Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
NIM : 472015019
2016
5
BAB I
PENDAHULUAN
Nutritional assessment adalah sebuah penyelidikan yang dilakukan secara hati hati dan
mendetil dari segi data objektif maupun data subjektif yang berhubungan dengan makanan
individu dan asupan nutrisi, gaya hidup, serata riwayat kesehatan. Definisi lain dari
nutritional assessment adalah sebuah cara terstruktur untuk mengetahui status gizi dan
kebutuhan energi yang bersyaratkan pengukuran objektif dilengkapi dengan parameter
objektif dan berhubungan dengan indikasi spesifik dari suatu penyakit, sehingga dapat
ditemukan perawatan yang cocok untuk pasien.
Pada dasarnya data nutritional assessment dibagi menjadi 4 , yaitu antropometri, bikimia,
clinical, dan dietary. Antropometri adalah perhitungan objektif dari otot tubuh dan lemak.
Biochemical data adalah data berdasarkan tes laboratorium dari darah dan urin. Clinical data
adalah data yang berisikan informasi tentang riwayat medis individu, termasuk penyakit akut
dan parah serta prosedur diagnosis, terapi, dan perawatan yang bisa meningkatkan kebutuhan
nutrisi. Sedangkan dietary data adalah data yang diambil dengan cara bertanya maupun
mengamati.
Salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perseorangan atau
kelompok adalah survey konsumsi makanan (dietary assessment). Penilaian konsumsi
makanan adalah metode penentuan status gizi secara langsung dengan melihat jumlah dan
jenis zat gizi yang dikonsumsi. Tujuan penilaian konsumsi makanan adalah untuk mengetahui
kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat
individu, kelompok, dan rumah tangga serta faktor faktor yang berpengaruh terhadap
konsumsi makanan tersebut.
Menurut Supriasa metode pengukuran konsumsi makanan untuk individu dibagi menjadi
beberapa metode yaitu Metode 24-hour Dietary Recall, Metode Estimated Food Records,
Metode Penimbangan Makanan (Food Weighing), Metode Dietary History, serta Metode
Frekuensi Makanan (Food Frequency). Pada Makalah ini akan dibahas tentang salah satu
metode pengukuran makanan tingkat individu yaitu Metode Frekuensi Makanan (Food
Frequency).
5
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat memperoleh informasi pola
konsumsi pangan seseorang dengan menggunakan FFQ.
BAB II
5
METODOLOGI
Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis, 16 Februari 2017, pukul 13.00
-15.00 WIB di Laboratorium Teknologi Pangan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana.
BAB III
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
5
Hati ayam v
Didih sapi V
Ikan segar V
Ikan asin V
Ikan teri V
Bandeng V
Belut V
Udang V
basah
Bakso V
daging
Sosis V
Sumber protein nabati
Kacang hijau V
Kacang kedele V
Kacang merah V
Kacang tanah V
Tahu V
Tempe V
Sayuran
Baligo V
Gambas V
Jamur kuping V
Ketimun V
Labu siam V
Lobak V
Selada air V
Selada V
Tomat V
Bayam V
Bit V
Buncis V
Sawi V
Daun pakis V
Daun waluh V
Genjer v
Jagung muda V
Jantung pisang V
Kol V
Kembang kol V
Kapri muda V
Kucai V
Kacang V
panjang
Kecipir V
Waluh V
Pare V
5
Papaya muda V
Rebung V
Tauge V
Terong V
Wortel V
Kangkung V
Bayam merah V
Daun katuk V
Daun mlinjo V
Daun papaya V
Melinjo V
Daun singkong V
Daun tales V
Kacang kapri V
Kluwih V
Tauge kedele V
Kacang kedele V
Buah buahan
Kolang V
kaling
Jambu biji V
Jambu air V
Apel V
Mangga V
Jeruk V
Pisang V
Belimbing V
Blewah V
Pepaya V
Semangka V
Melon V
Nangka V
Kurma V
Salak V
Sirsak V
Sawo V
Rambutan V
Durian V
Kedondong V
Bengkuang V
Susu dan minuman lainnya
Yogurt V
Keju V
Susu kambing V
Susu sapi V
Susu kental manis V
Susu kotak V
Susu kemasan V
5
Teh kemasan V
Softdrink V
Ekstrajoss V
Susu anlene V
Energen V
Sari kacang hijau V
