bekerja sejak + 1 tahun yang lalu. Pasien jarang
membersihkan rumah, sering merasa lelah untuk bekerja, lebih suka berdiam dalam
kamar.
Peran dan pemanfaatan waktu luang: pasien suka menyendiri, dan suka menghabiskan
waktu luangnya dengan mondar-mandir ke rumah tetangga.
Sosial: pasien tidak suka bersosialisasi dengan sekitarnya.
Gangguan ini sebagai Gangguan Mental Non.Organik (GMNO) karena tidak adanya:
Gangguan kesadaran (pasien kompos mentis)
Gangguan fungsi intelektual
Tidak ada kelainan faktor organik spesifik (tidak ada riwayat penyakit medis umum).
GMNO ini termasuk Gejala Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Depresif Berat dengan
Gejala Psikotik, karena memenuhi kriteria dalam PPDGJ III, yaitu:
Afek depresif
Kehilangan minat atau kegembiraan.
Berkurangnya energi dan menuju keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah
kerja) dan menurunnya aktivitas.
Kriteria Pedoman Diagnostik Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Depresif Berat dengan
Gejala Psikotik :
Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala
psikotik (F32.3) dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran
di masa lampau.
Aksis II : Z03.2 Tidak ada diagnosis kepribadian atau retardasi mental.
Aksis III :
Pasien mengeluh adanya ingus encer dari hidung, bersin, hidung tersumbat dan rasa
gatal pada hidung berulang terutama pada pagi hari. Pasien memiliki riwayat alergi
makanan (telur ayam). Dari hasil pemeriksaan fisik, mukosa hidung tampak edema,
basah dan berwarna pucat dengan sekret encer berwarna putih.
Observasi kejang
Aksis IV :
IX. PROGNOSIS
Faktor yang mendukung ke arah prognosis baik :
Motivasi keluarga yang mendukung perbaikan.
Kepatuhan dan pengobatan yang teratur.
Kemampuan pasien untuk menghadapi adanya stresor
X. DAFTAR PROBLEM
XI. TERAPI
Medika Mentosa
1. Anti Depresan
Fluoxetin cap 20 mg/hari. Mulai dosis anjuran (20-40 mg/hari) sampai mencapai dosis
efektif. Dosis optimal dipertahankan selama 2-3 bulan, lalu turunkan sampai dosis
pemeliharaan. Lakukan tappering dose selama 1 bulan. Efek samping sedasi,
otonomik, kardiologik sangat minimal
2. Antipsikotik
Risperidon. Dosis awal : 2 mg per hari 2 kali sehari. Hari ke dua dapat dinaikan
menjadi 4 mg per oral per hari. Sesuaikan dosis tergantung respon pasien.
Perhatian : kejadian EPS cukup sering, hati-hati pada lanjut usia, penderita gangguan
hati, dan gangguan ginjal.
3. Dekongestan hidung : Oxymetazolin HCL 0,05% spray 2-3 tetes setiap pemakaian.
Pemakaian 2x sehari. Efek samping : reaksi lokal berupa kekeringan dan sensasi
terbakar dari selaput lendar, mulut kering atau tenggorokan, bersin, rebound
pembengkakan selaput lendir.
4. Fenobarbital tablet 30 mg (3x1), Efek samping : Alergi, mengantuk, kelelahan,
depresi mental, ataksia, bingung, hiperkinesia pada anak, anemia megaloblastik.
Non Medikamentosa
1. Psikoterapi
Ventilasi
Mengajak pasien berbicara mengenai masalah yang ada, sehingga bisa mengetahui
penyebab yang menjadi masalah pada pasien.
Reassurance
Meyakinkan pasien akan kemampuannya, misalnya memberi dukungan dan umpan
balik terhadap hal positif.
Sugesti
Saran dan dorongan untuk atasi masalah.
Sosioterapi
Melibatkan pasien dalam kegiatan- kegiatan di rumah sakit, misalnya kegiatan
membersihkan halaman di depan kamar perawatan, membantu mengambil makanan
dan minuman.
Terapi keluarga
o Memberi bimbingan kepada keluarga agar selalu memberi dorongan dan
senantiasa memotivasi pasien untuk memperbaiki kehidupannya.
o Membantu pasien senantiasa untuk memakan obat, kontrol secara teratur, dan
memberikan lingkungan terbaik bagi pasien.
o Keluarga pasien harus aktif bersosial dengan pasien saat ketiadaan gejala.
o Keluarga harus bisa membawa pasien keluar dari kehidupan rutinitas yang
membebankan saat gejala sudah tidak ada, yaitu seperti berjalan jalan,
menonton bersama, dan berolahraga.
o Menghindari alergen spesifik
2. ECT
Digunakan jika pasien tidak responsif terhadap farmakoterapi, pasien tidak dapat
menoleransi farmakoterapi, atau situasi klinis yang sangat parah sehingga diperlukan
perbaikan cepat.
