Professional Documents
Culture Documents
Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela
zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus
yang terjadi setelah infeksi primer.
B. Etiologi
C. Patofisiologi
Virus ini berdiam di ganglion posterior susunan syaraf tepi dan ganglion
kranalis kelainan kulit yang timbul memberikan lokasi yang setingkat dengan
daerah persyarafan ganglion tersebut. Kadang virus ini juga menyerang ganglion
anterior, bagian motorik kranalis sehingga memberikan gejala-gejala gangguan
motorik.
1. Gejala prodromal (80%) : nyeri, demam.
2. Kelainan kulit:
3. Lesi : Eritema papula dan vesikula bula.
4. Isi lesi : jernih keruh dapat bercampur darah.
5. Lokasi : bisa di semua tempat, paling sering unilateral pada servikal IV
dan lumbal II.
Massa tunasnya 7-12 hari. Massa aktif penyakit ini berupa lesi-lesi baru
yang tetap timbul berlangsung kurang lebih 1-2 minggu. Disamping gejala kulit
dapat juga dijumpai pembesaran kelenjar geth bening regional. Lokalisasi
penyakit ini adalah unilateral dan bersifat dermatomal sesuai dengan tempat
persyarafan. Pada susunan saraf tepi jarang timbul kelainan motorik tetapi pada
susunan saraf pusat kelainan ini lebih sering karena struktur ganglion kranialis
memungkinan hal tersebut. Hiperestesi pada daerah yang terkena memberi gejala
yang khas. Kelainan pada muka sering disebabkan oleh karena gangguan pada
nervus trigeminus atas nervus fasialis dan otikus.
D. Pemeriksaan Penunjang
F. Komplikasi
Pada usia lanjut lebih dari 40 tahun kemungkinan terjadi neuralgia pasca
herpetik.
1) Sikatriks
2) Neuralgia pascaherpetik
G. Penatalaksanaan
1. Data Subyektif
Demam, pusing, malaise, nyeri otot-tulang, gatal dan pegal, hipenestesi.
1. Data Obyektif
Eritema, vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritema dan
edema. Vesikel berisi cairan jernih kemudian menjadi keruh (berwarna
abu-abu) dapat menjadi pustule dan krusta. Kadang vesikel mengandung
darah, dapat pula timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan aleus
dengan penyembuhan berupa sikatrik.
1. Data Penunjang
B. Diagnosa Keperawatan
Kolaborasi pemberian
analgetik sesuai program
I. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat
b. Riwayat psikososial
Data Obyektif
c. Pemeriksaan fisik
Data Penunjang
Kriteria hasil :
Intervensi
2. Gangguan integritas kulit s.d vesikel yang mudah pecah, ditandai dengan :
DS : -
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan cemas akan hilang/berkurang
Kriteria hasil :
Intervensi
Intervensi
1. Isolasikan klien
Djuanda, Adhi. 2009. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI : Jakarta
Handoko R.P.2005. Herpes Simpleks dalam ilmu penyakit kulit dan kelamin.