You are on page 1of 45

Ujian Kompetensi

Mahasiswa Program Profesi Dokter


(UKMPPD CBT)

Panitia Pembekalan UKMPPD


Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Bismillahirrahmanirrahiim

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang ada pada suatu kaum,
hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri (QS 13:11)

Rabbi zidni ilma warzuqni fahma

Allahumma laa sahla illa maa jaaltahu sahlan wa Anta tajalul hadzna idzaa syita sahlan

2 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


DAFTAR ISI

Set 1 Kardiologi................................................................................................................... 4

Set 2 Pulmonologi .............................................................................................................. 8

Set 3 Endokrinologi ............................................................................................................ 12

Set 4 Nefro-urologi ............................................................................................................. 15

Set 5 Gastroentero Hepatologi........................................................................................... 17

Set 6 Tropik Infeksi ............................................................................................................ 19

Set 7 Hematologi & Rheumatologi ..................................................................................... 21

Set 8 Obstetri Ginekologi.................................................................................................... 23

Set 9 Pediatri ...................................................................................................................... 26

Set 10 Mata & THT ............................................................................................................. 29

Set 11 Neurologi ................................................................................................................. 32

Set 12 Psikiatri .................................................................................................................... 34

Set 13 Public Health............................................................................................................ 36

Set 14 Bedah ....................................................................................................................... 39

Set 15 Bioetika & Forensik.................................................................................................. 41

Set 16 Kulit dan Kelamin .................................................................................................... 43

3 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


SET
KARDIOLOGI
1 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU

HIPERTENSI
JNC 8 Hipertensi
Normal : <120 dan <80
Prehipertensi: 120-139, atau 80-89
HT stage 1: 140-159, atau 90-99
HT stage 2: 160, atau 100
HT urgensi: turunkan TD dlm satuan jam hari dengan obat oral
HT emergensi: turunkan TD 25% MAP dalam 30-60 menit dengan obat IV
Obat Hipertensi
1st line hipertensi: Thiazide, observasi 1 bulan, jika tidak respon dapat dikombinasikan dengan Ace inh/ARB atau
CCB
HT + DM Ace inh / ARB
HT+ CKD Ace inh / ARB
HT + proteinuria ACE inh / ARB
HT + BPH alfa 1 bloker (Prazosin, tamsulosin,doxazosin)
HT + edema paru Furosemide
HT + post MCI beta blocker (pasien MCI, sebisa mungkin HR jangan tinggi agar oxygen demand tidak >>>)
HT + kehamilan metildopa atau nifedipin
Perbedaan JNC 7 dengan JNC 8
Target tekanan darah pada usia di atas/sama dengan 60 tahun adalah 150/90 mmHg
Target tekanan darah pada usia di bawah 60 tahun adalah 140/90 mmHg, termasuk pasien mengalami
komorbid DM atau gagal ginjal

PENYAKIT JANTUNG KATUP


Langkah pertama: perhatikan jenis murmur (sistole atau diastole)
Langkah kedua: perhatikan lokasi murmur
Jembatan Keledai:
MISA-S (murmur Sistolik Mitral Insufisiensi atau Stenosis Aorta)
MSAI-D (murmur Diastolik Mitral Stenosis atau Aorta Insufisiensi)
Stenosis (tidak bisa buka sempurna) beban tekanan di ruang sebelah atas dari katup
Insufisiensi / Regurgutasi (tidak bisa tutup sempurna) beban volume di ruang sebelah bawah dari katup
Etiologi: Streptococus beta hemolitik tipe A (streptococus pyogens) penyakit jantung rematik
Gejala demam rematik: KaPoCES (Karditis, Poliartritis, Chorea, Eritema marginatum, Subkutan nodul)

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN


Langkah pertama: bedakan dahulu apakah anaknya sianotik atau tidak
Asianotik: VSD (murmur pansistolik), ASD (split diastolik), PDA (continuous/machinery murmur)
Sianotik: Tetralogy Of Fallot, Eisenmenger syndrome (awalnya asianotik kemudian jadi sianotik)
Kelainan pada TOF mencakup:
1. Ventriculer septal defect
2. Overriding aorta
3. Pulmonal stenosis
4. Right ventricle Hypertrophy (RVH) mengakibatkan gambaran jantung sepatu

4 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


SADAPAN EKG Aksis Jantung:
Lihat gelombang di I dan AVF
Gelombang P : kontraksi atrium Jika lead I (+), AVF (+) normoaxis
Gelombang QRS: kontraksi ventrikel Jika lead I (+), AVF (-) axis deviasi kiri
Gelombang T: relaksasi ventrikel Jike lead I (-), AVF (+) axis deviasi kanan
Sadapan Lateral : I, AVL, V5 dan V6
Sadapan Inferior : II, III dan AVF Catatan:
Sadapan septal: V1 dan V2 Hipokalemia: muncul gelombang U
Sadapan anterior: V3 dan V4
Hiperkalemia: gelombang T-tall resiko VT/VF
Hipokalsemia: prolong QT interval
Hiperkalsemia: shorten QT inerval
Hipomagnesemia: torsade de pointes

ACUTE CORONARY SYNDROME

Nyeri Dada

< 20 mnt, saat aktivitas > 20 mnt, saat istirahat


Hilang dgn istirahat / NG Tidak hilang dgn istirahat

Angina Pectoris Stabil EKG


(SAP)
ST Elevasi Bukan ST elevasi

Px: Treadmill test


Th/ Enzym Enzym
ISDN jika nyeri muncul STEMI
jantung jantung N
Beta blocker
Kendalikan risc factor

NSTEMI Angina Pectoris Tdk


Stabil (UAP)

/ ENZIM JANTUNG
Paling awal: Mioglobin
2-3 jam: CKMB, hilang dalam 24 jam Tatalaksana awal: O-N-A-Co-M
3-4 jam: Troponin T, hilang dalam Oksigen 2-4 l/i via canul
14 hari Nitrogliserin sublingual boleh diulang hingga 3 kali jika tidak respon per 5
menit
KILLIP KRITERIA Aspirin 160-320 mg dikunyah (antitrombotik)
Killip 1: Stabil Clopidogrel 300 mg ditelan
Morfin iv, jika tidak respon dengan 3x ISDN
Killip 2: Kongesti paru minimal
Killip 3: Edema paru akut (Gagal Tatalaksana lanjutan:
jantung akut) < 6 jam : reperfusi dengan primary PCI
Killip 4: Syok Kardiogenik > 6 jam: reperfusi dengan fibrinolitik/trombolitik (cth.strptokinase) atau
heparinisasi

5 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


Atrial Flibrilasi
ARITMIA

ARITMIA

Atrial Flutter
ATRIAL VENTRIKULAR
Gelombang P (+) Gelombang P (-)
QRS sempit QRS lebar

Reguler Irreguler Reguler Irreguler


Ventrikel Takikardi

Atrial Atrial Ventrikel Ventrikel


Flutter Flibrilasi Takikardi Fibrilasi

Supraventrikel Takikardi Ventrikel Fibrilasi

QRS sempit, reguler, tetapi P dan T tidak bisa


dibedakan (saling tumpang tindih)

Bundle Branch Block


Gelombang notch/ takik/ RSR di V1/V2 (RBBB) atau di V5/V6 (LBBB)
Biasa terjadi karena ada pembesaran ruang ventrikel jantung

Prinsip Tatalaksana Aritmia Stabil


1. Rate Control
Cth. B-blocker, Digoxin
2. Rhytm Control
Cth. Amiodarone

CARDIAC ARREST
Gelombang arrest shocakble:
VT dan VF.
Th/ defibrilasi dilanjutkan dengan
kompresi 30:2

Gelombang arrest unshockable:


Asistole dan PEA.
Th/ langsung kompresi 30:2

Kecepatan pompa 100x / menit


Cek ulang nadi tiap 2 menit
PEMBESARAN RUANG JANTUNG

6 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


Gelombang P mitral,
Gelombang P pulmonal,
Atrium Atrium
pinggang jantung mendatar,
batas bawah prominen
Kanan Kiri double contour

S persisten, deviasi aksis


kanan, Ventrikel Ventrikel
kanan Kiri S di V1/V2 + R di V5/V6 > 35 kotak
bergeser ke kiri, apeks
kecil,
terangkat
bergeser ke kiri, apeks tenggelam

GAGAL JANTUNG
Gagal Jantung Kronis
Berlangsung bertahun tahun, kronis dan perlahan lahan
Gagal jantung kiri: ronchi basah basal paru, sesak nafas, orthopnea, Paroksismal nocturnal
dispnea.
Sering akibat hipertensi kronis, old miokard infarc
Gagal jantung kanan: edema pretibial, ascites, hepatomegali, TVJ >>>
Sering akibat penyakit kronis di paru, cth. PPOK, SOPT
Gagal jantung kongestif: dijumpai gejala gagal jantung kiri dan kanan sekaligus
NYHA 1: pasien bisa beraktivitas berat hampir tanpa keluhan
NYHA 2: Sesak memberat jika aktivitas berat (naik tutun tangga, lari)
NYHA 3: sesak memberat jika aktivitas ringan (harian, mandi, berjalan)
NYHA 4: sesak memberat bahkan saat pasien berbaring
Th/ Furosemide + ACE inhibitor.
ACE inhibitor sebagai anti remodelling jantung yang mencegah pembesaran jantung lebih lanjut
Jika muncul gejala hipokalemia, ganti furosemide dengan Spironolaktone (hemat kalium)

Gagal Jantung Akut


Munculnya gejala gagal jantung secara mendadak, cepat dan progresif pada pasien yang awalnya
tidak ada gejala gagal jantung.
Hampir selalu Gagal jantung kiri akut (Edema Paru Akut Kardiogenik), ditandai ronchi melebihi
hampir 2/3 lapangan paru sering diakibatkan Acute Miokard infark yang sangat luas (KILLIP 3-4)
Th/ LMNOP (Lasix/furosemide, Morfin, Nitrat, Oksigen, Posisi semi fowler)
Pemberian Morfin dan Nitrat adalah untuk venodilator

Gambaran Foto Thoraks:


Tampak tanda tanda bendungan paru (kranialisasi, bat wings, butterfly appearence)
Kerley B Lines
Kardiomegali
Gambaran pembesaran ruang jantung (kecuali pada gagal jantung akut)

KELAINAN VASKULAR
Burger disease (Tromboangitis obliteran) pada perokok, jari ekstremitas iskemik, nyeri dan menghitam
Acute Arterial occlusion hilangnya pulsasi arteri, iskemik, nyeri dan menghitam
Deep Vein Trombosis pada vena, stasis darah sehingga merah kebiruan, bengkak dan nyeri
Raynaud phenomenon vasospasme temporer biasa oleh karena suhu

7 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


SET
Pulmonologi
2 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU

TUBERCULOSIS
Alur diagnostik

KLASIFIKASI PASIEN TB

1. Kasus Baru
Belum pernah makan OAT sama sakali
Atau
Pernah makan OAT selama kurang dari
satu bulan
2. Kasus Relaps / Kambuh
Sudah tuntas OAT 6 bulan, BTA sudah
negatif dan dinyatakan sembuh,
kemudian terinfeksi TB untuk keda
kalinya
3. Kasus Drop Out / Default
Sudah makan OAT selama 1 bulan,
kemudian putus obat sekurang
kurangnya 2 bulan berturut
4. Kasus Gagal
Sudah mengonsumsi OAT sampai
bulan ke 5, tetapi BTA masih (+)
5. Kasus Kronis
Sudah mengonsumsi OAT kat 1
dinyatakan gagal, kemudian masuk
OAT kat 2, dan dinyatakan gagal lagi
PENATALAKSANAAN TB curigai MDR TB

Kategori 1 : 2 RHZE + 4 R3H3 (untuk kasus Baru)


Kategori 2 : 2 RHZES + 1 RHZE + 5 R3H3E3 (untuk kasus default, relaps dan gagal)
Lini ke 2 : Ciprofloxacin, PAS, Kanamicin, dll bukan firstline dan hanya dipakai sbg alternatif terakhir
Periksa sputum ulangan pada akhir bulan ke 2, 5 dan 6
Jika pada akhir bulan 2 BTA masih (+), masuk fase Sisipan RHZE selama 1 bulan, kemudian masuk fase lanjutan
Tatalaksana TB pada ibu hamil tidak berbeda dengan pasien biasa, kecuali tidak boleh diberikan Streptomisin

Dosis OAT
<40kg 40-60kg >60kg
Rif 300 450 600
INH 150 300 400
Pyrazinamide 500 1000 1500
Etambutol 500 1000 1500

