You are on page 1of 9

MINYAK ATSIRI

A. DEFINISI
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini
disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu
kamar mudah menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau
dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak
berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk
mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap,
diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk (Gunawan
& Mulyani, 2004).

B. CIRI-CIRI MINYAK ATSIRI


Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Susunan
senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia (terutama di hidung)
sehingga memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Minyak atsiri
mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau
wangi sesuai dengan bau tanaman
penghasilnya dan umumnya larut dalam
pelarut organik tetapi tidak larut dalam air.

C. SUMBER-SUMBER MINYAK ATSIRI


Minyak atsiri dapat bersumber pada
setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar
atau rhizome. Berbagai macam tanaman yang dibudidayakan atau tumbuh dengan
sendirinya di berbagai daerah di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk diolah
menjadi minyak atsiri, baik yang unggulan maupun potensial untuk dikembangkan.
Khususnya di Indonesia telah dikenal sekitar 40 jenis tanaman penghasil minyak
atsiri, namun baru sebagian dari jenis tersebut telah digunakan sebagai sumber
minyak atsiri secara komersil.

Berikut adalah daftar tanaman atsiri penghasil minyak atsiri yang tumbuh di
Indonesia:
1. Akar : Akar Wangi, Kemuning
2. Daun : NIlam, Cengkeh, Sereh Lemon, Sereh Wangi, Sirih, Mentha, Kayu
Putih, Gandapura, Jeruk Purut, Karmiem, Krangean, Kemuning, Kenikir,
Kunyit, Selasih, Kemangi.
3. Biji : Pala, Lada, Seledri, Alpukat, Kapulaga, Klausena, Kasturi, Kosambi.
4. Buah : Adas, Jeruk, Jintan, Kemukus, Anis, Ketumbar.
5. Bunga : Cengkeh, Kenanga, Ylang-Ylang, Melati, Sedap Malam, Cempaka
Kuning, Daun Seribu, Gandasuli Kuning, Srikanta, Angsana, Srigading.
6. Kulit Kayu : Kayu Manis, Akasia, Lawang, Cendana, Masoi, Selasihan, Sintok
7. Ranting : Cemara Gimbul, Cemara Kipas
8. Rimpang : Jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau, Kencur, Lengkuas,
Lempuyang Sari, Temu Hitam, Temulawak, Temu Putri.
9. Seluruh bagian : Akar Kucing, Bandaton, Inggu, Salasih, Sudamala, Trawas.
Selain itu dikenal pula beberapa minyak atau berbentuk salep yang merupakan
kombinasi antara beberapa jenis minyak atsiri. Contohnya :
1. Minyak Telon
2. Minyak Tawon
3. Minyak Angin
D. MANFAAT MINYAK ATSIRI
Minyak atsiri digunakan sebagai bahan dasar kosmetik, parfum, aromatherapy,
obat, suplemen dan makanan. Penggunaan minyak atsiri sebagai obat dan suplemen
semakin diminati masyarakat seiring berkembangnya produk-produk herbal.
Kegunaan minyak atsiri sangat luas khususnya dalam berbagai bidang industri,
contohnya antara lain dalam industri kosmetik, industri makanan, industri farmasi
atau obat-obatan (antinyeri, antiinfeksi, pembunuh bakteri, dan digunakan juga
sebagai insektisida (Luthony dan Rahmawati, 1994).
Dalam tanaman, minyak atsiri mempunyai 3 fungsi yaitu membantu proses
penyerbukan dengan menarik beberapa jenis serangga
atau hewan, mencegah kerusakan tanaman oleh
serangga dan sebagai cadangan makanan dalam
tanaman (Ketaren, 1985).
E. KOMPOSISI KIMIA MINYAK ATSIRI
Pada umumnya perbedaan komposisi minyak
atsiri disebabkan perbedaan jenis tanaman penghasil,
kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panenan, metode ekstraksi yang digunakan
dan cara penyimpanan minyak. Minyak atsiri biasanya terdiri dari berbagai campuran
persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan
oksigen (O). Pada umumnya komponen kimia minyak atsiri dibagi menjadi dua
golongan yaitu: 1) Hidrokarbon, yang terutama terdiri dari persenyawaan terpen dan
2) Hidrokarbon teroksigenasi.
a. Golongan hidrokarbon
Persenyawaan yang termasuk golongan ini terbentuk dari unsur
Karbon (C) dan Hidrogen (H). Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak
atsiri sebagian besar terdiri dari monoterpen (2 unit isopren), sesquiterpen (3
unit isopren), diterpen (4 unit isopren) dan politerpen.
b. Golongan hidrokarbon teroksigenasi
Komponen kimia dari golongan persenyawaan ini terbentuk dari
unsure Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Persenyawaan yang
termasuk dalam golongan ini adalah persenyawaan alcohol, aldehid, keton,
ester, eter, dan fenol. Ikatan karbon yang terdapat dalam molekulnya dapat
terdiri dari ikatan tunggal, ikatan rangkap dua, dan ikatan rangkap tiga. Terpen
mengandung ikatan tunggal dan ikatan rangkap dua. Senyawa terpen memiliki
aroma kurang wangi, sukar larut dalam alkohol encer dan jika disimpan dalam
waktu lama akan membentuk resin. Golongan hidrokarbon teroksigenasi
merupakan senyawa yang penting dalam minyak atsiri karena umumnya
aroma yang lebih wangi. Fraksi terpen perlu dipisahkan untuk tujuan tertentu,
misalnya untuk pembuatan parfum, sehingga didapatkan minyak atsiri yang
bebas terpen (Ketaren, 1985).
F. CARA ISOLASI MINYAK ATSIRI
Isolasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1)
penyulingan (distillation), 2) pengepresan (pressing), 3) ekstraksi dengan pelarut
menguap (solvent extraction), 4) ekstraksi dengan lemak.

