Professional Documents
Culture Documents
Kata Kunci: Tehnik distraksi nafas ritmik, tingkat nyeri post op apendisitis
anak pertahunnya antara umur 10-17 tahun masalah kelompoknya sehingga keluarga
di Amerika Serikat. Apabila dirata-rata merupakan perantara effektif dalam
appedisitis 1,1 kasus per 1000 orang kesehatan masyarakat.peran keluarga sangat
pertahun di Amerika Serikat. perlu untuk memberikan dukungan dan
Insiden appendicitis cukup tinggi perhatian terhadap pasien supaya terbebas
termasuk Indonesia merupakan penyakit dari penyulit dan komplikasi yang mungkin
urutan keempat setelah dyspepsia, gastritis timbul setelah operasi. Oleh karena itu peran
dan duodenitis dan system cerna lainnya keluarga diharapkan mampu memberikan
(Stefanus Satrio.2009). Secara umum di motivasi pada pasien dalam mengurangi
Indonesia, appendicitis masih merupakan nyeri. Faktor lain yang mempengaruhi nyeri
penyokong terbesar untuk pasien operasi post operasi adalah umur, jenis kelamin,
setiap tahunnya.hasil laporan dari RS Gatot social budaya, perhatian , ansietas, pola
Soebroto, Jakarta tahun 2006 sebabkan oleh koping (Arifin Achmad, 2007).
pola makan pasien yang rendah akan serat Dampak dari appendicitis terhadap
setiap harinya (Depkes RI ,2007). kebutuhan dasar manusia diantaranya
Menurut data yang diperoleh dari kebutuhan dasar cairan, karena penderita
rekam medis di ruang bedah (Bougenvile) mengalami demam tinggi sehingga
rumah sakitDr. Soegiri Lamongan pada pemenuhan cairan berkurang. Kebutuhan
tahun 2013 dari bulan Januari sampai dasar nutrisi berkurang karena pasien
Desember sebanyak 126 orang (100%) . apendisitis mengalami mual, muntah, dan
Pada tahun 2014, bulan Januari sampai tidak nafsu makan. Kebutuhan rasa nyaman
September terdapat 104 orang (100%) yang penderita mengalami nyeri pada abdomen
menderita apendisitis yang meliputi pasien karena peradangan yang dialami dan
appendicitis akut (86 %). Apendisitis personal hygine terganggu karena penderita
infiltrate (3 %), appendicitis kronis (7%), mengalami kelemahan. Kebutuhan rasa
apendisitis perforasi (4%) yang di rawat aman, penderita mengalami kecemasan
inap dirung bedah RSUD Dr. Soegiri karena penyakit yang dideritanya
Lamongan.Berdasarkan observasi pada (Ellizabeth, 2008).
tanggal 20 Oktober 2014 di ruang bedah Dampak dari operasi apendisitis ada
(Bougenvile), dari 5 pasien(100%) post op beberapa efek samping dari apendisitis yaitu
apendikada 4 pasien (80%)mengalami nyeri radang selaput perut, luka infeksi, infeksi
sedangdan nyeri ringan minimal 1pasien saluran kemih, obstruksi usus, rasa nyeri,
(20%), Hal itumenunjukkan bahwa pasien rasa lelah.
post apendicitis yang mengalami gangguan Dampak nyeri post operasi akan
rasa nyaman nyeri itu cukup tinggi terutama meningkatkan stress post operasi dan
di ruang Bougenvile RSUD Dr. Soegiri memiliki pengaruh negative pada
Lamongan. penyembuhan nyeri. Control nyeri sangat
Faktor yang menyebabkan terjadinya penting setelah operasi, nyeri yang
apendicitis,di antaranyasumbatan lumen dibebaskan dapat mengurangi kecemasan,
appendicitis, hyperplasia jaringan limfe, bernafas lebih mudah dan dalam, dapat
tumor appendicitis, erosi mukosa oleh mentoleransi mobilisasi yang cepat.
cacing askaris dan E.Histolytica. Penelitian Pengkajian nyeri dan kesesuaian analgetik
epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan harus digunakan untuk memastikan bahwa
makanan rendah serat dan pengaruh nyeri pasien post operasi dapat dibebaskan.
konstipasi terhadap timbulnya appendisitis. (Smeltzer dan Bare, 2005).
