You are on page 1of 5

Makassar, 16 Oktober 2016

BLOK KONSERVASI GIGI KLINIK LANJUT 1 (KGKL 1)

FERRULE

Oleh :
ERIANA SUTONO J1022 15 102

Tutor :
Dr. drg. Juni Jekti Nugroho, Sp.KG

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS


PROGRAM STUDI KONSERVASI GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

0
Efek Ferrule

Pada beberapa kondisi, pasien biasanya datang ke klinik dengan gigi yang
memiliki sisa struktur mahkota yang sangat sedikit. Kehilangan struktur mahkota
dapat terjadi akibat karies maupun trauma, struktur yang tersisa harus memiliki
dimensi tertentu untuk memberikan bentuk resistensi pada preparasi mahkota yang
akan dibuat. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya komplikasi fraktur gigi/ akar.1

Istilah "efek ferrule" merupakan hal yang selalu diperhatikan ketika ingin
merestorasi gigi. Istilah ini disebutkan dalam buku teks prostodontik klasik
Shillingburg, Fundamentals of Fixed Prosthodontics 1

Ketika semua struktur gigi telah hilang hingga puncak alveolar (alveolar
crest) atau di bawahnya, baik akibat fraktur atau karies, gigi tidak dapat
direstorasi dengan hasil yang baik tanpa melakukan pengukuran dan tindakan
yang maksimal. Bahkan jika pasak ditempatkan pada gigi, akar masih
beresiko fraktur tanpa mahkota melingkari apikal gigi ke inti. Efek ferrule di
sekitar struktur gigi yang tersisa ini, mencegah terjadinya fraktur "

Menurut penelitian, akar yang diperkuat dengan ferrule dapat melindungi gigi
yang telah dirawat endodontik dan melawan gaya tekan yang disebabkan oleh pasak.
Selain itu, efek ferrule secara signifikan meningkatkan kekuatan fraktur pada gigi dan
lebih penting dari pasak dan core yang dibuat.2

Beberapa peneliti telah menyarankan bahwa gigi harus mempunyai jumlah


minimal struktur mahkota minimal 2 mm di atas cementoenamel junction untuk
memastikan adanya kekuatan yang tepat. Struktur mahkota akan memberikan efek
ferrule dengan mahkota artifisial untuk mencegah fraktur akar dan fraktur atau
pergeseran pasak. Gegauff mengevaluasi efek mahkota ferrule terhadap kekuatan
fraktur gigi yang telah dirawat endodontik dan menunjukkan tidak ada korelasi
signifikan antara jumlah struktur mahkota dan kekuatan fraktur. Namun, Pereira dkk

1
menunjukkan bahwa meningkatnya panjang ferrule secara signifikan meningkatkan
kekuatan fraktur pada gigi yang telah dirawat endodontik.2

Hal yang paling penting untuk meningkatkan resistensi fraktur pada gigi yang
telah dirawat endodontik adalah daerah bahu dengan struktur sirkumferensial dentin
pada jarak minimal 2 mm yang disebut sebagai efek ferrule meskipun hal ini masih
controversial, namun menurut beberapa penelitian, Faktor utama yang mempengaruhi
kekuatan terhadap fraktur pada gigi yang telah dirawat endodontik dengan
penempatan mahkota metal porcelain atau all porcelain adalah ferrule yang akan
menambah kekuatan pada gigi yang telah direstorasi mahkota.3 Menurut Pereira dkk
dan peneliti lainnya bahwa resistensi fraktur paling tinggi terdapat pada spesimen
dengan ferrule terpanjang.2

Gambar 1. Skema gigi yang telah dirawat endodontik dan direstorasi mahkota dengan post
dan core. Co,core; Cr,crown; F,perluasan dentin ke arah korona pada margin restorasi
mahkota yang dikenal sebagai ferrule; G, gutta percha; P,post.4

Mengembalikan Lebar Biologis Secara Signifikan


Lebar biologis 2 mm terdiri dari 1 mm jaringan connective di atas crest
alveolar dan 1 mm ephitelial attachment atau lebar biologis 3 mm terdiri dari 1 mm

2
sulkus gingiva. Lebar biologis rata-rata terdiri dari 2-3 mm pada permukaan gigi
normal. Pentingnya menjaga jaringan periodontal untuk mencegah infeksi bakteri dari
sulkus gingiva. Lebar biologis biasanya hilang akibat karies atau fraktur. Penting
untuk mengembalikan minimal 3 mm struktur jaringan gigi sehat di atas tulang
alveolar sebelum melakukan restorasi. Untuk mencegah terjadinya fraktur akar
setelah restorasi, penting untuk menyediakan minimal 1 mm struktur jaringan sehat di
atas margin restorasi. Sehingga, terdapat 4 mm struktur gigi di atas crest alveolar.5

Gambar 1. Lebar biologis di atas crest alveolar, 3


mm lebar biologis menunjukkan 1 mm perlekatan jaringan connective (A), 1 mm
perlekatan epitel (B), dan 1 mm sulkus gingiva (C). Sehingga, idealnya terdapat
struktur gigi sehat minimal 1 mm (ferrule) diatas 3 mm lebar biologis sebagai margin
restorasi (D).5

Crown lengthening dilakukan untuk mengembalikan lebar biologis, sebaiknya


terdapat struktur gigi 2 mm untuk ferrule. Ferrule, berupa permukaan disekeliling
struktur gigi yang tersisa. Jarak vertikal pada struktur gigi yang merupakan bagian
bertumpunya mahkota sehingga efek ferrule penting pada pemasangan mahkota
prostetik nantinya.6

DAFTAR PUSTAKA

3
1. Brandon G. Ferrule: Why is it important, and how
much do we need?. [monograph on the internet].
Oklahoma :Perio-Implant Advisory; 2012 [cited 2016
Oct 15]. Available from: URL:
http://www.perioimplantadvisory.com/articles/2012/1
0/ferrule-why-is-it-important-and-how-much-do-we-
need.html

2. Jefferson RP. Influence of intraradicular post and crown ferrule on


the fracture strength of endodontically treated teeth. Braz Dent J
(2009) 20(4): 297-302
3. Evangelia E, Eleana k, Theodora F, Christos G, Petros K. Effect of
a Crown Ferrule on the Fracture Strength of Endodontically
Treated Canines Restored with Fiber Post and Metal-Ceramics or
All-Ceramics Crown. The Int. J of Prost. 2013;26;4:384-7
4. Jelena J. Cecilia g. Joran RV. Mrco F. Ferrule Effect: A Literature
Review. JOE. 2012;38:11-9
5. Mitsuhiro T. Treatment Planning for Traumiatized Teeth. 2 nd Ed.
Quintessence Pub.Co.; 2012.p.51.
6. Wikipedia. Crown Lengthening. [monograph on the internet]; 2016
apr 11 [cited 2016 Oct 15]. Available from :
https://en.wikipedia.org/wiki/Crown_lengthening

You might also like