1. Metode Penyulingan
a) Penyulingan dengan air
Pada metode ini, bahan tanaman yang akan disuling mengalami
kontak langsung dengan air mendidih. Bahan dapat mengapung di atas
air atau terendam secara sempurna, tergantung pada berat jenis dan
jumlah bahan yang disuling. Ciri khas model ini yaitu adanya kontak
langsung antara bahan dan air mendidih. Oleh karena itu, sering
disebut penyulingan langsung. Penyulingan dengan cara langsung ini
dapat menyebabkan banyaknya rendamen minyak yang hilang (tidak
tersuling) dan terjadi pula penurunan mutu minyak yang diperoleh.
b) Penyulingan dengan uap
Model ini disebut juga penyulingan uap atau penyulingan tak
langsung. Pada prinsipnya, model ini sama dengan penyulingan
langsung. Hanya saja, air penghasil uap tidak diisikan bersama-sama
dalam ketel penyulingan. Uap yang digunakan berupa uap jenuh atau
uap kelewat panas dengan tekanan lebih dari 1 atmosfer.
c) Penyulingan dengan air dan uap
Pada model penyulingan ini, bahan tanaman yang akan disuling
diletakkan di atas rak-rak atau saringan berlubang. Kemudian ketel
penyulingan diisi dengan air sampai permukaannya tidak jauh dari
bagian bawah saringan. Ciri khas model ini yaitu uap selalu dalam
keadaan basah, jenuh, dan tidak terlalu panas. Bahan tanaman yang
akan disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan air
panas (Lutony & Rahmayati, 1994).
2. Metode Pengepresan
Ekstraksi minyak atsiri dengan cara pengepresan umumnya dilakukan
terhadap bahan berupa biji, buah, atau kulit buah yang memiliki kandungan
minyak atsiri yang cukup tinggi. Akibat tekanan pengepresan, maka sel-sel
yang mengandung minyak atsiri akan pecah dan minyak atsiri akan mengalir
ke permukaan bahan. Contohnya minyak atsiri dari kulit jeruk dapat diperoleh
dengan cara ini (Ketaren, 1985).

3. Ekstraksi dengan pelarut menguap


Prinsipnya adalah melarutkan minyak atsiri dalam pelarut organik yang
mudah menguap. Ekstraksi dengan pelarut organik pada umumnya digunakan
mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan uap dan air,
terutama untuk mengekstraksi minyak atsiri yang berasal dari bunga misalnya
bunga cempaka, melati, mawar, dan kenanga. Pelarut yang umum digunakan
adalah petroleum eter, karbon tetra klorida dan sebagainya (Ketaren, 1985).
4. Ekstraksi dengan lemak padat
Proses ini umumnya digunakan untuk mengekstraksi bunga-bungaan, untuk
mendapatkan mutu dan rendeman minyak atsiri yang tinggi. Metode ekstraksi
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu enfleurasi dan maserasi.

