You are on page 1of 7

PENURUNAN TINGKAT NYERI PASIEN POST OP APENDISITIS

DENGAN TEHNIK DISTRAKSI NAFAS RITMIK

Virgianti Nur Faridah


Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan

....... . ..ABSTRAK ....... . ..


Apendisitis merupakan suatu peradangan apendiks yang mengenai semua lapisan dinding
organ tersebut.Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh tehnik distraksi nafas ritmik terhadap
penurunan tingkat nyeri post op pada penderita apendisitis di ruang bougenvile RSUD Dr. Soegiri
Lamongan. Desain penelitian ini Pre Eksperimental dengan One Group Pre-Post Test Design.
Populasi Seluruh penderita post op apendisitis pada bulan januari-februari 2015, simple random
sampling dengan sampel sebanyak 30 responden. Instrumen yang digunakan melalui observasi
tentang pemeriksaan intensitas nyeri dan pemberian tehnik bernafas ritmik, dianalisis uji wilcoxon
signed rank test dengan =0,05. Pasien (100%) nyeri sedang dan setelah pemberian tehnik distraksi
nafas ritmik menunjukan bahwa sebagian besar mengalami penurunan tingkat nyeri post op
apendisitis menjadi ringan sebanyak 19 pasien (63,3%) dan hampir setengah tingkat nyeri post op
apendisitisnya tetap atau sedang sebanyak 11 pasien (36,7%). Hasil pengujian dengan wilcoxon
sign rank test dengan =0,05 didapatkan p-sign=0,000 dimana p-sign < sehingga H0 ditolak yang
artinya terdapat pengaruh tehnik distraksi nafas ritmik terhadap penurunan tingkat nyeri post op
pada penderita apendisitis. Melihat hasil penelitian ini maka dianjurkan kepada penderita
apendisitis untuk melakukan tehnik distraksi nafas ritmik sebagai terapi alternatif untuk
menurunkan tingkat nyeri post op apendisitis selain terapi farmakologis.

Kata Kunci: Tehnik distraksi nafas ritmik, tingkat nyeri post op apendisitis

PENDAHULUAN kebutuhan rasa nyaman merupakan


kebutuhan dasar setelah kebutuhan fisiologis
Apendisitis merupakan suatu kondisi yang harus terpenuhi. Seorang yang
dimana infeksi terjadi di umbai cacing. mengalami nyeri akan berdampak pada
Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa aktivitas sehari-hari. Seorang tersebut akan
perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan terganggu pemenuhan kebutuhan istirahat
laparotomi dengan penyingkiran umbai tidur, pemenuhan individu, juga aspek
cacing yang terinfeksi.Sebagai penyakit interaksi sosialnya yang dapat berupa
yang paling sering memerlukan tindakan menghindari percakapan, menarik diri dan
bedah kedaruratan, apendisitis merupakan menghindari kontak. Selain itu seorang yang
keadaan inflamasi dan obstruksi pada mengalami nyeri hebat akan berkelanjutan,
apendiks vermiformis. Apendiks apabila tidak ditangani pada akhirnya dapat
vermiformis yang disebut pula umbai cacing mengakibatkan syok neurogenic pada orang
atau lebih dikenal dengan nama usus buntu, tersebut (Gannong, 2008).
merupakan kantung kecil yang buntu dan Angka kejadian appendicitis cukup
melekat pada sekum. Apendisitis dapat tinggi di dunia. Berdasarkan Word Health
terjadi pada segala usia dan megenai laki Organisation (2010) yang dikutip oleh
laki serta perempuan sama banyak. Akan Naulibasa (2011), angka mortalitas akibat
tetapi pada usia antara pubertas dan 25 appendicitis adalah 21.000 jiwa, di mana
tahun, prevalensi apendisitis lebih tinggi populasi laki-laki lebih banyak
pada laki laki. Sejak terdapat kemajuan dibandingkan perempuan. Angka mortalitas
dalam terapi antibiotik, insidensi dan angka appendicitis sekitar 12.000 jiwa pada laki-
kematian karena apendisitis mengalami laki dan sekitar 10.000 jiwa pada perempuan.
penurunan. Apabila tidak ditangani dengan Di Amerika Serikat terdapat 70.000 kasus
benar, penyakit ini hampir selalu berkibat appendicitis setiap tahnnya. Kejadian
fatal (Kowalak, 2011). appendicitis di Amerika memiliki insiden 1-
Pada umumnya post operasi 2 kasus per 10.000 anak pertahunya antara
appendiktomi mengalami nyeri akibat bedah kelahiran sampai umur 4 tahun. Kejadian
luka operasi. Menurut Maslow bahwa appendicitis meningkat 25 kasus per 10.000

