Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Benefita
Kopertis Wilayah X
Jurnal Benefita Website : http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/benefita Kopertis Wilayah X
DOI : http://dx.doi.org/10.22216/jbe.v1i2.1429
30 Kopertis Wilayah X
Antoni, dkk. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur.
31 Kopertis Wilayah X
Antoni, dkk. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur.
32 Kopertis Wilayah X
Antoni, dkk. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur.
33 Kopertis Wilayah X
Antoni, dkk. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur.
34 Kopertis Wilayah X
Antoni, dkk. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur.
pihak yang lebih dominan terhadap dana yang besar pula untuk menunjang
perusahaan yang bersangkutan. operasionalnya, dan salah satu alternatif
pemenuhannya adalah dengan modal asing
Ukuran perusahaan merupakan salah satu apabila modal sendiri tidak mencukupi
faktor yang dipertimbangkan perusahaan (Abdul Halim. 2007). Dengan demikian,
dalam menentukan berapa besar kebijakan ukuran perusahaan berpengaruh positif
atau keputusan pendanaan (struktur modal) terhadap struktur modal.
dalam memenuhi ukuran atau besarnya aset
perusahaan. Jika perusahaan semakin besar Pengaruh Pertumbuhan Asset terhadap
maka semakin besar pula dana yang akan Struktur Modal Perusahaan
dikeluarkan. Penelitian yang dilakukan oleh
Paramu (2006) terhadap semua Sektor Pada perusahaan dengan tingkat
perusahaan yang ada di BEI (Bursa Efek pertumbuhan rendah kebutuhan mdal baru
Indonesia) menunjukkan adanya hubungan relatif kecil sehingga dapat dipenuhi dari laba
yang positif dari semua sektor terhadap ditahan (Lukas, 2003). Pemenuhan
struktur modal. Hal ini mengindikasi bahwa kebutuhan dana dapat diperoleh melalui
semakin besar perusahaan semakin besar akumulasi penyusutan aktiva tetap, maupun
pula perusahaan tersebut menggunakan debt dengan laba ditahan. Laba selain digunakan
financing pada periode yang akan datang. sebagai operasi perusahaan juga dibagikan
sebagai dividen bagi pemegang saham.
Teori Asymetric Information merupakan
suatu teori yang mengemukakan bahwa Laba operasi digunakan untuk melunasi
manajer perusahaan akan mempunyai hutang jangka panjang, melindungi modal
informasi yang lebih banyak mengenai kerja, pengembalian perusahaan (ekspansi)
prospek dan risiko yang dihadapi dan menutup kemungkinan kerugian dimasa
perusahaan. Keadaan ini memungkinkan depan. Pembagian dividen bagi pemegang
manajer menggunakan informasi yang saham adalah laba yang ditahan perusahaan
diketahuinya untuk mengambil keputusan, yang dibagikan ke masing-masing pemegang
khususnya keputusan pendanaan perusahaan. saham sebanding dengan jumlah lembar
Dalam teori Asymetric dijelaskan ukuran saham yang dimilikinya. Sedangkan
perusahaan berpengaruh terhadap lebih besarnya total dividen yang dapat dibagikan
tertutup atau terbukanya perusahaan untuk oleh perusahaan, pada dasarnya sebesar saldo
membagi informasi kepada pihak luar. laba yang ditahan yang dimiliki perusahaan,
Perusahaan kecil mengangap bahwa selama tidak ada pembatasan terhadap
membagi informasi kepada pihak pemberi penggunaan laba yang ditahan untu tujuan
pinjaman atau modal membutuhkan biaya khusus. Pembagian dividen akan
yang besar. Hal ini menghambat pengunaan mengakibatkan berubahnya komposisi
pendanaan eksternal dan meningkatkan modal perusahaan.
kecenderungan bagi perusahaan kecil untuk
menggunakan modal ekuitas. Mayangsari (2001) menyatakan bahwa
Pecking order theory cenderung memilih
Perusahaan yang besar cenderung memiliki pendanaan sesuai dengan urutan resiko yaitu
sumber pendanaan yang kuat, sehingga laba ditahan, hutang, dan terakhir penerbitan
cenderung memilih utang jangka panjang ekuitas. Teori ini menjelaskan mengenai
semakin besar ukuran suatu perusahaan, pemilihan sumber pendanaan yang
maka kecenderungan menggunakan modal membandingkan antara sumber pendanaan
asing juga semakin besar. Hal ini disebabkan internal dan eksternal, namun teori ini tidak
karena perusahaan yang besar membutuhkan menjelaskan mengenai kombinasi pendanaan
35 Kopertis Wilayah X
Antoni, dkk. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur.