8 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


EFEK SAMPING OAT
Rifampisin pewarnaan merah, gangguan hormonal, mengganggu kerja obat lain
Th/ edukasi
INH neuritis perifer, anemia defisiensi folat.
Th/ vitamin B6 1 x 100 mg
Pyrazinamide heptotoksik poten, gout artritis.
Th/ aspirin
Jika SGOT/SGPT < 3x, lanjutkan OAT dan observasi
Jika SGOT/SGPT > 3x, stop OAT
Jika ikterus, stop OAT
Etambutol gangguan visus. Th/ edukasi
Streptomisin nefrotoksisk dan ototoksik

PNEUMONIA
Pneumonia dewasa (tipikal): demam tinggi, batuk purulen, sesak berat
Etiologi: Klabsiella pneumonia
Th/ Golongan makrolide

Pneumonia atipikal: demam afebris, batuk dan sesak tidak terlalu berat
Etiologi: Klamidia sp
Th/ golongan makrolide

Pneumonia pada anak


Etiologi: Streptococcus pneumonia
Pneumonia ringan hanya demam, batuk dan sesak. Th/ cotrimoksazole
Pneumonia berat disertai dengan sianosis, retraksi, nafas cuping hidung. Th/ ampicilin

Hospital acquired pneumonia: muncul gejala penumonia setelah rawat inap 48 jam di RS
Ventilator associated penumonia: muncul gejala penumonia setelah pemasangan ventilator

Gambaran foto thoraks


Pneumonia: konsolidasi inhomogen, air bronkogram, infiltrat
TB aktif: infiltrat dengan kavitas, destroyed lung, efusi
TB inaktif: fibrosis paru, penebalan pleura (schwarte)
Bronkiektasis: honeycomb appearence
Hidropneumotoraks: air fluid level
Abses paru: air fluid level dalam kavitas berdinding tebal
Pneumotoraks: corakan avaskuler dengan kolaps pleural line
Efusi pleura: sudut costofrenicus tumpul
Ca paru: konsolidasi homogen berbatas tegas
Ca metastasis: coin lesion
Tb milier: snow storm
Edema paru akut: batwings / butterfly appearence
Bronkitis akut / asma : corakan caskuler meningkat
Bronkiolitis: patchy atelektasis dan infiltrat peribronkial
Emfisema: paru hiperlusen, sela iga melebar

9 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


Obstruksi vs Restriksi
Obstruksi problemnya pada jalan nafas (trakea-bronkus-bronkiolus). Cth: Asma. Indikator: FEV1 <<<
Restriksi problemnya pada gangguan kapasitas pengembangan paru .Cth. Efusi pleura. Indikator: FEV1 / FVC
<<<

PPOK, Emfisema dan bronkitis kronis


Emfisema merupakan diagnosis radiologis, ditandai dengan hiperinflasi paru (paru hiperlusen)
Bronkitis kronis merupakan diagnosis klinis, ditandai dengan batuk yahg produktif dsalam 3 periode waktu
berturut turut
PPOK eksaserbasi akut: sputum bertambah, sputum berubah warna, sesak meningkat.
Th/ Nebul SABA + antikolinergik dan Antibiotik

Bronkiektasis
Batuk dengan sputum produktif, berbau sangat busuk dengan jumlah yang sangat banyak dan membentuk
lapisan lapisan. Gambaran khas honeycomb appearence

Pneumotoraks
Suara napas hilang, perkusi hipersonor
Open pneumotoraks tutup dengan kasa plaster 3 sisi
Tension pneumotoraks punksi sela iga 2 linea midclavicula. Ditandai dengan TVJ >>>, deviasi trakea

Efusi Pleura
Suara napas hilang, perkusi redup
Sesak berkurang jika miring ke posisi yang sakit
Cari penyakit yang mendasari.
Pemasangan WSD

ASMA
Proses obstruksi pada saluran napas akibat inflamasi. Ditandai dengan penurunan FEV 1 pada spirometri atau
peak flow meter. Foto thoraks: Normal
Grading asma:
Lihat serangan malam untuk membedakan grading
TATALAKSANA JANGKA PANJANG (MAINTENANCE)
Intermitten: kurang dari 2x / bulan
Persisten ringan: lebih dari 2x/bulan
Persisten sedang: lebih dari 1x/minggu
Persisten berat: frequent

TATALAKSANA ASMA
Reliever : SABA, Aminofilin, Ipratropium
Controller : LABA, Steroid

Asma eksaserbasi: Reliever (lihat guideline di


halaman berikut)
Maintenance asma: Controller (lihat tabel di
samping)

10 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


11 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU
SET
Endokrinologi
Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU
3
DIABETES MELITUS
Penyebab polifagia: hipoglikemia intrasel
Peyebab poliuria: karena glukosa yang telalu tinggi menarik air
Penyebab polidipsi : karena dehidrasi intrasel memberikan
feedback ke hipotalamus

Diagnostik DM: KGD sewaktu dan KGD puasa


Monitoring DM: KGD puasa, KGD 2 jam PP, dan HbA1c

KGD puasa
< 110 : normal 110-125: glukosa puasa terganggu >125: DM
OGTT
< 140: normal 140-199: toleransi gula terganggu >200: DM

PENATALAKSANAAN DM
1. Edukasi modifikasi lifestyle
2. Diet rendah kalori dgn indeks glikemik < 70, 3 porsi besar +
2 snack (porsi kecil tapi sering)
3. olahraga aerob 3-5 x per minggu @ 30-40 menit aerob spt jalan cepat, lari, renang
4. Medikamentosa
Insulin Sensitizer Insulin Secteroric Absorpsi Glukosa
Kelebihan: Kelemahan: Acarbose
Cocok utk pasien obese/sind.metabolik Potensi tinggi hipoglikemik. Jangan ES: Perut kembung,
Kelemahan: diberikan bersamaan dengan insulin. flatulens
Kontraindikasi pada gagal jantung dan gagal Diberikan 30 menit sebelum makan Diberikan bersamaan
ginjal mengakibatkan retensi air dengan makanan
Metformin Sulfonilurea
1st line therapy DM Cth. Glibenklamid, glimiperide, glicazide DPP IV inhibitor
Dosis 3x500 mg 1 kali sehari (long acting)
Thiazolidindion Glinid
Cth. Repaglinid

5. Insulin
DM dengan segala komplikasi, DM tipe I, DM dengan kehamilan
DM yang gagal dengan OAD dibuktikan dengan HbA1C > 9 gr%
DM dengan infeksi berat
Jenis insulin:
1. Insulin basal (Long acting diberikan sebelum tidur suncutan)
Mengendalikan KGD sepanjang malam sesuaikan dosis dengan hasil KGD puasa saat bangun tidur pagi hari
Merupakan 1st line insulin pada kasus DM tipe 2 yang gagal obat, karena sasaran utama terapi insulin pada DM
tipe 2 adalah mengendalikan KGD puasa
2. Insulin reguler/prandial (Short acting diberikan 30 menit sebelum makan subcutan)
Mengendalikan KGD setelah makan sesuaikan dosis dengan hasil KGD 2 jam PP
Utk kasus DM tipe 1: first line
Utk kasus DM tipe 2: berikan dulu insulin basal sampai KGD puasa terkontrol. Setelah KGD puasa terkontrol, tapi
HbA1C belum terkontrol, maka tambahkan insulin reguler/prandial

12 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


KOMPLIKASI DM
TARGET PENURUNAN KGD
Komplikasi
KGD puasa : < 100 mg/dl
KGD 2 jam PP : <140 mg/dl
KRONIS HbA1C : < 7 gr%
AKUT

Hipoglikemia Hiperglikemia Makrovaskuler MIkrovaskuler

Otak Neuropati
KAD HONK Jantung Nefropati
Kaki Retinopati

Ketoasidosis Diabetik (KAD)


Ditegakkan jika KGD > 250 dengan penurunan kesadaran akibat akumulasi benda keton
Kalau KGD > 250 tapi pasien sadar dan tidak ada sesak bukan KAD melainkan DM biasa
Acidosis . Keton serum/urine (+)
Hiperosmolar Non Ketotic Koma (HONK)
Ditegakkan jika KGD > 600 dengan penurunan kesadaran akibat dehidrasi hiperosmolar
Kalau KGD > 600 tapi pasien baik baik saja berarti bukan HONK melainkan DM biasa
Osmolaritas > 320 mOsm/l
Penyebab kematian adalah DEHIDRASInya, bukan Hiperglikemia nya
Tatalaksana: rehidrasi dengan Normal saline 6-9 liter/24 jam. Setelah rehidrasi, baru berikan insulin short acting
Pencetus KAD / HONK : paling sering infeksi

Hipoglikemia
Kalau masih sadar serendah apapun KGD nya kasi air gula
Kalau sudah tidak sadar bolus dextrose 40% dilanjutkan maintenance 10%

KELAINAN KELENJAR TIROID


Struma
Toksik jika ada gejala. Non toksik jika tidak ada gejala, hanya benjolan saja
Nodusa jika ukuran kurang dari 5 cm, difus jika lebih dari 5cm
Hipertiroid
Ditandai dengan jantung berdebar, keringat, tremor, BB turun, merasa panas, diare
Lab: T3, T4 naik, TSH turun
Marker yang paling sensitif adalah TSH, kemudian fT4
Grave disease: Hipertiroid krn autoimun, sering pada wanita, disertai dengan exophtalmus
Th/ 1st line : Metimazole : menghambat sintesis T3 dan T4
2nd line : PTU : menghmbat perubahan T4 menjadi T3 (drug of choice pada ibu hamil)
Tiroiditis
jika nyeri, hangat, merah, demam. Biasa karen infeksi. Dapat hipertiroid, eutiroi ataupun normotiroid
Krisis Tiroid
Keadaan penurunan kesadaran pada pasien hipertiroid. Paling sering terjadi karena pemakaian obat PTU atau
metimazole yang diberhentikan secara mendadak
Hipotiroid
Juga muncul benjolan. Biasanya berupa struma difusa (struma endemik) akibat kurang asupan yodium.
Gejalanya kebalikan dari gejala hipertiroid. Th/ Levotiroksin
Hipoparatiroid
Sering terjadi setelah operasi tiroidektomi total, dimana paratiroid akan ikut terangkat juga
Hipoparatiroid mengakibatkan HIPOKALSEMIA.
Gejala hipokalsemia: kaku otot, twitching, keram bahkan kejang.

13 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


Chvostek sign (+), trusseau sign (+), carpopedal spasm (+).
EKG: prolong QT interval
Th/ Kalsium seumur hidup

KELAINAN KELENJAR ADRENAL


Kelebihan kortisol Kekurangan Kortisol
Cushing syndrome Krisis Adrenal
Terjadi akibat pemakaian steroid sistemik Keadaan akut dan mendadak akibat pemberhentian
berkepanjangan. steroid secara mendadak, sehingga steroid endogen
Moon face, striae, mudah berdarah, buffalo hump, mendadak rendah
otot perifer atrofi. KGD >>>> Penurunan kesadaran. Hipoglikemia.

Cushing disease Addison disease


Terjadi akibat tumor di hipofisis sehingga ACTH >>> Keadaan kekurangan kortisol kronis. Pasien stabil.
mengakibatkan kortisol juga meningkat Keluhan lemas, mudah mengantuk, dsb.

14 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


SET
Nefro-urologi
4 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU

INFEKSI SALURAN KEMIH


ISK bawah (Sistitis): disuria, frekuensi, demam subfebris, nyeri suprapubik
ISK atas (Pielonefritis): demam tinggi hingga menggigil, nyeri CVA
ISK berulang merupakan faktor predisposisi terbentuknya batu struvit.

Etiologi: E coli menyebar secara ascendens


Th/ 1st line golongan Kuinolon cth. Ciprofloxacin 2x500 mg selama 7-14 hari.
2nd line Cotrimoxazole 2x860 mg selama 7-14 hari

ISK pada kehamilan


Cystitis Th/ Cefalexin 4x500 mg atau Ampicillin 4x500mg atau Nitrofurantoin 2x500 mg
Pielonefritis Th/ Ceftriaxone iv

BATU SALURAN KEMIH


Bedakan lokasi batu dengan memperhatikan gejala pasien.
Nefrolitiasis nyeri pinggang (paling sering staghorn / bentuk tanduk rusa)
Urolithiasis nyeri kolik yang menjalar hingga ke skrotum atau paha, mual muntah hebat
Vesikolitiasis pancaran BAK tiba tiba terhenti, kembali mengalir jika berubah posisi
Uretrolitiasis kesakitan dan menarik narik ujung penisnya saat tengah BAK. Aliran BAK terpecah.

