You are on page 1of 9

1. Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin.

o Tahap 1

o Tahap 2

Tahap 3

.
o Tahap 4

o Tahap 1. Persiapan

Tahap 2. Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip

Tahap 3. Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar.


Tahap 4. Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara.

Tahap 5. Memeriksa Ketiak

Cara singkat
Berdiri di depan kaca untuk melihat payudara secara jelas.

Sementara kedua tangan di atas kepala, periksalah apakah ada kelainan berupa
perubahan warna kulit menjadi kemerahan, pembengkakan (edema), gambaran vena,
kulit yang melekuk atau terfiksir (dimpling), perubahan puting menjadi tertarik ke
arah tumor (pointing nipple), atau adanya tumor (benjolan).

Ulangi dengan kedua tangan menekan pada pinggang.

Palpasi kedua payudara dengan jari, dengan gerakan memijat, awalnya periksa pada
arah jam 12, kemudian arah jam 2 sampai kembali lagi ke arah jam 12, dirasakan
apakah ada benjolan. Berikan tekanan mulai dari superfisial kulit sampai ke dalam
jaringan payudara. Lakukan palpasi dengan cermat.

Kemudian periksalah pada puting payudara dan area sekitarnya. Juga perlu ditekan
secara lembut untuk melihat apakah ada disscharge (keluarnya cairan dari puting susu
berupa darah, sekret, atau nanah).

Ulangi pemeriksaan secara palpasi sambil berbaring.

Referensi
Ris_Kan_Payudara_01 (Converted).pdf. Kanser Payudara. Kesan Awal Dengan Pemeriksaan
Sendiri Payudara (PSP). Oktober, 2004

2, Faktor Risiko Kanker Payudara


Faktor risiko kanker payudara adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi kemungkinan
seseorang men

derita kanker payudara. Beberapa faktor risiko tidak dapat diubah seperti usia atau riwayat
keluarga, tetapi ada juga faktor risiko yang berhubungan dengan gaya hidup seperti merokok
dan minum alcohol. Berikut adalah faktor risiko yang penting untuk kanker payudara :

Usia.
Risiko menderita kanker payudara akan meningkat seiring dengan semakin tuanya seseorang.
Di RS Kanker Dharmais, usia rata-rata wanita yang pertama kali didiagnosis kanker payudara
adalah 48 tahun.
Haid pertama di usia kurang dari 10 tahun atau menopause (berhenti haid) di usia
lebih dari 55 tahun dapat sedikit meningkatkan risiko kanker payudara.

Wanita yang tidak menikah, tidak memiliki anak, atau memiliki anak pertama setelah
usia 30 tahun juga dapat meningkatkan risiko.
Riwayat menggunakan preparat hormonal seperti KB hormonal (pil, suntik, susuk) atau
terapi hormonal (misalnya terapi sulih hormon estrogen pada wanita yang menopause)
meningkatkan risiko kanker payudara.

Diet tinggi lemak dan alkohol meningkatkan kemungkinan hingga 1,5 kali untuk
menderita kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak banyak makan lemak dan tidak
minum alkohol.

Memiliki kerabat wanita dekat (seperti ibu kandung, kakak/adik, anak) dengan kanker
payudara dapat meningkatkan risiko kanker payudara sampai 2 kali dibandingkan wanita
yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara. Diperkirakan 20-30% wanita
dengan kanker payudara memiliki anggota keluarga yang juga memiliki riwayat kanker
payudara.

Perubahan pada Payudara akibat Kanker

Benjolan Pada Payudara


Gejala paling sering pada kanker payudara adalah adanya benjolan. Kanker biasanya hanya
mengenai satu payudara. Jarang ditemukan wanita dengan kanker di kedua payudara pada
saat yang sama. Benjolan ini biasanya keras dengan permukaan yang tidak rata. Benjolan
biasanya tidak bergerak (terfiksasi). Seringkali benjolan TIDAK disertai nyeri.

Perubahan pada Kulit Payudara


Kulit disekitar payudara dapat berwarna kemerahan, dan kadang terdapat cekungan seperti
lesung pipi di kulit payudara (dimpling). Pada keadaan lanjut, cekungan pada kulit payudara
ini semakin meluas dan banyak sehingga kulit payudara tampak seperti kulit jeruk purut.
Keadaan ini sering disebut peau dorange.

Perubahan pada Puting Payudara


Banyak perubahan yang dapat terjadi pada puting payudara yang mungkin merupakan gejala
kanker. Luka pada puting susu yang tidak sembuh dalam 6 bulan, apalagi bila disertai dengan
perubahan kulit payudara dapat merupakan gejala kanker.
Keluarnya cairan dari puting sisi berupa cairan warna merah atau kecoklatan. Cairan ini dapat
keluar sendiri atau baru keluar bila puting ditekan.
Puting yang tadinya normal menjadi tertarik ke dalam (nipple inversion). Keadaan ini
mungkin gejala kanker bila puting menjadi tertarik ke dalam seluruhnya, tidak dapat lagi
ditarik keluar, kulit puting terasa kering (gatal, terdapat kulit yang menebal) dan berubah
warna, serta teraba adanya benjolan di balik puting.

