You are on page 1of 4

LAPORAN RESMI 4.

Uji Mayer
Cara Uji : Ekstrak ditambah 2 tetes Reagen Mayer akan
menghasilkan Putih Kekuningan yang menunjukkan
Sampel : Coffein adanya Coffein.
No. Sampel : - Hasil : (+) Terjadi Putih Kekuningan
Percobaan : Pemisahan coffein dari sampel urine dengan metode
Stass Otto ( Fraksi C ) 5. Uji Argentum
Prinsip : Penyarian Fraksi C Cara Uji : Ekstrak ditambah 2 tetes NaOH 2N ditambah
A. Hasil Percobaan AgNO32N akan menghasilkan Endapan Hitam yang
1. Uji Murexide menunjukkan adanya Coffein.
Cara Uji : Ekstrak ditambah 10 tetes H 2O2 ditambah 10 Hasil : (+) Terjadi Endapan Hitam
tetes HCl pekat (dalam cawan penguap) kemudian
dipanaskan, jika positif akan berwarna Kuning Merah, 6. Uji Jorisson
kemudian ditambah NH4OH pekat, jika hasil positif akan Cara Uji : Ekstrak ditambah FeCl3 5% akan
berwarna merah violet yang menunjukkan adanya menghasilkan Endapan oranye yang menunjukkan
Coffein. adanya Coffein.
Hasil : (+) Terjadi Merah Violet Hasil : (+) Terjadi Endapan Orange

2. Uji Kalium Ferrosianat 7. Uji Zwikker B


Cara Uji : Ekstrak ditambah 2 tetes K 4Fe(CN)6 akan Cara Uji : Ekstrak ditambah 10 tetes Cobalt Nitrat
menghasilkan Kuning yang menunjukkan adanya ditambah sepucuk sendok Na2B4O7 atau 2 tetes NH4OH
Coffein. pekat akan menghasilkan Endapan biru violet yang
Hasil : (+) Terjadi Larutan Kuning menunjukkan adanya Coffein.
Hasil : (+) Terjadi Endapan Biru
3. Uji Parry
Cara Uji : Ekstrak ditambah 2 tetes Reagen Parry akan
menghasilkan larutan biru kehijauan yang menunjukkan
adanya Coffein. 8. Uji Marquis
Hasil : (+) Terjadi Endapan Biru Kehijauan Cara Uji : Ekstrak ditambah 2 tetes Formaldehide
ditambah 3 tetes H2SO4 pekat akan menghasilkan Cincin
Coklat yang menunjukkan adanya Coffein.
Hasil : (+) Terjadi Cincin Coklat
B. Pembahasan
Before :

After :