Pemeriksaan penunjang: Lakukan foto BNO


Batu radioopaque : Kalsium oxalat, Kalsium fosfat, Magnesium Ammonium Posphat (MAP/Struvit)
Batu radiolusen : Uric acid dan systeine (tidak terlihat dengan BNO lanjutkan dnegan USG ginjal saluran kemih)

Tatalaksana BSK
Saat sedang muncul nyeri kolik: Berikan analgetik.
Jika ukuran batu <0,5 cm dilakukan observasi dengan terapi farmakologis
Jika ukuran batu 0,5-2 cm dilakukan ESWL
Jika ukuran batu>2m dilakukan pembedahan

Terapi farmakologis:
Kebanyakan batu bersifat asam lakukan alkalinisasi urine dengan Kalium sitrat. Dapat ditambahkan dengan forced
diuresis
Untuk batu basa (cth. MAP/struvit) lakukan acidifikasi urine dengan asam sitrat

GAGAL GINJAL
Bila gagal ginjal Ureum creatinin meningkat, Dan bila Ureum creatinin meningkat diagnosisnya gagal ginjal
Penanda awal gagal ginjal: mikroalbuminuria
Membedakan gagal ginjal akut dan kronik dari 2 hal, dikatakan kronik jika;
1 Hb anemis akibat defisiensi eritropeitin
2 terbukti ginjal mengisut dari USG atau biopsi ginjal
Gejala uremic syndrome: mual, muntah, kulit kering dan gatal, sesak, penurunan kesadaran

15 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


Penyebab gagal ginjal:
Prerenal: Cth. Dehidrasi, hipovolemik, oklusi arteri renalis
Renal: Glomeruloferitis kronis, diabetik nefropati
Postrenal: Batu saluran kemih, BPH, Tumor ovarium

Indikasi Mutlak Hemodialisis:


Ureum > 200 mg/dl. Creatinin > 8 mg/dl. Kalium > 7 mg/dl. Atau ada asidosis yang tidak terkoreksi

GLOMERULONEFRITIS
Glomerulonefritis merupakan infeksi awal pada glomerulus yang disebabkan oleh toksin Streptococu beta hemolitiukus
grup A.
Gejala: ada riwayat ISPA, tercampur antara gejala sindroma nefrotik dan sindroma nefritik.
Px. Pemeriksaan ASTO
Th/ antibiotik Penicillin dan Kortikosteroid

Sekuele glomerulonefritis:
Sindroma Nefrotik: proteinuria masif, edema anasarka, hipoalbumin, hiperkolesterol
Sindroma Nefritik: hematuria, hipertensi, oliguria
Th/ Kortikosteroid

KELAINAN PADA PENIS DAN TESTIS


Perbedaan orchitis, varikokel, hidrokel, dan epidydimal cyst
Orchitis: testis merah, meradang, edema, nyeri. Th/ analgetik dan antibiotik
Varicocle: tampak gambaran seperti cacing bergelung. Th/ varicoclectomi
Hidrokel: transilminasi (+)
Epidydimal cyst: teraba massa kistik, tidak nyeri. Th/observasi

Perbedaan epididiymitis dan torsio testis, fimosis dan parafimosis


Epidydimitis: nyeri berkurang jika testis diangkat (phren sign(+)). Nyeri lebih gradual
Torsio testis: nyeri tidak kurang jika diangkat, testis tampak asimetris. Nyeri lebih mendadak
Akan tetapi, Phren sign (+) tidak spesifik pada epididimitis, bisa juga dijumpai pada torsio testis.

Perbedaan fimosis dengan parafimosis


Fimosis: preputium tdk bisa ditarik ke belakang (unretractable skin/constriction ring) sehingga saat akan BAK,
preputium menggembung
Resiko: infeksi (postitis, balanitis, retensi smegma)
Th/ hidrokortison 1% salep, dilatasi meatal, jika tidak respon sirkumsisi
Parafimosis: preputium bisa ditarik tapi tidak bisa balik (emergency). Resiko: nekrosis
Th/ kompres dingin, sirkumsisi cito

Perbedaan ruptur uretra anterior dan posterior


RU anterior: jika ada hematome (butterfly / sleeve), trauma kangkang
RU posterior: jika ada floating prostats, pada kasus frfaktur ramus pubis
Px: retrograde uretrografi
Th/ sistostomi perkutan atau punksi suprapubik
Ruptur ginjal: ada BAK bercampur darah setelah trauma. Jejas pada flank.

Perbedaan prostatitis, BPH, Ca prostat


Prostatitis: ada nyeri tekan prostat saat di RT. Leukosit >>>
BPH: pembesaran prostat kenyal, licin
Ca prostat: pembesaran keras, bernodul nodul
Pemeriksaan PSA: < 4 : normal 4 10: suspect Ca > 10: Ca prostat

16 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


SET
Gastroentero Hepatologi
5 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU

KELAINAN MULUT DAN ESOFAGUS


Candidasis oral : dijumpai bercak keputuhan yang sulit diangkat. Sering dijumpai pada pasien HIV atau pada pengguna
steroid jangka panjang. Th/ Nistatin drops
Candidiasis esofagitis: lesi kandida meluas hingga ke esofagus mengakibatkan gejala nyeri menelan. Gambaran
endoskopi: cobble stone. Th/ Nistatin drops + fluconazole
Gastroesofageal Reflux Disease (GERD)
Ditandai dengan rasa panas terbakar di dada akibat kelemahan lower esophageal sphincter (LES).
FR: kebiasaan berbaring sehabis makan, pecandu kopi/alkohol
GERD berubah menjadi Barret esofagus (lesi pra kanker yang ditandai dengan perubahan epitel esofagus dari
yang harusnya squamous menjadi kolumnar) dan akhirnya berubah menjadi Ca esofagus
Th/ PPI
Akalasia
Kelainan dimana bagian distal esofagus menuju persambungan ke lambung mengalami stenosis / mengecil,
sehingga makanan sulit masuk ke lambung muntah berulang.
Px: Barium swallow gambaran mouse tail / paruh burung
Striktur Esofagus
Biasa terjadi sebagai akibat menelan bahan bahan korosif seperti asam/basa kuat.
Varises Esofagus
Muntah darah segar dalam jumlah banyak. Terjadi pada pasien sirosis hepatis dimana tekanan vena porta
meningkat dan diteruskan ke vena di esofagus.
Px: Endoskopi gambaran cobble stone

KELAINAN LAMBUNG
Dispepsia fungsional
nyeri epigastrik dicetuskan faktor stress psikologis tanpa kelainan organik
Th/ Antasida, H2 antagonis (Ranitidin, Famotidin)
Nb. Cimetidin tidak banyak digunakankarena mengakibatkan gangguan libido dan ginekomasti pada pria
Ulkus Peptikum
Ulkus gaster: nyeri tidak hilang dengan makanan
Ulkus duodenum: nyeri berkurang dengan makanan, muncul saat perut kosong & tengah malam
Th/ kalau sudah ulkus langsung PPI
Gastritis
Adalah diagnosis endoskopik atau histopat, yaitu jika ditemukan kuman Helicobacter Pylori
Th/ Kombinasi 1 PPI + 2 antibiotik selama 8-12 minggu
Gastritis Erosiva
Nyeri epigastrik hingga PSMBA akibat konsumsi NSAID, ataupun steroid berkepanjangan. Perlu diingat bahwa
prostaglandin adalah protektor lambung
Th/ Pilih NSAID selektif COX2 (golongan Coxib) + PPI atau Sucralfat

KELAINAN USUS DAN ANUS


Irritable Bowel Syndrome (IBS)
Kumpulan gejala rasa tidak nyaman pada perut yang diakibatkan faktor psikis. Gejala mereda setelah BAB.
Th/ edukasi

17 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


Inflammatory Bowel Disease (IBD)
Ditandai dengan BAB sering bercampur darah dan nyeri perut
Crohn disease : dijumpai skip lesion, cobble stone
Kolitis ulseratif : radang ulserasi pada usus
Ca colorectal
Gejala awal: perubahan pola BAB, kadang konstipasi / BAB seperti kotoran kambing, kadang diare, sering disertai
darah
Radiologi: Barium enema filling defect , apple core
Lab: pemeriksaan kadar CEA
Hemorrhoid
Hemorrhoid eksterna nyeri, benjolan kehitaman
Hemorrhoid interna BAB berdarah menetes darah segar
Grade I hanya berdarah, tanpa benjolan. Th/ modifikasi lifestyle
Grade II benjolan masuk spontan. Th/ modifikasi lifestyle
Grade III benjolan masuk dengan didorong jari Th/ operatif
Grade IV tidak bisa masuk lagi Th/ operatif

KELAINAN HEPATOBILIER
Ikterus
Proses normal: Degradasi eritrosit bilirubin indirect (tidak larut air) dibawa ke hepar diubah menjadi bilirubi
direct (larut air) keluar melalui duktus koledokus dibung melalui feses dan urine
Prehepatik : akibat degradasi eritrosit berlebih. Cth malaria
Hepatik : akibat proses pada hepar. Cth hepatitis
Posthepatik : akibat obstructive jaundice / sumbatan pada suktus koledokus. Cth kolelitiasis, tumor pankreas
Ditandai dengan BAB dempul dan terjadi peningkatan bilirubin direct serta alkaline transferase dan gGT
Hepatitis A, B, C, E
Yang menular lewat cairan tubuh B dan C
HbsAg sedang sakit. HbsAb atau IgG anti HBs pernah sakit atau divaksin
HbeAg replikasi aktif IgM anti HBc window period
Kolelitiasis, kolesistitis, kolangitis
Kolelitiasis: 4F , nyerinya muncul jika makan berlemak, hilang timbul
Kolesistitis: 4F + murphy sign px: USG penebalan diding vesica felea
Kolangitis: demam, nyeri dan ikterus
Pankreatitis: paling sering pada alkoholik atau penderita kolelitiasis. Amilase & Lipase >>>>
Sirosis hepatis
Kriteria SEKASIH
Splenomegaly, Eritema palmar, Kolateral vena, Ascites, Spider necy, Inverse albumin:globulin, Hematemesis
Sirosis merupakan lesi pra kanker hepar. Komplikasi: ruptur varises esofagus PSMBA

18 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


SET
Tropik Infeksi
6 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU

KECACINGAN
Ascaris: cacing yang panjang dan jelas terlihat makroskopis. telur tebal berlapis bergranul,
Th/ piperizin atau pirantel
Fase infeksius: tertelan telur matang. Fase yg menyebabkan gejala: cacing dewasa
Cacing dewasa bisa masuk ke sirkulasi paru Loefler syndrome
Hookworm: Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Telur tipis transparan dengan segmented ovum
Th/albendazole single dose
Fase infeksius larva filariform menembus kulit. Fase yg menyebabkan gejala: cacing dewasa
Trichuris: cacing berbentuk seperti cambuk telur tempayan/ barrel / double knob.
Komplikasi prolaps rekti. Th/ mebendazole
Oxuris: gatal pada anus malam hari. Telur asimetris.
Px; Scotch adhesive tape pagi hari tampak seperti parutan kelapa. Th/pirantel
Taenia: pada daging sapi (saginata) dan babi (solium). Tampak potongan persegi warna putih (proglotid).
Komplikasi neurosistiserkosis. Th.praziquantel, atau albendazole selama 2-3 minggu
Schistosoma: 4s (schitosoma, spina pada telur, serkaria fase infeksiusnya, di Sulawesi)
Th/ praziquantel
Dosis Antihelminthes:
Pirantel Pamoate : 10mg/kgBB single dose
Anak < 6 tahun : 125 mg single dose
Anak 6-12 tahun: 250 mg single dose
Dewasa >12 tahun: 500 mg single dose
Albendazole : 400 mg single dose

DHF
Grading DHF
grade I: tidak ada perdarahan spontan, uji tornikuet (+)
grade II: perdarahan spontan
grade III: muncul tanda tanda presyok, TD <<, Nadi >>
grade IV: penurunan kesadaran, syok, MAP < 60 mmHg
Resusitasi cairan pada DSS kristaloid start 10-20 cc/kg/30 menit 20-30 cc/kg/30 menit
Periksa hematokrit sebagai penanda kebocoran plasma per hari
Demam dengue:
tidak terdapat tanda kebocoran plasma (Hematokrit normal),
demam, nyeri kepala, nyeri retroorbita, nyeri sendi, maniferstasi perdarahan dapt beruba petekia.