Lemak dan minyak
Alpukat V
Mentega V
Minyak V
zaitun
Kelapa V
Kelapa tua V
parut
Minyak V
kelapa
Santan V
Sumber gula
Gula pasir V
Gula jawa V
Gula batu V
Sirup V
Madu V
Cemilan
Kue lapis V
Klepon V
Onde-onde V
Kacang V
atom
Kerupuk V
Kue rendah V
protein
Gorengan V
Agar-agar V
5
Ubi jalar V
Sukun v
Roti tawar V
Biscuit V
Krekes V
Macaroni V
Tepung V
Mie V
Mi instant V
Mi bihun V
Sumber protein hewani
Daging V
ayam
Daging V
sapi
Daging V
kambing
Daging V
bebek
Telur ayam V
Telur ayam V
kampong
Telur bebek V
Telur bebek V
asin
Usus sapi V
Babat V
Hati sapi V
Hati ayam v
Didih sapi V
Ikan segar V
Ikan asin V
Ikan teri V
Bandeng V
Belut V
Udang V
basah
Bakso V
daging
Sosis V
Sumber protein nabati
Kacang hijau V
Kacang kedele V
Kacang merah V
Kacang tanah V
5
Tahu V
Tempe V
Sayuran
Baligo V
Gambas V
Jamur kuping V
Ketimun V
Labu siam V
Lobak V
Selada air V
Selada V
Tomat V
Bayam V
Bit V
Buncis V
Sawi V
Daun pakis V
Daun waluh V
Genjer v
Jagung muda V
Jantung pisang V
Kol V
Kembang kol V
Kapri muda V
Kucai V
Kacang V
panjang
Kecipir V
Waluh V
Pare V
Papaya muda V
Rebung V
Tauge V
Terong V
Wortel V
Kangkung V
Bayam merah V
Daun katuk V
Daun mlinjo V
Daun papaya V
Melinjo V
Daun singkong V
Daun tales V
Kacang kapri V
Kluwih V
Tauge kedele V
Kacang kedele V
Buah buahan
5
Kolang V
kaling
Jambu biji V
Jambu air V
Apel V
Mangga V
Jeruk V
Pisang V
Belimbing V
Blewah V
Pepaya V
Semangka V
Melon V
Nangka V
Kurma V
Salak V
Sirsak V
Sawo V
Rambutan V
Durian V
Kedondong V
Bengkuang V
Susu dan minuman lainnya
Yogurt V
Keju V
Susu kambing V
Susu sapi V
Susu kental manis V
Susu kotak V
Susu kemasan V
Teh kemasan V
Softdrink V
Ekstrajoss V
Susu anlene V
Energen V
Sari kacang hijau V
Lemak dan minyak
Alpukat V
Mentega V
Minyak V
zaitun
Kelapa V
Kelapa tua V
parut
Minyak V
kelapa
5
Santan V
Sumber gula
Gula pasir V
Gula jawa V
Gula batu V
Sirup V
Madu V
Cemilan
Kue lapis V
Klepon V
Onde-onde V
Kacang V
atom
Kerupuk V
Kue rendah V
protein
Gorengan V
Agar-agar V
3.2 Pembahasan
5
definisi lain dari FFQ adalah sebagai lanjutan dari checklist pada metode dietary history, dan
menanyakan pada responden seberapa sering dan banyak makanan yang dimakan selama
jangka waktu tertentu (Jee-Seon Shim, Kyungwoon Oh, Hyeon Chang Kim, 2014:4). Metode
FFQ digunakan pada studi epidemiologi untuk mengukur paparan nutrisi dalam jangka waktu
yang panjang. Sedangkan semi-quantitative FFQ mengumpulkan informasi tentang ukuran
porsi sebagai porsi standar atau sebagai pilihan pada ukuran porsi. Pada metode semi-
quantitative FFQ perhitungan asupan zat gizi secara keseluruhan diperoleh dengan jalan
menjumlahkan kandungan zat gizi masing masing pangan (Anne Puspitasari, 2011:5)
Tujuan mengisi FFQ yaitu melengkapi data yang tidak dapat diperleh melalui ingatan
24 jam. Pada umumnya, FFQ digunakan untuk mengelompokkan orang berdasarkan besaran
asupan zat gizi, tetapi tidak dirancang untuk memperkirakan asupan secara absolut. Meskipun
demikian, cara ini lebih akurat untuk menentukaan rata-rata asupan gizi jika menu makanan
dari hari ke hari sangat bervariasi. Akhirnya, dengan cara ini orang dapat memperoleh data
asupan zat gizi dalam jumlah besar yang mencakup 50-150 jenis makanan.
Untuk memperoleh asupan zat gizi secara relatif atau mutlak, kebanyakan FFQ sering
dilengkapi dengan ukuran khas setiap porsi dan jenis makanan. Asupan zat gizi secara
keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlahkan kandungan zat gizi masing-masing
pangan. Sebagian FFQ justru memasukkan pertanyaan tentang bagaiamana makanan
biasanya diolah, penggunaan makanan suplemen, penggunaan vitamin dan mineral tambahan,
serta makanan bermerek lainnya.