XII. FOLLOW UP
Tanggal 2 April 2015, pukul 08.30, Ruang Gelatik.
S:
Pasien menyapa dan mengingat dokter muda sebagai pemeriksa pada hari sebelumnya. Pasien
mengeluhkan susah BAB dengan toilet duduk, tidak bisa BAK setiap saat, dan tidak bisa
berjemur karena terkurung dalam ruangan. Pasien juga mengatakan tidak betah karena pasien
lain sering berteriak-teriak terutama saat tengah malam, pasien menginginkan ditempatkan
dalam ruangan yang tenang dan diberi tissue karena keluar sekret dari hidung terutama saat
pagi hari. Pasien mengatakan baru saja makan dan meminum obat.
O:
Pasien masih tampak murung, berbicara lambat, tampak tidak nyaman dan gelisah, sesekali
menangis sambil menjawab pertanyaan pemeriksa.
KU / KS: baik / CM
TD: 110/ 70 mmHg, Frekuensi Napas : 20x/ menit, Frekuensi Nadi : 56 x/ menit.
Suhu : 36,70C
Gambaran Umum: Pasien tampak rapi dan bersih.
Afek dan Reaksi Emosional
o Mood : Hipotimia
o Afek : Labil
Bicara
o Kuantitas : Sedikit
o Kualitas : Bicara spontan
Gangguan persepsi
o Halusinasi : Tidak ada
o Ilusi : Tidak ada
Pikiran
o Bentuk pikir : Autistik
o Arus pikir : Lambat
o Isi pikir : Masih terdapat waham rujukan
Sensorium dan Kognitif
o Kesadaran : Jernih
o Orientasi : Mengetahui bahwa saat diperiksa pukul 8.30,
mengetahui bahwa pasien di RS, dan mengingat pemeriksa.
o Daya ingat : Mengingat bahwa hari sebelumnya pemeriksa
melakukan pemeriksaan.
o Konsentrasi : Berkonsentrasi ketika menjawab pertanyaan pemeriksa
Pengendalian Impuls : Mampu mengendalikan diri saat menjawab pertanyaan.
Daya Nilai : Pasien mampu memperkirakan bahwa
mencuri uang adalah hal yang buruk.
Tilikan : Derajat 2, pasien ragu-ragu apakah dirinya
sakit atau tidak
Reliabilitas :Baik, pasien terbuka dan menceritakan
seluruh perasaan yang dirasakan kepada pemeriksa.
A Masalah belum teratasi, lanjutkan terapi Anti depresan dan Anti psikotik.
P:
Fluoxetin cap 20 mg/hari. Mulai dosis anjuran (20-40 mg/hari) sampai mencapai dosis
efektif.
Risperidon. Dosis awal : 2 mg per hari 2 kali sehari. Hari ke dua dapat dinaikan
menjadi 4 mg per oral per hari. Sesuaikan dosis tergantung respon pasien.
Dekongestan hidung : Oxymetazolin HCL 0,05% spray 2-3 tetes setiap pemakaian.
Pemakaian 2x sehari.
A Masalah belum teratasi, lanjutkan terapi Anti depresan dan Anti psikotik.
P:
Fluoxetin cap 20 mg/hari. Mulai dosis anjuran (20-40 mg/hari) sampai mencapai dosis
efektif.
Risperidon. Dosis awal : 2 mg per hari 2 kali sehari. Hari ke dua dapat dinaikan
menjadi 4 mg per oral per hari. Sesuaikan dosis tergantung respon pasien.
Dekongestan hidung : Oxymetazolin HCL 0,05% spray 2-3 tetes setiap pemakaian.
Pemakaian 2x sehari.
XIII. LAMPIRAN
Berikut ini adalah lampiran wawancara dengan pasien pada tanggal 1 April 2015 pukul 16.00
WIB
DM: Dokter Muda; P : Pasien
DM : Selamat pagi ibu, dengan saya dokter muda Monica. Dengan ibu siapa?
P : Saya ibu Tati.
DM : ibu sudah berapa lama disini ?
P : saya baru masuk tadi.
DM : ibu dibawa kesini sama siapa ?
P : dibawa sama anak saya dok, katanya disuruh istirahat disini.
DM : ibu dulu pernah tidak dirawat ?
P : pernah sih dok. Udah sering, kalo disini baru 3x. Biasanya di Graha Atma
DM : ibu sering kontrol tidak ?