Leptospirosis
Menyebar lewat urine tikus yang larut bersama aliran air
Ringan: jika hanya nyeri betis dan demam saja Th/ doxycicline
Berat: jika ada ikterus Th/ penicilin 1,5 juta IU per 6 jam atau Ceftriaxone 2 gr/12 jam

19 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


MALARIA
Falciparum: eritrosit tdk membesar, gambaran accole. Menyebabkan malaria tropicana.
Komplikasi malaria cerebral, black water fever
Th/ AMO3 + ASU 3 + PQ 1
Vivax: eritrosit membesar, bisa relaps, bintik Schuffner, red zone. Menyebabkan malaria tertiana. Dormant di hepar
Th/ AMO3 + ASU 3 + PQ 14
Malariae: dijumpai band form (gambaran seperti pita)
Ovale: gambaran seperti komet
Profilaksis: Cloroquin Doxycicline Meflokuine
Kontraindikasi obat malaria pada ibu hamil: Primaquin, Doksisiklin
Pemeriksaan hapusan darah tipis (melihat jenis malaria), darah tebal (hitung kepadatan malaria)
Efek samping kina hipoglikemia, tinitus

Hamil
Tidak Hamil
Trim 1 Trim 2, 3
1st line AMO 3 hari + ASU 3 hari + PQ 1 hari AMO 3 hari +
Plasmodium QN 7 hari
falciparum 2nd line QN 7 hari + DX 7 hari + PQ 1 hari ASU 3 hari
1 st line AMO 3 hari + ASU 3 hari + PQ 14 hari CQ 3 hari
Plasmodium
vivax 2nd line QN 7 hari + DX 7 hari + PQ 14 hari QN 7 hari
1st line CQ 3 hari + PQ 1 hari CQ 3hari
Tanpa
Konfirmasi 2nd line QN 7 hari + PQ 1 hari QN 7 hari

Disentri
Diare berlendir dan berdarah
Disentri basiler frekuensi > 10 x/hari, demam tinggi, Th/cotrimoxazle
Disentri amoeba frekuensi < 10x/hari, demam sufebris, lebih ringan, komplikasi abses hepar
Terjadi akibat tertelan kista matang (inti 4), Th/metronidazole

Giardia
Diare berminyak / berlemak
Gambaran seperti buah pir dengan axostyle

Tetanus
Akibat Clostridium tetani (batang gram positif anaerob)
Gejala trismus, risus sardonicus, kejang rangsang dan kejang spontan
Th/ Netralisir toksin dengan ATS atau TIG
Eradikasi bakteri dengan Penicillin atau Metronidazole
Berantas kejang dengan Diazepam

20 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


SET
Hematologi & Rheumatologi
7 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU

POLA PIKIR ANEMIA


1. Lihat jenis anemianya berdasarkan gambaran hapusan darah dan MCV MCH
2. Identifikasi etiologinya dan faktor resikonya

KLASIFIKASI ANEMIA
Anemia Mikrositik Hipokromik (MCV <<, MCH <<)
Anemia defisiensi besi
Thalasemia
Anemia cideroblastik
Anemia chronic disease
Anemia Normositik Normokromik (MCV n, MCH n)
Anemia perdarahan akut
Anemia hemolitik
Anemia chronic disease
Anemia aplastik
Anemia Makrositer Normokromik (MCV >>)
Anemia defisiensi folat
Anemia defgisiensi B-12

Anemia Mikrositik Hipokromik


Defisiensi besi papil lidah atrofi, kuku sendok, serum iron turun, feritin turun, TIBC naik. Anisositosis.
Bisa karena perdarahan berkepanjangan, cacingan, atau intake jelek
Thalasemia organomegali, riwayat transfusi kontinu. Dijumpai target cell. Px Hb elektroforesis.
Penyakit kronis

Anemia Normositik Normokromik


Aplastik pansitopenia, efek samping kloramfenikol, Px: aspirasi bone marrow
Hemolitik ikterus, splenomegali, bilirubin indirect meningkat. Retikulosit meningkat.
Perdarahan perdarahan masif dan akut misal pada trauma
Penyakit kronis penytakit yang mnengganggu hematopoiesis, cth kanker, CKD

Anemia Makrositer
Defisiensi folat ibu hamil, efek: kelainan saraf kongenital
Defisiensi B12 pada vegetarian, penyakit lambung

Hemofilia
Gangguan faktor VIII (plg sering)
APTT memanjang faktor ekstrinsik.

Idiopathic Trombositopenic Purpura


Biasa dijumpai pada remaja wanita. Muncul petechia dan purpura
Didahului dengan riwayat ISPA
Lab: trombositopenia

Screening perdarahan
Bleeding Time : jumlah dan fungsi trombosit. Cth. Pada kasus DHF
Prothrombin time (INR) : faktor ekstrinsik . Cth. Pada penggunaan obat warfarin
APTT : faktor intrinsik. Cth. Pada hemofilia
D dimer : jalur fibrinolisis. Cth. Pada DIC, DVT

21 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


ARTHRITIS

Gout Arthritis Osteoarthritis Rheumatoid Arthritis


Pria usia reproduksi aktif, Wanita usia post-
Sering mengenai wanita
Penderita wanita di usia post menopause, penderita
usia muda
menopause obesitas
Sendi yang terkena tunggal, Mengenai sendi-sendi
Sendi yang terkena
Predileksi biasanya MTP-1 atau MCP- besar (lutut, panggul) atau
simetris, falang proksimal
1 falang distal
Krepitasi sendi, nyeri Nyeri memberat pada
Pembengkakan, eritema,
Manifestasi memberat pada pagi hari pagi hari sekitar 1 jam
nyeri hebat
kurang dari 1 jam atau lebih
Temuan Tofus Herbeden nodule Swan neck deformity
Deposit kristal urat yang Trauma mekanis sendi
Proses autoimun
Patofisiologi menginduksi mediator menginduksi lepasnya TNF-
Pannus
inflamasi a, proses degenerasi
Laboratorium Aspirasi cairan sendi - Rheumatoid factor (+)
Osteofit, destruksi celah
Destruksi celah sendi,
Radiologi Punch out lesion, tofus sendi, kista subkondral,
kista subkondral
sklerosis subkondral
Colcichine pada fase attack,
tambahkan allopurinol NSAIDs,
Awal: steroid
Tatalaksana 1x100-300 mg atau Suplementasi glukosamin
Definit: Metothrexate
probenecid untuk dan kondroitin sulfat
maintenance

Lupus eritematosus sistemik


Ada fotosensitif, butterfly rash, ruam discoid
Hipersensitif tipe III
Jika anemia anemia hemolitik
Th/ kortikosteroid jangka panjang kemudian tapering off

22 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


SET
Obstetri Ginekologi
8 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU

Tinggi fundus uteri


2-3 jari atas simfisis : 12 minggu
Pertengahan simfisis-umbilikus : 16-18 minggu
Umbilikus: 22-24 minggu
Tanda ovulasi : Suhu basal naik, lendir serviks semakin kental

Hipertensi dalam Kehamilan


Preeklampsia: dulu tidak HT, sekarang HT, proteinuria (+)
Superimposed preeklampsia: dulu HT, sekarang HT, proteinuria (+)
HT gestasional: dulu tidak HT, sekarang HT, proteinuria (-)/
HT kronis: dulu HT, sekarang HT, proteinuria (-)
Preeklampsia
Ringan: TD < 160/110, proteinuria +1 atau +2. Th/ antioksidan, diet rendah garam, istirahat
Berat: TD 160/110, proteinuria +3 atau +4. Th/MgSO4
Impending eklampsia: nyeri kepala, nyeri epigastrik, pandangan kabur, muntah
Eklampsia: Kejang

Hiperemesis gravidarum
Th/ piridoksin (B6), diet rendah lemak, porsi kecil dan sering, krakers asin di pagi hari
Antiemetik: Prometazine Metoclopramide Ondansetron Jaga cairan

Anemia dalam Kehamilan


Ditegakkan bila kadar Hb ibu hamil < 11 gr%
Th/ Sulfase ferossus 325 mg (mengandung 60 mg Fe), dosis 3x sehari hingga 42 hari pasca persalinan (nifas)
Transfusi diindikasikan jika kadarh Hb ibuhamil < 7gr%, atau KU jelek

Partograf
Setiap 30 menit
Cek DJJ
Cek nadi dan nafas ibu
Cek kontraksi uterus
Setiap 2 jam
Cek urin
Setiap 4 jam
Cek pembukaan serviks
Cek station dan penurunan
Cek tekanan darah ibu

Partus normal
Tanda inpartu: bloody show, his, pembukaan cervix
Fase laten : 0-3 cm fase aktif: 4-10 cm
His adekuat: 4 x 40 detik dalam 10 menit. Kalau kurang dari ini augmentasi dengan oksitosin
Forsep jika ibu kelelahan dan pembukaan lengkap (ibu tdk perlu mengedan lagi)
Jika sudah postdate ( >42 mnggu) belum ada tanda inpartu induksi
Jika belum posdate, dan belum ada tanda inpartu observasi, suruh banyak jalan

23 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


Indikasi Forceps
Jika ibu sudah kelelahan dan pembukaan sudah lengkap
Kalau belum lengkap lakukan dilatasi dulu dengan laminaria, atau balon kateter

Perdarahan antepartum
< 20 minggu
Abortus: bedakan jenis abortus dengan melihat portio
Portio tertutup: iminens (bercak darah) bedrest
Komplet (sudah keluar semua jaringan) observasi
Portio terbuka: Insipiens (tengah berlangsung, darah masif) resusitasi
Inkomplet (sisa jaringan) dilatasi dan kuretase
Mola: TFU lebih tinggi dari usia kehamilan, muntah progresif, TD >>> akibat homon HCG
KET: syok progresif, nyeri goyang portio resusitasi cairan laparotomi cito
> 20 minggu
Plasenta previa : painless, causeless, recurent. Terjadi akibat plasenta menutupi segmen bawah rahim
Solusio plasenta : nyeri hebat, didahului trauma, bagian janin sulit diraba
Ruptur uteri : terjadi saat inpartu, bundle ring sign, bagian janin mudah diraba
FR: big baby, panggul sempit, grandemultipara, polihidramnion, riwayat SC

Post partum hemorrhage


Early PPH ( < 24 jam) 4T.
Tonus Atonia uteri : ditandai dengan kontraksi uterus lemah
Th/oksitosin ergometrin misoprostol kompresi
Trauma Laserasi: yang bersiko membuat PPH adalah laserasi grade III dan IV.
FR: makrosomia, primigravida, tidak episiotomi
Tissue Retensio plasenta: plasenta belum lahir setelah 30 menit Th/ manual plasenta.
Kalau plasenta belum lahir tapi belum 3 menit masih kala III Th/ PTT
Trombin gangguan koagulasi darah
Late PPH (>24 jam)
Sisa plasenta ditandai dengan TFU masih di atas simfisis setelah bayi dan plasenta lahir
Metritis: ditandai dengan tanda gejala infeksi

Kontrasepsi
HORMONAL NON HORMONAL
Semua hormonal akan menghambat ovulasi
Semua hormonal mengakibatkan gangguan kardiocerebrovaskular, Tidak menghambat ovulasi
gangguan siklus haid, spotting, pembesaran massa tumor Tidak mengganggu
Kombinasi Estrogen kardiovaskular
Progeteron Estrogen
Progesteron
Minipil Morning After Pill: Pil KB Kombinasi AKDR (IUD)
Diminum jika sudah efek jangka panjang hingga 7
terlanjur hubungan tahun, dapat segera hamil
seksual dalam 24 jam bila sudah dilepas
Implant: pertama Injeksi KB 1 Bulan Kontap
Efek hingga 3-5 - Tubektomi
tahun - Vasektomi
Merupakan pilihan untuk
pasien yang sudah punya
banyak anak, atau kehamilan
bersiko (usia tua, HIV)
Injeksi KB 3 bulan: Kondom
Isinya Depo Coitus interruptus
Medroksi Pantang berkala
Progesteron
Boleh pada ibu Tidak boleh diberikan pada pasien yang sedang
menyusui menyusui
Keputihan (Leukorrhea)

24 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


Bacterial vaginosis : terjadi akibat gangguan PH vagina sehingga pergeseran flora normal
Etiologi: Gardnella vaginalis
kuning keabuan, berbau amis, tes amin (+), clue cell.
Th/ metronidazole 2 gram single dose atau 2x500mg selama 14 hari
Kandidiasis vaginalis : akibat infeksi Candida
putih menggumpal spt susu, gatal, pseudohifa (+).
Th/ nistatin supp, clotrimazole cream, fluconazole tab
Trichomonas vaginalis : terjadi akibat infeksi IMS
sekret kehijauan, nyeri terbakar, strawberry cervix, flagel.
Th/ metronidazole 3x500 mg