Konstipasi menaikkan tekanan intrasekal, Dalam penatalaksanaan nyeri biasanya
menyebabkan sumbatan fungsional digunakan manajemen secara farmakologi
apendisitis dan meningkatkan pertumbuhan atau obat-obatan diantaranya yaitu
florakolon. Semuanya ini akan analgesic, macam analgesic sendiri dibagi
mempermudah timbulnya appendisitis akut menjadi dua yaitu, analgesic ringan (aspirin
(Potter and Pery, 2005). atau salisilat, parasetamol, NSAID) dan
Faktor yang dapat mempengaruhi nyeri analgesic kuat (morfin, petidin, metadon).
post operasi apendicitis adalah peran Sedangkan tindakan secara non
keluarga, keluarga dapat mencegah, farmakologi yaitu berupa tekhnik distraksi
menimbulkan, mengabaikan dan perbaikan (tehnik distraksi visual, distraksi
pendengaran, distraksi pernafasan, distraksi hormone kortisol dan adrenalin dalam tubuh
intelektual, imajinasi terbimbing)dan yang mempengaruhi tingkat stress seseorang
relaksasi (nafas dalam, meditasi, pijatan, sehingga dapat meningkatkan konsentrasi
music dan aroma terapi) dan tekhnik dan membuat klien merasa tenang untuk
stimulasi kulit. Tekhnik stimulasi kulit yang mengatur ritme pernafasan menjadi teratur.
digunakan adalah kompresdingin ataupun Hal ini akan mendorong terjadinya
kompres hangat. Tindakan paliatif harus peningkatan kadar PaCO2 dan akan
dilakukan sebelum penggunan obat-obatan, menurunkan kadar pH sehingga terjadi
tinjauan lain selain lebih ekonomis adalah peningkatan kadar oksigen (O2) dalam
kontrol nyeri lebih adekuat dan tidak ada darah (Handerson, 2005)
efek samping (Tamsuri, 2007). Berdasarkan penjelesan di atas penulis
Adapun pengelolaan intesitas nyeri bermaksud melakukan penelitian tentang
pasien post operasi appendisitis meliputi pengaruh tehnik distraksi nafas rimik
latihan nafas dalam, kompres hangat, terapi terhadap penurunan intensitas nyeri pada
masase,pemberian analgesik dan lingkungan pasien post op apendisitis di Rumah Sakit
yang nyaman. Intervensi pengurangan Umum Daerah Dr. Soegiri Lamongan.
intensitas nyeri dilakukan dengan cara nafas
dalam dan kompres hangat yang paling METODE PENELITIAN
efektif banyak digunakan saat ini (Tamsuri,
2007). Desain penelitian yang digunakan dalam
Namun dalam hal ini peneliti akan penelitian ini adalah Pre Eksperimental
melakukan hal yang baru dalam mengatasi dengan pendekatan One Group Pre-Post Test
nyeri yaitu dengan cara melakukan nafas Design, Dalam rancangan ini, tidak ada
ritmik. Yang dimaksud dengan nafas ritmik kelompok pembanding (control), tetapi
adalah bernafas ritmik, anjurkan klien untuk paling tidak sudah dilakukan intervensi
memandang fokus pada satu objek (gambar) pertama (Pre Test) yang memungkinkan
atau memejamkan mata dan melakukan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan
inhalasi perlahan melalui hidung dengan yang terjadi setelah dilakukan eksperimen
hitungan satu sampai empat dan kemudian (Notoatmojo, 2005).
menghembuskan nafas melalui mulut secara Pada penelitian ini sampling yang digunakan
perlahan dengan menghitung satu sampai adalah tehnik simple random sampling.
empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1)
terhadap gambar yang memberi ketenangan, Pasien post op apendisitis yang mengalami
lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola nyeri, 2) Umur 20-50 tahun, 3) Bersedia
pernafasan ritmik (Tamsuri 2007). dilakukan penelitian, 4) Klien kooperatif.
Tehnik distraksi nafas ritmik dipercaya Sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian
dapat menurunkan intensitas nyeri melalui ini adalah: 1) Pasien yang tidak bersedia
mekanisme yaitu dengan tehnik nafas ritmik diteliti. 2) Pasien yang tidak mengalami nyeri.
otot-otot skelet yang mengalami spasme
yang disebabkan oleh peningkatan HASIL PENELITIAN
prostaglandin sehingga terjadi fase dilatasi
pembuluh darah dan akan meningkatkan Data Khusus
aliran darah kedaerah yang mengalami 1) Distribusi nyeri post op apendisitis
spasme dan iskemik, tekhnik nafas ritmik responden sebelum tehnik distraksi
dipercaya mampu merangsang tubuh untuk nafas ritmik.
melepaskan opioid endogen yaitu endorphin Tabel 1 Karakteristik Intensitas Nyeri Pada
dan enkefalit. Pernyataan lain menyatakan Pasien Post Operasi Apendisitis
bahwa penurunan nyeri oleh tekhnik nafas Sebelum Pemberian Tehnik
ritmik disebabkan ketika seseorang Distraksi Nafas Ritmik
melakukan nafas ritmit untuk No Tingkat nyeri F %
mengendalikan nyeri yang dirasakan, maka 1 Sangat Berat 0 0
tubuh akan meningkatkan komponen syaraf 2 Berat Terkontrol 0 0
parasimpatik secara stimulan, maka ini 3 Sedang 30 100
menyebabkan terjadinya penurunan kadar 4 Ringan 0 0
ritmik, pada tingkat nyeri post op apendisitis tetap atau sedang sebanyak 11 pasien
dari 30 pasien yang diteliti, sebagian besar (36,7%).
