Professional Documents
Culture Documents
Di
Dusun : Canggal
Desa : Merdikorejo
Kecamatan : Tempel
Kabupaten : Sleman
Propinsi : D.I Yogyakarta
Disusun Oleh:
2017
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN
Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas
rahmat dan karunia-Nya kami akhirnya dapat menyelesaikan tugas Laporan
Pelaksanaan
Program Individu Pada Kuliah Kerja Nyata. Laporan Pelaksanaan ini merupakan
laporan
pelaksanaan program individu Sosialisasi Bahaya Narkoba dan Safety
Riding Menuju canggal yang bebas narkoba dan menjadi pelopor
lalu lintas.
Terwujudnya penulisan laporan pelaksanaan ini pada hakekatnya
merupakan
pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa. Namun demikian, laporan pelaksanaan ini
pun
selesai berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dorongan,
semangat,
bantuan, serta bimbingannya. Untuk itu pada kesempatan ini, dengan rasa tulus
dan
kerendahan hati, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Ir. Prastyono Eko Pambudi, M.T. selaku Ketua LPPM IST
AKPRIND Yogyakarta.
2. Bapak Taufik Hidayat, S.T selaku Dosen Pembimbing Lapangan. Terima kasih
atas dukungan yang diberikan kepada kami selama persiapan hingga kegiatan
berlangsung.
3. Bapak Suwandi selaku Kepala Dukuh di Dusun Canggal.
4. Bapak Yudifahrudin dan bapak Purnomo selaku perwakilan Polsek Tempel
dalam memberikan materi Sosialisasi.
5. Kedua Orang Tua serta seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan
baik moral maupun moril, memberikan nasehat serta doa, sehingga acara
berjalan dengan lancar.
6. Seluruh Anggota Kelompok 13 KKN Mandiri IST AKPRIND, terima
kasih telah membantu, mau direpotkan dan selalu memberikan
semangat dalam proses penyelenggaraan acara sosialisasi hingga penulisan
laporan pelaksanaan ini.
7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu
sehingga program dan laporan ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu saran, kritik, dan pendapat dari berbagai pihak sangat kami harapkan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami sendiri dan umumnya
bagi semua pembaca, Amin.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I PENDAHULUAN
1
I.3 Tujuan
I.4.1 Narkotika
II.5 Pendanaan
IV.1 Kesimpulan
11
IV.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
13
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif
berbahaya lainnya. Sebutan lainnya yang lebih banyak dipakai oleh praktisi bidang
kesehatan dan rehabilitasi yaitu Napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) yang
inti pemaknaannya sama-sama merujuk pada ketiga jenis zat tersebut. Narkoba
merupakan zat maupun bahan yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman, baik
sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan perubahan pikiran, suasana
hati atau perasaan, perilaku seseorang, hilangnya rasa sakit, penurunan kesadaran,
serta menimbulkan ketergantungan (adiksi) baik secara fisik maupun psikologis.
Bahan maupun zat-zat tersebut dapat masuk kedalam tubuh dengan cara diminum,
dihirup maupun disuntikkan kedalam tubuh.
Bahaya yang ditimbulkan akibat pemakaian narkotika sudah menjadi rahasia
umum bagi masyarakat, banyak kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh para pelaku
kriminal dilatar belakangi akibat penggunaan narkotika. Bila melihat Data Jumlah
Penyalahgunaan Narkoba yang Dirawat di Tempat Terapi dan Rehabilitasi Seluruh
Indonesia Tahun 2010 pada Gambar 1.1, menunjukkan bahwa jumlah pengguna
narkoba paling banyak berasal dari kelompok usia remaja hingga dewasa yaitu kisaran
15 sampai 40 tahun. Dampak yang ditimbulkan pun kian bertambah seperti saling
tertular dan menularkannya HIV/AIDS yang sudah terbukti penularannya melalui
jarum suntik yang digunakan secara bergantian, hingga dampak yang paling fatal
berujung hingga kematian.
