Professional Documents
Culture Documents
o Tahap 1
o Tahap 2
Tahap 3
.
o Tahap 4
o Tahap 1. Persiapan
Cara singkat
Berdiri di depan kaca untuk melihat payudara secara jelas.
Sementara kedua tangan di atas kepala, periksalah apakah ada kelainan berupa
perubahan warna kulit menjadi kemerahan, pembengkakan (edema), gambaran vena,
kulit yang melekuk atau terfiksir (dimpling), perubahan puting menjadi tertarik ke
arah tumor (pointing nipple), atau adanya tumor (benjolan).
Palpasi kedua payudara dengan jari, dengan gerakan memijat, awalnya periksa pada
arah jam 12, kemudian arah jam 2 sampai kembali lagi ke arah jam 12, dirasakan
apakah ada benjolan. Berikan tekanan mulai dari superfisial kulit sampai ke dalam
jaringan payudara. Lakukan palpasi dengan cermat.
Kemudian periksalah pada puting payudara dan area sekitarnya. Juga perlu ditekan
secara lembut untuk melihat apakah ada disscharge (keluarnya cairan dari puting susu
berupa darah, sekret, atau nanah).
Referensi
Ris_Kan_Payudara_01 (Converted).pdf. Kanser Payudara. Kesan Awal Dengan Pemeriksaan
Sendiri Payudara (PSP). Oktober, 2004
derita kanker payudara. Beberapa faktor risiko tidak dapat diubah seperti usia atau riwayat
keluarga, tetapi ada juga faktor risiko yang berhubungan dengan gaya hidup seperti merokok
dan minum alcohol. Berikut adalah faktor risiko yang penting untuk kanker payudara :
Usia.
Risiko menderita kanker payudara akan meningkat seiring dengan semakin tuanya seseorang.
Di RS Kanker Dharmais, usia rata-rata wanita yang pertama kali didiagnosis kanker payudara
adalah 48 tahun.
Haid pertama di usia kurang dari 10 tahun atau menopause (berhenti haid) di usia
lebih dari 55 tahun dapat sedikit meningkatkan risiko kanker payudara.
Wanita yang tidak menikah, tidak memiliki anak, atau memiliki anak pertama setelah
usia 30 tahun juga dapat meningkatkan risiko.
Riwayat menggunakan preparat hormonal seperti KB hormonal (pil, suntik, susuk) atau
terapi hormonal (misalnya terapi sulih hormon estrogen pada wanita yang menopause)
meningkatkan risiko kanker payudara.
Diet tinggi lemak dan alkohol meningkatkan kemungkinan hingga 1,5 kali untuk
menderita kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak banyak makan lemak dan tidak
minum alkohol.
Memiliki kerabat wanita dekat (seperti ibu kandung, kakak/adik, anak) dengan kanker
payudara dapat meningkatkan risiko kanker payudara sampai 2 kali dibandingkan wanita
yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara. Diperkirakan 20-30% wanita
dengan kanker payudara memiliki anggota keluarga yang juga memiliki riwayat kanker
payudara.
Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter dapat mendeteksi sampai 85% kasus kanker
payudara.
Pemeriksaan Mammografi dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker payudara.
Biopsi dapat mendeteksi sampai 91% kanker payudara.
Tetapi bila ketiga pemeriksaan dini dilakukan semuanya, maka kanker payudara dapat
dideteksi secara dini hingga 99,5%.
Mammografi
Wanita usia 40 tahun atau lebih sebaiknya menjalani pemeriksaan mammografi sekali setahun
selama mereka dalam kondisi sehat.
Menggunakan mesin mammografi, payudara akan ditekan oleh dua plat untuk meratakan dan
menyebarkan jaringan. Keadaan ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi sangat
penting untuk menghasilkan gambar mammogram yang baik dan dapat dibaca. Penekanan
payudara ini hanya berlangsung beberapa detik. Seluruh prosedur mammografi untuk satu
payudara adalah sekitar 20 menit.
