You are on page 1of 14

LAPORAN RESMI KIMIA ANORGANIK I

KOVALEN SINTESIS

SINTESA DAN ANALISIS SENYAWA CU(II)

Oleh:

Achmad Yoga Chunaifi /652015025

Program Studi Kimia

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

LAPORAN RESMI KIMIA ANORGANIK I


Nama/Nim : Achmad Yoga Chunaifi (652015025)

Kelompok : Siang / 12.00-16.00

TanggalPraktikum : Kamis, 27 Oktober 2016

Judul : Kovalen Sintesis

Sintesa dan Analisis Senyawa Cu(II)

DASAR TEORI

Tembaga adalah unsur kimia yang diberi lambang Cu (Latin: cuprum) dalam suatu
Sistem Periodik Unsur (SPU) tembaga termasuk dalam golongan 11dan menempati posisi
dengan nomor atom (NA) 29 dan mempunyai bobot atom (BA) 63,546. Tembaga, perak dan
emas disebut logam koin karena dipakai sejak lama sebagai uang dalam bentuk lempengan
(koin).Hal ini disebabkan oleh logam ini tidak reaktif, sehingga tidak berubah dalam waktu yang
lama.Tembaga adalah logam berdaya hantar listrik tinggi, maka dipakai sebagai kabel listrik.
Tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3
sehingga tembaga larut dalam HNO3 .

(Ranawijaya, 1985)

Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif.
+
Cu mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini bukan
berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada keadaan bagaimana
mereka ditemukan, yaitu jika kita mencoba membuat (Cu+) cukup banyak pada larutan air,
Cu2+ akan berada pada jumlah banyak (sebab konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan
pangkat dua dari Cu+. Disproporsionasi akan menajdi sempurna. Di lain pihak jika Cu+ dijaga
sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu2+ sangat kecil
dan tembaga (I) menjadi mantap .

(Keenan, 1984)

Tembaga (II) sulfat mempunyai banyak kegunaan di bidang industri diantaranya untuk
mebuat campuran Bordeaux (sejenis fungisida) dan senyawa tembaga lainnya. Senyawa ini juga
digunakan dalam penyepuhan dan pewarnaan tekstil serta sebagai bahan pengawet kayu. Bentuk
anhidratnya digunakan untuk mendeteksi air dalam jumlah kelumit. Tembaga sulfat juga dikenal
sebagai vitriol biru.

Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru, CuSO4.5H2O triklini.


Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 1100 C dan yang ke lima pada 1500C membentuk
senyawa anhidrat berwarna putih. Pentahidrat ini dibuat dengan mereaksikan tembaga (II) oksida
atau tembaga (II) karbonat dengan H2SO4 encer, larutannya dipanaskan hingga jenuh dan
pentahidrat yang biru mengkristal jika didinginkan. Pada skala industri, senyawa ini dibuat
dengan memompa udara melaluicampuran tembaga panas dengan H2SO4 encer. Dalam bentuk
pentahidrat, setiap ion tembaga (II) dikelilingi oleh empat molekul air pada setiap sudut segi
empat, kedudukan kelima dan keenam dari oktahedral ditempati oleh atom oksigen dari anion
sulfat, sedangkan molekul air kelima terikat oleh ikatan hidrogen.

(Svehla, 1985)

Salah satu sifat dari logam tembaga yaitu tembaga tidak larut dalam asam yang bukan
pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3.

3Cu(s) + 8H+(aq) + 2NO3-(aq) 3Cu2+(aq) + 2NO(g) + 4H2O

Logam tembaga dibuat dari tembaga sulfida (Cu2S) yang dioksidasi dengan oksigen.

Cu2S + 2O2 2CuO + SO2

2CuO + Cu2S SO2 + 4Cu

Garam tembaga dalam larutan berwarna biru pucat, karena membentuk ion Cu(H2O)42+.
Jika larutan ini ditambah amonia akan menghasilkan ion Cu(NH3)42+yang berwarna biru pekat.
Senyawa CuCl2, Cu2Br2, Cu2I2 sukar larut dalam air dengan Ksp masing-masing 1,9.10-7, 5.10-9,
dan 1.10-12. Senyawa Cu2O dan Cu2S dapat dibuat langsung dari unsurnya pada suhu tinggi.
Kedua senyawa ini cenderung nonstoikiometrik karena dapat pula sebagian membentuk CuO dan
CuS.

(Keenan, 1984)

Gravimetri merupakan analisis suatu zat dengan cara penimbangan serta pengendapan. Suatu
metode gravimetri untuk analisis biasanya didasarkan pada suatu reaksi kimia seperti : aA + rR
AaRr.