SURYA 68 Vol. 07, No. 02, Agustus 2015


Penurunan Tingkat Nyeri Pasien Post Op Apendisitis dengan Tehnik Distraksi Nafas Ritmik

anak pertahunnya antara umur 10-17 tahun masalah kelompoknya sehingga keluarga
di Amerika Serikat. Apabila dirata-rata merupakan perantara effektif dalam
appedisitis 1,1 kasus per 1000 orang kesehatan masyarakat.peran keluarga sangat
pertahun di Amerika Serikat. perlu untuk memberikan dukungan dan
Insiden appendicitis cukup tinggi perhatian terhadap pasien supaya terbebas
termasuk Indonesia merupakan penyakit dari penyulit dan komplikasi yang mungkin
urutan keempat setelah dyspepsia, gastritis timbul setelah operasi. Oleh karena itu peran
dan duodenitis dan system cerna lainnya keluarga diharapkan mampu memberikan
(Stefanus Satrio.2009). Secara umum di motivasi pada pasien dalam mengurangi
Indonesia, appendicitis masih merupakan nyeri. Faktor lain yang mempengaruhi nyeri
penyokong terbesar untuk pasien operasi post operasi adalah umur, jenis kelamin,
setiap tahunnya.hasil laporan dari RS Gatot social budaya, perhatian , ansietas, pola
Soebroto, Jakarta tahun 2006 sebabkan oleh koping (Arifin Achmad, 2007).
pola makan pasien yang rendah akan serat Dampak dari appendicitis terhadap
setiap harinya (Depkes RI ,2007). kebutuhan dasar manusia diantaranya
Menurut data yang diperoleh dari kebutuhan dasar cairan, karena penderita
rekam medis di ruang bedah (Bougenvile) mengalami demam tinggi sehingga
rumah sakitDr. Soegiri Lamongan pada pemenuhan cairan berkurang. Kebutuhan
tahun 2013 dari bulan Januari sampai dasar nutrisi berkurang karena pasien
Desember sebanyak 126 orang (100%) . apendisitis mengalami mual, muntah, dan
Pada tahun 2014, bulan Januari sampai tidak nafsu makan. Kebutuhan rasa nyaman
September terdapat 104 orang (100%) yang penderita mengalami nyeri pada abdomen
menderita apendisitis yang meliputi pasien karena peradangan yang dialami dan
appendicitis akut (86 %). Apendisitis personal hygine terganggu karena penderita
infiltrate (3 %), appendicitis kronis (7%), mengalami kelemahan. Kebutuhan rasa
apendisitis perforasi (4%) yang di rawat aman, penderita mengalami kecemasan