Deteksi Dini Kanker Payudara


Terdapat beberapa cara deteksi dini kanker payudara dengan tingkat akurasi yang berbeda.
Akurasi deteksi dini kanker payudara akan jauh bertambah bila ketiga tes ini dikombinasi.
Cara deteksi dini kanker payudara adalah :
Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik Sadari)
Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter
Pemeriksaan Radiologi (Mammografi dan/atau USG)
Biopsi tanpa pembedahan (Fine Needle Aspiration Biopsy atau Core Biopsy).

Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter dapat mendeteksi sampai 85% kasus kanker
payudara.
Pemeriksaan Mammografi dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker payudara.
Biopsi dapat mendeteksi sampai 91% kanker payudara.
Tetapi bila ketiga pemeriksaan dini dilakukan semuanya, maka kanker payudara dapat
dideteksi secara dini hingga 99,5%.

Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik SADARI)


Pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan mulai usia remaja. Dilakukan sebulan sekali,
pada hari ke-7 sampai hari ke-10 dihitung dari hari pertama haid. Bila wanita telah
menopause, SADARI dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan, misalnya tanggal 10.

SADARI terdiri atas beberapa langkah:


1.Berdiri di depan cermin dengan berbagai posisi: mulai dari berdiri dengan lengan di kedua
sisi tubuh, lalu angkat lengan ke atas kepala. Lanjutkan dengan menekan kedua tangan di
pinggang, lalu gerakkan kedua lengan dan situ ke depan sambil mengangkat bahu. Perhatikan
tanda berikut :
a.Perubahan ukuran atau bentuk payudara
b.Adanya cekungan di kulit
c.Perubahan bentuk puting
d.Adanya nyeri yang terus menerus
2.Berbaring dan letakkan sebuah bantal kecil di bawah bahu kanan. Letakkan tangan kanan di
bawah kepala. Gunakan ketiga jari tangan kiri untuk memeriksa seluruh payudara kanan
termasuk daerah puting. Periksa mulai dari daerah ketiak, lalu daerah luar payudara dan
melingkar hingga ke daerah puting. Perhatikan tanda berikut:
a.Adanya benjolan di payudara atau di ketiak
b.Daerah yang terasa menebal di payudara
3.Tekan puting dengan lembut untuk melihat adanya cairan atau darah yang keluar.
4.Ulang langkah 2 dan 3 untuk payudara kiri.

Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter


Wanita pada usia 20-39 tahuin sebaiknya menjalani pemeriksaan klinis payudara oleh dokter
sebagai baigan dari Medical Check Up setidaknya 3 tahun sekali. Setelah usia 40 tahun,
pemeriksaan klinis payudara harus dilakukan setidaknya sekali dalam 1 tahun.
Pemeriksaan klinis payudara baik dilakukan sebelum mammografi. Pemeriksaan klinis ini
adalah kesempatan bagi wanita dan dokter untuk berdiskusi tentang perubahan yang terjadi
pada payudara, jenis pemeriksaan untuk deteksi dini, dan tentang faktor risiko yang
meningkatkan kemungkinan wanita menderita kanker payudara.
Pemeriksaan Radiologis

Mammografi
Wanita usia 40 tahun atau lebih sebaiknya menjalani pemeriksaan mammografi sekali setahun
selama mereka dalam kondisi sehat.

Mammografi adalah pemeriksaan payudara menggunakan sinar X yang dapat


memperlihatkan kelainan pada payudara dalam bentuk terkecil yaitu mikrokalsifikasi.
Dengan mammografi, kanker payudara dapat dideteksi dengan akurasi sampai 90%.

Menggunakan mesin mammografi, payudara akan ditekan oleh dua plat untuk meratakan dan
menyebarkan jaringan. Keadaan ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi sangat
penting untuk menghasilkan gambar mammogram yang baik dan dapat dibaca. Penekanan
payudara ini hanya berlangsung beberapa detik. Seluruh prosedur mammografi untuk satu
payudara adalah sekitar 20 menit.

Hasil dari mammografi adalah film (mammogram) yang dapat diinterpretasi oleh dokter
bedah atau dokter ahli radiologi. Perubahan yang dapat terlihat dari mammogram adalah :

Mikrokalsifikasi yaitu deposit-deposit kecil kalsium dalam jaringan payudara yang terlihat

sebagai titik-titik kecil putih di sekitar jaringan payudara. Mikrokalsifikasi yang dicurigai
sebagai tanda kanker adalan titik-titik yang sangat kecil, dan berkumpul dalam suatu
kelompok (cluster).
Massa yang tampak pada mammogram dapat disebabkan oleh kanker atau bukan kanker,
tetapi untuk memastikan biasanya dilakukan biopsi. Massa yang tampak dapat berupa massa
padat atau kistik (berongga dan berisi cairan).

