You are on page 1of 21

LAPORAN PRAKTIKUM

FOOD CONSUMPTION ASSESSMENT

FOOD FREQUENCY QUESTIONARE ( FFQ )

Disusun oleh :

Rananda Junezar Saputra Aji

NIM : 472015019

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2016

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nutritional assessment adalah sebuah penyelidikan yang dilakukan secara hati hati dan
mendetil dari segi data objektif maupun data subjektif yang berhubungan dengan makanan
individu dan asupan nutrisi, gaya hidup, serata riwayat kesehatan. Definisi lain dari
nutritional assessment adalah sebuah cara terstruktur untuk mengetahui status gizi dan
kebutuhan energi yang bersyaratkan pengukuran objektif dilengkapi dengan parameter
objektif dan berhubungan dengan indikasi spesifik dari suatu penyakit, sehingga dapat
ditemukan perawatan yang cocok untuk pasien.
Pada dasarnya data nutritional assessment dibagi menjadi 4 , yaitu antropometri, bikimia,
clinical, dan dietary. Antropometri adalah perhitungan objektif dari otot tubuh dan lemak.
Biochemical data adalah data berdasarkan tes laboratorium dari darah dan urin. Clinical data
adalah data yang berisikan informasi tentang riwayat medis individu, termasuk penyakit akut
dan parah serta prosedur diagnosis, terapi, dan perawatan yang bisa meningkatkan kebutuhan
nutrisi. Sedangkan dietary data adalah data yang diambil dengan cara bertanya maupun
mengamati.
Salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perseorangan atau
kelompok adalah survey konsumsi makanan (dietary assessment). Penilaian konsumsi
makanan adalah metode penentuan status gizi secara langsung dengan melihat jumlah dan
jenis zat gizi yang dikonsumsi. Tujuan penilaian konsumsi makanan adalah untuk mengetahui
kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat
individu, kelompok, dan rumah tangga serta faktor faktor yang berpengaruh terhadap
konsumsi makanan tersebut.
Menurut Supriasa metode pengukuran konsumsi makanan untuk individu dibagi menjadi
beberapa metode yaitu Metode 24-hour Dietary Recall, Metode Estimated Food Records,
Metode Penimbangan Makanan (Food Weighing), Metode Dietary History, serta Metode
Frekuensi Makanan (Food Frequency). Pada Makalah ini akan dibahas tentang salah satu
metode pengukuran makanan tingkat individu yaitu Metode Frekuensi Makanan (Food
Frequency).

5
1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat memperoleh informasi pola
konsumsi pangan seseorang dengan menggunakan FFQ.

BAB II

5
METODOLOGI

3.1.Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis, 16 Februari 2017, pukul 13.00
-15.00 WIB di Laboratorium Teknologi Pangan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana.

BAB III

5
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Nama Responden 1 : Yanto


Bahan Frekuensi makan
>1 x sehari 1x perhari 3-6 / 1-2 x / 2x sebulan Tidak
Makanan
minggu minggu pernah
Sumber karbohidrat
Nasi v
Beras ketan V
Singkong V
Talas V
Ubi jalar V
Sukun v
Roti tawar V
Biscuit V
Krekes V
Macaroni v
Tepung V
Mie V
Mi instant V
Mi bihun V
Sumber protein hewani
Daging V
ayam
Daging V
sapi
Daging V
kambing
Daging V
bebek
Telur ayam V
Telur ayam V
kampong
Telur bebek V
Telur bebek V
asin
Usus sapi V
Babat V
Hati sapi V

5
Hati ayam v
Didih sapi V
Ikan segar V
Ikan asin V
Ikan teri V
Bandeng V
Belut V
Udang V
basah
Bakso V
daging
Sosis V
Sumber protein nabati
Kacang hijau V
Kacang kedele V
Kacang merah V
Kacang tanah V
Tahu V
Tempe V
Sayuran
Baligo V
Gambas V
Jamur kuping V
Ketimun V
Labu siam V
Lobak V
Selada air V
Selada V
Tomat V
Bayam V
Bit V
Buncis V
Sawi V
Daun pakis V
Daun waluh V
Genjer v
Jagung muda V
Jantung pisang V
Kol V
Kembang kol V
Kapri muda V
Kucai V
Kacang V
panjang
Kecipir V
Waluh V
Pare V

