You are on page 1of 6

Katarak Diabetes

Arti Lukitasari

Abstrak. Sebagian besar (78%) pemecahan glukosa didalam lensa melalui jalur glikolisis anaerobik, 14%
melalui jalur pentosa fosfat, sekitar 5% melalui jalur poliol. Pada kondisi hiperglikemia, jalur glikolisis
anaerobik cepat jenuh, dan glukosa akan memilih jalur poliol. Pada jalur poliol glukosa dirubah menjadi
sorbitol. Pada keadaan dimana sorbitol dipecah menjadi fruktosa oleh enzym Polyol Dehydrogenase, namun
pada Diabetes Mellitus kadar enzym Polyol Dehydrogenase rendah sehingga sorbitol menumpuk di dalam lensa
mata. Keadaan kondisi hipertonik akan menarik masuk cairan akuos ke dalam lensa mata, merusak arsitektur
lensa dan terjadi kekeruhan lensa.(JKS 2011;1:42-47)

Kata kunci : katarak, diabetik.

Abstrack. Most of glucose solution (78%) in the lens through anaerobic glycolysis, 14% through the pentose
phosphate, about 5% through the polyol. In conditions of hyperglycemia, saturated fast lane anaerobic
glycolysis, and glucose will choose the path of polyol. In the polyol path altered glucose to sorbitol. In
circumstances where sorbitol is broken down into fructose by polyol dehydrogenase enzymes, but in Diabetes
Mellitus polyol dehydrogenase enzyme levels low so that sorbitol accumulates in the lens of the eye.Hypertonic
condition of the aqueous liquid will attract entry into the lens of the eye, damaging the lens of architecture and
place the lens opacities. (JKS 2011;1:42-47)

Key word : katarack, diabetic.

Pendahuluan1 sekitar 20 juta disebabkan oleh katarak.


Katarak juga merupakan penyebab utama
Fungsi penglihatan mata memerlukan kebutaan di Indoneisia. Survei DEPKES
lensa mata jernih, transparan dan lentur / RI tahun 1996 menyebutkan prevalensi
elastis. Sebagai media refraksi dan buta katarak di Indonesia mencapai 0,75.
berperan secara pasif dalam proses Pada penderita Diabetes Mellitus diketahui
akomodasi, lensa memfokuskan sinar pada adanya peningkatan angka kejadian
retina sehingga menghasilkan tajam katarak. Benson (1998) menyatakan
penglihatan yang baik. Kejernihan lensa bahwa penderita Diabetes Mellitus
dipertahankan oleh keseragaman serat mempunyai kecenderungan menderita
fiber dan keseragaman distribusi serta katarak 25 kali lebih tinggi dibanding yang
komposisi protein di dalam lensa (terutama tidak menderita Diabetes Mellitus. Aiello
protein kristalin). 1 (2000) mengungkapkan bahwa 40%
penderita Diabetes Mellitus menderita
Katarak adalah keadaan kekeruhan lensa
katarak Diabetes. 1, 2
mata yang dapat di sebabkan oleh berbagai
perubahan keadaan misalnya proses Patofisiologi Katarak Diabetik
penuaan, paparan sinar ultra violet,
penyakit sistemik Diabetes Mellitus dsb, Teori klasik mekanisme terjadinya katarak
katarak menjadi penyebab utama kebutaan Diabetes yang sampai saat masih dianut
di dunia. Diperkirakan di seluruh dunia adalah teori osmotik katarak, (Richard,
terdapat 50 juta penderita kebutaan dan 1991; Lee, 1999; Lewis, 2001). Lensa
mata adalah organ avaskuler yang terletak
Arti Lukitasari adalah dosen pada Bagian di bilik mata belakang dan dibagian depan
Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran dikelilingi oleh cairan akuos. Cairan akuos
Universitas Syiah Kuala ini merupakan sumber nutrisi bagi lensa
dan juga berfungsi sebagai penampung

