You are on page 1of 3

Tugas 1 Ilmu Perundang-undangan

Ronaldo Pasaribu, NIM : 021130203

1. Jelaskan apa saja yang dipelajari dalam Ilmu Perundang-Undangan!

Sebelum mengetahui apa saja yang dipelajari dalam Ilmu Perundang-undangan (IP),
terlebih dahulu perlu diingat bahwa IP seperti dinyatakan oleh Burkhardt Krems
(Professor ahli IP dari Jerman) merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan
Perundang-undangan (Gesetzgebungswissenschaft) atau science of legislation
(wetgevingswetenschap) yaitu ilmu interdisipliner (gabungan dari berbagai
pengetahuan) yang mempelajari tentang pembentukan peraturan negara.
Selain IP, cabang ilmu dari Ilmu Pengetahuan Perundang-undangan (IPP) adalah Teori
Perundang-undangan (TP), sehingga IPP terdiri dari :

a. Teori Perundang-undangan (Gesetzgebungstheorie) yaitu ilmu interdisipliner yang


bersifat kognitif dan berorientasi untuk mencari kejelasan dan kejernihan makna atau
pengertian tentang peraturan Perundang-undangan.
b. Ilmu Perundang-undangan (Gesetzgebungslehre)) yaitu ilmu interdisipliner yang
bersifat normative dan berorientasi dalam melakukan perbuatan dalam hal
pembentukan peraturan Perundang-undangan yang terbagi dalam 3 bagian yaitu :
i. Proses Perundang-undangan (Gesetzgebungsverfahren)
ii. Metode Perundang-undangan (Gesetzgebungsmethode)
iii. Teknik Perundang-undangan (Gesetzgebungstechnik)

Dengan demikian Ilmu Perundang-undangan (IP) mempelajari pembentukan peraturan


Perundang-undangan yang dimulai dari peristilahan (terminology atau glossary)
dan ruang lingkup undang-undang, norma hukum, norma hukum dalam
negara, sistem norma hukum di suatu negara yang dalam hal ini adalah
Indonesia, hierarki peraturan Perundang-undangan , lembaga negara dan
lembaga pemerintah baik sebelum maupun sesudah perubahan UUD 1945,
jenis peraturan Perundang-undangan, fungsi peraturan Perundang-undangan,
materi muatan dan asas-asas pembentukan peraturan Perundang-undangan.

2. Jelaskan perbedaan yang dimiliki oleh norma hukum dibanding dengan norma lainnya!.

Norma atau kaidah adalah tata-cara berperilaku seseorang terhadap orang lain atau
terhadap/dalam lingkungannya yang di masyarakat Indonesia berlaku norma adat,
norma moral/kesopanan/kesusilaan, norma agama dan norma hukum.

Perbedaan antara norma hukum dengan norma lainnya :

Norma Hukum Norma Lainnya


1. Berlaku bagi seluruh masyarakat Berlaku bagi masyarakat yang
dalam suatu negara yang berarti menjalankan norma tersebut seperti adat
norma hukum tidak membedakan Minang bagi orang Minang, agama Hindu
individu dari gender, suku, adat dan bagi pemeluk Hindu. Sebagai contoh
agama. Contoh semua orang yang bagi pemeluk agama Hindu Bali dilarang
mengendarai kendaraan bermotor makan daging sapi atau adat Minang
harus memiliki SIM (Surat Ijin memakai garis ibu/perempuan
Mengemudi) sesuai dengan jenis dan (matrilineal) dalam urusan warisan
golongan kendaraannya. keluarga.
2. Bersifat heteronom artinya aturan Bersifat otonom artinya aturan
berperilaku yang dari luar individu berperilaku yang berasal dari individu itu
yaitu aturan negara seperti harus sendiri seperti norma adat perkawinan
memiliki SIM (surat ijin mengemudi) Minang yang meminang pria oleh wanita
jika akan mengendarai kendaraan sedangkan adat perkawinan Jawa yang
bermotor. Dalam hal ini tindak meminang adalah pria terhadap wanita.
perilaku diatur dari luar diri individu Dalam hal ini tindak perilaku muncul dari
(heteronom). dalam diri individu (otonom).
3. Dapat dilekati dengan sanksi pidana Tidak dapat dilekati dengan sanksi
maupun sanksi fisik. Misalnya pidana maupun sanksi fisik. Jika adat
berkendaraan tidak memiliki SIM perkawinan baik Minang atau Jawa tidak
akan ditahan kendaraannya. dilakukan maka tidak ada sanksi pidana
atau fisik yang ada hanya rasa malu atau
tidak pantas bagi individu yang
mengalaminya.
4. Sanksi pidana atau sanksi pemaksa Sanksi dating dari diri sendiri seperti rasa
dilaksanakan oleh apparat negara. malu atau perasaan bersalah.
Misal pelaksana penerapan sanksi
adalah polisi lalu-lintas terhadap
orang-orang yang mengendarai
kendaraan tanpa memiliki SIM

3. Jelaskan hierarki norma yang berjenjang dan contohnya di Indonesia!

Yang dimaksud dengan hierarki norma yang berjenjang adalah norma itu berlaku,
bersumber dan berdasar pada norma yang diatasnya dan seterusnya sampai pada suatu
norma yang menjadi dasar dari semua norma yang dibawahnya yang disebut norma
dasar (grundnorm) begitu juga sebaliknya yaitu norma dasar selalu menjadi dasar dari
norma yang dibawahnya dan seterusnya sampai ke bawah. Norma Dasar ini tidak bisa
berubah karena merupakan norma dengan hierarki tertinggi sehingga kalau berubah
maka berubah semua norma-norma yang ada dibawahnya yang pada akhirnya merubah
perilaku masyarakat yang meyakini dan melaksanakannya dengan kata lain masyarakat
tersebut sudah berganti acuan normanya.

Teori hierarki norma yang berjenjang ini dikemukakan oleh Hans Kelsen yang disebut
Stufenbau des recht atau Teori Jenjang Norma.

Contoh di Indonesia hierarki norma hukum adalah sebagai berikut :

Di Indonesia yang dimaksud Norma Dasar adalah Pembukaan UUD 45 yang berisikan
Pancasila dan cita-cita luhur bangsa Indonesia yang dalam perjalanan sejarahnya
hingga kini lebih sering dipahami dan disebut sebagai Pancasila.

Hierarki dibawahnya Norma Dasar yang di Indonesia adalah Pancasila mengikuti apa
yang dimuat sesuai dengan Pasal 7 ayat 1 UU No. 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan maka jenjang/hierarki perundang-
undangan adalah sbb :

1) UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945


2) Ketetapan MPR
3) Undang-undang/Peraturan Pemerintah pengganti Undang-undang
4) Peraturan Pemerintah
5) Peraturan Presiden
6) Peraturan Daerah Provinsi
7) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

You might also like