Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
1.2. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 09 September 2016
No PEMERIKSAAN OD OS
1 Visus jauh Nol 6/7,5
1
2 Sekitar Mata Simetris Simetris
- Supercilia dan cilia Distribusi Merata Distribusi merata
3 Palpebra
Gerakan Normal Normal
Margo Superior et Normal Normal
inferior
Lesi kulit Tidak ada Tidak ada
Kontur Tegang, terasa keras Kenyal lunak
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Peradangan Hipermis (-) Hipermis (-)
4 Bola Mata
- Gerakan Segala arah Segala arah
5 Konjungtiva
K.Palpebra Inferior Hiperemis (+) Hiperemis (-)
K. Bulbi Injeksi Siliar (+) Injeksi Siliar (-)
6 Sklera
Warna Hiperemis (+) Putih
Massa Tidak ada Tidak ada
7 Kornea
Permukaan Keruh Basah licin
Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Ulserasi Tidak ada Tidak ada
Arcus Senilis Tidak ada Tidak ada
Benda asing Tidak ada Tidak ada
Edema Ada Tidak ada
8 CameraOkuli Anterior
Kejernihan Jernih JernihDalam
Kedalaman Dangkal
9 Iris
Warna Coklat Coklat
Permukaan Rata Rata
kelainan (-) (-)
10 Pupil
Ukuran Dilatasi 2-3 mm
Kedudukan Sentral Sentral
Warna pupil Tampak Hitam Tampak Hitam
11 Lensa
Kejernihan
Warna Jernih Jernih
Letak Sentral Sentral
12 Korpus Viterus Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan
13 Fundus Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan
2
1.4. Diagnosis Kerja
Glaukoma Akut Okuli Dextra
1.5.Diagnosis Banding
Glaukoma Sekunder Okuli Dextra
Iritis Akut
Konjungtivitis Akut
1.7. Penatalaksanaan
1. Non medikamentosa
Edukasi penyakit glaukoma
2. Medikamentosa
Glauseta tab 3x1
Aspar k tab 2x1
Timolol 0,5% ED 2x1 OD
Tobroson 6x1gtt OD
Xalatan ED 1x1gtt OD
Asam Mefenamat 3x500mg
1.8. Resume
3
dextra. Pasien diterapi dengan obat yang bertujuan menurunkan tekanan pada
bola mata.
BAB II
ANALISA KASUS
Pada kasus ini, pasien didiagnosis glaukoma akut okuli dextra berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Hasil anamnesis yang
mendukung glaukoma akut okuli dextra:
Kasus Teori
Penglihatan kabur pada mata Mata merah dengan penglihatan turun mendadak biasanya
sebelah kanan yang dirasakan merupakan galukoma sudut tertutup akut. Pada glaukoma
secara tiba-tiba dan terasa sangat sudut tertutup akut tekanan intraokular meningkat mendadak.
sakit sejak 2 bulan yang lalu. Terjadi pada pasien dengan sudut bilik mata sempit.1
Keluhan ini disertai mata merah, Serangan glaukoma akut yang terjadi secara tiba-tiba dengan
berair dan sakit kepala. rasa sakit hebat dimata dan di kepala, perasaan mual dengan
Sebelumnya pasien berobat ke muntah, bradikardia akibat refleks okulokardiak, mata
Puskesmas namun penglihatan menunjukkan tanda-tanda kongestif (peradangan) dengan
dirasakan semakin kabur. Pasien kelopak mata bengkak, mata merah, tekanan bola mata
menyangkal terdapat gatal, belekan sangat tinggi yang mengakibatkan pupil melebar, kornea
dan silau. Mual muntah disangkal. suram dan edem, iris sembab meradang, papil saraf optik
hiperemis, edem dan lapang pandang menciut berat. Iris
Pada status oftalmologi didapatkan bengkak dengan atrofi dan sinekia posterior dan lensa
visus pada mata kanan nol, mata menjadi keruh (katarak vogt-katarak pungtata disiminata
kiri 6/7,5. Konjungtiva hiperemis subkapsular anterior). pemeriksaan funduskopi sukar karena
dan terdapat injeksi siliar, pupil kekeruhan media penglihatan. Tajam penglihatan sangan
okuli dextra terlihat dilatasi, kornea menurun dan pasien terlihat sangat sakit berat.1
keruh dan edem. Pada pemeriksaan Gejala spesifik diatas tidak selalu terjadi pada mata dengan
tekanan intra okuler dextra tidak glaukoma akut. Kadang-kadang riwayat mata sakit disertai
terbaca oleh alat. penglihatan yang menurun sudah dapat dicurigai telah
terjadinya serangan glaukoma akut.1
Ketika terjadi serangan glaukoma akut primer, terjadi
sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer. Hal ini
menyumbat humor aquos dan tekanan intraokular meningkat
dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan dan
4
kekaburan penglihatan. Rasa nyeri hebat pada mata yang
menjalar sampai kepala merupakan tanda khas glaukoma
akut. Hal ini terjadi karena meningkatnya tekanan intraokular
sehingga menekan simpul-simpul saraf di daerah kornea
yang merupakan daerang yang memiliki banyak reseptor
saraf sensorik cabang dari nervus trigeminus. Pada glaukoma
akut, tekanan okular sangat meningkat sehingga terjadi
kerusakan iskemik pada iris yang disertai edema kornea, hal
ini menyebabkan penglihatan pasien sangat kabur secara
tiba-tiba dan visus menjadi turun.Pada pasien ini ditemukan
adanya penurunan visus pada mata kanan, hal ini terjadi
karena atrofi sel ganglion difus yang menyebabkan penipisan
lapisan serat saraf dan inti bagian dalam retina dan
berkurangnya akson di saraf optikus. Diskus optikus menjadi
atrofi disertai pembesaran cekungan optikus.2
Penegakan diagnosa glaukoma perlu dilakukan pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan gonioskopi untuk melihat sudut
bilik mata depan dengan pencahayaan oblik mata depan,
menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan
kedalaman bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp.