42
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 11 Nomor 1 April 2011

hasil metabolit yang diekskresi oleh rangkaian reaksi radikal bebas pada lensa
jaringan sekitarnya. Berbeda dengan pada mata itu sendiri. 6- 8
sel yang lain glukosa dapat masuk ke
dalam lensa mata dengan bebas, melalui Mekanisme toksisitas glukosa pada
proses difusi tanpa bantuan insulin. Di Diabetes Mellitus yang menyebabkan
dalam lensa pemecahan glukosa sebagian terjadinya katarak Diabetes pada dasarnya
besar (78%) melalui jalur glikolisis dapat melalui tiga jalur, pertama : akibat
anaerobik, 14% melalui jalur pentosa peningkatan aktifitas enzim aldose
fosfat dan sekitar 5% melalui jalur poliol. reduktase yang menyebabkan terbentuknya
Pada kondisi hiperglikemia, jalur glikolisis gula alkohol, sorbitol dan galaktitol pada
anaerobik cepat jenuh, dan glukosa akan kristalin lensa; kedua : melalui proses
memilih jalur poliol. 1, 3, 4 glikasi nonenzimatik dimana glukosa yang
mempunyai senyawa reaktif karbonil
Pada jalur poliol glukosa dirubah menjadi (C=O) akan berikatan dengan gugus amino
sorbitol yaitu bentuk alkoholnya. Disini protein kristalin lensa (-NH2). Reaksi ini
seharusnya kemudian sorbitol dipecah akan menyebabkan penurunan tingkat
menjadi fruktosa oleh enzym Polyol kelarutan protein; ketiga : pada kadar
Dehydrogenase, namun pada Diabetes glukosa darah yang tinggi akan terjadi
Mellitus kadar enzym Polyol proses glukooksidasi yang menyebabkan
Dehydrogenase rendah sehingga sorbitol terjadinya kondisi stres oksidatif.2
menumpuk di dalam lensa mata. Hal ini
menyebabkan terjadinya kondisi Glukosa dapat menjadi toksik diakibatkan
hipertonik yang akan menarik masuk oleh karena memiliki gugus reaktif
cairan akuos ke dalam lensa mata, merusak karbonil (C=O) yang secara kimiawi
arsitektur lensa dan terjadilah kekeruhan dapat sebagai aldehid yaitu suatu bahan
lensa (teori osmotik katarak pada Diabetes reaktif - yang dapat berikatan dengan
Mellitus). 3-5 gugus amino protein (-NH2),
phospholipids, dan DNA. Umumnya
Lensa mata terletak dibilik mata belakang. bentuk glukosa dalam larutan berupa
Lensa bagian depan selalu dibasahi oleh non-aldehid, namun molekul glukosa yang
cairan akuos yang banyak mengandung berada dalam bentuk lurus (terbuka)
hidrogen peroksida (H2O2). Selain itu merupakan aldehid. Dalam bentuk
H2O2 juga diproduksi oleh sel epitel lensa glukosa (non-aldehid) maka reaksi dengan
mata dan serat fiber lensa. Hidrogen protein, serta DNA berlangsung lambat,
peroksida ini dapat menembus membran reaksi memodifikasi molekul molekul
sel 1. H2O2 bukan radikal bebas, tetapi tersebut disebut glikasi nonenzimatik.
merupakan oksidan kuat karena dapat Reaksi berjalan lambat dan reversibel
mengoksidasi berbagai senyawa yang pada suhu 370C, dan hanya bermakna
terdapat di dalam sel misalnya glutation. pada protein dengan turnover lambat
Selain merupakan oksidan kuat, H2O2 seperti crystalline dalam lensa maupun
dapat menghasilkan radikal hidroksil bila kolagen pada jaringan ikat. Namun pada
bereaksi dengan logam transisi, Fe ++ dan kondisi Diabetes, kerena konsentrasi
Cu+ melalui reaksi Fenton. glukosa yang tinggi, intensitas reaksi
glikasi nonenzimatik yang sangat
Fe++ (Cu+) + H2O2 - Fe+++ (Cu++) + OH- meningkat dapat dideteksi pada berbagai
+ OH* protein dan makromolekul yang lain.2,5
Penulis menduga H2O2 melimpah inilah Pada Diabetes Mellitus reaksi glikasi
yang merupakan sumber awal produksi nonenzimatik dapat terjadi pada kapsul, sel
radikal bebas pada lensa mata Diabetes, epitel maupun serat fiber lensa 2, 5, 6.
H2O2 juga sekaligus dapat diproduksi oleh Reaksi glikasi nonenzimatik adalah reaksi

