You are on page 1of 5

ANALISA SINTESA PEMERIKSAAN EKG

DI INSTALANSI GAWAT DARURAT RSUD UNGARAN

Nama klien : Tn. S ( 68 tahun )


Diagnosa Medis : Angina pectoris
No register : 274351
Tanggal : 28 Januari 2015

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


Diagnosa keperawatan: Nyeri dada berhubungan dengan iskemia otot jantung akibat
penurunan suplay O2.
DS:
Klien mengeluh nafasnnya sesak
Klien mengeluh nyeri dada dan ulu hati
Klien mengatakan nyeri tiba-tiba
P : nyeri akibat gangguan jantung
Q : nyeri terasa di tusuk pisau
R : dadadan ulu hati
S : skala nyeri 6
T : nyeri terasa terus menerus

DO:
TD : 140/90 mmHg
N : 105 x/menit
T : 370C
RR : 24 x/menit
Klien terbaring di tempat tidur dan tampak lemah

Dasar pemikiran
Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat
sementara atau reversibel. Chest pain adalah adalah rasa sakit akibat terjadinya iskemik
miokard karena suplai aliran darah koroner yang pada suatu saat tidak mencukupi untuk
kebutuhan metabolisme miokard. Kekurangan oksigen di dalam sirkulasi (hipoksemia)
menyebabkan oksigen di dalam sel menurun, maka akan terjadi metabolisme anaerob
yang menghasilkan asam laktat yang berlebihan. Asam laktat yang berlebihan di dalam
otot jantung akan menimbulkan rasa nyeri. Dispepsia merupakan salah satu gangguan
pada saluran penceranaan, khususnya lambung. Dispepsia dapat berupa rasa nyeri atau
tidak enak di perut bagian tengah keatas. Rasa nyeri tidak menentu, kadang menetap atau
kambuh. Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux.
Jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju esofagus
(saluran muskulo membranosa yang membentang dari faring ke dalam lambung). Hal ini
menyebabkan nyeri di dada.

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Pemeriksaan EKG 12 Lead
a. Sandapan I : merekam beda potensial antara tangan kanan dengan tangan kiri,
dimana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan (+).
b. Sandapan II : merekam beda potensial antara tangan kanan dengan kaki kiri,
dimana tangan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+).
c. Sandapan III : merekam beda potensial antara tangan kiri dengan kaki kiri, dimana
tangan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+).
d. Sandapan aVR : merekam potensial listrik pada tangan kanan, dimana tangan kanan
(+), tangan kiri dan kaki membentuk elektroda indeferen.
e. Sandapan aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri, dimana tangan kiri (+),
tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indiferen.
f. Sandapan aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri, dimana kaki kiri (+), tangan
kanan dan tangan kiri membentuk elektroda indiferen.

3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Menggunakan EKG 12 Lead
d. Memberikan posisi nyaman pada klien
e. Memasang sandapan dengan benar dan diberi jeli.
f. Klien jangan menyentuh benda yang dapat menimbulkan medan listrik
g. Klien sedang tidak diperiksa
h. Klien tenang, tidak batuk, tidak gelisah
i. Persiapan setting alat EKG

4. Analisa tindakan keperawatan


Pemeriksaan EKG bertujuan untuk mengetahui gelombang listrik jantung sehingga
dapat diketahui adanya system hantaran, gangguan irama, area jantung yang mengalami
gangguan irama dan area jantung yang mengalami gangguan lainnya. Dengan
dilakukannya pemeriksaan EKG maka dapat diketahui bagian jantung yang mengalami
kelainan.
Perekaman EKG 12 lead pada pasien dengan chest pain selama episode nyeri akan
tergambar takhikardi/disritmia, T inverted, ST elevasi/depresi dan gambaran Q patologis.
Sedangkan pada pasien angina pectoris akan ada gambaran depresi pada segmen ST dan
terlihat gelombang T terbalik. Namun, EKG sering kali didapatkan kesan normal bila
dilakuka pada waktu tidak timbul serangan.

5. Bahaya yang Mungkin Muncul


Jika pemasangan EKG tidak tepat dan benar, akan mendapatkan hasil interpertasi rekam
jantung yang salah dalam menegakkan diagnose.

6. Hasil yang di dapat dan maknanya


S:
Klien masih mengeluh nyeri
P : nyeri akibat gangguan jantung
Q : nyeri terasa di tusuk pisau
R : dadadan ulu hati
S : skala nyeri 6
T : nyeri terasa terus menerus
O:
TD : 140/90 mmHg
N : 105 x/menit
A: Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi lain dan pantau terus hasil pemeriksaan EKG.

7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di atas
Observasi tanda-tanda vital
Pemasangan infus
Cek GDS dan lab
Observasi gambaran dan faktor-faktor yang memperburuk nyeri.
Pertahankan tirah baring dan berikan posisi semi fowler
Ciptakan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung bila perlu.
Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi.
Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
Berikan makanan lembut dan biarkan klien istirahat 1 jam setelah makan.

8. Evaluasi Diri
Tindakan ini dilakukan sesuai prosedur dan prinsip dengan benar. Pemasangan EKG
dengan benar akan mendapatkan hasil interpertasi yang benar dalam menegakkan suatu
diagnosa. Pemasangan EKG diobservasi apakah tepat memasang elektroda pada
ekstremitas atas dan bawah serta bagian dada V1-V6. Pemasangan EKG ditandai dengan
menuliskan nama, usia, No.CM, dan jam pemasangan EKG dihasil EKG (kertas EKG
yang dihasikan).

9. Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, 2002, EGC,
Jakarta.
Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC, Jakarta.
Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC, Jakarta
Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta

ANALISA SINTESA PEMERIKSAAN EKG PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA


MEDIS ANGINA PECTORIS DI IGD RSUD UNGARAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase Kegawatdaruratan

Oleh:

Ismiatun

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2016

You might also like