perusahaan melalui hutang atau ekuitas. lancar dibagi hutang lancar. Aktiva lancar
Pecking order theory menyatakan bahwa sendiri adalah bagian dari variabel ukuran
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan perusahaan, karena aktiva lancar adalah
yang cepat harus lebih banyak mengandalkan bagian dari total aktiva. Implikasinya,
modal eksternal. Dengan demikian semakin tinggi aktiva lancar semakin besar
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan ukuran perusahaan tersebut.
yang tinggi cenderung lebih banyak
menggunakan utang. Profitabilitas adalah hasil akhir dari
keputusan yang dibuat oleh perusahaan.
Perusahaan yang struktur aktivanya bersifat Profitabilitas dalam batasan penelitian ini
fleksibel, cenderung menggunakan leverage merupakan keputusan akhir dari kebijakan
yang bersifat fleksibel juga, dimana memiliki yang dibuat pada faktor likuiditas, ukuran
kecenderungan dalam menggunakan perusahaan, dan pertumbuhan penjualan.
leverage yang lebih besar daripada Kebijakan dari masing faktor ini saling
perusahaan yang struktur aktivanya tidak berkaitan dan secara bersama-sama
bersifat fleksibel. Perusahaan yang memiliki menentukan kebijakan penentuan struktur
tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih modal. Hal ini sesuai dengan teori yang
banyak mengandalkan pada modal eksternal. dijelaskan sebelumnya, likuiditas berkaitan
Floating cost pada emisi saham biasa adalah dengan kemampuan melunasi hutang yang
lebih tinggi dibanding pada emisi obligasi. segera jatuh tempo. Semakin bagus tingkat
Dengan demikian pertumbuhan aktiva yang likuiditasnya, perusahaan semakin mudah
tinggi memiliki kecenderungan lebih banyak mendapatkan utang. Ukuran perusahaan
dalam menggunakan hutang (obligasi) yang besar cenderung menggunakan
dibanding yang lambat pertumbuhannya. pendanaan jangka panjang berupa hutang
jangka panjang, berbeda dengan perusahaan
Ketika kebutuhan dana internal tidak kecil yang lebih suka menggunakan hutang
mencukupi maka perusahaaan menggunakan jangka pendek karena biaya yang lebih
pendanaan eksternal. Di sini hutang dipilih rendah. Pertumbuhan penjualan yang stabil
karena alasan pajak. Adanya hutang maka memungkinkan perusahaan untuk tumbuh
bunga hutang dapat mengurangkan semakin besar, untuk itu modal asing
perhitungan pajak. Semakin tinggi pajak diperlukan. Menurut teori Pecking Order,
semakin besar penghematan pajak karena hal pendanaan yang dipilih setelah modal
ini lah daya tarik pengggunaan hutang internal adalah hutang. Profitabilitas
(Lukas, 2003). Musthapa,et al (2011), berkaitan dengan kemampuan perusahaan
Margaretha dan Ramadhan (2010), serta mendapatkan laba. Laba perusahaan yang
Supriyanto dan Falikhatun (2008) tinggi memungkinkan perusahaan memiliki
menemukan ada pengaruh positif antara dana internal yang besar untuk membayar
pertumbuhan asset dan struktur modal. hutang saat jatuh tempo.
36 Kopertis Wilayah X
Antoni, dkk. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur.
37 Kopertis Wilayah X
Antoni, dkk. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur.
Size = Ln Total Asset)
Dimana, Y adalah Struktur Modal (DER), X1
adalah Likuiditas (CR), X2 adalah
d. Pertumbuhan Asset (X4) Profitabilitas (ROA), X3 adalah Ukuran
Pertumbuhan asset menunjukkan Perusahaan (Size) dan X4 adalah
besarnya dana yang dialokasikan oleh Pertumbuhan Asset
perusahaan ke dalam aktivanya. Dalam
penelitian ini pertumbuhan asset diukur
dengan menghitung proporsi peningkatan
38 Kopertis Wilayah X
Antoni, dkk. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur.