P : 5 bulan ini udah ga kontrol dok, karena saya tangannya bergetar terus, saya stop
obatnya, ga ada yang mengantar juga dok
DM : ibu ingat tidak nama obat yang biasa diminum ?
P : ada Lovium, Esilgan, sama satu lagi lupa. Pokoknya satu warnanya putih.
DM : oo begitu ya bu. Sekarang ibu tinggal dimana ?
P : di jagar banteng dok
DM : ibu ingat lahir dimana, tanggal berapa ?
P : ingat. Tanggal 5 mei 1959 di cirebon
DM : ibu dulu sekolah tidak ? sampai apa sekolahnya ?
P : saya lulusan ILKOM di UNISBA. Saja juga pernah kerja di IKJ jadi make up
artis.
P : saya tuh dok sering kepikiran anak saya, rasanya saya tuh orang miskin aja. Saya
rumah 1 udah dijual, sekarang mau dijual lagi sama anak saya, jadi bingung saya mau tinggal
dimana. Suami saya sudah meninggal, orang tua saya juga sudah meninggal semua. (pasien
menangis)
DM : oo ibu jangan menangis ya, disini mau diobati supaya ibu tidak menangis dan
sedih terus.
P : saya juga suka curigaan dok kalo ada perawat atau orang berkumpul, saya merasa
mereka ngomongin saya aja dok.
DM : begitu ya bu. Ibu dirumah suka menangis seperti ini ?
P : iya dok, kalo saya menangis saja, karena tidak ada yang bisa saya ceritain
masalah. Saya tidak boleh cerita sama siapa-siapa kata ibu saya dulu.
DM : ibu bisa bercerita dengan saya kalau mau. Ibu curahkan saja perasaan nya kalau
tidak kuat lagi.
P : iya bu dokter
DM : ibu tinggal dengan siapa sekarang ?
P : dengan anak saya yang perempuan baru-baru ini. sebelumnya tinggal sendiri.
DM : ibu punya berapa anak ?
P : ada 3 anak saya. Semua sudah kerja, baru 2 yang menikah. Anak saya 2 laki-laki
dan 1 perempuan.
DM : ibu dulu pernah alami trauma fisik waktu muda ?
P : iya dulu pernah jatoh waktu umur 10 tahun. Kata dokter jangan heran kalau nanti
tua ada kenapa-kenapa. Begitu katanya
DM : ibu sering dengar suara-suara berbisik tidak waktu sendiri ?
P : tidak
DM : pernah lihat bayangan aneh-aneh tidak kalau sendiri ?
P : tidak
DM : ibu pernah merasa pikiran ibu tersiar dan diketahui orang banyak tidak ?
P : tidak
DM : ibu pernah merasa mau bunuh diri ?
P : tidak
DM : pernah tidak ibu tidak tidur beberapa hari ?
P : pernah, 3 hari tidak tidur saya
DM : lalu ibu melakukan apa ?
P : saya gosok baju saja, bersih-bersih rumah.
DM : ibu pernah membagi-bagikan uang atau membuang alat rumah tangga tidak ?
P : pernah dok, ya kalau lagi banyak uang saya bagi-bagi tetangga dok.
DM : ibu sering melamun tidak ?
P : iya, saya sering kepikiran orang tua saya yang sudah meninggal. Kadang juga
terpikir masalah anak-anak saya. Bagaimana kabarnya, sehat atau tidak.
DM : oo begitu, ibu nafsu makannya bagaimana ?
P : ya tadi baru habis makan saya. Terus minum obat.
DM : oo begitu ya..
P : saya tuh sedih dok, suami saya sudah meninggal, saya takut sendirian sekarang
dok.
DM : oo begitu bu. Ibu tahu tidak ini jam berapa? Dimana ?
P : di RS dok, jam 4 ya ?
DM : ibu tahu tidak presiden saat ini siapa ?
P : tahu, Presiden nya Jokowi.
DM : ibu tahu tidak persamaan antara motor dan mobil ?
P : sama-sama alat kendaraan dok.
DM : ibu tahu tidak peribahasa panjang tangan artinya apa ?
P : suka mencuri dok.
DM : kalau perkalian seperti 5 x 5 berapa bu hasilnya ?
P : 25 dok
DM : oo begitu ya bu. Ibu ingat tidak nama saya siapa ?
P : aduh saya lupa, sebentar ya. (pasien tampak memegang kepala) menika ? apa
Monica ?
DM : iya Monica ibu. Baik ibu pemeriksaannya sudah selesai, ibu bisa tidur jika mau.
Terima kasih bu.
P : ya dok, sama-sama.