Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
2. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, kebakaran gedung
dan pemukiman, epidemi dan wabah penyakit.
a) Gagal teknologi
Kegagalan teknologi merupakan kejadian yang diakibatkan oleh
kesalahan desain, pengoperasian, kelalaian dan kesengajaan manusia dalam
menggunakan teknologi dan atau industri. Dampak yang ditimbulkan dapat
berupa kebakaran, pencemaran bahan kimia, bahan radioaktif/nuklir,
kecelakaan industri, kecelakaan transportasi yang menyebabkan kerugian jiwa
dan harta benda. Dalam bab ini ditampilkan daerah-daerah yang rawan
terhadap bencana kegagalan teknologi ini serta jika data memungkinan
ditampilkan juga statistik kejadian dan kerusakan yang pernah dialami.
Adapun contoh dari konflik social adalah konflik social antar ras berupa
penjarahan pertokoan, pembunuhan dan pemerkosaan non pribumi bulan Mei
1998 di Jakarta. konflik sosial antar kelompok beragama berupa pembakaran dan
pemboman gereja (peristiwa Ketapang, Jakarta), pembakaran mesjid
(Kupang,NTT) dan kemudian menyebar ke Ambon, Januari 1999 dan Ujung
Pandang, April 1999. konflik sosial antar suku berupa perkelahian dengan
pembunuhan antar suku di Sambas Kalimantan Barat.
1.2 Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar.
Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi,
getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi
karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet
ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan
antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik.
3. Letusan Gunung Berapi adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang
dikenal dengan istilah "erupsi". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan
dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada
batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi
sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar
(magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui
rekahan-rekahan mendekati permukaan bumi. Setiap gunung api memiliki
karakteristik tersendiri jika ditinjau dari jenis muntahan atau produk yang
dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk tersebut kegiatan letusan gunung
api tetap membawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memiliki
resiko merusak dan mematikan. Gunung berapi yang akan meletus dapat
diketahui melalui beberapa tanda, antara lain:
a) Suhu di sekitar gunung naik.
b) Mata air menjadi kering
c) Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
d) Tumbuhan di sekitar gunung layu
e) Binatang di sekitar gunung bermigrasi
4. Tanah Longsor atau sering disebut gerakan tanah longsor adalah suatu peristiwa
geologi yang terjadi karena pergerakan massa batuan atau tanah dengan berbagai
tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum
kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu factor pendorong dan faktor
pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi
material itu sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah factor yang menyebabkan
bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah
gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, ada pula faktor-faktor
lainnya yang turut berpengaruh, yaitu:
a) Erosi yang disebabkan oleh sungai-sungai atau gelombang laut yang
menciptakan lereng-lereng yang terlalu curam.
b) Lereng bebatuan dan tanah lemah melalui yang diakibatkan hujan
lebat.
c) Gempa bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan longsornya
lereng lereng yang lemah
d) Gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat
dan aliran debu-debu
e) Getaran mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan
bahkan petir.
f) Berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau
salju
5. Banjir dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang
begitu besar. Sedangkan banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba
yang disebabkan oleh karena tersumbatnya sungai maupun karena pengundulan
hutan disepanjang sungai sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun
menimbulkan korban jiwa. Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan
hidup berupa :
a) Rusaknya areal pemukiman penduduk
b) Sulitnya mendapatkan air bersih
c) Rusaknya sarana dan prasarana penduduk
d) Rusaknya areal pertanian
e) Timbulnya wabah penyakit
f) Menghambat transportasi darat
6. Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam
masa yang berkepanjangan, beberapa bulan hingga bertahun-tahun. Biasanya
kejadian ini muncul bila suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah
hujan di bawah rata-rata. Musim kemarau yang panjang akan menyebabkan
kekeringan karena cadangan air tanah akan habis akibat penguapan (evaporasi),
transpirasi, ataupun penggunaan lain oleh manusia. Kekeringan dapat menjadi
bencana alam apabila mulai menyebabkan suatu wilayah kehilangan sumber
pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan ekosistem yang ditimbulkannya.
Dampak ekonomi dan ekologi kekeringan merupakan suatu proses sehingga
batasan kekeringan dalam setiap bidang dapat berbeda-beda. Namun demikian,
suatu kekeringan yang singkat tetapi intensif dapat pula menyebabkan kerusakan
yang signifikan.
7. Angin Topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam
atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan
selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa.
Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca. Angin
paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini umumnya berpusar dengan radius
ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan rendah yang ekstrem dengan
kecepatan sekitar 20 Km/jam. Di Indonesia dikenal dengan sebutan angin badai.
8. Gelombang pasang adalah gelombang air laut yang melebihi batas normal dan
dapat menimbulkan bahaya baik di lautan, maupun di darat terutama daerah
pinggir pantai. Umumnya gelombang pasang terjadi karena adanya angin kencang
atau topan, perubahan cuaca yang sangat cepat, dan karena ada pengaruh dari
gravitasi bulan maupun matahari. Kecepatan gelombang pasang sekitar 10-100
Km/jam. Gelombang pasang sangat berbahaya bagi kapal-kapal yang sedang
berlayar pada suatu wilayah yang dapat menenggelamkan kapal-kapal tersebut.