G. UJI KIMIA MINYAK ATSIRI


Uji sitotoksisitas dengan metoda Brine Shrimp Lethality Bioassay.merupakan
uji pendahuluan dapat digunakan untuk memantau senyawa bioaktif yang baru dari
bahan alami, dan metoda ini sering dimanfaatkan untuk sekrining senyawa
antikanker. Pengujian dengan cara ini memiliki beberapa keuntungan yaitu cepat,
murah, mudah pengerjannya, tidak memerlukan kondisi aseptis dan dapat. Metoda ini
menggunakan larva (nauplii) udang laut Artemia salina Leach untuk menentukan
LC50.
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini meliputi penarikan minyak atsiri
dengan alat penentuan kadar minyak atsiri menggunakan metoda yang terdapat pada
Materia Medika Indonesia. Hasil minyak akan diuji aktivitas sitotoksiknya dengan
metoda Brine Shrimp Lethality Bioassay. Data yang diperoleh dianalisa dengan
menggunakan analisa probit dengan metoda Finney Metoda ini telah didesain
sedemikian rupa dengan memasukkan data dari dosis yang digunakan kita akan
memperoleh nilai probit dan nilai LC50 .
a. Pengujian Sitotoksisitas
Di dalam lumpang, minyak atsiri sebanyak 1 g ditambahkan dengan
gom arab sebanyak 1 g dan air suling sebanyak 1,5 ml, kemudian digerus kuat
sampai membentuk korpus emulsi yang homogen dan ditambahkan air suling
sedikit demi sedikit sambil terus digerus sampai volume 10 ml, emulsi ini
disebut larutan induk. Pengujian dilakukan dengan 3 variasi konsentrasi yaitu
1000, 100, dan 10 ppm, dan setiap konsentrasi dibuat dengan 3 kali
pengulangan. Konsentrasi 1000 ppm dibuat dengan memipet 50 l dari emulsi
induk. Untuk membuat konsentrasi 100 ppm, diambil 1 ml dari emulsi induk
kemudian diencerkan sampai 10 ml lalu dipipet sebanyak 50 l. Untuk
mendapatkan konsentrasi 10 ppm, diambil 1 ml emulsi induk, diencerkan
sampai 20 ml kemudian dipipet sebanyak 10 l. Larutan kontrol dibuat
dengan konsentrasi 1000, 100, dan 10 ppm tanpa penambahan minyak yang
pengerjaannya sama dengan pembuatan sampel uji. Dari setiap vial di atas
ditambahkan 4 ml air laut, kemudian dimasukkan larva Artemia salina masing-
masing 10 ekor, lalu cukupkan air laut hingga volume 5 ml, setelah 24 jam
dihitung larva yang mati. Nilai LC50 ditentukan dengan analisa program
komputer Finney.
H. UJI FISIK

Parameter Mutu Minyak


Karakteristik
Cengkeh
Warna Tak berwarna/ kuning muda
Berat Jenis ( 25C) 1,030 1,060 g/ml
Indek Bias 1,527-1,535
Putaran Optik 0-135
Kelarutan dalam Etanol 1:2
Kelarutan dalam Etan 80-95 %
I. KOMPONEN MINYAK ATSIRI
1. Monoterpen: Ditemukan di minyak esensial yang paling, monoterpen adalah
antiseptik dan tonik di alam. Mereka adalah pembersih udara yang baik yang
memiliki sekitar 10 atom karbon di dalamnya. Meskipun monoterpen hadir di hampir
semua minyak esensial lainnya, sebagian besar dari mereka yang ditemukan dalam
minyak Jeruk. Mereka tidak berwarna, mudah menguap dan cepat memburuk. Oleh
karena itu, mereka harus ditangani dengan hati-hati dan disimpan pada suhu dingin.
Limonene ditemukan dalam minyak Lemon, pinene ditemukan di Pine dan camphene
ditemukan di Kamper adalah contoh dari minyak atsiri.

2. Seskuiterpen: Meskipun tidak labil monoterpen, seskuiterpen yang efektif dan


memiliki atom karbon 15 tentang di dalamnya. Mereka memiliki efek menenangkan,
adalah anti-inflamasi dan anti-menular. Zingiberene di Jahe minyak, cedrene di
Cedarwood dan caryophellene dalam minyak cengkeh adalah beberapa seskuiterpen
ditemukan dalam minyak esensial.