Dimana a molekul analit A, bereaksi dengan r molekul analit R. Produknya AaRr, biasanya
berupa zat yang sangat sedikit larut, yang dapat ditimbang dalam keadaan demikian setelah
proses pengeringan atau yang dapat dipanaskan menjadi senyawa lain yang susunannya
diketahui, kemudian ditimbang.

Jadi, langkah-langkah pada gravimetri yaitu :

1. Melarutkan zat, larutan harus jernih dan homogen.


2. Mengendapkan dengan pereaksi sedikit demi sedikit

3. Pencucian endapan

4. Penimbangan hasil endapan. (tim kimia analitik.2012:23)

Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling sederhana
dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Kesederhanaan itu jelas kelihatan karena
dalam gravimetri jumlah zat ditentukan dengan menimbang lansung massa zat yang dipisahkan
dari zat-zat lain. (Rivai.1995)

Analisis titrimetri atau analisa volumetri adalah analisa kuantitatif dengan mereaksikan
suatu zat yang dianalisis dengan larutan standar (standar) yang telah diketahui konsentrasinya
secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung secara
kuantitatif.Analisa titrimetri merupakan satu bagian utama kimia analisis dan perhitungannya
berdasarkan hubungan stoikiometri sederhana dari reaksi-reaksi kimia.aA + tT produk
dimana a molekul analit A, bereaksi dengan t molekul reagensia T. Reagensia T disebut titran,
ditambahkan sedikit-demi sedikit, biasanya dari dalam buret. Larutan dalam buret bisa berupa
larutan standar yang konsentrasinya diketahui dengan cara standarisasi ataupun larutan dari zat
yang akan ditentukan konsentrasinya. Penambahan titran diteruskan sampai jumlah T yang
secara kimia setara atau ekuivalen dengan A, maka keadaan tersebut dikatakan telah mencapai
titik ekuivalensi atau disingkat TE dari titrasi itu.

TUJUAN

1. Menentukan yield kristal natrium tiosulfat-5-hidrat


2. Menentukan kadar ammonia dalam kristal.
3. Menentukan nilai x dan y dari nilai absorbance

ALAT, BAHAN DAN METODE

Cawan petri Kaca arloji


Kertas saring
Beaker glass CuSO45 H2O
Pipet ukur Aquades
Spatula Amonia pekat
Corong Etanol 95%
NH4OH pekat (15M)



Metode

E.

1. Ditimbang 10 gram CuSO4.5H2O, dimasukkan kedalam beacker 250ml

2. Tambahkan 10-15 ml aquades dan diaduk hingga larut

3. Dilakukan pemanasan sebentar untuk melarutkan CuSO4.5H2O

4. Ditambahkan 20 ml ammonia pekat, diaduk pelan-pelan hingga larut semua

5. Dibiarkan 1 menit, lalu ditambahkan 20 ml etanol 96% secara perlahan diaduk dan
dibiarkan pada suhu ruang

6. Dalam beacker tersebut dituang sebanyak 30 ml larutan yang terdiri dari 15 ml NH4OH
pekat 15M dan 15 ml etanol 96%, dicampur dengan baik

7. Disaring dengan kertas saring

8. Dibilas dengan campuran etanol-amonia (1:1) sebanyak 10 ml

9. Dibilas dengan etanol 96%, lalu dibilas dengan aseton beberapa kali

10. Kristal dibiarkan mengering, dibiarkan semalam dan ditimbang residu kristal

F. Analisis Sulfat secara Gravimetri

1. Ditimbang 1 gram kristal yang telah diperoleh dan dimasukkan kedalam 100 ml beacker

2. Kristal dilarutkan dalam 10 ml HNO3 6M

3. Ditambahkan 5-6 Pb Ac tetes demi tetes sampai mengendap sempurna

4. Disaring dengan kertas saring yang telah diketahui massanya dan endapan yang masih
tertinggal dibeacker dibilas dengan aseton

5. Dibiarkan mengering semalam didalam oven

6. Lalu dimasukkan kedalam desikator 5-10 menit

7. Endapan yang diperoleh ditimbang

G. Analisis Volumetrik Amonia

1. Ditimbang 0,1 gram kristal yang terbentuk dan dimasukkan kedalam labu ukur 100ml

2. Ditambahkan aquades sampai garis tera dan dihomogenkan

3. Diambil 10 ml larutan dengan pipet volume dimasukkan kedalam erlenmeyer

4. Ditambahkan 2 tetes indikator Metil Orange

5. Dititrasi dengan HCl standar (0,1M) hingga warna merah muda

6. Titrasi dilakukan secara triplo

7. Kadar ammonia dalam kristal dihitung

H. Analisis Ion Cu pada Kristal secara Spektrofotometri

Analisis terakhir dengan metode spektrofotometri karena senyawa kupri akan menyerap
cahaya pada daerah visible dengan maksimum panjang gelombang pada 645 nm.