inap dirung bedah RSUD Dr. Soegiri karena penyakit yang dideritanya
Lamongan.Berdasarkan observasi pada (Ellizabeth, 2008).
tanggal 20 Oktober 2014 di ruang bedah Dampak dari operasi apendisitis ada
(Bougenvile), dari 5 pasien(100%) post op beberapa efek samping dari apendisitis yaitu
apendikada 4 pasien (80%)mengalami nyeri radang selaput perut, luka infeksi, infeksi
sedangdan nyeri ringan minimal 1pasien saluran kemih, obstruksi usus, rasa nyeri,
(20%), Hal itumenunjukkan bahwa pasien rasa lelah.
post apendicitis yang mengalami gangguan Dampak nyeri post operasi akan
rasa nyaman nyeri itu cukup tinggi terutama meningkatkan stress post operasi dan
di ruang Bougenvile RSUD Dr. Soegiri memiliki pengaruh negative pada
Lamongan. penyembuhan nyeri. Control nyeri sangat
Faktor yang menyebabkan terjadinya penting setelah operasi, nyeri yang
apendicitis,di antaranyasumbatan lumen dibebaskan dapat mengurangi kecemasan,
appendicitis, hyperplasia jaringan limfe, bernafas lebih mudah dan dalam, dapat
tumor appendicitis, erosi mukosa oleh mentoleransi mobilisasi yang cepat.
cacing askaris dan E.Histolytica. Penelitian Pengkajian nyeri dan kesesuaian analgetik
epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan harus digunakan untuk memastikan bahwa
makanan rendah serat dan pengaruh nyeri pasien post operasi dapat dibebaskan.
konstipasi terhadap timbulnya appendisitis. (Smeltzer dan Bare, 2005).
Konstipasi menaikkan tekanan intrasekal, Dalam penatalaksanaan nyeri biasanya
menyebabkan sumbatan fungsional digunakan manajemen secara farmakologi
apendisitis dan meningkatkan pertumbuhan atau obat-obatan diantaranya yaitu
florakolon. Semuanya ini akan analgesic, macam analgesic sendiri dibagi
mempermudah timbulnya appendisitis akut menjadi dua yaitu, analgesic ringan (aspirin
(Potter and Pery, 2005). atau salisilat, parasetamol, NSAID) dan
Faktor yang dapat mempengaruhi nyeri analgesic kuat (morfin, petidin, metadon).
post operasi apendicitis adalah peran Sedangkan tindakan secara non
keluarga, keluarga dapat mencegah, farmakologi yaitu berupa tekhnik distraksi
menimbulkan, mengabaikan dan perbaikan (tehnik distraksi visual, distraksi

