Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
Dalam Bab pembahasan penulis akan membahas mengenai kesenjangan yang muncul
antara konsep dasar (teori) dengan studi kasus pada klien dengan gangguan konsep diri; harga
diri rendah. Penulis akan membahas berdasarkan proses keperawatan yang dimulai dengan
membahas pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi.
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan,
pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan masalah klien.
Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual,
pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor
predisposisi, presipitasi, penilaian terhadap stresor, sumber koping, dan kemampuan
koping yang dimiliki klien (Stuart, G.W, and sundeen, S.J.) cit oleh (keliat 2005,p.3)
Dalam pengkajian untuk memperoleh data fokus penulis menggunakan format
pengkajian untuk dokumentasi proses keperawatan jiwa.
Menurut Keliat (2005,p.4) data dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu;
1. Data subjektif adalah data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarga.
Data ini didapatkan melalui wawancara perawat kepada klien dan keluarga.
2. Data objektif / observasi adalah data yang ditemukan secara nyata. Data ini
diperoleh melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat.
Dari dua pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud data
subjektif dan objektif adalah sama yaitu data nyata akan tetapi berbeda dari cara
perolehanya. Data subjektif diperoleh secara langsung dari klien atau keluarga,
sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh melalui observasi terhadap klien.
Dalam pembahan penulis mempertegas lagi yang menjadi faktor pencetus dan
pendukung gangguan jiwa yang dialami Tn,M yaitu, sebagai faktor pendukungnya
adalah perilaku klien yang tertutup, bila memiliki masalah hanya disimpan dalam
hati,cenderung lebih banyak diam,tidak bisa memuli pembicaraan.
a. Klien mengatakan malu kepada lingkungan tempat tinggal karena klien menderita
gangguan jiwa.
b. Klien lebih banyak diam
Tanda gejala yang ada pada konsep teori tidak muncul pada kasus adalah
penolakan terapi, aktivitas perawatan diri dan menjadi tergantung pada orang lain
untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tetapi pada kenyataannya klien masih bisa
melakukan perawatan diri secara mandiri dan tidak tergantung pada orang lain untuk
melakukan aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan kondisi yang ditunjukkan Tn. M dan merujuk pada konsep menurut
Townsend (1998,p.15) yaitu evalusi diri negatif dan perasaan tentang diri atu
kemempuan diri yang negatif, penulis dapat menegakkan masalah keperawatan
gangguan konsep diri; harga diri rendah, masalah ini muncul sebagai masalah utama
yang dialami klien yang di akibatkan oleh koping individu tidak efektif yang
dibuktikan oleh mekanisme koping klien yang selalu memendam masalah dalam hati.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah penilaian teknis mengenai respon individu, keluarga,
komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual maupun
potensial. (Keliat,2006)
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan gangguan konsep diri;
harga diri rendah antara lain;
1. Ganguan Konsep Diri ; Harga Diri Rendah
2. Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tidak Efektifnya Koping Individu
(Keliat,2006)
Dalam konsep dasar penulis hanya menuliskan satu diagnosa yang paling
aktual yaitu; Gangguan konsep diri; harga diri rendah. Karena penulis menggunakan
singgle diagnosa, sehingga penulis hanya fokus pada satu diagnosa yang paling
aktual,dan merupakan core problem tanpa mengabaikan masalah-masalah lain yang
muncul pada klien.
TUK II; klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki,
TUK III; klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit,
TUK IV; klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,
D. Implementasi
IMPLIKASI KEPERAWATAN
A. KESIMPULAN
1. Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri
dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, dalam Fitria, 2009).
Harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak diterima lingkungan dan
gambaran-gambaran negatif tentang dirinya (Barry, dalam Yosep, 2009).
B. SARAN
1. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar meningkatkan keterampilan dalam memberikan praktik asuhan
keperawatannya, serta pengetahuannya pada klien dengan hargadiri rendah kronik, sehingga
dapat memberikan asuhan keperawatan yang maksimal dan dapat menjadi edukator bagi
klien maupun keluarga.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa dengan adanya makalah ini dapat membantu dalam pembuatan
asuhan keperawatan.
Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus ditingkatkan kekurangannya sehingga dapat
menambah pengetahuan yang lebih baik bagi dunia keperawatan serta dapat diaplikasikan
untuk mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.