5
Papaya muda V
Rebung V
Tauge V
Terong V
Wortel V
Kangkung V
Bayam merah V
Daun katuk V
Daun mlinjo V
Daun papaya V
Melinjo V
Daun singkong V
Daun tales V
Kacang kapri V
Kluwih V
Tauge kedele V
Kacang kedele V
Buah buahan
Kolang V
kaling
Jambu biji V
Jambu air V
Apel V
Mangga V
Jeruk V
Pisang V
Belimbing V
Blewah V
Pepaya V
Semangka V
Melon V
Nangka V
Kurma V
Salak V
Sirsak V
Sawo V
Rambutan V
Durian V
Kedondong V
Bengkuang V
Susu dan minuman lainnya
Yogurt V
Keju V
Susu kambing V
Susu sapi V
Susu kental manis V
Susu kotak V
Susu kemasan V

5
Teh kemasan V
Softdrink V
Ekstrajoss V
Susu anlene V
Energen V
Sari kacang hijau V
Lemak dan minyak
Alpukat V
Mentega V
Minyak V
zaitun
Kelapa V
Kelapa tua V
parut
Minyak V
kelapa
Santan V
Sumber gula
Gula pasir V
Gula jawa V
Gula batu V
Sirup V
Madu V
Cemilan
Kue lapis V
Klepon V
Onde-onde V
Kacang V
atom
Kerupuk V
Kue rendah V
protein
Gorengan V
Agar-agar V

Nama responden 2 : Tina

Bahan Frekuensi makan


>1 x sehari 1x perhari 3-6 / 1-2 x / 2x sebulan Tidak
Makanan
minggu minggu pernah
Sumber karbohidrat
Nasi v
Beras ketan V
Singkong V
Talas V

5
Ubi jalar V
Sukun v
Roti tawar V
Biscuit V
Krekes V
Macaroni V
Tepung V
Mie V
Mi instant V
Mi bihun V
Sumber protein hewani
Daging V
ayam
Daging V
sapi
Daging V
kambing
Daging V
bebek
Telur ayam V
Telur ayam V
kampong
Telur bebek V
Telur bebek V
asin
Usus sapi V
Babat V
Hati sapi V
Hati ayam v
Didih sapi V
Ikan segar V
Ikan asin V
Ikan teri V
Bandeng V
Belut V
Udang V
basah
Bakso V
daging
Sosis V
Sumber protein nabati
Kacang hijau V
Kacang kedele V
Kacang merah V
Kacang tanah V

5
Tahu V
Tempe V
Sayuran
Baligo V
Gambas V
Jamur kuping V
Ketimun V
Labu siam V
Lobak V
Selada air V
Selada V
Tomat V
Bayam V
Bit V
Buncis V
Sawi V
Daun pakis V
Daun waluh V
Genjer v
Jagung muda V
Jantung pisang V
Kol V
Kembang kol V
Kapri muda V
Kucai V
Kacang V
panjang
Kecipir V
Waluh V
Pare V
Papaya muda V
Rebung V
Tauge V
Terong V
Wortel V
Kangkung V
Bayam merah V
Daun katuk V
Daun mlinjo V
Daun papaya V
Melinjo V
Daun singkong V
Daun tales V
Kacang kapri V
Kluwih V
Tauge kedele V
Kacang kedele V
Buah buahan

5
Kolang V
kaling
Jambu biji V
Jambu air V
Apel V
Mangga V
Jeruk V
Pisang V
Belimbing V
Blewah V
Pepaya V
Semangka V
Melon V
Nangka V
Kurma V
Salak V
Sirsak V
Sawo V
Rambutan V
Durian V
Kedondong V
Bengkuang V
Susu dan minuman lainnya
Yogurt V
Keju V
Susu kambing V
Susu sapi V
Susu kental manis V
Susu kotak V
Susu kemasan V
Teh kemasan V
Softdrink V
Ekstrajoss V
Susu anlene V
Energen V
Sari kacang hijau V
Lemak dan minyak
Alpukat V
Mentega V
Minyak V
zaitun
Kelapa V
Kelapa tua V
parut
Minyak V
kelapa

5
Santan V
Sumber gula
Gula pasir V
Gula jawa V
Gula batu V
Sirup V
Madu V
Cemilan
Kue lapis V
Klepon V
Onde-onde V
Kacang V
atom
Kerupuk V
Kue rendah V
protein
Gorengan V
Agar-agar V