SURYA 69 Vol. 07, No. 02, Agustus 2015


Penurunan Tingkat Nyeri Pasien Post Op Apendisitis dengan Tehnik Distraksi Nafas Ritmik

pendengaran, distraksi pernafasan, distraksi hormone kortisol dan adrenalin dalam tubuh
intelektual, imajinasi terbimbing)dan yang mempengaruhi tingkat stress seseorang
relaksasi (nafas dalam, meditasi, pijatan, sehingga dapat meningkatkan konsentrasi
music dan aroma terapi) dan tekhnik dan membuat klien merasa tenang untuk
stimulasi kulit. Tekhnik stimulasi kulit yang mengatur ritme pernafasan menjadi teratur.
digunakan adalah kompresdingin ataupun Hal ini akan mendorong terjadinya
kompres hangat. Tindakan paliatif harus peningkatan kadar PaCO2 dan akan
dilakukan sebelum penggunan obat-obatan, menurunkan kadar pH sehingga terjadi
tinjauan lain selain lebih ekonomis adalah peningkatan kadar oksigen (O2) dalam
kontrol nyeri lebih adekuat dan tidak ada darah (Handerson, 2005)
efek samping (Tamsuri, 2007). Berdasarkan penjelesan di atas penulis
Adapun pengelolaan intesitas nyeri bermaksud melakukan penelitian tentang
pasien post operasi appendisitis meliputi pengaruh tehnik distraksi nafas rimik
latihan nafas dalam, kompres hangat, terapi terhadap penurunan intensitas nyeri pada
masase,pemberian analgesik dan lingkungan pasien post op apendisitis di Rumah Sakit
yang nyaman. Intervensi pengurangan Umum Daerah Dr. Soegiri Lamongan.
intensitas nyeri dilakukan dengan cara nafas
dalam dan kompres hangat yang paling METODE PENELITIAN
efektif banyak digunakan saat ini (Tamsuri,
2007). Desain penelitian yang digunakan dalam
Namun dalam hal ini peneliti akan penelitian ini adalah Pre Eksperimental
melakukan hal yang baru dalam mengatasi dengan pendekatan One Group Pre-Post Test
nyeri yaitu dengan cara melakukan nafas Design, Dalam rancangan ini, tidak ada
ritmik. Yang dimaksud dengan nafas ritmik kelompok pembanding (control), tetapi
adalah bernafas ritmik, anjurkan klien untuk paling tidak sudah dilakukan intervensi
memandang fokus pada satu objek (gambar) pertama (Pre Test) yang memungkinkan
atau memejamkan mata dan melakukan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan
inhalasi perlahan melalui hidung dengan yang terjadi setelah dilakukan eksperimen
hitungan satu sampai empat dan kemudian (Notoatmojo, 2005).
menghembuskan nafas melalui mulut secara Pada penelitian ini sampling yang digunakan
perlahan dengan menghitung satu sampai adalah tehnik simple random sampling.
empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1)
terhadap gambar yang memberi ketenangan, Pasien post op apendisitis yang mengalami
lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola nyeri, 2) Umur 20-50 tahun, 3) Bersedia
pernafasan ritmik (Tamsuri 2007). dilakukan penelitian, 4) Klien kooperatif.
Tehnik distraksi nafas ritmik dipercaya Sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian
dapat menurunkan intensitas nyeri melalui ini adalah: 1) Pasien yang tidak bersedia
mekanisme yaitu dengan tehnik nafas ritmik diteliti. 2) Pasien yang tidak mengalami nyeri.
otot-otot skelet yang mengalami spasme
yang disebabkan oleh peningkatan HASIL PENELITIAN
prostaglandin sehingga terjadi fase dilatasi
pembuluh darah dan akan meningkatkan Data Khusus
aliran darah kedaerah yang mengalami 1) Distribusi nyeri post op apendisitis
spasme dan iskemik, tekhnik nafas ritmik responden sebelum tehnik distraksi
dipercaya mampu merangsang tubuh untuk nafas ritmik.
melepaskan opioid endogen yaitu endorphin Tabel 1 Karakteristik Intensitas Nyeri Pada
dan enkefalit. Pernyataan lain menyatakan Pasien Post Operasi Apendisitis
bahwa penurunan nyeri oleh tekhnik nafas Sebelum Pemberian Tehnik
ritmik disebabkan ketika seseorang Distraksi Nafas Ritmik
melakukan nafas ritmit untuk No Tingkat nyeri F %
mengendalikan nyeri yang dirasakan, maka 1 Sangat Berat 0 0
tubuh akan meningkatkan komponen syaraf 2 Berat Terkontrol 0 0
parasimpatik secara stimulan, maka ini 3 Sedang 30 100
menyebabkan terjadinya penurunan kadar 4 Ringan 0 0