Uji Parry Uji Argentum

Uji Jorisson Uji Kalium Ferrosianat

Uji Mayer Uji Murexide

Uji Zwikker B Uji Marquis


Kafein merupakan senyawa kimia alkaloid terkandung Analisis bahan baku kafein dilakukan dengan metode kualitatif
secara alami pada lebih dari 60 jenis tanaman terutama teh konvensional dimana uji kualitatif ini hanya bisa digunakan untuk
(1- 4,8 %), kopi (1-1,5 %), dan biji kola (2,7-3,6 %). Kafein mengidentifikasi saja apakah bahan baku yang diujikan benar
juga digunakan sebagai penguat rasa atau bumbu pada berupa kafein atau tidak. Ada beberapa metode yang digunakan.
berbagai industri makanan (Misra et al, 2008). Metode pertama yaitu organoleptis dengan hasil struktur serbuk
kristal halus berwarna putih tidak berbau dan memiliki rasa pahit.
Fungsinya dalam tumbuhan adalah sebagai pestisida alami Struktur kristal dalam kafein ini menyebabkan kafein agak sukar
yang melumpuhkan dan membunuh serangga yang memakan larut dalam air. Kafein merupakan turunan golongan alkaloid yang
tumbuhan tersebut. Zat ini dihasilkan secara eksklusif dalam pada umumnya golongan ini memiliki rasa pahit oleh karena itu
daun, kacang-kacangan dan buah-buahan lebih dari 60 kafein memiliki rasa pahit.
tanaman, termasuk daun teh biasa (Camellia sinensis), kopi
(Coffea arabica), kacang koko (Theobroma cacao), kacang Metode kualitatif selanjutnya yaitu uji kelarutan hal ini penting
kola (Cola acuminata) dan berbagai macam berry dilakukan dalam mengidentifikasi suatu bahan terutama dalam uji
(Reinhardt, 2009). bahan yang nantinya akan dibuat menjadi suatu sediaan. Karena
dengan uji kelarutan ini bisa diketahui jenis pelarut yang cocok
Rumus kimianya adalah CHNO dan memiliki nama untuk zat tersebut. Pada uji kelarutan kafein ini 10 mg kafein dapat
kimia 1,3,7-trimethylxanthine. larut dalam 1 ml air dan etanol. Larut dalam 10 ml eter, dan 0,1 ml
kloroform yang apabila dibandingkan dengan tabel kelarutan dapat
Beberapa sifat fisik Coffein : disimpulkan bahwa kafein agak sukar larut dalam air dan etanol,
sukar larut dalam eter dan mudah larut dalam kloroform
Berat Molekul 194.19 g/mol
Tabel 2 Tabel Kelarutan
Densitas 1.23 g/cm3, solid
Titik Leleh 227228 C (anhydrous) Keterangan Derajat kelarutan
234235 C (monohydrate) Sangat mudah <1
Titik Didih 178 C subl larut
Kelarutan dalam Air 2.17 g/100 ml (25 C) Mudah larut 1 - 10
18.0 g/100 ml (80 C)
Larut 10 30
67.0 g/100 ml (100 C)
Agak sukar larut 30 100
Keasaman -0,13 1,22 pKa
Sukar larut 100 1.000
Momen dipole 3.64 D
Sangat sukar larut 1.000 10.000
Praktis tidak larut >10.000
(Martin dkk,2009)
Metode lain yang digunakan yaitu uji jarak lebur dimana kafein
dimasukkan kedalam alat berupa melting point apparatus yang
bekerja dengan memancarkan panas terhadap kafein yang akan
merubaj wujud kafein tersebut hingga menjadi cair lalu dicatat suhu
leburnya. Dalam percobaan kali ini tidak didapatkan secara langsung
suhu lebur dari kafein dikarenakan suhu yang dibutuhkan tidak
mencukupi. Menurut literature didapatkan suhu lebur dari kafein
yaitu 235-237,5 namun pada percobaan kali ini tidak dapat
dibuktikan karena adanya beberapa hal. Kafein memiliki suhu lebur
yang sangat tinggi dikarenakan kafein memiliki struktur yang cukup
kompleks dan berbentuk kristal seperti yng diketahui kristal
memiliki struktur yang lebih stabil sehingga sulit untuk berubah C. Kesimpulan
wujud dengan dibuktikan suhu lebur kafein sangat tinggi yaitu 235- Pada sample Coffein mengandung coffein dengan hasil
237,5oC (Depkes Ri,1979) positif pada Uji Kalium Ferrosianat, Uji Parry, Uji
Metode kualitatif berikutnya yaitu uji menggunakan reagen parry. Argentum, Uji Jorrisson, Uji Zwikker B, Uji Marquis, dan
Reagen parry ini terdiri dari 1 gram cobalt nitrat didalam 5ml HCl Uji Murexide
pekat dan di add aquads sampai 50 ml. Ion kobalt (Co) dalam reagen
tersebut akan membentuk kompleks yang berwarna hijau. Ion kobalt
bermuatan dua positif sehingga memungkinkan untuk mengikat D. Daftar Pustaka
gugus nitrogen yang terdapat pada senyawa kafein. Uji parry ini Depkes RI.1979.Farmakope Indonesia Edisi
dapat digunakan untuk senyawa atau sampel yang struktur kimianya III.Jakarta:Depkes RI
meimiliki gugus nitrogen karena kafein memiliki struktur kimia
C8H10N4O2 maka kafein bisa diujikan menggunakan reagen parry. Farmakologi UI. 2002. Farmakologi dan Terapi Edisi 4.
Dari hasil akhir yang didapatkan bahan baku kafein ini memberikan Gaya Baru : Jakarta
warna larutan hijau sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan baku
tersebut positif kafein. Kozuka, H., Koyama, M., Okitsu, T. 1982. Murexide
Reactionof Caffein using Nitic Acid. Pharmaceutical Society
of Japan, 30(3) : 941-945

PRAKTIKAN
Evie Verryza

1162052

You might also like