Referensi bentuk tampilan kuesioner yang biasa digunakan dalam FFQ yaitu dari basis data
makanan dan zat gizi USDA dan basis data NCC Gizi University of Minnesota. Beberapa
memanfaatkan data NHANES untuk memberikan perbandingan nasional.
5
Metode dan Penerapan FFQ
FFQ menilai energi dan atau intake gizi dengan menetukan seberapa sering seseorang
mengkonsumsi sejumlah makanan yang merupakan sumber nutrisi utama atau dari
komponen makanan tertentu dalam pertanyaan per hari, minggu, atau bulan selama
periode waktu tertentu (biasanya 6 bulan sampai 1 tahun)
Menyediakan data tentang kebiasaan asupan nutrisi yang dipilih, makanan tertentu
atau kelompok-kelompok makanan.
Kombinasi khusus dari makanan dapat digunakan sebagai prediktor untuk asupan
nutrisi tertentu atau non-gizi, asalkan komponen asupan makanan terkonsentrasi
dalam jumlah yang relatif kecil pada makanan atau kelompok makanan tertentu,
misalnyakonsumsi vitamin c diperkirakan dari buah-buahan segar dan jus buah.
Kuesioner ini terdiri dari daftar sekitar 100 atau lebih makanan yang merupakan
kontributor penting untuk intake energi penduduk ataunutrisi khusus menarik lainnya.
FFQ biasanya dikelola sendiri dan karena itu dirancang mudah untuk diselesaikan
oleh subyek penelitian (diwawancarai oleh pewawancara atau mengisi kuesioner
komputer atau melalui telepon).
FFQ sering mengandalkan asumsi tentang ukuran porsi dan dibatasi oleh jumlah
detail yang layak untuk disertakan dalam kuesioner. Hal ini dimungkinkan untuk
kuesioner menjadi semi-kuantitatif di mana subjek diminta untuk memperkirakan
ukuran porsi makan biasa.
Dalam epidemiologi, FFQ sering diisi dengan merujuk pada tahun sebelumnya
untuk memastikan pola konsumsi makanan yang biasa untuk periode itu.
Jenis FFQ
5
acara khusus atau musim) atau luas (untuk memungkinkan perkiraan jumlah
asupan makanan dan keragaman makanan).
4. Dalam konteks sederhana atau non-kuantitatif FFQ pilihan ukuran porsi tidak
diberikan. Ini umumnya menggunakan "ukuran bagian standar" diambil dari
data yang besar-populasi.
5
FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ)adalah metode frekuensi makanan yang telah
dimodifikasi dengan memperkirakan atau estimasi URT dalam gram. Pada FFQ
semi kuantitatif skor zat gizi yang terdapat disetiap subyek dihitung dengan cara
mengkalikan frekuensi setiap jenis makanan yang dikonsumsi yang diperoleh dari
data komposisi makanan yang tepat. Pengertian SQ-FFQ yang lain yaitu suatu
metode atau cara konsumsi yang dapat memberikan informasi mengenai data
asupan gizi secara umum dengan cara memodifikasi berdasarkan metode FFQ
(Food Frequency Questionnaire) (Gibson dalam Nimas 2008).
Pada metode FFQ kualitatif tidak dilakukan standar ukuran porsi yang
digunakan hanya frekuensi berapa sering responden memakan makanan tersebut
dan tidak dilakukan dilakukan penimbangan ukuran porsinya sedangkan metode
semikuantitatif suatu penelitian menerangkan hubungan antara nutrisi dan asupan
makan. Semikuantitatif memberikan gambaran ukuran porsi yang dimakan
seseorang dan frekuensi makan dalam waktu tahun, bulan, mingggu dan hari
makanan yang dimakan oleh responden serta memberikan gambaran ukuran yang
dimakan oleh responden dalam bentuk besar, sedang dan kecil yang nantinya jenis
dan berat dari makanan itu datanya akan dimasukan ke dalam komputer dengan
mengkalikan nutrisi yang terkandung dalam makanan tersebut.
5
4. Kalikan frekuensi per hari dengan porsi (dalam gram) untuk mendapatkan
rata-rata konsumsi/hari
Kelebihan FFQ
Kelebihan FFQ yaitu :
a. Dapat diisi sendiri oleh responden
b. Machine readable / dapat dibaca oleh mesin
c. Relative murah untuk populasi yang besar
d. Dapat digunakan untuk melihat hubungan antara diet dengan penyakit
e. Data usual intake lebih representatif dibandingkan diet record beberapa hari
Kekurangan FFQ
Keterbatasan FFQ yaitu :
a. Kemungkinan tidak menggambarkan usual food atau porsi yang dipilih responden
b. Tergantung pada kemampuan responden untuk medeskripsikan dietnya
c. Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari
d. Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data
e. Bergantung pada ingatan responden
(Komang Indra, 2014)
5
2. Subyek diwawancarai mengenai ukuran rumah tangga dan porsinya. Untuk
memudahkan subyek menjawab, pewawancara menggunakan alat bantu foto ukuran
bahan makanan.