SURYA 70 Vol. 07, No. 02, Agustus 2015


Penurunan Tingkat Nyeri Pasien Post Op Apendisitis dengan Tehnik Distraksi Nafas Ritmik

Jumlah 30 100 pengalaman sebelumnya. Kondisi semacam


itu dapat dimengerti, bahwa sebagian besar
Dari tabel 1 menunjukan bahwa dari klien belum mempunyai kemampuan untuk
30 pasien yang diteliti seluruhnya 30 pasien mengatasi rasa nyeri apapun sebabnya disisi
(100%) mengalami nyeri post op apendisitis yang lain. Pada klien belum memiliki
sedang. kemampuan untuk mengelola rasa nyeri,
karena memang kemampuan mengelola rasa
2) Distribusi nyeri post op apendisitis nyeri memerlukan pengalaman pribadi yang
responden sesudah tehnik distraksi nafas patut dicoba dan mencoba sehingga
ritmik. memperoleh pengalaman pribadi yang unik
Tabel 2 Karakteristik Intensitas Nyeri Post dalam mengatasi nyeri. Hal ini sesuai
Operasi Apendisitis Setelah pendapat Rahariyani (2008) yang
Pemberian Tehnik Distraksi Nafas mengatakan nyeri merupakan pengalaman
Ritmik sensori yang tidak menyenangkan dan
pengalaman emosional yang muncul akibat
No Tingkat nyeri F % kerusakan jaringan actual maupun potensial
1 Sangat Berat 0 0 Penyakit ini jarang ditemukan pada usia yang
2 Berat Terkontrol 0 0 sangat muda atau pasien tua, dikarenakan
3 Sedang 11 36,7 bentuk anatomis apendik yang berbeda pada
4 Ringan 19 63,3 usia tersebut.
Jumlah 30 100 Sesuai pendapat Nursalam (2008) usia
adalah umur individu yang terhitung mulai
Dari tabel 2 menunjukan bahwa dari saat dilahirkan sampai berulang tahun. Umur
30 pasien yang diteliti, sebagian besar pasien juga dapat mempengaruhi pengetahuan
mengalami tingkat nyeri post op apndisitis sesepasien lebih matang dalam berpikir
ringan sebanyak 19 pasien (63,3%) dan dalam bekerja, jenis kelamin berkaitan
hampir setengah pasien sebanyak 11 pasien dengan perilaku model, bahwa individu akan
(36,7%) mengalami tingkat nyeri post op melakukan modeling sesuai dengan jenis
apendisitis sedang. Berdasarkan hasil kelaminnya. Social budaya, system budaya
pengujian dengan uji statistik Wilcoxon Sign yang ada di masyarakat mempengaruhi sikap
Rank Test menggunakan software SPSS 18,0 dalam menerima informasi.
dengan =0,05 didapatkan p-sign=0,000 Dalam hal ini nyeri yang dirasakan pasien
dimana p-sign< maka H1 diterima artinya kategori sedang, dan kebanyakan penyakit ini
terdapat pengaruh tehnik distraksi nafas ditemukan pada usia pertengahan yaitu tidak
ritmik terhadap intensitas nyeri pada pasien usia muda ataupun usia tua, sebab perhatian
post operasi apendisitis di ruang Bougenvile pasien terhadap hal lain belum maksimal,
RSUD Dr. Soegiri Lamongan. sebagian besar klien belum mempunyai
kemampuan untuk mengatasi rasa nyei sebab
perhatian pasien terhadap hal lain belum
PEMBAHASAN maksimal, sehingga nyeri yang dirasakan
cukup kuat.
1. Mengidentifikasi Intensitas Nyeri Post
Operasi Apendisitis Sebelum Diberikan 2. Mengidentifikasi Intensitas Nyeri Post
Tehnik Distraksi Nafas Ritmik. Operasi Apendisitis Setelah Diberikan
Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa Tehnik Distraksi Nafas Ritmik.
dari 30 pasien yang diteliti seluruhnya 30 Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa
pasien (100%) mengalami tingkat nyeri post dari 30 pasien yang diteliti, sebagian besar
pasien mengalami tingkat nyeri post op
op apendisitis. Hal ini memperlihatkan
bahwa nyeri post op pada pasien apendisitis apendisitis ringan sebanyak 19 pasien (63,3%)
sedang. dan hampir setangah pasien sebanyak 11
pasien (36,7%) mengalami tingkat nyeri
Sesuai dengan pendapat Tamsuri (2007)
Nyeri dipengaruhi faktor individu, usia, jenis sedang. Dan dari tabel menunjukan bahwa
kelamin, budaya, makna nyeri, perhatian terdapat perubahan yang signifikan tingkat
nyeri post op apendisitis sebelum dan
pasien, tingkat kecemasan itu sendiri, dan
sesudah diberikan tehnik distraksi nafas

SURYA 71 Vol. 07, No. 02, Agustus 2015


Penurunan Tingkat Nyeri Pasien Post Op Apendisitis dengan Tehnik Distraksi Nafas Ritmik

