Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan meliputi tujuan umum dan tujuan khusus
1. Tujuan umum
Untuk mempelajari dan memahami dari asuhan keperawatan anak
dengan thalasemia
2. Tujuan khusus
Mahasiswa dapat melakukan:
a) Mengumpulkan data dasar secara subbjektif dan objektif pada
anak dangan thalasemia
b) Melakukan interpertasi data anak dengan thalasemia.
c) Menetapkan diagnosis potensial dan antisipasi yang harus
dilakukan perawat pada anak dangan thalamesia
d) Menetapkan kebetuhan/tindakan segera konsultasi, kolaborasi,
merujuk pada anak dengan thalasemia.
e) Menetapkan asuhan keperawatan anak dangan thalasemia.
f) Menetapkan pelaksanaan tindakan umtuk anak dengan thalasemia.
g) Menetapkan evaluasi evktifitas asuhan yang diberikan dan
perbaiki tindakan yang di pandang perlu
1.3 Manfaat
1. Teoritis
Kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk menambah
wawasan tentang kasus thalasemia.
2. Aplikatif
a) Institusi
Hasil studi ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan penanganan kasus
thalasemia
b) Profesi
Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan pada kasus thalasemia
c) Klien dan masyarakat
Untuk mendapatkan asuhan keperawatan yang sesuai dengan teori
BAB II
KONSEP MEDIK
2.1 Definisi
a. Talasemia Minor
b. Talasemia Mayor
c. Talasemia Intermedia
2.3 Etiologi
Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan
secara resesif. Ditandai oleh definisi produksi globin pada hemoglobin. Dimana
terjadi kerusakan sel darah merah dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit
menjadi pendek (kurang dari seratus hari). Kerusakan tersebut karena hemoglobin
yang tidak normal (hemoglobinopatia).
2.4 Patofisiologi
Penyakit thalasemia di sebabkan oleh adanya kelainan/perubahan Hemoglobin
paska kelahiran yang normal, terdiri dari dua rantai alpa dan beta polipeptide.
Dalam beta thalasemia ada penurunan sebagian atau keseluruhan dalam proses
sintesis molekul hemoglobin rantai beta. Konsekuensinya adanya peningkatan
compensatori dalam proses pensintesisan rantai alpa dan produksi rantai gamma
tetap aktif, dan menyebabkan ketidak sempurnaan formasi hemoglobin. Polipeptid
yang tidak seimbang ini sangat tidak stabil, mudah terpisah dan merusak sel darah
merah yang dapat menyebabkan anemia yang parah. Untuk menanggulangi proses
hemolitik, sel darah merah dibentuk dalam jumlah yang banyak, atau setidaknya
bone marrow (dilakukan dengan terapi transfusi).
2.6 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medic
2. Penatalaksanaan non medic
2.7 Pemeriksaan Penunjang
A. Darah Tepi:
a) Hb, gambaran morfologi eritrosit
b) Retikulosit meningkat
B. Sumsum tulang (tidak menentukan diagnosis)
C. Pemeriksaan khusus:
a) Hb F meningkat : 20%-90% Hb total
b) Elektroforesis Hb: hemoglobinopati lain dan mengukur dan kadar
Hb F.
c) Pemeriksaan pedigree : kedua orangtua pasien thalasemia mayor
merupakan trait (carrier) dengan Hb A2 meningkat (>3,5 % dari
Hb total)
D. Pemeriksaan lain:
a) Foto Ro tulang kepala: gambaran hair or end, korteks menipis,
diploe melebar dengan trabekula tegak lurus pada korteks.
b) Foto tulang pipih dan ujung tulang panjang: perluasan sumsum
tulang sehingga trabekula tampak jelas.
2.8 Komplikasi
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
A. Pengumpulan data
1. Anamnesa
a) Identitas
b) Riwayat penyakit sekarang
c) Pola fungsi kesehatan
- Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
- Pola tidur dan istirahat
- Pola aktivitas
- Pola hubungan dan peran
- Pola sensorik dan kognitif
- Pola penanggulangan stres
- Pola tata nilai dan kepercayaan
2 Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan fisik
1) Status kesehatan umum
2) Integumen
3) Kepala dan leher
4) Torax dan paru
5) Abdomen
6) Kaji adanya tanda-tanda anemia, pucat, lemah, sesak nafas,
hipoksia, nyeri tulang dan dada, menurunya aktivitas, anoreksi
apistaksis berulang.
b) Pengkajian psikososial
1) Anak: perkembangan psikososial, kemampuan beradaptasi
dengan penyakit, mekanisme koping yang digunakan.
2) Keluarga: respon emosional keluarga, koping yang digunakan
keluarga, penyesuaian keluarga terhadap stress
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Intoleransi aktivitas
3. Gangguan citra tubuh
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
5. Resiko infeksi
6. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
7. Defisiensi pengetahuan