Pemeriksaan tonometri untuk pengukuran tekanan
intraokular, tekanan normal bola mata 10-21mmHg.
Penilaian diskus optik menggunakan oftalmoskop langsung,
rasio cawan diskus lebih dari 0,5 atau terdapat asimetri yang
bermakna antara kedua mata sangan diindikasikan adanya
atrofi glaukomatosa. Pemeriksaan lapang pandang secara
teratur berperan penting dalam diagnosis dan tindak lanjut
glaukoma.1 Pada kasus pemeriksaan ini tidak semua
dilakukan, sehingga ini merupakan usulan pemeriksaan yang
perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosa glaukoma dan
memantau progresivitas jalannya penyakit glaukoma.3,4
- Glaukoma sekunder okuli Uveitis dapat terjadi mendadak atau akut berupa mata merah
dextra dan sakit, ataupun datang perlahan dengan mata merah dan
- Iritis akut sakit ringan dengan penglihatan turun perlahan-lahan.1
Keluhan pasien dengan uveitis anterior akut mata sakit,
merah, fotofobia, penglihatan turun ringan dengan mata
5
berair, dan mata merah.1
Tekanan bola mata dapat rendah akibat gangguan fungsi
pembentukan cairan mata oleh badan siliar. Bila tekanan
bola mata tinggi hal ini menunjukkan terjadinya gangguan
pengaliran keluar cairan mata oleh sel radang atau
perlengketan yang terjadi pada sudut bilik mata.1
Pada iritis akut lebih menimbulkan fotofobia dibandingkan
dengan glaukoma akut, tekanan intraokular biasanya tidak
meningkat, pupil konstriksi atau bentuknya iregular dan
kornea biasanya edema, dibilik mata depan tampak jelas
flare dan sel, serta tampak injeksi siliar dalam.
Konjungtivitis akut biasanya terjadi bilateral, nyerinya
ringan atau tidak ada, dan tidak ada gangguan penglihatan.
Terdapat sekret mata dan konjungtiva yang meradang hebat,
tidak ada injeksi siliar. Respon pupil dan tekanan intraokular
normal serta kornea jernih.3
6
diberikan 1-2 dosis perhari.Xalatan analog prostaglandin 1 tetes
perhari, meningkatkan aliran keluar aquos humor melalui jalur uvosklera.
Tobroson setiap ml mengandung 3.00 mg, dexamethasone sodium
phosphate setara dengan dexamethason 1.00mg. indikasi infeksi mata
bakteri superfisial atau adanya resiko infeksi. Asam mefenamat, anti
inflamasi non-steroid merdakan rasa sakit dan inflamasi umumnya
dikonsumsi 500mg 3 kali sehari.4,5
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Definisi
Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai
oleh pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapangan padang;
biasanya disertai peningkatan tekanan intraokular.
7
Volume humor aquos sekitar 250 L, dan kecepatan pembentukannya 2,5
L/menit. Komposisi humor aquos hampir sama dengan komposisi plasma,
yaitu mengandung askorbat, piruvat, laktat, protein, dan glukosa.
Humor aquos merupakan media refrakta jadi harus jernih. Sistem
pengeluaran humor aquos terbagi menjadi 2 jalur, yaitu sebagian besar melalui
sistem vena dan sebagian kecil melalui otot ciliaris.