ritmik, pada tingkat nyeri post op apendisitis tetap atau sedang sebanyak 11 pasien
dari 30 pasien yang diteliti, sebagian besar (36,7%).
pasien mengalami penurunan tingkat nyeri Berdasarkan hasil pengujian dengan
post opapendisitis sebanyak 19 pasien wilcoxon sign rank test menggunakan
(63,3%) dan hampir setengah pasien software SPSS dengan =0,05 didapatkan p-
mengalami tingkat nyeri post op apendisitis sign=0,000dimana p-sign < sehingga H0
yang tetap sebanyak 11 pasien (36,7%). ditolak yang artinya terdapat pengaruh
Ini menunjukan bahwa setelah diberikan tingkat nyeri post op pada penderita
tehnik distraksi nafas ritmik terjadi apendisitis sebelum dan sesudah diberikan
perubahan frekwensi yaitu tingkat nyeri post tehnik distraksi nafas ritmik di Ruang
op apendisitis yang pada awalnya seluruhnya Bougenvile RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
sedang sebanyak 30 pasien (100%), Menurut Handerson (2005), tehnik
mengalami penurunan menjadi ringan distraksi nafas ritmik dipercaya dapat
sebagian besar sebanyak 19 pasien (63,3%) menurunkan tingkat nyeri melalui
dan hampir setengah tingkat nyeri post op mekanisme yaitu dengan tehnik nafas ritmik
apendisitis tetap atau sedang sebanyak 11 otot-otot skelet yang mengalami spasme yang
pasien (36,7%) setelah diberikan tehnik disebabkan oleh peningkatan prostaglandin
distraksi nafas ritmik. sehingga terjadi fase dilatasi pembuluh darah
Berdasarkan hasil pengujian dengan dan akan meningkatkan aliran darah
wilcoxon sign rank test menggunakan kedaerah yang mengalami spasme dan
software SPSS dengan =0,05 didapatkan p- iskemik, tekhnik nafas ritmik dipercaya
sign=0,000 dimana p-sign < sehingga H0 mampu merangsang tubuh untuk melepaskan
ditolak yang artinya terdapat pengaruh antara opioid endogen yaitu endorphin dan enkefalit.
tingkat nyeri pada penderita post op Pernyataan lain menyatakan bahwa
apendisitis sebelum dan sesudah dilakukan penurunan nyeri oleh tekhnik nafas ritmik
tehnik distraksi nafas ritmik di Ruang disebabkan ketika sesepasien melakukan
Bougenvile RSUD Dr. Soegiri Lamongan. nafas ritmit untuk mengendalikan nyeri yang
Pemberian tehnik distraksi nafas ritmik dirasakan, maka tubuh akan meningkatkan
dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri komponen syaraf parasimpatik secara
post op apendisitis di ruang bougenvile stimulan, maka ini menyebabkan terjadinya
rumah sakit dr.Soegiri lamongan penurunan kadar hormone kortisol dan
memberikan efek yang bermakna terhadap adrenalin dalam tubuh yang mempengaruhi
penurunan tingkat nyeri post op apendisitis. tingkat stress sesepasien sehingga dapat
meningkatkan konsentrasi dan membuat
3. Mengidentifikasi Pengaruh Tehnik klien merasa tenang untuk mengatur ritme
Distraksi Nafas Ritmik Terhadap pernafasan menjadi teratur. Hal ini akan
Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien mendorong terjadinya peningkatan kadar
Post Operasi Apendisitis Di Ruang PaCO2 dan akan menurunkan kadar pH
Bougenvile RSUD Dr. Soegiri sehingga terjadi peningkatan kadar oksigen
Lamongan (O2) dalam darah.
Berdasarkan uji statistik menunjukan Pembahasan diatas menunjukan bahwa
bahwa pemberian tehnik distraksi nafas pemberian tehnik distraksi nafas ritmik
ritmik meyebabkan penurunan tingkat nyeri mempunyai pengaruh untuk menrunkan
post op apendisitis yang signifikan. Hal ini tingkat nyeri pada penderita post op
dapat dilihat dari tabel diatas. Pada tabel apendisitis di Ruang Bougenvile RSUD Dr.
tersebut tersaji secara jelas dari 30 pasien Soegiri Lamongan.
sebelum diberikan tehnik distraksi nafas
ritmik seluruhnya tingkat nyeri post op
apendisitis sedang sebanyak 30 pasien KESIMPULAN DAN SARAN
(100%), setelah diberikan tehnik distraksi
nafas ritmik dari 30 pasien, sebagian besar 1. Kesimpulan
mengalami penurunan menjadi ringan 1) Seluruh penderita sebelum diberikan
sebanyak 19 pasien (63,3%) dan hampir tehnik distraksi nafas ritmik adalah
setengah tingkat nyeri post op apendisitis penderita nyeri post op apendisitis
sedang.