43
Arti Lukitasari, Katarak Diabetes

yang terjadi antara gula (aldehide) dengan tubuh kita baik ekstra maupun intra
asam amino (protein). Reaksi ini berjalan seluler mengalami 2 proses nonenzimatik
dalam 2 fase yaitu fase reversibel dan penting yang berhubungan dengan
faseirreversibel. Fase reversibel ditandai terbentuknya AGEs.
dengan terbentuknya protein basa Schiff Pertama : pembentukan Glicated protein
dan Amadori product, dan fase irreversibel yang terjadi bila grup aldehid dari glukosa
ditandai dengan terbentuknya AGEs bereaksi dengan asam amino bebas dari
(Advanced Glycations End product). Pada protein.
kondisi hiperglikemi, glukosa didalam

CH2OH(CHOH)3CHOH-CHO + H2NPr CH2OH-(CHOH)3-CHOH-CH=N-Pr


Glucose protein Shiff base

Basa shifft kemudian akan mengalami Kedua : glukosa dapat mengalami


intra molecular arrangement (Amadori oksidasi dan membentuk senyawa
arrangement) dan menjadi glycated dikarbonil, yaitu glucosone dan senyawa
protein : fructosyl protein atau 3 deoxy oksigen reaktif superoksid (.O2-)
glucosonyl protein.

CH2OH(CHOH)3CHOH-CHO + 2 O2 CH2OH-(CHOH)3-CO-CHO + 2 .O2- + 2 H+


Glucose glucosone

Selanjutnya senyawa oksigen reaktif hidrogen peroksida (H2O2) dan radikal


superoksid (.O2-) dapat menghasilkan hidroksil (.OH).

2 .O2- + 2 H+ O2 + H2O2 (hidrogen peroksida)

Reaksi ini dikatalisa oleh super oksid bereaksi dengan molekul superoksid yang
dismutase (SOD). H2O2 kemudian lain dan membentuk radikal hidroksil.

H2O2 + .O2- O2 + OH- + OH (radikal hidroksil)

Reaksi ini disebut reaksi Haber-Weiss, terjadi penambahan high molecular weight
dimana reaksi ini menghasilkan ion Fe 3+ protein yang akan diikuti oleh terjadinya
atau Cu2+. Jadi oksidasi non enzimatik agregasi protein sehingga merusak
dari glukosa dapat menghasilkan senyawa kejernihan lensa dan terjadi katarak. Hong
dikarbonil yang reaktif dan senyawa Yan dan J. Harding (1997) dalam
oksigen reaktif seperti radikal super oksid penelitian melaporkan kadar glukosa darah
(.O2-), hidrogen peroksida (H2O2), dan yang tinggi akan memicu terjadinya reaksi
radikal hidroksil (.OH). Reaksi kimia glikasi nonenzimatik dimana gula
antara protein dan senyawa dikarbonil (aldehid) akan bereaksi dengan asam
seperti glioksal dan 3deoksiglukoson atau amino (protein) yang memicu penurunan
oksidasi dari glikasi protein menghasilkan aktifitas enzim superoxide dismutase dan
AGE. Jadi AGEs adalah suatu molekul katalase.9 Radikal superoxide akan
heterogen yang merupakan penggabungan bereaksi dengan membran sel membentuk
dari protein dan produk oksidatif dari lipid perosida (MDA), yang
glukosa. 7 mencerminkan kerusakan sel (nekrotik).
Reaksi glikasi nonenzimatik protein Dengan terdapatnya enzim superoxide
kristalin akan menimbulkan cross-link dismutase maka radikal superoxide akan
antar dan intra molekul protein sehingga dirubah menjadi hidrogen peroksida. Disisi