Cervicitis
Keluhan sekret mukopurulen
a. Gonorrhea
Dijumpai diplococcus gram negatif berwaran merah intraseluler seperti biji kopi
b. Non Gonorhea (Chlamydia, Mycoplasma)
Hasil lab yang dijumpai bukan diplococcus gram negatif

25 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


SET
Pediatri
9 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU

Resusitasi neonatus
Semua bayi baru lahir harus menjawab 4 pertanyaan:
- Apakah cuklup bulan, apakah menangsi spontan,
apakah tonus baik dan apakah ketuban jernih
- Jika salah satunya tidak Hangatkan Posisikan
Jalan nafas Rangsang taktil
- Jika sianosis tapi usaha nafas ada pasang
oksigen
- Jika apnea atau HR < 100 x/i VTP pompa-
lepas-lepas
- Jika HR < 60 x/i Kompresi dada 3 kompresi : 1
ambu
- /Jika tetap tidak respon masukkan epinehrine
Semua langkah dilakukan selama 30 detik

Diagnosis Neonatus
Ditegakkan dengan mengguankan Lubchenco yaitu
menilai usia kehamilan
NKB: < 37 week
NCB: 37-42 week
NLB: > 42 week
36 w : 2250 3500 gr
34 w : 1800 3250 gr
32 w : 1400 3000 gr
Nilai maturitas otot dengan Ballard Score

Respiratory Distress
Hyaline Membrane Disease bayi preterm, gambaran groundglass / badai salju, akibat kurang surfaktan.
Th/steroid
Transient tachypne newborn bayi aterm, hanya masalah adaptasi fisiologis
Meconium aspirasi syndrome ketuban berwarna klehijauan, infiltrat di paru

Ikterus neonatorum
Ikterus patologis jika salah satu terpenuhi
Muncul pada hari pertama ATAU Kadar lebih dari 15 mg/dl ATAU bertahan sampai 14 hari
Ikterus fisiologis karena asupan ASI kurang (breast feeding jaundice). Th/ ASI lebih sering

Imunisasi
BCG: umur 0-2 bulan, jika terlambat lebih dari 3 bulan, harus dimantoux dulu, teknik: 0,05 cc intrakutan
Polio: umur 0,2,4,6. teknik 2 tetes perkutan
DPT: umur 2,4,6. Teknik 0,5 cc im. Yang paling buat demam pertusis
Hep B: umur 0,1,6. Teknik 0,5 cc im
Campak: umur 9. Teknik 0,5 cc s.c
MMR: umur 15

26 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


Jika terlambat, imunisasi harus dirapel, kecuali BCG, harus di mantoux dulu.
Anak demam ringan dan batuk pilek tetap diimunisasi, keculai nampak dehidrasi dan KU jelek

Diare, Dehidrasi dan Terapi Cairan


Tanpa dehidrasi : sens CM aktif, minum biasa, mata dan turgor normal
Th/ Oralit per kali diare.. Kurang dari 2 tahun 100ml, lebih dari 2 trahun 200 ml
Dehidrasi ringan sedang : rewel gelisah, minum kuat, matra cekung, turgor lambat
Th/ Orali 75 cc/kg habis dalam 3-4 jam.
Dehidrasi berat : penurunan kesadaran, malas minum, mata cekung, turgor lambat
Th/ IVFD RL, awal 30 cc/kg lanjutkan dengan 30 cc/kg
Kurang dari 1 tahun, awal 1 jam, lanjutan 5 jam
Lebih dari 1 tahun, awal jam, lanjutan 2 jam

Pemberian Zinc selama 10 hari berturut turut untuk semua jenis dehidrasi
Dosis zinc: < 6 bulan = 10 mg, > 6 bulan = 20 mg
Tidak diindikasikan pemberian loperamide, kaolin pectin, attapulgite dsb.

Bronkiolitis, Pertusis, Croup


Bronkiolitis: anak kurang dari 2 bulan, episode wheexing pertama. ronchi+wheezing,
Ro: patchy infiltrat, patchy atelektasis. Th/oksigen dan hidrasi
Pertusis: batuk panjang sampai tercekik dan apnea, hingga menyebabkan perdarahan subconjunctiva
Fase infeksius: katarhalis.
Th/eritromisin 14 hari atau azithromisin 5 hari
Croup: batuk berat seperti menggonggong. Th/ steroid oral atau epinephrine nebul
Epiglotitis: sesak berat hingga stridor. Thumbprint sign (+).

TB pada anak
TB primer: tidak dijumpai lesi saat di foto, hanya tampak fokus Gohn (penebalan hilus)
TB sekunder: sudah ada manifestasi nyata, tampak infiltrat, kavitas, dll
Semua anak dengan riwayat kontak pasien TB wajib di mantoux
Kontak (+), Mantoux (-), Klinis (-) Profilaksis primer INH 10 mg/kg 3 bulan
Kontak (+), Mantoux (+), Klinis (-) Profilaksis sekunder INH 10 mg/kg 6 bulan
Kontak (+), Mantooux (+), Klinis (+) TB, obati dengan OAT
Mantoux test: 0,1 cc PPD intrakutan
Regimen 2 RHZ + 4 RH

Gizi Buruk
Jika BB/TB kurang dari 70%
- Marasmus: wajah tua,
lemak subkutan tipis, otot
atrofi, TIDAK ADA EDEMA
- Khwarsiorkor: wajah
sembab, rambut jagung,
edema
- Marasmus-Khwarsiorkor:
gejala tercampur
Th/ Fase stabilisasi (F 75) Fase
transisi (F 100) Fase rehabilitasi
(F 135) (makanan lunak)

27 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


Pemberian makanan pada anak
0-6 bulan: ASI
6-8 bulan: ASI + bubur susu
8-10 bulan: ASI + nasi tim saring
10-12 bulan: ASI + nasi tim utuh
>12 bulan: ASI + makanan keluarga

Kejang demam
Kejang demam sederhana: seluruh tubuh, <15 menit, tidak berulang
Kejang demam kompleks: sebelah tubuh, > 15 menit, berulang, ada defisit neurologis (salah satu saja)
Berantas kejang: jikabelum terpasang iv line: DZP rektal, jika sudah ada iv line: DZP iv
Urutan DZP rektal DZP rektal DZP iv Phenytoin iv rujuk ICU
Dosis Diazepam 0,3 0,5 mg/kgBB.
Untuk dosis praktis diazepam rektal, tergantung BB anak
Jika < 10 kg DZP rektal 5 mg. Jika >10 kg DZP rektal 10 mg
Terapi jangka panjang diberikan hanya kalau kejang demam kompleks Th/ valproate
Pemeriksaan : Lumbal punksi utk singkirkan meningitis

Antibiotik pada anak


Penumonia ringan : cotrimoxazole
Pneumonia berat (jika ada sianosis, retraksi dan cuping hidung) : Ampicilin
ISK: cotrimpxazole
Typhoid: kloramfenikol, betalaktam
Meningitis: ceftriaxone
OMA: amoxycillin

Cedera lahir
Faktor resiko: big baby
Palsy Erb: cedera C5-C7, refleks moro (-), refleks genggam (+)
Palsy Klumpke: cedera C8-T1, refleks moro (-), refleks genggam (+)
Caput succadeneum : benjolan di kepala yang melintasi sutura. Akibat partus lama
Cephal hematoma : benjolan di kepala yang tidak melintasi sutura, akibat fakum, forcep

Kelainan kongenital
Atresia esofagus: saliva berlebihan (drooling),dipasang OGT tidak bisa masuk, tersedak saat disusui pertama kali
Atresia duodenum: double bubble
Atresia jejunum: triple bubble
Atresia bilier: BAB dempul. Bilirubin direct meningkat (obstructive jaundice)
Invaginasi: BAB Berdarah dan lendir, nyeri kolik, teraba massa seperti sosis di abdomen
Px; kadang dijumpai portio like app. USG: doughnut sign
Th/ awal dapat dilakukan barium enema
Hirschprung: Trias: abdomen distensi, muntah hijau, mekonium terlambat keluar,
RT menyemprot akibat hilangnya saraf pada kolon, pada Hirchprung letak rendah. (bukan
patognomonik)

Hipoglikemika pada anak


Beresiko terjadi pada bayi dari ibu diabetes
Asimptomatik early feeding dan infus Dextrose 10% laju manintenance
Simptomatik Dextrose 10% 2 ml / kgBB

28 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


SET
Mata & THT
10 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU

Perbedaan Hordeolum dan Kalazion


Hordeolum: benjolan merah meradang, bengkak, nyeri, akut
Hordeolum eksterna: dari kelenjar Molle dan Zeiss
Hordeolum interna dari kelenjar Meibom
Th/ kompres hangat, insisi bila ada fluktuasi. AB topikal salep bila perlu
Kalazion: benjolan keras mengganjal, tidak nyeri, kronis. Asal kelenjar meibom. Th/ ekssisi

Perbedaan Pterygium dan Penguicula


Ptreygium: bentuik segitiga, isinya jaringan fibrovaskular, masuk ke kornea mengganggu visus. Th/eksisi
Penguicula: bentuk bulat warna kuning, tidak masuk ke kornea. Isinya lemak + debu. Th/artificial tears

Trichiasis, Blefaritis, Entropion dan Ektropion


Trichiasis: beberapa bulu mata masuk ke dalam menggores kornea. Th/ epilasi
Blefaritis: radang kelopak mata. Palpebra edema eritema, bulu mata kengket dan rontok berskuama
Th/ kompres hangat dan AB topikal salep
Entropion: semua palpebra dan semua bulu mata melipat masuk ke dalam.
Ektropion: melipat ke luar

Conjunctivitis
CIRI: visus N, injeksi konjunktiva, tidak nyeri
Conj bakteri: sekret purulen lengket. Etio: pada neonatus: GO. Pada dewasa: Haemophylus. Th/AB topikal
Conj viral: mengganjal seperti ada benda asing, lakrimasi, terasa berpasir. Etio: adenovirus. Khas: reaksi folikuler
Th/ artificial teras. Dekongestan
Conj vernal: gatal karna alergi. Khas: cobble stone. Th/ antihistamin topikal musiman
Conj flikten: pada penderita TB akibat reaksi hipersensitivitas. Th/obati TB nya

Keratitis
CIRI: visus turun, injeksi cilier, nyeri, silau
Keratitis bakterial: sekret purulen. Th/ AB topikal + atropin
Keratitis viral: penurunan sensibilitas kornea, lesi dendritik seperti gambaran ranting. Etio: herpes virus. Th/
antiviral oral + atropin
Keratitis jamur: riwayat terciprat lumpur, ranting pohon. Lesi satelit. Etio: natamycin + atropin
Pemeriksaan : tes fluoresensi (untuk melihat intak atau tidaknya kornea)

Episkleritis
Tercampur ciri ciri konjungtivits dengan keratitis. Injeksi episklera. Th/ steroid topikal atau phenylepinephrine

Kelainan Visus
Miopia
Rabun jauh. Bayangan jatuh di depan retina karena axis memanjang
Akomodasi terlalu kuat lemahkan dengan lensa negatif terlemah
Hipermetropia
Rabun dekat. Bayangan jatih di belakang retina
Akomodasi terlalu lemah kuatkan dengan lensa positif terkuat

29 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


Presbiopia
Penuaan pada otot otot lensa mata. Dimulai sejak umur 40 tahun, sehingga ukuran kaca mata perlu disesuaikan
ulang
40 th +1D 45th +1,5D 50 th +2D, dst
Astigmatisma
Pandangan ganda krn bayangan jatuh tidak pada satu titik akibat kelengkungan kornea tidak rata
Amblyopia
Mata malas, pada anak2, visus mata kanan dan kiri beda jauh dan kalau dikoreksi tidak bisa sampai 6/6

Strabismus
Gangguan gerakan otot pengatur bola mata
Gerak ke lateral: kerja m.rectus lateral (nervus VI) palings sering
Gerak mata ke media: kerja m. Rectus media (nerus III)
Th/ operasi

Hyphema vs subconjunctiva bleeding


Hyphema: darah pada COA, akibat trauma, mengganggu visus. Komplikasi glaukoma. Th/ kompres hangat
Subconjunctival bleeding: darah pada subconjunctiva, akibat batuk terlalui keras, tdk ganggu visus. Th/kompres