3.2 Pembahasan

Pengertian FFQ (Food Frequency Questionnaire) dan Semi FFQ


Menurut Cameron dan Van Staveren dalam Nimas Ayu (2008) FFQ (Food Frequency
Questionnaire) merupakan metode atau cara mengukur frekuensi makanan yang bersifat
kualitatif dan menggambarkan frekuensi konsumsi per hari, minggu, atau bulan. Sedangkan

5
definisi lain dari FFQ adalah sebagai lanjutan dari checklist pada metode dietary history, dan
menanyakan pada responden seberapa sering dan banyak makanan yang dimakan selama
jangka waktu tertentu (Jee-Seon Shim, Kyungwoon Oh, Hyeon Chang Kim, 2014:4). Metode
FFQ digunakan pada studi epidemiologi untuk mengukur paparan nutrisi dalam jangka waktu
yang panjang. Sedangkan semi-quantitative FFQ mengumpulkan informasi tentang ukuran
porsi sebagai porsi standar atau sebagai pilihan pada ukuran porsi. Pada metode semi-
quantitative FFQ perhitungan asupan zat gizi secara keseluruhan diperoleh dengan jalan
menjumlahkan kandungan zat gizi masing masing pangan (Anne Puspitasari, 2011:5)
Tujuan mengisi FFQ yaitu melengkapi data yang tidak dapat diperleh melalui ingatan
24 jam. Pada umumnya, FFQ digunakan untuk mengelompokkan orang berdasarkan besaran
asupan zat gizi, tetapi tidak dirancang untuk memperkirakan asupan secara absolut. Meskipun
demikian, cara ini lebih akurat untuk menentukaan rata-rata asupan gizi jika menu makanan
dari hari ke hari sangat bervariasi. Akhirnya, dengan cara ini orang dapat memperoleh data
asupan zat gizi dalam jumlah besar yang mencakup 50-150 jenis makanan.
Untuk memperoleh asupan zat gizi secara relatif atau mutlak, kebanyakan FFQ sering
dilengkapi dengan ukuran khas setiap porsi dan jenis makanan. Asupan zat gizi secara
keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlahkan kandungan zat gizi masing-masing
pangan. Sebagian FFQ justru memasukkan pertanyaan tentang bagaiamana makanan
biasanya diolah, penggunaan makanan suplemen, penggunaan vitamin dan mineral tambahan,
serta makanan bermerek lainnya.

Dalam berbagai organisasi terdapat beberapa bentuk modifikasi FFQ, yaitu:


Non-kuantitatif FFQ: Pendataan tidak disertai dengan ukuran porsi.
NCI Health Habits and History Questionnaire (HHHQ): Semi kuantitatif FFQ yang
dikembangkan di National Cancer Institute di bawah arah Gladys Block.
Harvard FFQ (FFQ): FFQ dikembangkan di Harvard University oleh Walter Willett
dan rekan. Informasi ukuran porsi disertakan sebagai bagian dari item makanan bukan
sebagai daftar terpisah.
NCI Diet History Questionnaire (DHQ): Semi-kuantitatif FFQ, melakukan
pendekatan dengan pertanyaan lampau, dikembangkan di NCI di bawah arah Amy
Subar dan Fran Thompson.

Referensi bentuk tampilan kuesioner yang biasa digunakan dalam FFQ yaitu dari basis data
makanan dan zat gizi USDA dan basis data NCC Gizi University of Minnesota. Beberapa
memanfaatkan data NHANES untuk memberikan perbandingan nasional.

5
Metode dan Penerapan FFQ
FFQ menilai energi dan atau intake gizi dengan menetukan seberapa sering seseorang
mengkonsumsi sejumlah makanan yang merupakan sumber nutrisi utama atau dari
komponen makanan tertentu dalam pertanyaan per hari, minggu, atau bulan selama
periode waktu tertentu (biasanya 6 bulan sampai 1 tahun)

Menyediakan data tentang kebiasaan asupan nutrisi yang dipilih, makanan tertentu
atau kelompok-kelompok makanan.

Kombinasi khusus dari makanan dapat digunakan sebagai prediktor untuk asupan
nutrisi tertentu atau non-gizi, asalkan komponen asupan makanan terkonsentrasi
dalam jumlah yang relatif kecil pada makanan atau kelompok makanan tertentu,
misalnyakonsumsi vitamin c diperkirakan dari buah-buahan segar dan jus buah.