44
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 11 Nomor 1 April 2011

lain hidrogen peroksida yang bergabung Mekanisme pertahanan terhadap senyawa


dengan radikal superoxide dengan adanya oksigen reaktif dilakukan oleh sistem
besi, melalui reaksi Habber-Weiss Fenton enzim dan sistem non enzim. Pada lensa
dapat menimbulkan radikal hidroksil yang mata mekanisme pertahanan enzimatis
sangat toksik terhadap DNA, sehingga terhadap senyawa oksigen reaktif
akan terjadi cacat pada DNA, dan bergantung pada 3 sistem, yaitu glutation
selanjutnya dapat menimbulkan kerusakan redox cycle, enzim superoxida dismutase,
pada lensa. Kerusakan pada lensa mata dan katalase. Sistem glutation (glutation
diawali oleh kerusakan pada sel epitel redox cycle) merupakan mekanisme
lensa yang merupakan pusat metabolisme pertahanan yang utama terhadap senyawa
lensa serta memegang peranan penting oksigen reaktif. 1, 2, 10, 11
dalam mempertahankan kejernihan lensa
mata. Kematian sel epitel lensa mata Pada Diabetes Mellitus terjadi penurunan
diikuti kerusakan pada serat fiber lensa NADPH (dihidro nikotinamida adenin
yang apabila berlanjut akan merusak dinukleotida fosfat) karena;
arsitektur dan homogenitas lensa sehingga
terjadi katarak. 1, 7, 10, 11

1. Alur pentosa posfat dimulai dari


glukosa-6-P :
Glukosa + ATP glukosa-6-P + ADP

glukokinase
Pada Diabetes Mellitus : insulin menurun glukokinase menurun
Aktifitas alur pentosa fosfat menurun NADPH menurun.
2. Pada hiperglikemia terjadi oksidasi (super oksida) dan pembentukan
non enzimatik menghasilkan ROS senyawa dikarbonil.

O O
R-COOH-C + 2 02 R-C-C + 2 02. - + 2 H+
H O H superoksida
Glukosa glukosa

3. Alur poliol meningkat, karena pada pentosa menurun, jadi tinggal alur
Diabetes Mellitus, glukokinase poliol.
menurun, glikolisis menurun, alur
Glutation adalah suatu senyawa tripeptida lensa. Sebagian besar glutation bebas
yang mengandung gugusan sulfhidril (- terdapat dalam bentuk glutation tereduksi
SH). Pada lensa mata Glutation terdapat (GSH) dan hanya sekitar 2% - 5%
dalam jumlah yang berlimpah, konsentrasi terdapat dalam bentuk glutation teroksidasi
Glutation tertinggi didapatkan pada epitel (GSSG).

45
Arti Lukitasari, Katarak Diabetes

Molekul GSH disintesa dalam dua tahap, sintetase akan mengkatalisa pembentukan
pertama : enzim glutaml sistein dipeptida dengan reaksi sebagai berikut :
L glutamate + L sistein + ATP L glutamil L sistein + glisin + ADP + Pi
Produk yang dihasilkan pada reaksi dirubah menjadi GSH dengan reaksi
tersebut oleh glutation sintetase akan sebagai berikut :
L glutamil L sistein + glisin + ATP GSH + ADP + Pi