Ultrasonografi (USG)
USG payudara adalah pemeriksaan payudara menggunakan gelombang suara. USG dapat
membedakan benjolan berupa tumor padat atau kista. USG biasa digunakan untuk
mengevaluasi masalah payudara yang tampak pada mammogram dan lebih direkomendasikan
pada wanita usia muda (di bawah 30 tahun). Pemeriksaan USG saja tanpa mammografi tidak
direkomendasikan untuk deteksi kanker payudara. Tetapi dengan kombinasi USG dan
mammografi, kelainan pada payudara dapat ditentukan dengan lebih akurat.
USG saat ini cukup banyak dilakukan karena tidak bersifat invasif dan tidak semahal
pemeriksaan lainnya. Tetapi, efektifitas pemeriksaan USG sangat tergantung dari pengalaman
dan keahlian operator

Magnetic Resonance Imaging (MRI)


Untuk wanita dengan risiko tinggi kanker payudara, pemeriksaan MRI direkomendasikan
bersama dengan mammografi tahunan. MRI menggunakan magnet dan gelombang radio
untuk memproduksi gambar irisan tubuh. Pemeriksaan MRI akan jaruh lebih bermanfaat bila
menggunakan zat kontras.
MRI merupakan alat deteksi kanker yang lebih sensitif dari mammografi, tetapi MRI
memiliki nilai positif palsu yang lebih tinggi, maksudnya sering muncul gambaran kelainan
payudara yang ternyata bukan kanker. Itu sebabnya MRI tidak direkomendasikan sebagai alat
skrining untuk wanita tanpa risiko tinggi kanker payudara.

PET Scan
Ini adalah pemeriksaan terbaru yang dapat menggambarkan anatomi dan metabolisme sel
kanker. Zat kontras disuntikkan lewat vena dan akan diserap oleh sel kanker. Derajat
penyerapan zat kontras oleh sel kanker dapat menggambarkan derajat histologis dan potensi
agresivitas tumor. PET Scan tidak direkomendasikan untuk skrining rutin kanker payudara.

Biopsi
Biopsi adalah pengambilan sampel jaringan yang akan diperiksa oleh dokter ahli Patologi
Anatomi. Jaringan akan dilihat di bawah mikroskop sehingga dapat ditentukan ada tidaknya
sel kanker.
Terdapat beberapa cara biopsi :
1.Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB)
2.Core Biopsy
3.Biopsi Bedah

Fine Needle Aspiration Biopsy / Biopsi Jarum Halus


Biopsi ini menggunakan jarum sebesar jarum suntik biasa dan tidak memerlukan persiapan
khusus. Jaringan diambil menggunakan jarum halus di area tumor.Bila tumor tidak mudah
diraba, maka biopsy jarum halus dapat dilakukan dengan tuntunan USG atau mammografi.
Pemeriksaan ini mungkin agak nyeri dan dapat menyebabkan memar ringan yang akan hilang
dalam 1-2 hari. Karena jaringan yang diambil hanya sedikit maka ada kemungkinan sel
kanker tidak terambil sehingga tidak terdeteksi.
Pemeriksaan biopsi jarum halus saja memiliki kemungkinan diagnosis meleset 10%.

Core Biopsy
Core Biopsy sangat mirip dengan Biopsi Jarum Halus tetapi menggunakan jarum yang lebih
besar. Dengan bius lokal, dibuat irisan kecil di kulit payudara dan sedikit jaringan payudara
diambil. Pemeriksaan ini dapat menimbulkan nyeri minimal.
Hasil core biopsy adalah jaringan payudara sehingga lebih mudah diidentifikasi adanya
kanker. Beberapa jenis benjolan lebih cocok untuk didiagnosis dengan core biopsy karena
bentuknya.

Hasil pemeriksaan Biopsi Jarum Halus dan Core Biopsy dapat berupa :
- Tidak ada tanda kanker payudara
- Kemungkinan ada tanda kanker payudara, yaitu terdapat sel-sel yang mencurigakan tetapi
belum cukup jelas untuk menegakkan diagnosis. Hasil ini lebih baik dilanjutkan dengan
biopsi bedah untuk mencapai diagnosis akhir.
- Ditemukan sel kanker. Pada kasus ini, wanita akan menjalani biopsi bedah yang dapat
dilakukan dengan pengangkatan seluruh kanker payudara.

Biopsi Bedah
Bila seluruh pemeriksaan tidak menghasilkan diagnosis pasti kanker, maka wanita akan
dirujuk ke dokter bedah untuk menjalani biopsi bedah. Sebaliknya bila hasil pemeriksaan
sebelumnya menunjukkan tanda pasti kanker, biasanya tidak perlu dilakukan biopsi bedah.

Dokter bedah akan menjelaskan pilihan terapi kepada pasien.


Untuk tumor yang berukuran kecil, biopsi bedah biasanya sekaligus dengan mengangkat
tumor seluruhnya. Dengan begitu, ahli patologi dapat memeriksa dan lebih meudah
menentukan ada tidaknya kanker. Bekas luka biopsi akan dijahit. Hasil biopsi akan diketahui
5-7 hari setelah operasi.

You might also like