FFQ sering dirancang untuk mendapatkan informasi tentang aspek-aspek tertentu


dari diet, seperti lemak makanan atau vitamin tertentu atau mineral dan aspek lainnya

Kuesioner ini terdiri dari daftar sekitar 100 atau lebih makanan yang merupakan
kontributor penting untuk intake energi penduduk ataunutrisi khusus menarik lainnya.

FFQ biasanya dikelola sendiri dan karena itu dirancang mudah untuk diselesaikan
oleh subyek penelitian (diwawancarai oleh pewawancara atau mengisi kuesioner
komputer atau melalui telepon).

FFQ sering mengandalkan asumsi tentang ukuran porsi dan dibatasi oleh jumlah
detail yang layak untuk disertakan dalam kuesioner. Hal ini dimungkinkan untuk
kuesioner menjadi semi-kuantitatif di mana subjek diminta untuk memperkirakan
ukuran porsi makan biasa.

Dalam epidemiologi, FFQ sering diisi dengan merujuk pada tahun sebelumnya
untuk memastikan pola konsumsi makanan yang biasa untuk periode itu.

(Lutvita Yuniar, 2010)

Jenis FFQ

Terdapat dua jenis FFQ, yaitu :

1. FFQ kualitatif, terdiri dari :


Daftar makanan : sifatnya spesifik (fokus pada kelompok-kelompok makanan
tertentu, atau makanan yang dikonsumsi secara berkala dalam kaitannya dengan

5
acara khusus atau musim) atau luas (untuk memungkinkan perkiraan jumlah
asupan makanan dan keragaman makanan).

Frekuensi kategori respons penggunaan : harian, mingguan, bulanan, tahunan.

2. FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ) adalah FFQ kualitatif dengan penambahan perkiraan


sebagai ukuran porsi: standar atau kecil, sedang, besar. Modifikasi ini
memungkinkan penurunan energi dan asupan gizi yang dipilih.

Penjelasan FFQ Kualitatif

Prosedur FFQ Kualitatif

1. Membuat daftar bahan makanan, bisa berdasarkan dengan DKBM, sesuaikan


dengan pola konsumsi populasi setempat.

2. Dari daftar makanan tertentu kelompok makanan/kelompok makanan yang


disukai, mintalah responden untuk mengidentifikasi seberapa sering mereka
biasanya mengkonsumsi setiap item makanan (kelompok makanan (daftar
kategori makanan. Bertindak sebagai membantu ingatan cepat)

3. Lima kategori untuk frekuensi makanan makanan yang tersedia: sehari-hari


(D), mingguan (W), bulanan (M), tahunan (Y), jarang / tidak pernah (N).
Responden memilih kategori yang paling sesuai untuk frekuensi konsumsi
setiap item makanan yang dipilih, dan mencatat jumlah setiap kali item
makanan yang dikonsumsi dalam kotak yang sesuai

4. Dalam konteks sederhana atau non-kuantitatif FFQ pilihan ukuran porsi tidak
diberikan. Ini umumnya menggunakan "ukuran bagian standar" diambil dari
data yang besar-populasi.

Penjelasan FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ)

Pengertian Metode FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ)

5
FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ)adalah metode frekuensi makanan yang telah
dimodifikasi dengan memperkirakan atau estimasi URT dalam gram. Pada FFQ
semi kuantitatif skor zat gizi yang terdapat disetiap subyek dihitung dengan cara
mengkalikan frekuensi setiap jenis makanan yang dikonsumsi yang diperoleh dari
data komposisi makanan yang tepat. Pengertian SQ-FFQ yang lain yaitu suatu
metode atau cara konsumsi yang dapat memberikan informasi mengenai data
asupan gizi secara umum dengan cara memodifikasi berdasarkan metode FFQ
(Food Frequency Questionnaire) (Gibson dalam Nimas 2008).

Pada metode FFQ kualitatif tidak dilakukan standar ukuran porsi yang
digunakan hanya frekuensi berapa sering responden memakan makanan tersebut
dan tidak dilakukan dilakukan penimbangan ukuran porsinya sedangkan metode
semikuantitatif suatu penelitian menerangkan hubungan antara nutrisi dan asupan
makan. Semikuantitatif memberikan gambaran ukuran porsi yang dimakan
seseorang dan frekuensi makan dalam waktu tahun, bulan, mingggu dan hari
makanan yang dimakan oleh responden serta memberikan gambaran ukuran yang
dimakan oleh responden dalam bentuk besar, sedang dan kecil yang nantinya jenis
dan berat dari makanan itu datanya akan dimasukan ke dalam komputer dengan
mengkalikan nutrisi yang terkandung dalam makanan tersebut.