Glaukoma
Primer: bila tidak ada penyakit yang menyertai
Sekunder: bila ada penyakit yang mendasari, seperti katarak hipermatur, miopia berat, riwayat hyphema, dll
Sudut tertutup jika COA dangkal (palingsering dijumpai pada serangan akut)
Sudut terbuka jika COA dalam
Th/ tetealaksana emergensi pilokarpin 2%. Timolol. Obat yang kontraidnikasi: Atropin

Kelainan Mata pada Anak


Rabun senja
Dosis Vitamin A
0-5 bln: 50.000 (biru). 6-11 bln: 100.000(biru) >11 bln: 200.000 (merah)
Katarak Kongenital
Paling sering akibat infeksi rubella intrauterine
Saat lahir tampak gambaranbinitk warna putih (leukokoria) di bagian lensa
Komplikasi: ambliopia (lazy eye) ditandai dengan visus yang berbeda jauh dan tidak bisa dikoreksi
Px. Tes objek warna
Glaukoma kongenital
Gejala: anak memicingkan mata di ruang yangterang sejak lahir
Px; ukuran kornea tampak lebih besar dibanding normal
Komplikasi: penekanan nervus optikus kebutaan

Kelainan Telinga Luar


Perikondritis : Daun telinga merah, nyeri jika disentuh, ada riwayat ditindik. Th/ antibiotik topikal
Othematome : hematome pada daun telinga, biasa didahului trauma. Th/ bebat tekan, aspirasi hematome jika
perlu
Otitis eksterna
OE sirkumskrip: 1/3 lateral liang telinga. Tampak furunkel. Nyeri saat buka mulut dan memberat saat mengunyah
OE difus: 2/3 medial liang telinga. Liang telinga edema difus.
OE malignan: pada penderita DM, disertai jaringan granulasi
Th/ liquor Burrowi tampon

Otitis media
OMA oklusi (tuba catarhsis) Th/ nasal dekongestan
OMA hiperemis Th/ dekongestan, analgetik, antibiotik oral
OMA supurasi Th/ miringotomi, atau dekongestan, analgetik, antibiotik oral

30 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


OMA perforasi tetes telinga H2O2, analgetik, antibiotik oral
OMSK antibiotik tetes. Dikatakan OMSK jika perforasi menetap selama 8 minggu

Interpretasi garpu tala


Lihat Weber. Weber ke kanan berarti kanan konduktif atau kiri sensorineural
Weber ke kiri berarti kiri konduktif atau kanan sensorineural
Kemudian cocokkan dengan telinga mana yang mengalami keluhan
Rinne (+) normal atau sensorineural

Perbedaan Rhinitis alergi dengan vasomotor


Rhinitis Alergi: konka edema warna livide, pucat, ungu
Rhinitis Vasomotor: konka edema, merah, hiperemis
Th/ antihistamin oral (bukan steroid)

Polip nasi
Massa putih bertangkai. Th/ steroid oral dan topikal

Epistaksis
Anterior: tampon anterior 2 hari. Dari pleksus kiesselbach di septum nasi
Posterior: tampon Belloq 2-3 hari. Dari a.sfenpalatina dan a.ethmoid posterior. Faktor resiko memiliki penyakit
sistemik (+) seperti hipertensi atau kelainan koagulasi

Trauma lefort / maksila, sinusitis foto Waters

Tonsil Faring Epiglotis


Tonsilitis akut: detritus (+). Tonsilitis kronik: kripta (+). Kronis eksaserbasi akut: detritus dan kripta
Indikasi mutlak operasi jika dijumpai gangguan tidur atau stridor
Faringitis akut: faring hiperemis dan dijumpai lateral band. Faringitis kronis: faring bergranul
Epiglotitis : suara serak hingga terjadi stridor dan sesak napas. Dijumpai thumbprint sign

Abses leher dalam


Abses peritonsiler: hot potato voice, uvula terdorong
Abses retrofaring: kuduk kaku
Abses submandibula (ludwig angina): abses di mandibula, ada fokus infeksi pada gigi

Difteri
Pseudomembran, selaput mudah berdarah, bullneck
Th/ ADS + procain penicillin atau ADS + eritromisin jika alergi Penicillin

31 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


SET
Neurologi
11 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU

Headache
TTH nyeri terikat tertindih, berkurang dngn istirahat. Th/ paracetamol
Migraine berdenyut, sebelah saja, dengan/tanpa aura, tdk kurang dgn istirahat. Th/sumatriptan, ergotamin
Cara kerja sumatriptan : agonis 5HT1 (hidroksi triptamin)
Cluster nyeri kepala, hidung berair, mata merah. Th/oksigen + sumatriptan

Stroke iskemik
Keluhan: lemah lengan dan tungkai
Trombosis: perlahan lahan
Emboli: progresif. Ada riwayat aritmia jantung.
Th/ anti agregasi tromobosit. Cth: aspirin/salisilat (antitrombotik)
TD diturunkan hanya jika terlalu tinggi (krisis hipertensi)
Stroke hemorrhagic
Keluhan: penurunan kesadaran, kejang, muntah disertai lemah lengan dan tungkai
Intraserebral: kaku kuduk (-); subarachnoid: kaku kuduk (+)
Th/ manitol jika ada herniasi. Turunkan tensi segera
TIA
Iskemik yang kembali pulih kurang 24 jam. Th/aspirin (antitrombotik)

Bells Palsy
Paresis N.VII perifer (LMN). Khas: lagoftalmus dan kerut kening hilang
Dimana lagoftalmusnya, disitulah nervus yang rusak.
Cth. Lagoftalmus mata kanan dx; paresis n.VII kanan perifer
Th/ steroid 1 mg/kg

Kekuatan otot
5: dapat mengangkat dan dapat melawan tahanan
4: dapat mengangkat, jatuh dengan tahanan
3: dapat mengangkat, segera jatuh dengan gravitasi
2: dapat menggerakkan dua sendi (dapat menggeser)
1: kontraksi lokal otot tertentu
0: tidak ada kontraksi

Fraktur Cervical
Tetraparesis UMN pasang collar brace

Perbedaan vertigo sentral dan perifer


Vertigo sentral : gejala tidak terlalu berat, tapi tidak kurang dengan tutup mata. Problem: cerebellum
Vertigo perifer: gejala sanagt berat sekali, tapi kurang jika tutup mata. Problem: kanalis semisirkular
Bedakan dengan tes kalori
Tes Romberg (+) vertogo sentral

32 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


Neuropati
HNP, carpal tunnel, diabetik neuropatik, trigeminal neuralgia, psot herpetic neuralgia
Th/NSAID + adjuvan analgetik
Pilihan adjuvan analgetik: Gabapentin (1st line), Carbamazepine (1st line utk trigeminal neuralgia), clobazam

Pemeriksaan khusus dan interpretasinya


Laseque, Cross laseque HNP lumbal (paling sering L5-S1)
Lhermitte, Nafziger HNP cervical
Tinnel, Phalen Carpal tunnel
Kaku kuduk, kernig, bruzinsky I, II rangsang meningeal
Romberg, Tandem, Disdiadokokinesis kelainan cerebellum
Tensilon test Myasthenia gravis

Cedera nervus radialis, medianus, ulna


Radialis: drop hand pasien tidak bisa ekstensi pergelangan
tangan dan tidka bisa fleksi ibu jari

Medianus: obstetric hand tidak bisa membentuk huruf O dengan


ujung jari, tidak bisa menggenggam

Ulna: claw hand tidak bisa abduksi dan adduksi jari jari

Trauma spinal dan dermatome


Papila mammae th 5 umbilikus th 10
Th/ steroid

Klasifikasi Epilepsy
Umum: jika kena semua badan
Parsial: jika hanya satu sisi saja, terbagi atas
Parsial simpleks: satu sisi saja tanpa penurunan kesadaran
Parsial kompleks: satu sisi saja disertai penurunan kesadaran
Parsial umum sekunder: awalnya parsial kemudian jadi umum

Parkinson
Termor, rigid, bradikinesis, ekspresi patung. Akibat kekuranagn dopa di substansia nigra ganglia basalis
Th/ levodopa
Parkonsonisme muncul gejala seperti parkinson akibat efek samping obat
GBS
Kelumpuhan ascencdens dari bawah menyebar ke atas. Didahului ISPA.
Yang dikhawatirkan terjaid paresis otot napas ventilasi mekanik
Th/steroid

Myasthenia gravis
Kelumpuhan memberat jika kelelahan, berkurang jika istirahat. Tampak jelas di mata dan otot otot kecil
Akibat degradasi asetil koloin reseptor di neuromuscular junction
Th/ piridostigmin
Px. Tes tensilon

Meningitis dan Ensefalitis


Meningitis bakterial / purulenta: LCS keruh, dominan PMN, protein sangat tinggi. Th/ceftriaxone 2x2 gram iv
Meningitis TB: ada riwayat TB, LCS jernih kekuningan, dominan sel MN, glukosa sangat rendah. Th/ OAT
Ensefalitis gejalanya nyeri kepala, demam, penurunan kesadaran, rafleks patologis (+)
Ensefalitis paling sering karena herpes simplex
Ensefalitis toksoplasma: pada penderita HIV. Th/. Pirimetamin

33 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


SET
Psikiatri
12 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU

Kelompok Penyakit Dalam Psikiatri


1. Psikosis
2. Gangguan Afek / Mood
3. Gangguan Cemas
4. Gangguan Somatoform

PSIKOSIS
Terjadi akibat kelebihan dopa dalam otak
Jika ditemukan salah satu antara waham dan halusinasi maka sudah masuk dalam kelompok Psikosis. Terdiri dari:
Psikosis akut waham + halusinasi + belum 1 bulan
Schizoprenia waham + halusinasi + sudah 1 bulan
Paranoid: didominasi oleh waham akan dicelakai
Hebefrenik: kembali seperti kanak kanak, perilaku kacau
Katatonik: mempertahankan posisi kaku
Residual: pernah mendapat pengobatan, gejala menjadi kabur
Gangguan Waham Menetap waham + tidak ada halusinasi
Waham persekutori (kejar), waham kebesaran, waham nihilistik, dll
Th/ anti psikosis prinsip: turunkan Dopa
Untuk gejala positif:
Chlorpromazin efek sedasinya kuat, cocok untuk pasien yang gelisah, tidak bisa tidur, mondar mandir.
Haloperidol efek antipsikosisnya sangat kuat cocok untuk serangan akut yang membahayakan diri sendiri atau orang
lain.
Efek sampingnya: sindroma ekstrapiramidal. Th/ Trihexylphenidyl atau Dipenhydramine 5 cc i.m
Untuk gejala negatif
Risperidone seperti pada skizo katatonik, skizo hebefrenik
Clozapine, olanzapine atipikal antipsikosis

GANGGUAN AFEK/MOOD
Kelainan di serotonin
Depresi mood depresik, sedih berkepanjangan, menarik diri, merasa bersalah, sekurang kurangnya 2 minggu.
Th/ antidepresan (1st line: golongan SSRI cth: fluoxetine 2nd line: golongan TCA: amitriptiliin)
Manik perilaku meluap, bahagia tak terkendali, tak kenal lelah, arus ide tidak dimengerti, sekurang kurangnhya 1
minggu.
Th/ Litium
Bipolar memliki riwayat depresi atau manik sebelumnya. Th/ Litium
Distimik mood depresif yang tidak parah, berlangsung selama 2 tahun

GANGGUAN CEMAS
Gangguan cemas menyeluruh mencemaskan segala hal tanpa ada sebab yang pasti
Fobia mencemaskan satu objek tertentu. Cth. Takut ketinggian, takut serangga
Gangguan panic attack serangan cemas mendadak, disertai gekala fisik berdebar, keringatan, TD naik, kemudian reda.
Obsesif kompulsif melakukan perilaku tertwentu berulang ulang. Kelainan di serotonin.
Stress pasca trauma keadaan stres syang terjadi setelahtrauma mendalam yang ditandai dengan flashback memori,
mimpi buruk dll, bertahan lebih dari 1 bulan

34 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


Stress akut kurang dari 1 bulan
Th/ golongan benzodiazepine (alprazolam, Clobazam, Diazepam)

GANGGUAN SOMATOFORM
Jika pasien merasa sakit, meskipun sebenarnya tidak sakit
Somatisasi merasakan nyeri di berbagai organ
Hipokomdriasis merasakan nyeri yang terfokus pad asatu organ saja, misalnya pada thoraks saja atau abdomen saja
Body dismorfik merasa bagian tubuh cacat atau jelek
Koversi muncul gejala fisik yang nyata. Cth. Istri buta saat melihat suami selingkuh
Th/ golongan SSRI atau golongan benzodiazepine