1. Dilarutkan 1 gram kristal dengan aquades dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml,
ditambah aquades sampai garis tera dan dihomogenkan

2. Diambil 5 ml larutan dimasukkan kedalam tabung reaksi

3. Diukur pada spektrofotometer pada panjang gelombang 645 nm

4. Diukur absorbance dengan blanko aquades

5. Jika nilai absorbance lebih dari 1, maka dilakukan pegenceran

6. Hasil yang diperoleh dimasukkan dalam rumus linier regresi

y= 2,93x + 0,018

sehingga dapat diketahui molaritas (M) dari CuSO4

7. Setelah semua persentase komponen diketahui maka rumus molekul dapat diketahui
dengan membaginya dengan 100

massa komponen
% massa = total massa komponen x 100%

HASIL

E.

Massa kertas saring + cawan = 78,22 gram

Massa kertas saring + endapan + cawan = 87,49 gram

Massa endapan = 13,27 gram

9,27
% yield = 10 x 100%

= 92,7 %

F. Analisis Sulfat secara Gravimetri

Massa kristal = 1 gram

Massa kertas saring + cawan = 40,66 gram

Massa endapan = 0,64 gram

0,64
% yield = 1 x 100%

= 64 %

G. Analisis Volumetri Amonia

Massa kristal = 0,1 gram

Dilarutkan dalam 100 ml aquades

Titrasi HCl
I
I II I
I

(
m
l
)
Awal 2
0 1
Akhir 2
0, 1, ,
7
Ditambahkan 0
0, 0, ,
7
0,7+0,7+ 0,7 2,1
Rata-rata = 3 = 3 = 0,7 ml

H. Analisa Ion Cu pada Kristal secara Spektrofotometer

Massa kristal = 1 gram

Diencerkan dengan 100 ml aquades

Absorbance = 0,147

PEMBAHASAN

Dalam percobaan kali ini yaitu tentang Sintesa dan Analisis Senyawa Cu(II).
Pertama kita melakukan percobaan sintesa CU(II) untuk mendapatkan kristal terlebih dahulu.
Ditimbang 10 g CuSO45 H2O,dan ditamabah 10-15ml aquades lalu dimasukkan didalam beaker
glass dan diaduk hingga larut. Pada saat diaduk CuSO 45 H2O sukar larut didalam air,kemudian
dipanaskan larutan dan diaduk sampai CuSO45 H2O larut didalam air. Pemanasan digunakan
untuk mempercepat proses kelarutan CuSO45 H2O dalam air.Kemudian ditambahkan ammonia
pekat. Larutan ammonia yang berfungsi sebagai penyedia ligan,dengan Kristal CuSO4.5H2O
yang berfungsi sebagai penyedia atom pusat, diencerkandengan aquadest dimana H2O ini
sebagai pengkompleks Cu2+ yang kemudian ligan H2O inidiganti oleh NH3 karena NH3 sebagai
ligan kuat yang dapat mendesak ligan netral H2O sehingga warnanya berubah dari biru menjadi
biru tua.
Adapun reaksinya :
CuSO4 5 H2O + (NH4)2 SO4 + H2O CuSO4 (NH4)2 SO4 . 6 H2O
Larutan campuran ditambah 20ml etanol dan diaduk pelan-pelan. Penambahan
etanol digunkan untuk membentuk kristal dari senaywa kompleks polar dan kadar etanol akan
meningkat yang menyebabkan tingkat kelarutan menurun. Larutan campuran diatas kemudin
disaring menggunakan kertas saring dan dibilas dengan 10ml larutan campuran NH4OH pekat
dan etanol 95% dan dibilas kembali dengan aseton.
Hasil dari percobaan diatas sebagai berikut:

Massa kertas saring + cawan = 78,22 gram

Massa kertas saring + endapan + cawan = 87,49 gram

Massa endapan = 13,27 gram

9,27
% yield = 10 x 100%

= 92,7 %

Analisis Sulfat secara Gravimetri

Dalam percobaan ini yaitu tentang Analisis Sulfat secara Gravimetri. Gravimetri
merupakan metode analisis kuantitatif suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara
pengukuran berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Terlebih
dahulu ditimbang 1 gram kristal yang telah diperoleh dan dimasukkan kedalam 100 ml beacker.
Kemudian kristal dilarutkan dalam 10 ml HNO3 6M. larutan HNO3 ini berfungsi agar endapan
terbentuk sempurna. Dalam penambahan HNO3 terjadi reaksi oksidasi sehingga ca,puran larutan
larut dalam HNO3.(Keenan 1984) Kemudian ditambahkan 5-6 Pb Ac tetes demi tetes sampai
mengendap sempurna. Disaring dengan kertas saring dan aseton dibiarkan mengering semalam.
Dimasukkan kedalam oven semalam, lalu dimasukkan kedalam desikator. Lalu endapan yang
diperoleh ditimbang.