GSH merupakan glutation yang aktif memasuki jalur metabolisme glutation


mengikat H2O2 yang akan dirubah menjadi (menstimulasi sintesa glutation). 6, 7
H2O dan GSSG dengan bantuan enzim
glutation peroksidase. Kemudian GSSG Ringkasan
akan dirubah kembali menjadi GSH oleh
Katarak pada Diabetes terjadi melalui tiga
enzim glutation reduktase dan pada reaksi
jalur, pertama : akibat peningkatan
ini diperlukan NADPH. Siklus ini
aktifitas enzim aldose reduktase, kedua :
(glutation redox cycle) merupakan
melalui proses glikasi nonenzimatik
mekanisme pertahanan yang utama
dimana glukosa yang mempunyai senyawa
terhadap senyawa oksigen reaktif pada
reaktif karbonil (C=O) akan berikatan
lensa mata. Akibat rendahnya NADPH
dengan gugus amino protein kristalin lensa
pada Diabetes Mellitus ini maka diduga
(-NH2), ketiga : pada kadar glukosa darah
aktifitas glutation redox cycle juga akan
yang tinggi akan terjadi proses
menurun sehingga mengakibatkan
glukooksidasi yang menyebabkan
terjadinya peningkatan H2O2, peningkatan
terjadinya kondisi stres oksidatif.
radikal hidroksil dan peningkatan lipid
peroksida dan malondialdehide (MDA) Pertahanan terhadap senyawa oksigen
yang akan merusak artisektur lensa mata reaktif dilakukan oleh sistem enzim dan
sehingga terjadi katarak Diabetes. sistem non enzim. Pada lensa mata
N-asetilsistein (NAC) adalah suatu bentuk mekanisme pertahanan enzimatis terhadap
pre acetylized dari asam amino sistein. senyawa oksigen reaktif bergantung pada
NAC dapat berfungsi sebagai antioksidan. glutation redox cycle, enzim superoxida
NAC termasuk thiol group sama seperti dismutase, dan katalase. Sistem glutation
GSH dan dapat sebagai pengganti GSH (glutation redox cycle) merupakan
karena mempunyai gugus aktif sulfidril (- mekanisme pertahanan yang utama
SH) sehingga dapat menjadi donor terhadap senyawa oksigen reaktif.
hidrogen setelah masuk ke dalam sel dan
terhidrolisa menjadi sistein. Sistein Daftar Pustaka
mengandung gugus SH yang reaktif
1. Jaffe NS, Horwitz J. Lens and Cataract. In :
terhadap molekul yang elektronnya tidak (Podos SM, Yanoff M, eds) Textbook of
berpasangan (radikal bebas) di mana Ophthalmology. Gower Medical Publishing,
sistein ini akan membentuk ikatan New York.1992. 1:1 8
disulfida menjadi sistin. Sistein dapat 2. Gondhowiardjo TD. Aktivitas Enzim Aldehid
menjadi antioksidan pencegah dengan cara Dehidrogenase pada Lensa Katarak Diabetes
dan Non Diabetes. Ophthalmologica
mencegah timbunan radikal hidroksil Indonesiana. 1996. 16 (2) : 118 124
(OH*) dengan mengkatalisanya menjadi 3. Richard S, Tamas C, Sell DR, Monnier VM.
H2O, dapat juga sebagai antioksidan Tissue-specific effects of aldose reductase
pemecah rantai karena mempunyai sifat inhibition on fluorescence and cross-linking
hidrofilik, dan sistein juga dapat of extracellular matrix in chronic
galactosemia. Relationship to pentosidine
meningkatkan kadar GSH dengan cross-links. Diabetes 1991.40 (8) : 1049
1056.

46
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 11 Nomor 1 April 2011

4. Lee AYW, Chung SSM. Contribution of Molekular. Edisi 1. Informedika, Jakarta.


polyol pathway to oxidative stress in diabetic 2000: 31 - 47
cataract. The FASEB Journal 1999. 13 : 23 8. Gillery P, Monboisse JC, Maquart FX, Borel
30 JP. Aging Mechanisms of Proteins. Diabetes
5. Lewis S, Karrer J, Saleh S, et al,. Synthesis Metab. 1991. 17 (1) : 1 16.
and evaluation of novel aldose reductase 9. Yan H, Harding JJ. Glycation induced
inhibitors: effect on lens protein kinase C . inactivation and loss of antigenicity of
Molecular Vision 2001. 7: 164 - 71. catalase and superoxide dismutase. Biochem J
6. Halliwell B, Gutteridge JMC. Oxygen is a 1997.328 : 599 605
toxic gas, an introduction to oxygen toxicity 10. Alan WS,. Advanced glycation : an important
and reactive oxygen species. In : Free pathological event in diabetic and age related
Radicals in Biology and Medicine. 3rd edition. ocular disease. Br J Ophthalmol 2000. 85 :
Oxford University Press New York.1999: 1 - 746 753
350. 11. Turk Z, Misur I, Turk N. Temporal
7. Suryohudoyo P. Oksigen, anti oksidan dan Association between Lens Protein Glycation
radikal bebas. Kapita Selecta Ilmu Kedokteran and Cataract Development in Diabetic Rats.
Acta Diabetol. 1997.34 (1) : 49 54.

47

You might also like