Berbagai kampanye anti narkotika dan penangulangannya terhadap orang-
orang yang ingin lepas dari ketergantungan narkoba semakin sering dilakukan. Para
pelaku yang mengedarkan narkotika pun kian diperberat hukumannya. Namun, lagi-
lagi masih sering kecolongan dengan masih bisa masuknya zat-zat tersebut ke wilayah
Indonesia. Bila tidak dicegah dan ditanggulangi bangsa ini akan kehilangan generasi-
generasi muda penerus bangsa akibat penyalahgunaan narkoba serta terjangkitnya
Gambar I. 1 Jumlah Penyalahgunaan Narkoba yang Dirawat di Tempat
Terapi
dan Rehabilitasi Seluruh Indonesia Tahun 2010
Di era globalisasi dan era modern seperti sekarang ini , menggunakan kendaraan
bermotor untuk melakukan berbagai aktivitas merupakan sesuatu yang wajar . sebab
dengan menggunakan kendaraan bermotor dirasa lebih efektif dan efisien. Namun
dilain sisi keadaan ini menimbulkan suatu problema . Problem tersebut meliputi :
1. Fenomena Kecelakaan
Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, narkoba
sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk
membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu.
Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar
peruntukan dan dosis yang semestinya.
Ada 4 hal yang perlu disadari, yakni Manusia, Motor, Skill dan
Kondisi. Manusia adalah orang yang mengendalikan motor itu sendiri.
Kadang-kadang atau bahkan seringkali terjadi karakter seseorang
mempengaruhi cara berkendara dijalanan. Sifat-sifat tersebut cukup memberi
kontribusi jumlah kecelakaan, seperti emosional, tidak sabaran, arogan,
tergesa-gesa. Dari faktor tersebut akan mengurangi konsentrasi pengendara
dalam mengendalikan kendaraan dan memperhatikan kondisi sekitarnya.
1. Motor
Kadangkala sipengendara jarang memperhatikan juga kondisi
motornya. Dimana pada hal mendasar kesiapan motor juga faktor
kesempurnaan pengendara berada dijalanan. Contoh dasar yang perlu
diperhatikan adalah fungsi pengereman, namun pengereman yang standar
tidaklah cukup dijalanan. Pengendara harus paham betul kemampuan
pengereman motornya, misal saat mengendalikan pengereman secara
mendadak. Lampu-lampu juga hal yang sederhana namun kurang diperhatikan
pengendara.
2. Skill/kemampuan
Saat ini dengan banyaknya kendaraan baru membuat curiga, apakah
kemampuan berkendara mereka cukup. Meskipun telah memiliki SIM namun
tidak menjamin skill pengedara tersebut cakap dijalanan yang situasinya
kompleks. Skill dapat diasah bukan hanya pada saat latihan-latihan, namun
diperjalanan juga banyak hal yang dapat melatih kemampuan berkendara kita
dengan memasukkan pemahaman safety riding sehingga ada perbandingan
yang didapat langsung dijalanan.
3. Kondisi
Kondisi yang dimaksud adalah kondisi sekitar si pengendara seperti :
Jalanan, pengendara lain, rambu-rambu, cuaca, dan lain sebagainya. Disini
kesigapan pengendara dan reflek pada kejadian perlu juga diperhatikan
dengan cara konsentrasi pada situasi sekitar. Kewaspadaan adalah hal yang
perlu dan sikap yang defensif dalam berkendara sangat dibutuhkan supaya
kita selamat tiba ditempat tujuan. Gunakan perlengkapa sesuai standar
keselamatan misalnya Helm (fullface atau halfface), sarung tangan, sepatu,
jaket.
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
II.5 Pendanaan
Rincian Pendanaan Program kegiatan Sosialisasi bahaya Narkoba dan safety riding
disajikan dalam Tabel 1 berikut ini.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada hari Rabu, 21 Desember 2016, Kelompok 13 TIM KKN Mandiri IST
AKPRIND Yogyakarta bekerja sama dengan Polsek Tempel Sleman, Yogyakarta
menyelenggarakan Sosialisai Bahaya Narkoba dan Safety Riding di Kalangan
Generasi Muda yang merupakan salah satu program kegiatan mandiri kelompok 13
KKN Mandiri IST AKPRIND Yogyakarta dan ditargetkan kepada para pemuda Dusun
Canggal.