Hasil dari mammografi adalah film (mammogram) yang dapat diinterpretasi oleh dokter
bedah atau dokter ahli radiologi. Perubahan yang dapat terlihat dari mammogram adalah :
Mikrokalsifikasi yaitu deposit-deposit kecil kalsium dalam jaringan payudara yang terlihat
sebagai titik-titik kecil putih di sekitar jaringan payudara. Mikrokalsifikasi yang dicurigai
sebagai tanda kanker adalan titik-titik yang sangat kecil, dan berkumpul dalam suatu
kelompok (cluster).
Massa yang tampak pada mammogram dapat disebabkan oleh kanker atau bukan kanker,
tetapi untuk memastikan biasanya dilakukan biopsi. Massa yang tampak dapat berupa massa
padat atau kistik (berongga dan berisi cairan).
Ultrasonografi (USG)
USG payudara adalah pemeriksaan payudara menggunakan gelombang suara. USG dapat
membedakan benjolan berupa tumor padat atau kista. USG biasa digunakan untuk
mengevaluasi masalah payudara yang tampak pada mammogram dan lebih direkomendasikan
pada wanita usia muda (di bawah 30 tahun). Pemeriksaan USG saja tanpa mammografi tidak
direkomendasikan untuk deteksi kanker payudara. Tetapi dengan kombinasi USG dan
mammografi, kelainan pada payudara dapat ditentukan dengan lebih akurat.
USG saat ini cukup banyak dilakukan karena tidak bersifat invasif dan tidak semahal
pemeriksaan lainnya. Tetapi, efektifitas pemeriksaan USG sangat tergantung dari pengalaman
dan keahlian operator
PET Scan
Ini adalah pemeriksaan terbaru yang dapat menggambarkan anatomi dan metabolisme sel
kanker. Zat kontras disuntikkan lewat vena dan akan diserap oleh sel kanker. Derajat
penyerapan zat kontras oleh sel kanker dapat menggambarkan derajat histologis dan potensi
agresivitas tumor. PET Scan tidak direkomendasikan untuk skrining rutin kanker payudara.
Biopsi
Biopsi adalah pengambilan sampel jaringan yang akan diperiksa oleh dokter ahli Patologi
Anatomi. Jaringan akan dilihat di bawah mikroskop sehingga dapat ditentukan ada tidaknya
sel kanker.
Terdapat beberapa cara biopsi :
1.Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB)
2.Core Biopsy
3.Biopsi Bedah
Core Biopsy
Core Biopsy sangat mirip dengan Biopsi Jarum Halus tetapi menggunakan jarum yang lebih
besar. Dengan bius lokal, dibuat irisan kecil di kulit payudara dan sedikit jaringan payudara
diambil. Pemeriksaan ini dapat menimbulkan nyeri minimal.
Hasil core biopsy adalah jaringan payudara sehingga lebih mudah diidentifikasi adanya
kanker. Beberapa jenis benjolan lebih cocok untuk didiagnosis dengan core biopsy karena
bentuknya.
Hasil pemeriksaan Biopsi Jarum Halus dan Core Biopsy dapat berupa :
- Tidak ada tanda kanker payudara
- Kemungkinan ada tanda kanker payudara, yaitu terdapat sel-sel yang mencurigakan tetapi
belum cukup jelas untuk menegakkan diagnosis. Hasil ini lebih baik dilanjutkan dengan
biopsi bedah untuk mencapai diagnosis akhir.
- Ditemukan sel kanker. Pada kasus ini, wanita akan menjalani biopsi bedah yang dapat
dilakukan dengan pengangkatan seluruh kanker payudara.
Biopsi Bedah
Bila seluruh pemeriksaan tidak menghasilkan diagnosis pasti kanker, maka wanita akan
dirujuk ke dokter bedah untuk menjalani biopsi bedah. Sebaliknya bila hasil pemeriksaan
sebelumnya menunjukkan tanda pasti kanker, biasanya tidak perlu dilakukan biopsi bedah.