Pada sistem vena, humor aquos diproduksi oleh prosesus ciliaris masuk
melewati kamera okuli posterior menuju kamera okuli anterior melalui pupil.
Setelah melewati kamera okuli anterior cairan humor aquos menuju trabekula
meshwork ke angulus iridokornealis dan menuju kanalis Schlemm yang
akhirnya masuk ke sistem vena. Aliran humor aquos akan melewati jaringan
trabekulum sekitar 90 %. Sedangkan sebagian kecil humor aquos keluar dari
mata melalui otot siliaris menuju ruang suprakoroid untuk selanjutnya keluar
melalui sklera atau saraf maupun pembuluh darah. Jalur ini disebut juga jalur
uveosklera (10-15%).
3.3. ETIOLOGI
Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intra okular ini,
disebabkan:
1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar.
8
2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di
celah pupil (glaukoma hambatan pupil).
3. Sangat mungkin merupakan penyakit yang diturunkan dalam keluarga.
4. Glaukoma dapat timbul akibat penyakit atau kelainan dalam mata.
5. Glaukoma dapat diakibatkan penyakit lain di tubuh.
6. Glaukoma dapat disebabkan efek samping obat.
9
Tekanan intraokuler pada glaukoma sudut tertutup akut dapat mencapai
60-80 mmHg, sehingga dapat menimbulkan kerusakan iskemik akut pada iris
yang disertai dengan edema kornea dan kerusakan nervus optikus
Glaukoma Primer
10
Gambar 3. Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma Sekunder
Glaukoma Kongenital
Glaukoma kongenital biasanya sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat
gangguan perkembangan pada saluran humor aquos. Glaukoma kongenital
seringkali diturunkan. Pada glaukoma kongenital sering dijumpai adanya
epifora dapat juga berupa fotofobia serta peningkatan tekanan intraokuler.
Glaukoma kongenital terbagi atas glaukoma kongenital primer (kelainan pada
sudut kamera okuli anterior), anomali perkembangan segmen anterior, dan
kelainan lain (dapat berupa aniridia, sindrom Lowe, sindom Sturge-Weber dan
rubela kongenital).
Tonometri
11
Tonometri merupakan suatu pengukuran tekanan intraokuler yang
menggunakan alat berupa tonometer Goldman. Faktor yang dapat
mempengaruhi biasnya penilaian tergantung pada ketebalan kornea masing-
masing individu. Semakin tebal kornea pasien maka tekanan intraokuler yang
di hasilkan cenderung tinggi, begitu pula sebaliknya, semakin tipis kornea
pasien tekanan intraokuler bola mata juga rendah.
Gonioskopi
12
gonioskopi secara diagnostik dapat membantu mengidentifikasi sudut yang
abnormal dan menilai lebar sudut kamera okuli anterior.
3.6. Penatalaksanaan
13
Penggunaan obat golongan ini dalam jangka lama dapat
mengakibatkan kontraindikasi berupa obstruksi jalan napas kronik. Indikasi
pemakaian diberikan pada pasien glaukoma sudut terbuka sebagai terapi
inisial baik secara tunggal atau kombinasi terapi dengan miotik.
Asetasolamid Oral
14
Apabila diberikan secara oral, konsentrasi puncak pada plasma dapat
diperoleh dalam 2 jam setelah pemberian dapat bertahan selama 4-6 jam dan
menurun dengan cepat karena ekskresi pada urin.
15
Golongan obat parasimpatomimetik dapat menimbulkan efek miosis
pada mata dan bersifat sekresi pada mata, sehingga menimbulkan kontraksi
muskulus ciliaris supaya iris membuka dan aliran humor aquos dapat keluar.
Analog prostaglandin
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas Sidarta. Otot Penggerak Bola Mata. Dalam: Ilyas Sidarta, Edtor. Ilmu
Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: FKUI; 2010.
16
2. Weinreb, RN, Aung T, Medeiros, FA. The Pathophysiology and Treatment of
Glaucoma. JAMA.2014;311(18);1901-1911.
3. Vaughan Daniel G,Eva Riordan Paul, P.Witches John. Orbita dan Adneksa
Mata. Dalam: Susanto Diana, Editor. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta:
EGC; 2009.
4. Sanbe Vision. Obat Mata. Bandung: PT.Sanbe Farma. Available from
http://www.sanbe-farma.com/trial/downlot.php?file=GLAUSETA.pdf
5. ISO. Indonesia Informasi Spesialite Obat, Volume 48. Jakarta: PT. ISFI
Penerbitan; 2014
6. Chung HJ, Hwang HB, Lee Yung. Review Article the association between
primary open angle glaucoma and blood pressure. Hindawi Journal. 2015.
17