Massa kristal = 1 gram

Massa kertas saring + cawan = 40,66 gram

Massa endapan = 0,64 gram

0,64
% yield = 1 x 100%

= 64 %
Analisis Volumetri Amonia

Dalam percobaan ini yaitu tentang analisis volumetric amonia,volumetri merupakan


analisa kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan standar
(standar) yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan reaksi antara zat yang
dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung secara kuantitatif. Terlebih dahulu
ditimbang 0,1 gram kristal yang terbentuk dan dimasukkan kedalam labu ukur 100ml lalu
ditambahkan aquades sampai garis tera dan dihomogenkan. Dari larutan tersebut diambil
10 ml larutan dengan pipet volume dimasukkan kedalam erlenmeyer. Ditambahkan 2
tetes indikator Metil Orange. Fungsi dari indikator adalah untuk mengatahui titik akhir
titrasi. Lalu larutan tersebut dititrasi dengan HCl standar (0,1M) hingga menjadi warna
merah muda. Setelah dilakukan titrasi didapatkan hasil untuk menghitung kadar ammonia
dalam kristal.

VtxNxBExV 1 x 100
Kadar = WxV 2

0,7 x 0,1 x 17 x 100 x 100


Kadar = 100 x 10

Kadar = 11,19 %

Analisa Ion Cu pada Kristal secara Spektrofotometer

Dalam percobaan kali ini yaitu analisa ion Cu pada Kristal secara spektrofotometer
dengan digunakan metode spektrofotometri. Metode spektrofotometri adalah suatu metode
analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan
berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma
atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. (Harjadi, 1990)

Dalam percobaan ini, terlebih dahulu dilarutkan 1 gram kristal dengan aquades
dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml, ditambah aquades sampai garis tera dan dihomogenkan.
Dari larutan tersebut diambil 5 ml larutan dimasukkan kedalam tabung reaksi. Lalu dilakukan
pengukuran pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 645 nm. Blanko yang digunakan
adalah blanko aquades. Diukur absorbance dengan blanko aquades. Jika nilai absorbance lebih
dari 1, maka dilakukan pegenceran. Hasil absorbance dari percobaan kali ini yaitu 0,147. Hasil
yang diperoleh dimasukkan dalam rumus linier regresi:

y = 2,93x + 0,018
0,147= 2,93x + 0,018

0,129=2,93x

x = 0,0440

KESIMPULAN

1. Pada prosedur ( E ) yield yang didapat :

9,27
% yield = 10 x 100%

= 92,7 %

Pada Analisis Sulfat secara Gravimetri yield yang didapat :

0,64
% yield = 1 x 100%
= 64 %

VtxNxBExV 1 x 100
2. Kadar = WxV 2
0,7 x 0,1 x 17 x 100 x 100
Kadar = 100 x 10

Kadar = 11,19 %

3. y = 2,93x + 0,018
0,147= 2,93x + 0,018
0,129=2,93x
x = 0,0440

jadi nilai x= 0,0440 dan y=0,147

LAMPIRAN

Laporan Sementara

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Spektrofotometer, (online),


(http://roheemar.wordpress.com/2012/02/28/spektrofotometer/ diunduh 20 Sepetember
2012 pkl.16.14)
Anonim, 2011. Cara pengoperasian Spektronic-20, (online), (http://cheme-
learning.blogspot.com/2011/08/praktikum-kimia-analitik-instrumen-cara_30.html
diunduh 20 Sepetember 2012 pkl.16.19)

Arsyad dan M. Natsir. 2001. Kamus Kimia: Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta:
Gramedia

Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta: Kalman Media Pustaka

Arifin. 2010. Penuntun Kimia Anorganik II. Universitas Haluoleo. Kendari

Firdaus, Ikhsan. 2009. Pengertian Senyawa Kompleks. http://www.chem-is-try.org.


Diakses pada 9 November 2009

Cotton, Wilkinson, 1989. Kimia Anorganik Dasar I. Universitas Indonesia. Jakarta

Achmad, H. (2001). Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: PT. Citra Aditya Bkti.

Svehla, G. vogel. (1985). Analisis Anorganik Kualtatif Makro Dan Semimikro. Jakarta:
PT.Kalman Media Pustaka.

Vogel 2. (1985). analisis anorganik kualitatif. jakarta: pt. kalman media pustaka.

You might also like