Jika terjadi gelombang pasang di laut akan menyebabkan tersapunya daerah
pinggir pantai atau disebut dengan abrasi.
9. Kebakaran adalah situasi dimana suatu tempat atau lahan atau bangunan dilanda
api serta hasilnya menimbulkan kerugian. Sedangkan lahan dan hutan adalah
adalah semua kejadian bencana yang diakibatkan oleh kesalahan desain,
pengoperasian, kelalaian dan kesengajaan manusia dalam penggunaan teknologi
atau industri.keadaan dimana lahan dan hutan dilanda api sehingga
mengakibatkan kerusakan lahan dan hutan serta hasil-hasilnya dan menimbulkan
kerugian.
Beberapa sejarah bencana alam yang terjadi di Indonesia adalah :
7. Pemberdayaan
Pemberdayaan berarti upaya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengetahui, memahami dan melakukan langkah-langkah antisipasi, penyelamatan
dan pemulihan bencana. Negara memiliki kewajiban untuk memberdayakan
masyarakat agar mengurangi dampak dari bencana.
8. Non Diskriminatif
Yang dimaksud dengan prinsip nondiskriminatif adalah bahwa negara
dalam penanggulangan bencana tidak memberi perlakuan yang berbeda terhadap
jenis kelamin, suku, agama, ras dan aliran politik apapun.
9. Non Proletisi
2.3.2 Impact
Merupakan fase terjadinya klimaks bencana.inilah saat-saat
dimana manusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup, fase impact
ini terus berlanjut hingga tejadi kerusakan dan bantuan-bantuan yang
darurat dilakukan.
Penanggulangan bencana, merupakan upaya untuk mencegah atau
menurunkan resiko kesehatan sesaat dari setelah bencana seperti
pertolongan gawat darurat dan munculnya KLB penyakit menular dan
gizi. Kegiatannya antara lain penilaian cepat, mobilisasi petugas
kesehatan, respons cepat untuk penanggulangan gawat darurat medis,
pemantauan dan lainnya.
Pada suatu kejadian bencana ada beberapa hal yang perlu diperbuat
dalam upaya penanggulangan maupun pemulihan. Pada fase sesaat setelah
bencana masalah utama adalah tanggap darurat untuk memberikan
pertolongan. Pada pencarian dan odentifikasi korban meninggal sangan
dibutuhkan petugas penolong dengan kemampuan basic life support,
damage control sugery sangat diharapkan oleh korban yang
cidera/luka/sakit. Penyediaan sandang dan pangan yang memadai adalah
kebutuhan bagi petugas becnana yang selamat. Potensi terjadinya
secondary disaster dikarenakan hygine dan sanitasi lingkungan yang jelas
membutuhkan penanganan yang benar.
Cedera adalah hasil suatu tenaga berlebihan yang dilimpahkan pada tubuh
tidak dapat menahan atau menyesuaikan dirinya (Depdiknas, 2000:175).
Sedangkan menurut Andun Sudijandoko (2000: 6) cedera adalah suatu akibat
daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau sebagian daripada tubuh dimana
melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya ini bisa
berlangsung dengan cepat, atau jangka lama.
2) Tingkat 2 (sedang)
Strain pada tingkat 2 ini sudah terdapat kerusakan pada otot atau tendon,
sehingga dapat mengurangi kekuatan atlet.
3) Tingkat 3 (berat)
Strain pada tingkat 3 ini sudah terjadi rupture yang lebih hebat sampai
komplit, pada tingkat 3 diperlukan tindakan bedah (repair) sampai
fisioterapi dan rehabilitasi.
b. Sprain
Sprain adalah cedera yang menyangkut cedera ligament. Sprain dapat dibagi 4
tingkat, yaitu :
1) Tingkat 1 (ringan)
Cedera tingkat 1 ini hanya terjadi robekan pada serat ligament yang
terdapat hematom kecil di dalam ligamen dan tidak ada gangguan fungsi.
2) Tingkat 2 (sedang)
Cedera sprain tingkat 2 ini terjadi robekan yang lebih luas, tetapi 50%
masih baik. Hal ini sudah terjadi gangguan fungsi, tindakan proteksi harus
dilakukan untuk memungkinkan terjadinya kesembuhan. Imobilisasi
diperlukan 6-10 minggu untuk benar-benar aman dan mungkin diperlukan
waktu 4 bulan. Seringkali terjadi pada atlet memaksakan diri sebelum
selesainya waktu pemulihan belum berakhir dan akibatnya akan timbul
cedera baru lagi.
3) Tingkat 3 (berat)
Cedera sprain tingkat 3 ini terjadinya robekan total atau lepasnya ligament
dari tempat lekatnya dan fungsinya terganggu secara total. Maka sangat
penting untuk segera menempatkan kedua ujung robekan secara
berdekatan.