39 Kopertis Wilayah X
Antoni, dkk. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur.
diwajibkan untuk melunasi kewajibannya yield dan capital gain. Semakin tinggi
yang akan mengurangi dana operasionalnya. kemampuan memperoleh laba, maka
Sedangkan perusahaan yang memiliki semakin besar return yang diharapkan
likuiditas yang tinggi berarti perusahaan investor. Seringkali pengamatan
memiliki internal financing yang akan cukup menunjukkan bahwa perusahaan dengan
digunakan untuk membayar kewajibannya tingkat pengembalian yang tinggi atas
sehingga struktur modal juga berkurang. investasi menggunakan hutang yang relatif
liquidity akan mengurangi penggunaan debt kecil. Meskipun tidak ada pembenaran
(Ramlall, 2009). teoritis mengenai hal ini, namun penjelasan
Sedangkan penelitian Dewi Astuti, praktis atas kenyataan ini adalah bahwa
(2004), menyatakan Rasio likuiditas aset perusahaan yang profitable tidak
yang tinggi dapat dipertimbangkan oleh memerlukan banyak pembiayaan dengan
investor untuk menjadi sinyal yang positif hutang.
karena itu mengindikasikan bahwa Menurut Agus Sartono (2008),
perusahaan dapat memenuhi kewajiban Profitabilitas periode sebelumnya
lancarnya dan dihadapkan pada risiko merupakan faktor penting dalam menentukan
kebangkrutan yang rendah. Posisi likuiditas struktur modal. Perusahaan dengan
perusahaan yang tinggi menunjukkan profitabilitas yang tinggi akan memiliki dana
kemampuan perusahaan memenuhi internal (laba ditahan) yang lebih banyak dari
kewajiban jangka pendeknya. pada perusahaan dengan profitabilitas
Hipotesis kedua dalam penelitian ini rendah. Dengan laba ditahan yang besar,
adalah Return on Asset (ROA) berpengaruh perusahaan akan lebih senang menggunakan
negatif terhadap DER pada perusahaan laba ditahan sebelum menggunakan hutang.
industri manufaktur Go Public yang terdaftar Hipotesis ketiga dalam penelitian ini
di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan tabel adalah Ukuran perusahaan (Size)
dapat diketahui bahwa koefisien Return on berpengaruh positif terhadap DER pada
Asset (ROA) bernilai negatif -0,047 dengan perusahaan industri manufaktur Go Public
signifikansi 0,000 < 0,05, artinya Return on yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Asset (ROA) mempunyai pengaruh negatif Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa
dan signifikan terhadap DER pada koefisien ukuran perusahaan (Size) bernilai
perusahaan industri manufaktur Go Public positif 0,077 dengan signifikansi 0,031 <
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam 0,05, artinya ukuran perusahaan berpengaruh
pengamatan tahun 2010-2014, sehingga positif dan signifikan terhadap DER pada
hipotesis kedua diterima. Penelitian ini perusahaan industri manufaktur Go Public
sejalan dengan penelitian Brealey et. al, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam
(2007), yang mengatakan bahwa pengamatan tahun 2010-2014, sehingga
profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan hipotesis ketiga diterima. Penelitian ini
perbandingan antara laba dengan aktiva atau sejalan dengan penelitian Mardiana, (2005),
modal yang menghasilkan laba tersebut. mengemukakan bahwa perusahaan yang
Dengan kata lain profitabilitas adalah lebih besar akan lebih mudah memperoleh
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pinjaman dibandingkan perusahaan kecil.
laba selama periode tertentu (Bambang Memungkinkan untuk perusahaan besar,
Riyanto, 2008:35). tingkat leveragenya akan lebih besar dari
Sedangkan menurut Saidi (2004) perusahaan yang berukuran kecil.
mengatakan bahwa kemampuan perusahaan Perusahaan kecil akan cenderung menyukai
dalam memperoleh laba. Para investor hutang jangka pendek dibandingkan hutang
menanamkan saham pada perusahaan adalah jangka panjang karena biayanya lebih
untuk mendapatkan return yang terdiri dari rendah. Demikian pula perusahaan besar
40 Kopertis Wilayah X
Antoni, dkk. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur.
41 Kopertis Wilayah X
Antoni, dkk. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur.
42 Kopertis Wilayah X
Antoni, dkk. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur.
43 Kopertis Wilayah X
Antoni, dkk. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur.
44 Kopertis Wilayah X
Antoni, dkk. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur.
45 Kopertis Wilayah X