SURYA 72 Vol. 07, No. 02, Agustus 2015


Penurunan Tingkat Nyeri Pasien Post Op Apendisitis dengan Tehnik Distraksi Nafas Ritmik

2) Setelah dilakukan tehnik distraksi nafas DAFTAR PUSTAKA


ritmik sebagian besar mengalami
penurunan tingkat nyeri post op Arifin, Achmad (2007). Keperawatan
apendisitis menjadi ringan sebanyak 19 askep_appendisitis,
pasien (63,3%) dan hampir setengah http://oknurse.wordpress.com diakses
tingkat nyeri pada pasien post op tanggal 20 September 2014, pukul 12.30
apendisitis tetap atau sedang sebanyak WIB.
11 pasien (36,7%). Depkes RI, (2007), Hubungan Perilaku
3) Pemberian tehnik distraksi nafas ritmik Makan Dengan Kejadian Apendisitis.
mempunyai pengaruh untuk Dikses 25 september 2014, pukul 10.00
menurunkan tingkat nyeri pada pasien WIB.
post op apendisitis di ruang bougenvile
RSUD Dr. Soegiri lamongan, dengan Elizabeth J. Corwin. (2008). Buku Saku
nilai P<0,05. Patofisiologi Corwin. Jakarta : Aditya
media.
2. Saran
1) Teoritis Ganong. (2008). Fisiologi Kedokteran,
Diharapkan penelitian ini dapat Jakarta : EGC.
menjelaskan dan memperkuat konsep serta
sumbangan bagi pengembang materi tentang Handerson, (2005). Kedokteran Emergensi
terapi non farmakologis untuk menurunkan Medicine. Jakarta: EGC.
tingkat nyeri pada pasien post op apendisitis.
2) Praktis Kowalak, Jenifer P. (2011). Buku Ajar
(1) Bagi Pasien, mengingat besarnya Fisiologi. Jakarta: EGC.
pengaruh tehnik distraksi nafas ritmik
maka dianjurkan kepada penderita post 57 Naulibaza (2011). Latar Belakang Appendik.
op apendisitis untuk melakukan tehnik Http //: Repositori: USU. ac.id. diakses
distraksi nafas ritmik secara rutin tgl 15 April 2015,pukul 13.20.
sebagai alternatif untuk menurunkan
tingkat nyeri post op apendisitis selain Notoatmojo, soekidjo. (2005). Metodoogi
terapi farmakologis. Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka
(2) Bagi Tempat Penelitian, sebagai dasar Cipta.
bagi tempat penelitian dalam
menggunakan tehnik distraksi nafas Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan
ritmik untuk penanganan nyeri post op Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
apendisitis selain terapi farmakologis. Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrument
(3) Bagi Profesi Keperawatan, sebagai dasar Penelitian Keperawatan edisi 2. Jakarta:
bagi perawat dalam memberikan asuhan Salemba Medika.
keperawatan pada penderita post op
apendisitis untuk melakukan tehnik Potter & Perry, A 2005 Buku Ajar
distraksinafas ritmik sebagai modifikasi Fundamental Keperawatan Konsep
terapi non farmakologis selain terapi Proses, Dan Praktek, Alih Bahasa
farmakologis. Yasmin Asih, S.Kep, Edisi,4,vol, 1 EGC.
(4) Bagi Peneliti, menambah informasi Price, Sylvia A, (2006). Patofisiologi:
tentang pengaruh tehnik distraksi nafas Konsep Klinik Proses Penyakit. Jakarta:
ritmik terhadap penurunan tingkat nyeri EGC.
post op apendisitis
(5) Bagi Peneliti Selanjutnya, dengan Smaltzer dan Bure. (2005). Keperawatan
adanya penelitian awal tentang manfaat Medikal Bedah. Vol 1. Alih Bahasa:
tehnik distraksi nafas ritmik terhadap Agung Waluyo. Jakarta: EGC.
penurunan tingkat nyeri post op
apendisitis diharapkan dapat dilakukan Stefanus, Satrio (2009). Hubungan
penelitian selanjutnya dengan variabel Perubahan Letak Serabut Saraf Dengan
yang berbeda. Tipe Radang Pada Pasien Yang Di

SURYA 73 Vol. 07, No. 02, Agustus 2015


Penurunan Tingkat Nyeri Pasien Post Op Apendisitis dengan Tehnik Distraksi Nafas Ritmik

Diagnosis Secara Hispatologis


Appendisits Di RSCM Tahun 2005.

Tamsuri, 2007. Konsep Dan


Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.

WHO. 2010. Prevalensi Penyakit


Apendiktomi, 24 september 2011.
http//, Angka Kejadian Apendiktomi.
co.id

SURYA 74 Vol. 07, No. 02, Agustus 2015

You might also like