You are on page 1of 2

Pengaruh proses penuaan yang dialami oleh lansia menimbulkan berbagai

masalah baik secara fisik, mental, maupun sosial ekonomi. Jika lansia
mengalami masalah gangguan mental, maka kondisi tersebut dapat
mengganggu kegiatan sehari-hari lansia. Masalah gangguan mental yang
sering timbul pada lansia meliputi kecemasan, depresi, dan insomnia
(Maryam, Fatma, Rosidawati, Jubaedi, 2008). Salah satu gangguan
mental pada lansia adalah kecemasan. Kecemasan adalah perasaan yang
tidak menyenangkan atau ketakutan yang tidak jelas dan hebat. Hal ini
terjadi sebagai reaksi terhadap sesuatu yang dialami oleh seseorang
(Nugroho, 2008). Gejala kecemasan yang dialami oleh lansia
diantaranya perasaan khawatir atau takut yang tidak rasional akan kejadian
yang akan terjadi, rasa panik terhadap masalah yang ringan, perubahan
tingkah laku, gelisah, tidak mampu berkonsentrasi atau tidak memahami
penjelasan, sering membayangkan hal-hal yang menakutkan (Nugroho,
2008).

Lansia dengan gangguan kecemasan, mudah merasa stres dan khawatir


terhadap permasalahan sederhana yang terjadi dalam kehidupannya. Jika
terjadi sesuatu yang salah dalam kehidupan sehari-hari, seperti ketakutan
akan kematian, yang bagaimanapun proses menua merupakan tahap
akhir dari alur kehidupan manusia, atau perselisihan dengan anak-
anaknya, permasalahan kehilangan pasangan baik karena kematian atau
perceraian, maupun permasalahan tentang penyakitnya yang tidak
kunjung sembuh, maka lansia akan memperbesar permasalahan tersebut
dan merasa khawatir dengan akibat yang ditimbulkan oleh
permasalahannya. Perhatian mereka beralih, dari permasalahan yang
terjadi menjadi perasaan khawatir, sehingga kerisauan mereka menjadi
bertambah besar. Kekhawatiran yang mereka rasakan terus-menerus
mengakibatkan mereka kurang efektif dalam menjalankan tugas sehari-hari,
sehingga terjadi sesuatu yang salah pada diri mereka. Alasan apapun
yang terjadi, jika individu mulai merasakan kecemasan, maka mereka
tidak dapat mengendalikan perasaan itu ( Halgin, Whitbourne, 2010 ).
Kecemasan pada lansia dapat diminimalkan dengan farmakologi, adanya
dukungan perhatian keluarga atau terapi lain yang mendukung, salah
satunya terapi musik. Sebuah riset tentang terapi musik menunjukan kalau
terapi musik sangat efektif dalam meredakan kegelisahan dan stres,
mendorong perasaan rileks serta meredakan depresi. Terapi musik
membantu orang-orang yang memiliki masalah emosional dalam
mengeluarkan perasaan mereka, membuat perubahan positif dengan
suasana hati, membantu memecahkan masalah, dan memperbaiki konflik
pribadi (IHA, 2010). Pilihan musik merupakan hal yang efektif untuk
mengatasi kecemasan, karena musik merupakan salah satu bentuk
rangsangan suara yang merupakan stimulus khas untuk indera
pendengaran. Disesuaikan dari kultur lansia maka dipilih musik langgam
Jawa yang identik dengan tempo lamban serta memiliki karakteristik
musik yang tenang dan santai serta menimbulkan keselarasan jiwa dan
rasa (Esteher,2003). Musik langgam Jawa merupakan bentuk adaptasi
musik keroncong kedalam idiom musik tradisional Jawa, dan kini banyak
dinyanyikan dalam bentuk campursari, seperti lagu walang keket yang
dinyanyikan oleh Waljinah. Lama waktu untuk memperdengarkan terapi
musik sangat tergantung dari keadaan pasien yang akan dilakukan
terapi musik ( Anonim, 2007).

You might also like