GANGGUAN PSIKIATRI TERINDUKSI ZAT


Terminologi:
Abuse (penyalahgunaan) penggunaan zat berkepanjangan yang mengakibatkan gangguan sosial selama 12 bulan
Dependence (ketergantungan) adalah Abuse yang disertai dengan toleransi dan withdrawal
Toleransi membutuhkan dosis yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi
Withdrawal gejala mendadak akibat putus obat secara tiba tiba
Intoksikasi gejala mndadak akibat penmakaiana overdosis

ALKOHOL
Bicara ngawur, inkoordinasi, jalan sempoyongan,

MORFIN (OPIOID), HEROIN


Intoksikasi: Pupil pinpoint, mengantuk, bicara ngawur, gangguan memori
Th untuk intoksikasi akut Nalokson
Th untuk berhenti perlahan lahan Methadone. Tidak boleh langsung berhenti mendadak agar tidak Withdrawal

AMFETAMIN (EKSTASI), KOKAIN,


Intoksikasi: pupil dilatasi, takikardi, hipertensi, hipertermia, waham kebesaran
Th/ simptomatik

Kelainan Makan
Anorexia nervosa: tidak mau makan
Bullemia nervosa: makan tapi dimuntahkan
Th/ psikoterapi

35 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


SET
Public Health
13 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU

Desain Penelitian
Cross sectional: waktu dan biaya singkat, bergerak dr resiko, PR = (a/a+b) : (c/c+d)
Case control: ke belakang / retrospektif, bergerak dr efek, OR = ad/bc
Cohort: diikuti ke depan, RR= (a/a+b) : (c/c+d)

Skala dalam penelitian


Skala Kategorik jika dikelompokkan, terbagi atas
Nominal : setara, Cth. Islam, kristen, hind, buddha
Ordinal : bertingkat. Cth. Anemia ringan, sedang, berat. SD-SMP-SMA
Skala numerik jika tidak dikelompokkan
Interval : tidak memiliki titik 0
Rasio : memiliki tiitik 0
Uji Hipotesis
Chi square : kategorik kategorik
Uji T: kategorik numerik
Uji Korelasi: numerik numerik, melihat ada hubungan atau tidak
Uji regresi: numerik numerik, melihat seberapa jauh hubungan saling mempengaruhi (lanjutan korelasi)

Prevalensi dan Insidensi


Prevalensi: semua kasus sakit diukur dengan cros sectional
Insidensi: kasus baru saja diikuti dengan cohort
Incidence rate: semua kasus baru / semua populasi beresiko
Prevalence rate: semua kasus baru dan lama / semua populasi

Puskesmas dan Posyandu


1 puskesmas 30.000 jiwa, 1 pustu 5000 10.000 jiwa
Kegiatan wajib puskesmas: KIA, kesehatan perorangan, pemberantasan penyakit menular, promosi kesehatan,
perbaikan gizi dan Kesling
1 posyandu: 100 balita atau 120 kepala keluarga

Pencegahan
Pencegahan primer: Health promotion (target tidak spesifik), specific protection (target spesifik)
Pencegahan sekunder: Early diagnosis and Prompt treatment (screening, diagnosis dan terapi)
Pencegahan tersier: disability limitation (mencegah perburukan), rehabilitation (meingkatkan kualitas hidup)
Teori Blum
Derajat kesehatan ditentukan oleh Lingkungan (paling utama), perilaku, pelayanan kesehatan dan herediter
Fungsi Manajemen
Input : man, money, material, method, market, time
Proses : pelaksanaan program, terdiri atas:
Planning: apa yang mau dikerjakan? Oleh siapa? Kapan? Dimana? Berapa biayanya?
Organizing: membagi kerja
Actuating: pelaksanaan di lapangan
Controlling: atasan mengecek kerja bwahan agar semuanya lancar
Evaluating: proyeksi di akhir selesainya program
Output: tujuan atau target jangka pendek
Outcome: tujuan atau target jangka panjang

36 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


Definisi Kasus
Suspect: dx ditegakkan hanya dari gejala saja
Probable: dx sitegakkan dari gejala + pemeriksaan mendukung, tapi bukan gold standard
Definit / confirmed: dx ditegakkan dari gejala + gold standard

Kejadian luar biasa


Dari tidak ada menjadi ada, atau KLB = OUT BREAK = EPIDEMI
dari ada meningkat 2 kali lipat, atau Dari tidak ada menjadi ada
meningkat progresif dalam 3 kurun waktu Dari ada meningkat 2x lipat
ENDEMIS Dari ada terus meningkat 3 waktu berturut
Terus menerus tinggi
Kasus yang harusnya sudah eradikasi, tiba tiba ada lagi
(reemerging disease)
SPORADIS
Pandemi
Naik turun
Indikator: Wabah
Attack rate: jumlah pasien / jumlah penduduk
Epidemi
Case Fatality Rate: jumlah mati / jumlah pasien

OUTBREAK/KLB

Surveilans epidemiologi
Adalah kegiatan memantau, mencatat dan mengamati
Surveilans aktif: petugas kesehatan mendatangi rumah warga
Surveilans pasif: petigas kesehatan menunggu laporan dari warga
Surveilans sentinel : terpadi, jika ada KLB

Teknik sampling
Simple random sampling: berdasarkan teknik sederhana
Sistematic random sampling: cth. Diambil sampel nomor urut ganjil
Stratified random sampling: cth. 10 orang SD, 10 orang SMP, 10 orang SMA
Cluster sampling: cth, 10 orang Medan, 10 orang Aceh, 10 orang Jakarta
Snowball sampling: utk populoasi yang tidak diketahui keberadaannya. Cth homoseksual
Consecutive sampling: mengikuti inklusi dan eksklusi
Convenience sampling: kebetulan

Hubungan Dokter Pasien


Paternalistic: pasien merasa dokter tau segalanya
Guidence cooperative: pasien mencurahkan keinginannya, dokter menmgarahkan pasien
Mutualism: dokter dan pasien sama sama berdisuksi mencari jalan terbaik
Consumer: pasien adalah pembeli jasa dokter

Konseling efektif
Konsep Konseling: Catarhsis Education Action
Catarhsis: menggali permasalahan yang dihadapi, mencari tahu seberapa jauh pengetahuan pasien
Education: memberikan informasi
Action: Melaksanakan intervensi perubahanm perilaku, tatalaksana

Komunikasi interpersonal
Urutan komunikasi interpersonal:
1. Rapporting membuat suasana nyaman
2. Mengajukan pertanyaan terbuka / tertutup / mengarahkan
3. Mendengar aktif
Refleksi Isi : memvalidasi pernyataan pasien
Refleksi perasaan: Saya paham keadaan ibu tengah sedih dengan penyakit ini

37 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


4. Memberikan informasi
5. Memberikan tanggapan
Asumsi: menjudge dan mengambil kesimpulan tanpa bukti kuat ibu pasti tidak minum obat
Evaluasi: meraukan pernyataan pasien Ah yang benar, coba diingat ingat lagi..

Teori Perubahan Perilaku


Prekontemplasi belum, bernmiat berubah. Th/ edukasi
Kontemplasi sudah berniat, tapi belum dimulai. Th/ motivasi
Preparation langkah teknis sudah nyata siap untuk mulai. Th/ ajarkan teknik
Action tahap perubahan. Th/ terapi kerja kelompok
Mainmtenance 6 bulan setelah perubahan perilaku. Thj/reward and punishment

Breaking bad news


Urutan breaking bad news:
1. Mempersiapkan waktu dan suasana yang tepat
2. Memberikan tanda akan ada berita buruk yang disampaikan
3. Menyampaikan berita dengan sederhana dan benar
4. Menunjukkan empati
5. Mencari solusi bersama

38 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


SET
Bedah
14 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU

Syok Anafilaktik
Reaksi hipersensitifitas tipe 1 akibat alergen
TD turun mendadak, edema laring berpotensi apnea
Th/ Epinephrine 1:1000 0,3-0,5 cc subkutan/intramuskular (dewasa)
Epinephrine 1:1000 0,01 mg/kg subkutan/intramuskular (anak)
Untuk mencegah reaksi hipersensitivitas tipe lambat kortikosteroid iv
Hitung GCS
E, M, V
Perbedaan epidural hematome dan subdural hematome
Epidural : lucid interval, pupil anisokor, herniasi cerebri, CT Scan bentuk bikonveks akibat ruptur a.meningea
media
Subdural: CT scan bentuk bulan sabit akibat ruptur Bridging vein
Fraktur Basis Cranii
Pemeriksaan CT scan potongan aksial
Anterior : racoon eye, rhinorea
Media : otorrhea
Posterior : battle sign
Perbedaan perforasi hollow organ dengan solid organ intra abdomen
Hollow organ: ada free air pada foto, pekak hepar menghilang pada pemfis. Px: Foto polos abdomen
Solid organ: hemodinamik cepat jatuh ke syok. Px: USG
Komplikasi: Peritonitis
Fraktur colles, smith, galeazzi dan montegia
Colles: fraktur radius angulasi dorsal / posterior paling sering, bentuk garpu
Smith: fraktur radius angulasi volar / anterior, bentuk sekop kebun
Galeazzi: fraktur radius menggeser ulna
Monteggia: fraktur ulna
Manajemen fraktur dan dislokasi
Tatalaksana awal: REDUKSI / bidai / spalk
Tatalaksana definit: fraktur fiksasi, dislokasi reposisi
Urutan: Reduksi Reposisi Retensi (fiksasi) rehabilitasi

Hernia inguinal
Reponible: bisa keluar masuk. Th/ operasi elektif
Ireponible: tdak bisa keluar masuk lagi. Th/ operasi elektif
Inkareserata: ada gangguan pasase, muncul tanda ileus. Th/ operasi cito
Strangulata: nekrosis, nyeri hebat, merah, Th/ operasi cito

Hemorrhoid
Hemor eksterna: hitam, iskemik, nyeri, tidak ada grade
Hemor interna
Grade 1 : hanya berdarah, tidak ada benjolan. Th/ diet tinggi serat
Grade 2 : benjolan keluar masuk spontan Th/ diet tinggi serat
Grade 3 : benjolan masuk jika didorong dengan jari
Grade 4 : benjolan sudah tidak bisa masuk lagi

39 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


Ileus
Obstruktif : Persitaltik usus meningkat,
multiple air fluid level step ladder, distribusi udara tidak mencapai distal
Penyebab: paling sering krn massa atau benda asing atau krn volvulus (coffe bean sign)
Paralitik : peristaltik hilang (silent abdomen), air fluid level minimal, udara usus mencapai distal
Penyebab: paling sering karena hipokalemia, periotnitis

Appendicitis acute
Mc Burney sign : tekan kanan bawa, nyeri d kanan bawah
Rebound tenderness : lepas kanan bwah, terasa nyeri
Rovsing : tekan kiri bawah, nyeri di kanan
Blumberg : lepas di kiri, nyeri di kanan
Psoas : nyeri di kanan bawah dengan mengengkat paha
Obturator : nyeri di kanan bawah dengan menekuk . merotasikan tungkai
Dumphy : saat batuk, nyeri di kanan bawah memberat
Komplikasi: peritonitis lokal berlnajut menjadi peritonitis difus, atau walling off (appendiceal mass)

Trauma Thorax (Hematothorax, pneumothorax dan flail chest serta tatalaksananya)


Hematothorax: perkusi redup
Pneumothorax: perkusi hipersonor, Ronsen: avaskuler dengan colaps pleural line
Flail chest: fraktur segmental multi iga

Perbedaan Mastitis, FAM dan Ca Mammae


Mastitis: nyeri, lecet dan edema
FAM: benjolan batas tegas tidak nyeri, usia muda
Ca Mammae: peau d orange, retraklsi nipple

Luka Bakar
Derajat 1 : merah, hieperemis, nyeri
Derajat 2a : ada bula , nyeri hebat
Derajat 2b : tidak ada bula, masih merasakan nyeri
Derajat 3 : ujung saraf sudah terkena sehingga tidak nyeri lagi

Indikasi rawat luka bakar


- Derajat 2 > 20%
- Derajat 3 > 5%
- Derajat 2 atau 3 > 10% pada anak dibawah 10 tahun atau dewasa di
atas 50 tahun
- Luka pada ekstremitas, kelamin dan perineum
- Semua trauma inhalasi
- Semua trauma listrik dan kimia. (trauma listrik mengakibatkan fibrilasi jantung EKG)

