Professional Documents
Culture Documents
A. Muqaddimah
B. Hakikat berpikir
1 216
menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan
memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam
ingatan.2
1. Aqala (
Kata dasar al-aql tidak terdapat dalam Alquran. Ia
dipakai sebagai kata kerja (fiil) dalam 49 kali
penyebutan. 1 kali dalam bentuk lampau (fiil madi)
dan 48 kali dalam bentuk sekarang (fiil mudhori).
Sebagaimana dikatakan Harun Nasution, Alquran
hanya membawa kata akal dalam bentuk kata
kerjanya aqaluuh () dalam 1 ayat taqilun 24 ayat,
naqilu 1 ayat, yaqiluha 1 ayat dan yaqilun 22 ayat.
Kata-kata itu datang dalam arti faham dan mengerti.
Berikut penggunaan derivasi term akal dalam
Alqur'an:
a. Ta'qilun dan bentuk istifham inkari nya.
Term ta'qilun terulang dalam Alquran beberapa
kalidan berkaitan dengan ayat-ayat yang Allah
jelaskan serta harus dipikirkan, baik ayat yang
tertulis tapi dapat dilihat. Dari sebagian besar
ayat yang ada, yang dimaksud dari ayat itu
adalah yang diturunkan Allah SWT.
M. Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbahnya
mengatakan bahwa kata ta'qilun terambil dari
akar kata aqala/mengikat dan iqali/tali.
potensi yang menghalangi manusia melakukan
keburukan dan kesalahan dinamai akal karena
potensi tersebut bagaikan mengikat yang
bersangkutan sehingga tidak terbawa oleh
arus kedurhakaan.
dalam kaitannya untuk memahami proses
dinamika kehidupan manusia,tern ini salah
satunya terdapat dalam surat ghafir ayat 67:
Terkait ayat diatas Quraish Shihab
menjelaskan bahwa kata ta'qilun terambil dari
kata aqala yang pada mulanya berarti
mengikat . seseorang yang menggunakan akal
pikirannya dengan baik, memperoleh petensi
yang memeliharanya dari kesalahan serta
kedurhakaan. seakan-akan potensi itu menjadi
pengikat baginya sehingga tidak terjerumus
dalam kesalahan.
ibn'Asyur memahami kalimat la'allakum
ta'qilun dalam arti agar kejadian manusia
seperti di gambarkan ayat ini menjadi bukti
tentang wujud dan sang khaliq Yang maha
pencipta serta keesaan-nya dan bahwa selain-
nya tidaklah wajar dipertuhankan. siapa yang
memahami hakikat tersebut , dia telah berada
dalam jalan yang benar dan sesuai dengan
tujuan pencipta-nya, sedang yang tidak
memahami hal di atas serupa dengan orang
yang tidak memiliki akal.
Thabathabai memahai maksud kata la'allakum
ta'qilun dalam arti agar kamu mengetahui
haq(kebenarann) yang tertancap dalam diri
kamu. haq adalah keyakinan akan keesaan
Allah yang merupakan fitrah dalam diri setiap
insan.
Dalam ayat lain terkait dorongan untuk
memahami kitab sycu Alquran, redaksi ini
terdapat dalam surat yusuf ayat 2
dalan ayat ini firman-nya anzalnahu atau
menurunkannya dapat dipahami dalam arti
kalam allah SWT dalam konteks Alquran Allah
memilih bahasa Arab. Dipilihnya bahasa arab
untuk menjelaskan petunjuk Allah SWT dalan
kitab ini disebabkan masyarakat pertama yang
ditemui Alqur'an adalah masyarakat berbahasa
arab.
M.Quraish Shihab menjelaskan bahwa
pernyataan ayat di atas yang menjadikan
tujuan dari dijadikan Alquran dalam bahasa
Arab
la'allakum ta'qulun hal tersebut
mengisyaratkan bahwa sebelum kitab suci ini
dijadikan dalam bahasa Arab, kalam Allah itu
tidak terjangkau oleh akal manusia, karena
akal manusia berpotensi untuk mengetahui
segala sesuatu yang dapat dipikirkan.
b. Na'qilu
c.ya'qiluha
2. Nazara
Dalam Alqur'an kata yang terdiri dari wazan nazara
ada sekitar 129 kata dalam 115 ayat. Derivasi dari
term nazara meliputi unzur, awalam yanzuru,
waltanzur, falyanzur, afalan yanzuru, afala yanzurun,
fayanzuru, unzuru.
Kata ini oleh Quraish shihab diartikan sebagai nalar.
Kata ini digunakan secara tegas sebagai
memandang dengan mata kepala dan mata hati.
D. Fungsi dan Penggunaan term-term Berpikir
1. Mendapatkan Kebenaran;
Fitman Allah dalam Surah Al-Anam ayat 50.
Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa
perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui
yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku
seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan
kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang
melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?
11 Hamka, Tafsir Al-Azhar juz 21, 22, 23, (Jakarta: Abadi Grup,
1988), hlm. 190
Setelah memikirkan siapa yang membawa
risalahnya, maka peneliti menemukan bahwa Al-
Quran mengajak manusia untuk memikirkan apa yang
terdapat dalam risalah itu. Surah Al-Baqarah ayat
219
mereka bertanya kepadamu tentang khamar[ dan
judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa
yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia,
tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya".
dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka
nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan."
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu berfikir..