3. Fenol: The antiseptik bahan kimia yang paling ditemukan dalam tanaman, Fenol
merangsang fungsi tubuh dalam dosis kecil. Namun, dosis besar dapat menjadi racun
pada sistem syaraf dan dapat menyebabkan iritasi kulit serta kenyamanan pencernaan
untuk orang yang sensitif. Timol ditemukan dalam minyak Thyme dan eugenol
ditemukan di Cengkeh adalah contoh dari Fenol.

4. Alkohol: Banyak kandungan alkohol juga hadir dalam minyak esensial. Sangat
antiseptik, antibakteri, anti-jamur alkohol dan antibiotik, adalah tonik baik untuk
sistem saraf dan merangsang respon imun dalam tubuh. Lavendulol di Lavender, nerol
di neroli dan geraniol yang ditemukan dalam minyak Geranium adalah contoh alkohol
dalam minyak.

5. Keton: Antikoagulan, keton bisa santai, tenang dan menyembuhkan jaringan bekas
luka, sistem kekebalan tubuh atau sistem pernafasan dalam tubuh. Namun, Keton bisa
membahayakan sistem saraf dan dapat mengakibatkan keguguran, kejang dan
epilepsi. Contoh Keton thyone di Sage, pinocamphone di hisop, dan carvone di
Peppermint.

6. Eter / Ester: Eter dan ester memiliki sifat serupa tetapi eter adalah lebih kuat dari
keduanya. Antispasmodic, antibakteri dan anti-inflamasi, eter yang lembut pada kulit
dan membantu dalam menyeimbangkan sistem saraf efektif. Cinnamyl asetat di Kayu
manis dan myrtinly asetat di Myrtle.

7. Aldehida: Anti-inflamasi, Aldehida memiliki sifat yang mirip dengan Keton dan
alkohol. Namun, kelebihan Aldehida dapat menyebabkan iritasi utama pada kulit dan
selaput lendir. Furfurol di Lavender, Sandalwood, Cinnamon dan Cypress yang
aldehida.

8. Kumarin: Anti-convulsant dan anti-koagulan, kumarin memiliki efek relaksasi dan


obat penenang. Seperti bahan kimia ini dapat fotosensitif, minyak esensial dengan
konstituen tersebut harus digunakan dengan hati-hati dan tidak boleh terkena sinar
matahari. Bergaptene di Bergamot, angelicine dalam Angelica dan Citroptene dalam
minyak jeruk adalah contoh dari kumarin.
J. RUMUS BANGUN
Minyak atsiri merupakan senyawa Terpen. Terpenoid merupakan komponen
tumbuhan yang mempunyai bau dan dapat diisolasi dari bahan nabati dengan
penyulingan disebut sebagai minyak atsiri. Sebagian besar terpenoid mempunyai
kerangka karbon yang dibangun oleh dua atau lebih unit C-5 yang disebut dengan unit
isopren. Unit C-5 ini dinamakan demikian karena kerangka karbonnya sama seperti
senyawa isopren.
Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia
yangterbentuk dari unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) serta berbagai
senyawa kimia yang mengandung unsur nitrogen (N) dan belerang (S). Umumnya
kmponen kimia dalam minyak atsiri terdiri dari campuran hidrokarbon dan
turunannya yang mengandng oksigen yang disebut sebagai terpenoid. Terpenoid
merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh dan satuan terkecil dalam
molekulnya yang disebut isopren (C5H9). Senyawa terpenoid mempunyai rangka
karbonyang terdiri dari 2 atau lebih satuan isopren. (Finar, 1959).
Beberapa contoh terpenoid

Monoterpen :
Seskuiterpen :

Politerpen:

Terpenoid Tak Teratur :


DAFTAR PUSTAKA

Pharmacist blog, september 2010.


(http://willipharmacist.blogspot.co.id/2010/09/terpenoid-i-pendahuluan-dan-
sintesis.html)

Bungel blog, 2010.( http://bungelcuy.blogspot.co.id/2010/06/minyak-atsiri-


merupakan-senyawa-terpen.html)

Wa fellytasarie. 2014 Minyak Atsiri.( http://eprints.undip.ac.id/44625/4/BAB_II.pdf )

You might also like