Terapi awal: resusitasi cairan 4 x kg x % luas


Setengah dari cairan diberikan dalam 8 jam pertama. Selebihnya diberikan dalam 16 jam kedua

40 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


SET
Bioetika & Forensik
15 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU

Malpraktik medik
Dikatakan malpraktik medik jika terbukti memenuhi unsur 4D
Duty (ada kewajiban),
Deriliction of duty (kewajiban tsb tidak dikerjakan),
Damage (menyebabkan cedera) dan
Direct cause (bisa dijleaskan hubungan sebab akibat)

Badan yang mengurus malpraktek medik:


MKEK
Adalah badan di bawah IDI, dibentuk oleh dokter, beranggotakan dokter untu membela kepentingan dokter
Mengadili pelanggaran KODEKI
Sanksi: sanksi teguran, moral dan pengucilan
MKDKI
Adalah badan di bawah KKI, beranggotakan dokter dan sarjana hukum
Bertugas menerima pengaduan dari masyarakat, kemudian menyeleksi apaklh kasus tersebut benar benar
malpraktek atau bukan
Mengadili pelanggaran STANDARD PROFESI
Sanksi: reschooling, pencabutan STR

Pengadilan
Bertugas mengiurus pelanggaran kedokteran yang telah diundang undangkan.
Cth. Dokter melakukan aborsi
Sanksi: pidana, pencabutan STR

Kaidah dasar moral


Beneficence: melakukan standar tertinggi sesuai SOP, memilih yang terbaik diantarayang baik
Nonmalefience: Melanggar SOP untuk maskud yang lebih baik, memilih yang kurang buruk diantara yang buruk
kasus emergency
Justice: ada pihak lain yang dirugikan selain dokter dan pasien
Autonomy: mengikuti keinginan pasien

Informed consent
Hak consent: usia 18 tahun atau sudah menikah serta sehat mental
Jika belum menikah: orang tua saudara kandung wali
Jika sudah menikah: istrti/suami anak kandung orang tua saudara
Inform consent harus dilakukan secvara tertulis jika prosedur yang akan dilakukan memeiliki resiko yang berat
Dalam keadaan mengancam jiwa dan tidak ada orang yang kompeten membuat consent prosedur boleh
dilakukan tanpa informed consent

Pengurusan izin dokter


Ujian kompetensi lulus ijazah oleh fakultas sertifikat kompetensi oleh KDPI STR oleh KKI SIP oleh
IDI setempat dan dinkes
P2KB: pendidikan kedokteran berkelanjutan tentang seminar dan update ilmu

41 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


VER
VER hanya diberikan jika ada permintaan langsung dari penyidik.
Pada kasus perkosaan, korban harus datang ditemani polisi krn korban adalahbarang bukti
VER dibuat berdasarkan kondisi saat surat permintaan VER diterima dokter
Semua dokter yang teklah mengangkat sumpah berhak menerbitkan VER
VER Hanya boleh menjelaskan temuan saat itu, tidak boleh ada interpetasi subjektif dari pemeriksa
VER sementara: jika pasien masih harus dirawat dulu
VER lanjutan: setelah pasien dirawat, kemudian dibuat VER sambungan
Penulisan VER
Penyebab kematian : keadaan yang mendasari kematian.
Mekanisme kematian : proses yang mengakibatkan kematian
Cara kematian : wajar atau tidak wajar
Contoh. Korban mati krn luka tusuk di dada kiri
Penyebab : trauma tajam
Mekanisme : perdarahan
Cara : tidak wajar

Trauma tumpul
Dijumpai jembatan jaringan, tepi luka tidak rata
Cth Luka robek, luka lecet
Trauma tajam
Tidak dijumpai jembatan jarinagn, tepi luka rata
Cth. Lukatusuk, luka sayat, luka bacok
Luka tembak
Jauh : kelim lecet Dekat: lecet+ tato
Sangat dekat: lecet+tato+jelaga Tempel: lecet+tato+jelaga+star shape
Luka berat (pasal 90 KUHP) jika mengancam jiwa, pekerjaan, cacat, dan keguguran

Tanda kematian
Segera: pupil midriasi, TD tak terukur, nadi tak teraba, reflex pupil (-)
Dini: livor mortis (muncul 1/2 jam, hilang dengan penekanan < 6 jam, tdk hilang penekanan >6 jam)
Rigor mortis (muncul 2-3 jam, sempurna 10-12 jam, hilang >24 jam)
Lanjut: pembusukan (> 24 jam)

Tanda intravital
Merupakan penanda bahwa saat luka terjadi, korban masih hidup dan inilah penyebab kematian korban
Tenggelam : ada buih sukar pecah pada trakea, cadaveric spasm
Terbakar : ada jelaga pada saluran nafas, ada bula
Trauma : jejas warna merah, ada resapan darah
Tenggelam
Air asin: hipernatremia, paru basah, hemokonsentrasi, BJ dominan di jantung kiri
Air tawar: kebalikannya
Cadaveric spasm tangan kaku menggenggam anemon laut

Hanging vs Strangulasi
Hanging: jejas serong, terletak di bawah, lebam di ujung ekstremitas
Strangulasi: jejas datar, terletak di atas, lebam di punggung atau badan depan

Disaster Victim Identification (DVI)


Urutan proses DVI:
Olah TKP data postmortem data antemortem Rekonsiliasi Debriefing
Data primer: Sidik jari, cetak gigi, analisa DNA. Data sekunder: Rekam medik, barang bawaan
Rekonsiliasi: mencocokkan data natemortem dengan post mortem, dan menanyakan apakah semua pihak sudah puas
dengan hasil DVI

42 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


SET
Kulit & Kelamin
16 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU

Dermatoterapi
Prinsip pengobatan: ruam basah dirwata basah, ruam kering dirawat kering
Vehikulum dasar:
Bedak : untuk mencegah friksi, dan agar vesikel tidak pecah. Bedak salycilat 2%
Minyak/salep : penetrasi dangkal, lesi kering
Air/solusio : lesi basah, untuk kompres. Contoh larutan rivanol

Vehikulum kombinasi:
Krim : minyak + air untuk lesi kering dan dalam. Untuk daerah berambut
Bedak kocok/lotion: bedak + air memberikan efek dingin
Pasta : minyak + bedak untuk lesi dalam dan basah

Infeksi Jamur
Tinea: central healing tepi polisiklik,
Etiologi: trychophyton, epidermophyton, microsporum. Px KOH: kerokan pinggir lesi hifa
Kandida: lesi satelit/corimbiformis/chicken-hen appearence,
Etiologi: candida. Px: pseudohifa (hifa tidak bersekat), yeast cell
Th/ antifungal topikal Mikonazole salep.
Jika ruam luas perlu ditambahkan anti fungal oral: Ketokonazole 1 x 200 mg, Fluconazole atau
itrakonazole
Pitiriasis versikolor: makula oval hipiopigmentasi skuama halus. Etio: malassezia. Px: sphagetty meatball
Th/ selenium 2,5% shampoo dan antifungal oral

Pioderma
Impetigo krustosa krusta kluning seperti madu di wajah sekitar bibir
Impetigo bulosa bula kendur membentuk koleret, di wajah, leher, dada dan bahu
Ektima: ulkus tertutup krusta kehitaman di kaki
Erisipelas: merah batas tegas
Selulitis: merah batras tidak tegas., mengkilat, biasa pada DM
Th/ mupirocin, bacitracin topikal
oral: amoxicilin. Jika alergi amox ganti dengan eritrmomisin

Infeksi Virus
VZV: ruam polimorfik Th/ simptomatik. Asiklovir 5 x 800 mg
Herpes zoster: vesikel bergerombol di atas makula eritems tersusun sesuai dermatome
Th/ asiklovr 5x800 atau valasiklovir 3x 1000
Hepres simplex: vesikel di daerah oral atau genital. Th/ Asiklovir 5 x 200 mg.
Herpes simpelx dapat diterapi dengan asiklovir cream
Moluskum kontagiosum : benjolan dengan umbilikasi (delle) di wajah, bahu dang punggung. Etio: poxvirus
Th/ bedah kuretase

Infeksi Parasit
Scabies
Lesi terjaid di daerah lipatan jari, bokong, nsemakin gatal saat malam hari
Dijumpai kontak dfengan penderita yang sama.

43 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


Px. Burrow ink test.
Th/ Permetrin 5% (pada ibu hamil maupun dewasa)
Sulfur presipitat (padi bayi)
Pediculosis
Etio: pthirus pubis
Terutama di daerahberambut. Dijkumpai blue dots / sky dots
Th/ permetrin 1% cream, atau Malathion 0,5%
Cutaneus larva migrans (creeping eruption)
Etio: ancylostoma canis atau ancylostoma braziliens
Ruam serpiginosa biasa pada ekstremitas, sehabis bermain di pasir/kebun
Th/ Cholerethilspray + albendazole

Dermatitis
Dermatitis Kontak Iritan dicetuskan oleh bahan yang memang iritatif. Cth. Asam basa kuat
Dermatitis kontak alergi dicetuskan oleh zat biasa yang sebenarnya tidak berbahaya, tapi bagi sebagian orangh
memunculkan reaksi alergi . Cth/ alergi dengan karet sandal jepit
Dermatitis atopik: pada orang dengan riwayat atopik, berlanghsungh sejak lahir
Th/ kortikosteroid

Penyakit Menular Seksual


Gonorhea: keluar sekret purulen dari kelamin. Riwayat hubungan seksual 2-5 hari yang lalu
Pewarnaan gram: diplococcus gram negatif
Th/ 1st line Ceftriaxone 250 mg intramuskular singledose + Azythromycin 1 gram single dose
1 st line Ceftriaxone 250 mg intramuskular single dose + Doksisiklin 2x100 mg selama 7 hari
2nd line Cefixime 400 mg single dose oral+ Azythromycin 1 gram single dose
1 st line Cefixime 400 mg single dose oral single dose + Doksisiklin 2x100 mg selama 7 hari
Sifilis (ulkus durum): muncul ulkus bersih, soliter, tindak berdarah dan tidak nyeri
Kadang dapat sembuh dengan sendirinya, kemudian muncul stadium II dan III, menyebar sistemik
Px: VDRL dan TPHA (mendeteksi antigen treponema palidum)
Th/ penicilin
Ulkus Molle (chancroid): ulkus yang multipel, nyeri, berdarah
Px; pewarnaan gram
Th/ antibiotik Azythromycin 1 gram atau Doksisiklin 2x100 mg selama 7 hari
Kondiloma akuminta
Akibat HPV 6 dan 11, tampilan seperti jengger ayam
Th/ kauter kimia dengan Tinctur podofilin atau salisliat 40%
2nd line: kauter elektrik piliha terapi pada ibu hamil

Psoriasis
Ruam: makula eritema dengan skuama putih tebal berlapis
Terutama di daerah yang rawan terjadi benturan sperti lutut, bokong, siku
Tanda khas: koebner trauma dui daerah yang lain akan memunculkan ruam baru
Tanda patognomonik: Wax drop (skuama seperti lilin) dan auspitz (jika dikerok muncul bintik darah)
Th/ kortikosteroid high potency cream (Clobetasol, Trioamcinolone)

Erupsi obat
SJS: kena mata, mukosa dan genital
NET: ada epidermolisis dan seluruh tubuh. Keadaan umum jelek
Fixed drug eruption / eksantema fixtum : muncul berkali kali di lokasi yang sama
Angioedema: sampai bengkak lidah dan laring
Eritroderma: kulit sekujur tubuh terkelupas dan bersisik warna merah terang

44 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU


Th/ kortikosteroid

Kusta
Makula hipopigmentasi yang mati rasa / hiporestesi
Pemeriksaan: slit skin smear
Klasifikasi Kusta berdasarkan gejala

Klasifikasi Kusta berdasarkan hasil BTA


BTA (-) : paucibaciler
BTA (+) : multibaciler
Nervus yang paling sering terkena nervus ulnaris, dan n.auricularis magnus

Terapi kusta
Jumlah lesi 1: ROM (Rifampicin, ofloksasin, Minosiklin) single dose
Jumlah lesi 2-5: RD (rifampicin , dapson)
Jumlah lesi >5: RDK (rifampicin, dapsone, klofazimin/lamprene)
Pengobatan kusta pada ibu hamil lanjut sperti biasa, tidak ada pengaruh. Kecuali Regimen ROM tunda

45 Pembekalan UKMPPD CBT FK UMSU

You might also like