SQ-FFQ digunakan untuk meranking individu berdasarkan food atau nutrient


intake berdasarkan ukuran standar porsi yang dapat menjadi referensi untuk setiap
jenis pangan. Data yang didapatkan dari SQ-FFQ dapat dikonversikan menjadi
energi dan nutrient intake dengan mengalikan fraksi ukuran porsi setiap jenis
pangan per hari dengan kandungan energi atau zat gizi yang berasal dari daftar
komposisi bahan makanan yang sesuai.

Prosedur Pelaksanaan Metode FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ)

1. Sempurnakan seperti tahapan FFQ kualitatif, kemudian:


2. Pilih porsi yang sesuai: kecil, sedang, besar
3. Konversikan semua kategori frekuensi ke kategori harian, dengan ketentuan 1
kali perhari sama dengan 1. Contoh nasi dikonsumsi 3 kali per hari =3; tahu
dikonsumsi 4x per minggu = 4/7= 0.57 per hari

5
4. Kalikan frekuensi per hari dengan porsi (dalam gram) untuk mendapatkan
rata-rata konsumsi/hari

Kelebihan FFQ
Kelebihan FFQ yaitu :
a. Dapat diisi sendiri oleh responden
b. Machine readable / dapat dibaca oleh mesin
c. Relative murah untuk populasi yang besar
d. Dapat digunakan untuk melihat hubungan antara diet dengan penyakit
e. Data usual intake lebih representatif dibandingkan diet record beberapa hari

(Komang Indra, 2014)

Kekurangan FFQ
Keterbatasan FFQ yaitu :
a. Kemungkinan tidak menggambarkan usual food atau porsi yang dipilih responden
b. Tergantung pada kemampuan responden untuk medeskripsikan dietnya
c. Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari
d. Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data
e. Bergantung pada ingatan responden
(Komang Indra, 2014)

Langkah Langkah Metode FFQ


Dengan menggunakan metode FFQ dapat diperoleh gambaran pola konsumsi bahan
makanan secara kualitatif, tapi karena periode pengamatannya lebih lama dan dapat
membedakan individu berdasarkan rangking tingkat konsumsi zat gizi, maka cara ini paling
sering digunakan dalam epidemiologi gizi. Langkah langkah metode FFQ adalah sebagai
berikut,
Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang tersedia pada
kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya.
Lakukan rekapitulasi tentang tentang frekuensi penggunaan jenis jenis bahan
makanan terutama bahan makanan yang merupakan sumber sumber zat gizi tertentu
selama periode tertentu pula.
(Supariasa, 2001)
Sedangkan prosedur penggunaan SQ FFQ menurut Fahmida & Dillon, (2007)
adalah sebagai berikut.

1. Subyek diwawancarai mengenai frekuensi mengkonsumsi jenis makanan sumber zat


gizi yang ingin diketahui, apakah harian, mingguan, bulanan atau tahunan.

5
2. Subyek diwawancarai mengenai ukuran rumah tangga dan porsinya. Untuk
memudahkan subyek menjawab, pewawancara menggunakan alat bantu foto ukuran
bahan makanan.

3. Mengestimasi ukuran porsi yang dikonsumsi subyek ke dalam ukuran berat (gram).

4. Mengkonversi semua frekuensi daftar bahan makanan untuk perhari. Misalnya :


Nasi dikonsumsi 3x perhari ekuivalen dengan 3

Tahu dikonsumsi 4x perminggu ekuivalen dengan 4/7 perhari = 0,57

Es krim dikonsumsi 5x perbulan ekuivalen dengan 5/30 perhari = 0,17

Untuk buah musiman digunakan kategori pertahun. Misalnya mangga


dikonsumsi 10x diatas bulan oktober ke desember ekuivalen dengan 10/365
per hari = 0,03 perhari

5. Mengalikan frekuensi perhari dengan ukuran porsi (gram) untuk mendapatkan berat
yang dikonsumsi dalam gram/hari

6. Hitung semua daftar bahan makanan yang dikonsumsi subyek penelitian sesuai
dengan yang terisi di dalam form.

7. Setelah semua bahan makanan diketahui berat yang dikonsumsi dalam gram/hari,
maka semua berat item dijumlahkan sehingga diperoleh total asupan zat gizi dari
subyek.