3. Mengestimasi ukuran porsi yang dikonsumsi subyek ke dalam ukuran berat (gram).
5. Mengalikan frekuensi perhari dengan ukuran porsi (gram) untuk mendapatkan berat
yang dikonsumsi dalam gram/hari
6. Hitung semua daftar bahan makanan yang dikonsumsi subyek penelitian sesuai
dengan yang terisi di dalam form.
7. Setelah semua bahan makanan diketahui berat yang dikonsumsi dalam gram/hari,
maka semua berat item dijumlahkan sehingga diperoleh total asupan zat gizi dari
subyek.
8. Cek dan teliti kembali untuk memastikan semua item bahan makanan telah dihitung
dan hasil penjumlahan berat (gr) bahan makanan tidak terjadi kesalahan.
5
BAB IV
KESIMPULAN
Metode FFQ adalah salah satu metode perhitungan asupan makanan yang biasa
digunakan untuk studi epidemiologi. Metode FFQ menggunakan kuesioner yang
menggambarkan frekuensi konsumsi per hari, minggu, atau bulan. FFQ ada 2 jenis yaitu FFQ
kualitatif dan Semi Quantitative FFQ. FFQ semi-quantitative, pada kuesioner memberikan
porsi konsumsi. FFQ kualitatif, pada kuesioner memberikan tidak memberikan porsi
konsumsi. Penggunaan metode FFQ sangat mudah dan relatif murah, metode ini bisa
dilakukan langsung oleh individu tetapi tidak bisa menentukan intake gizi seseorang dalam
sehari
5
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta:EGC.
Ayu, Nimas.2008.Faktor- Faktor yang berhubungan dengan Obesitas Berdasarkan Persen Lemak
Tubuh Pada Pria (40 55 Tahun) di Kantor Direktorat Jenderal Zeni TNI-AD Tahun 2008.
Beechy L, Galpern J, Petrone A, Das SK. 2012. Assessment Tools in Obesity-Psychological
Measures, Diet, Activity, and Body Composition. Physiol Behav:107(1).
Dekkers, dkk. 2012. Relative Validity of a Short Qualitative Food Frequency Questionnaire for
Use in Food Consumption Surveys. European Journal of Public Health, vol 23, 6 halaman.
Fahmida, Umi dan Drupadi HS Dillon. 2007. Handbook Nutritional Assessment. SEAMEO-
TROPMED RCCN UI : Jakarta.
Gibson, Rosalind S. 1990. Principles of Nutritional Assessment. New York: Oxford University
Press,Inc.
Indra, Komang.2014.Hubungan Kebiasaan Makan Makanan Cepat Saji (Fast Food), Aktivitas
Fisik dan Pengetahuan Gizi dengsn Status Gizi pada Mahasiswa FK UNILA Angkatan 2013.
McPherson, R., Hoelscher, D., Alexander, M. 2003. NCS Dietary Assessment Literature Review-
Chapter 1: Introduction & Methodology. Nutrition Children Society.
Nindya, Triska Susila. 2012. PSG DIETETIK INDIVIDU
Puspitasari, Anne.2011.Keragaman Konsumsi Pangan, Status Kesehatan, Tingkat Depresi dan
Status Gizi Lansia Peserta dan Bukan Peserta Program Home Care di Tegal Alur, Jakarta Barat.
Shim, Jee- Seon, Kyungwoon Oh, Hyeon Chang Kim.2014.Dietary Assessment Methods in
Epidemiologic Studies.Epidemiology and Health CrossMark Journal Vol.36 : 4
5
Shim, Jee- Seon, Kyungwoon Oh, Hyeon Chang Kim.2014.Dietary Assessment Methods in
Epidemiologic Studies.Epidemiology and Health CrossMark Journal Vol.36 : 2
Syukriawati. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Kurang Pada Anak
Usia 24-59 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat Kota Tangerang Selatan Tahun 2011
Thompson FE, Subar AF, dan Loria CM. 2010. Need for Technological Innovation in Dietary
Assessment. J Am Diet Assoc:110(1).
Tucker KL, Smith CE, Lai CQ. 2013. Quantifying Diet for Nutrigenomic Studies. Annu Rev
Nutr.