Setelah materi diberikan sekitar 45 menit, dibuka 1 sesi untuk tanya jawab.
Diawali pertanyaan dari salah satu warga Bagaimana penanganan dari pihak
Narasumber/ Polisi ketika menghadapi seseorang yang meminum obat yang awalnya
bukan karena ketergantungan tetapi karena keharusan meminum obat tersebut?
yang ditanggapi oleh Pak Yudifahrudin.dengan memberikan jawaban Ketika
seseorang sakit, kemudian meminum obat, contohnya puyer, kemudian orang
tersebut sembuh. Besoknya ketika mengalami sakit lagi akan terdoktrin untuk
meminum obat tersebut kembali. Ini juga merupakan contoh bahwa kita telah mencicipi
narkoba.
IV.1 Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan Penyuluhan Bahaya Narkoba di Kalangan
Generasi Muda ini, dapat diambil kesimpulan:
1. Generasi muda dalam perkembangan era sekarang ini banyak menggunakan
narkotika dengan alasan coba coba dan alasan gengsi.
2. Dampak yang ditimbulkan dari penggunan narkotika ini tidak hanya kesehatan
tapi berdampak ke kriminalitas.
3. Selain narkotika yang dikonsumsi seperti Metafetamhine (shabu) Amphetamine,
banyak ditemukan dimakanan atau obat obatan yang tersebar diapotik seperti
contoh obat untuk pelangsing
4. Kendaraan Roda 2 (dua) sebagai bagian yang tak terpisahkan dari hiruk pikuk
kendaraan yang hilir mudik di jalan raya memiliki andil yang sangat besar
terhadap terjadinya kemacetan.
5. Secara ideal, adalah merupakan suatu syarat mutlak bagi seseorang yang ingin
berkendara, minimal dapat memahami dan menerapkan secara penuh tentang
pentingnya Safety Riding dan Tertib Lalu Lintas ditunjang dengan komitmen dan
pemikiran akan perilaku berkendara yang baik. Karena betapa pun banyaknya
teori tentang Safety Riding tanpa dibarengi dengan hal tersebut tidak akan
berjalan dengan baik.
6. Dukungan dari semua elemen khususnya dalam hal ini adalah masyarakat sangat
dibutuhkan . Sehingga dapat tercipta keadaan yang menunjukan keamanan dan
kenyamanan dalam berkendara.
IV.2 Saran
Berdasarkan pembahasan pada laporan kegiatan Penyuluhan Bahaya Narkoba di
Kalangan Generasi Muda yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan saran
sebagai berikut:
1. Lebih sering dan rutin melaksanakan program penyuluhan bahaya narkoba, baik
di kalangan generasi muda maupun di lingkungan warga.
2. Sebaiknya pemberian undangan penyuluhan langsung secara perorangan dari
rumah ke rumah dan seluruh anggota KKN ikut membantu penyebaran undangan.
3. Bagi orang tua yang memiliki anak yang beranjak dewasa maka perhatian
terhadap anak haruslah ditingkatkan karena pada fase ini lah anak akan mencoba
sesuatu yang belum ia ketahui.
4. Untuk warga sekitar, kepada anak-anak yang menggunakan narkotika jangan
dikucilkan.
5. Bukan dari anak yang ingin menggunakan melainkan lingkungan sekitar yang
mengakibatkan anak itu akan terjerumus ke dalam narkotika itu sendiri.
6. Dilakukan seminar , kampanye safety riding , mengumpulan dana sosial untuk
membantu berbagai korban bencana alam ataupun pembangunan fasilitas sosial ,
hal tersebut dilakukan dengan tujuan bahwa dengan berkendara dengan baik
sebetulnya kita telah membantu mereka yang ada dalam kesusahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Buku Advokasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi
Petugas Lapas dan Rutan.
http://www.bnn.go.id/portal/uploads/post/2010/11/23 /2010-11-
23__19-44-55.pdf, Jakarta, Diakses 16 Januari 2017.