pasien mengalami penurunan tingkat nyeri Berdasarkan hasil pengujian dengan
post opapendisitis sebanyak 19 pasien wilcoxon sign rank test menggunakan
(63,3%) dan hampir setengah pasien software SPSS dengan =0,05 didapatkan p-
mengalami tingkat nyeri post op apendisitis sign=0,000dimana p-sign < sehingga H0
yang tetap sebanyak 11 pasien (36,7%). ditolak yang artinya terdapat pengaruh
Ini menunjukan bahwa setelah diberikan tingkat nyeri post op pada penderita
tehnik distraksi nafas ritmik terjadi apendisitis sebelum dan sesudah diberikan
perubahan frekwensi yaitu tingkat nyeri post tehnik distraksi nafas ritmik di Ruang
op apendisitis yang pada awalnya seluruhnya Bougenvile RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
sedang sebanyak 30 pasien (100%), Menurut Handerson (2005), tehnik
mengalami penurunan menjadi ringan distraksi nafas ritmik dipercaya dapat
sebagian besar sebanyak 19 pasien (63,3%) menurunkan tingkat nyeri melalui
dan hampir setengah tingkat nyeri post op mekanisme yaitu dengan tehnik nafas ritmik
apendisitis tetap atau sedang sebanyak 11 otot-otot skelet yang mengalami spasme yang
pasien (36,7%) setelah diberikan tehnik disebabkan oleh peningkatan prostaglandin
distraksi nafas ritmik. sehingga terjadi fase dilatasi pembuluh darah
Berdasarkan hasil pengujian dengan dan akan meningkatkan aliran darah
wilcoxon sign rank test menggunakan kedaerah yang mengalami spasme dan
software SPSS dengan =0,05 didapatkan p- iskemik, tekhnik nafas ritmik dipercaya
sign=0,000 dimana p-sign < sehingga H0 mampu merangsang tubuh untuk melepaskan
ditolak yang artinya terdapat pengaruh antara opioid endogen yaitu endorphin dan enkefalit.
tingkat nyeri pada penderita post op Pernyataan lain menyatakan bahwa
apendisitis sebelum dan sesudah dilakukan penurunan nyeri oleh tekhnik nafas ritmik
tehnik distraksi nafas ritmik di Ruang disebabkan ketika sesepasien melakukan
Bougenvile RSUD Dr. Soegiri Lamongan. nafas ritmit untuk mengendalikan nyeri yang
Pemberian tehnik distraksi nafas ritmik dirasakan, maka tubuh akan meningkatkan
dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri komponen syaraf parasimpatik secara
post op apendisitis di ruang bougenvile stimulan, maka ini menyebabkan terjadinya
rumah sakit dr.Soegiri lamongan penurunan kadar hormone kortisol dan
memberikan efek yang bermakna terhadap adrenalin dalam tubuh yang mempengaruhi
penurunan tingkat nyeri post op apendisitis. tingkat stress sesepasien sehingga dapat
meningkatkan konsentrasi dan membuat
3. Mengidentifikasi Pengaruh Tehnik klien merasa tenang untuk mengatur ritme
Distraksi Nafas Ritmik Terhadap pernafasan menjadi teratur. Hal ini akan
Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien mendorong terjadinya peningkatan kadar
Post Operasi Apendisitis Di Ruang PaCO2 dan akan menurunkan kadar pH
Bougenvile RSUD Dr. Soegiri sehingga terjadi peningkatan kadar oksigen
Lamongan (O2) dalam darah.
Berdasarkan uji statistik menunjukan Pembahasan diatas menunjukan bahwa
bahwa pemberian tehnik distraksi nafas pemberian tehnik distraksi nafas ritmik
ritmik meyebabkan penurunan tingkat nyeri mempunyai pengaruh untuk menrunkan
post op apendisitis yang signifikan. Hal ini tingkat nyeri pada penderita post op
dapat dilihat dari tabel diatas. Pada tabel apendisitis di Ruang Bougenvile RSUD Dr.
tersebut tersaji secara jelas dari 30 pasien Soegiri Lamongan.
sebelum diberikan tehnik distraksi nafas
ritmik seluruhnya tingkat nyeri post op
apendisitis sedang sebanyak 30 pasien KESIMPULAN DAN SARAN
(100%), setelah diberikan tehnik distraksi
nafas ritmik dari 30 pasien, sebagian besar 1. Kesimpulan
mengalami penurunan menjadi ringan 1) Seluruh penderita sebelum diberikan
sebanyak 19 pasien (63,3%) dan hampir tehnik distraksi nafas ritmik adalah
setengah tingkat nyeri post op apendisitis penderita nyeri post op apendisitis
sedang.