8. Cek dan teliti kembali untuk memastikan semua item bahan makanan telah dihitung
dan hasil penjumlahan berat (gr) bahan makanan tidak terjadi kesalahan.

5
BAB IV

KESIMPULAN

Metode FFQ adalah salah satu metode perhitungan asupan makanan yang biasa
digunakan untuk studi epidemiologi. Metode FFQ menggunakan kuesioner yang
menggambarkan frekuensi konsumsi per hari, minggu, atau bulan. FFQ ada 2 jenis yaitu FFQ
kualitatif dan Semi Quantitative FFQ. FFQ semi-quantitative, pada kuesioner memberikan
porsi konsumsi. FFQ kualitatif, pada kuesioner memberikan tidak memberikan porsi
konsumsi. Penggunaan metode FFQ sangat mudah dan relatif murah, metode ini bisa
dilakukan langsung oleh individu tetapi tidak bisa menentukan intake gizi seseorang dalam
sehari

5
DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta:EGC.

Ayu, Nimas.2008.Faktor- Faktor yang berhubungan dengan Obesitas Berdasarkan Persen Lemak
Tubuh Pada Pria (40 55 Tahun) di Kantor Direktorat Jenderal Zeni TNI-AD Tahun 2008.
Beechy L, Galpern J, Petrone A, Das SK. 2012. Assessment Tools in Obesity-Psychological
Measures, Diet, Activity, and Body Composition. Physiol Behav:107(1).

Dekkers, dkk. 2012. Relative Validity of a Short Qualitative Food Frequency Questionnaire for
Use in Food Consumption Surveys. European Journal of Public Health, vol 23, 6 halaman.

Dewi, Dheastiana Citra Dewi. 2013. NUTRITIONAL ASSESSMENT

Fahmida Umi,, dan Drupadi. 2007. Handbook Nutritional Assessment SEAMEO-TROPMED


RCCN. Jakarta: Univeritas Indonesia Press.

Fahmida, Umi dan Drupadi HS Dillon. 2007. Handbook Nutritional Assessment. SEAMEO-
TROPMED RCCN UI : Jakarta.

Fahmida, Umi. 2009. Diet Mataram.

Gibson, Rosalind S. 1990. Principles of Nutritional Assessment. New York: Oxford University
Press,Inc.

Indra, Komang.2014.Hubungan Kebiasaan Makan Makanan Cepat Saji (Fast Food), Aktivitas
Fisik dan Pengetahuan Gizi dengsn Status Gizi pada Mahasiswa FK UNILA Angkatan 2013.

McPherson, R., Hoelscher, D., Alexander, M. 2003. NCS Dietary Assessment Literature Review-
Chapter 1: Introduction & Methodology. Nutrition Children Society.
Nindya, Triska Susila. 2012. PSG DIETETIK INDIVIDU
Puspitasari, Anne.2011.Keragaman Konsumsi Pangan, Status Kesehatan, Tingkat Depresi dan
Status Gizi Lansia Peserta dan Bukan Peserta Program Home Care di Tegal Alur, Jakarta Barat.

Ratna, Nur.2008.Faktor Faktor yang Berhubungan Dengan Obesitas Berdasarkan Persen


Lemak Tubuh Pada Remaja di SMAIT Nurul Fikri Depok Tahun 2008.

Shim, Jee- Seon, Kyungwoon Oh, Hyeon Chang Kim.2014.Dietary Assessment Methods in
Epidemiologic Studies.Epidemiology and Health CrossMark Journal Vol.36 : 4

5
Shim, Jee- Seon, Kyungwoon Oh, Hyeon Chang Kim.2014.Dietary Assessment Methods in
Epidemiologic Studies.Epidemiology and Health CrossMark Journal Vol.36 : 2

Supariasa, I Dewa.2001.Penilaian Status Gizi.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC

Syukriawati. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Kurang Pada Anak
Usia 24-59 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat Kota Tangerang Selatan Tahun 2011

Thompson FE, Subar AF, dan Loria CM. 2010. Need for Technological Innovation in Dietary
Assessment. J Am Diet Assoc:110(1).

Tucker KL, Smith CE, Lai CQ. 2013. Quantifying Diet for Nutrigenomic Studies. Annu Rev
Nutr.

Widajanti, L, 2009. Survey Konsumsi Gizi. BP UNDIP Semarang

Yuniar, Lutvita.2010.Food Frequency Questionnaire (FFQ).

Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

You might also like