Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
Prevalensi penyakit jantung dan pembuluh darah (ICD 120-199)
berdasarkan wawancara dan pemeriksaan fisik oleh dokter umum hasil
studi morbiditas dan disabilitas SKRT 2001 menunjukkan 4,2% pada
populasi semua umur. Lebih tinggi pada perempuan (4,9% vs 3,4%) dan
lebih tinggi di pedesaan (4,4% : 4,0%).
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
a. Mengetahui definisi dari Angina Pectoris
2
b. Mengetahui etiologi ,patofisiologi dan klasifikasi dari Angina
Pectoris
c. Mengetahui pentalaksanaan dari Angina Pectoris
3
BAB II
ISI
Angina Pektoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi
sebagai respon terhadap suplai oksigen yang tidak kuat ke sel-sel miokardium.
Masyarakat awam biasanya menyebutnya Angin duduk atau Masuk angina
duduk.
Angina pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu
iskemik miokard tanpa adanya infark. Klasifikasi klinis angina pada dasarnya
berguna untuk mengevaluasi mekanisme terjadinya iskemik. Walaupun
patogenesa angina mengalami perubahan dari tahun ke tahun.
Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik
miokard dan bersifat sementara atau reversibel.Angina pektoris adalah suatu
sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu
seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan
sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas
berhenti. Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan
episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan. Angina
pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa
tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum.
2.2 Epidemiologi
Di Amerika Serikat, 13 juta orang memiliki penyakit jantung
iskemik, lebih dari 6 juta memiliki angina pektoris stabil, dan lebih dari 7
juta dengan infark miokard. Diet tinggi lemak dan kalori, merokok, dan
gaya hidup yang sedentarysangat berkaitan dengan terjadinya penyakit 2
jantung iskemik ini. Di Amerika dan Eropa, penyakit jantung iskemik
lebih sering terjadi pada kelompok masyarakat dengan penghasilan rendah
daripada kelompok masyarakat dengan tingkat penghasilan menengah ke
4
atas (yang melakukan gaya hidup sehat) (European Society of Cardiology,
2006).
Di Indonesia, penyakit sistem sirkulasi darah (SSD) menurut ICD-
10 yaitu penyakit jantung dan pembuluh darah telah menduduki peringkat
pertama sebagai penyebab utama kematian umum pada tahun 2000 dari
hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 200 1 sebesar 26,3%
kematian. Proporsi kematian semakin meningkat dengan bertambahnya
umur dan meningkat nyata pada usia 35 tahun ke atas. Penyakit sistem
sirkulasi darah sebagai penyebab kematian lebih tinggi di perkotaan
daripada di pedesaan (31% vs 23,7%) namun hampir tidak berbeda
menurut ienis kelamin.
5
2.3 Etiologi Angina Pectoris
Angina pectoris dapat terjadi bila otot jantung memerlukan asupan
oksigen yang lebih pada waktu tertentu, misalnya pada saat bekerja, makan, atau
saat sedang mengalami stress. Jika pada jantung mengalami penambahan beban
kerja, tetapi supplay oksigen yang diterima sedikit, maka akan menyebabkan
rasa sakit pada jantung. Oksigen sangatlah diperlukan oleh sel miokard
untuk dapat mempertahankan fungsinya. Oksigen yang didapat dari proses
koroner untuk sel miokard ini,telah terpakai sebanyak 70 - 80 %, sehingga wajar
bila aliran koroner menjadi meningkat.
2.3.1 Arterosklerosis
Aterosklerosis (atherosclerosis) adalah kondisi dimana material lemak
menumpuk pada dinding pembuluh darah arteri. Material lemak ini semakin tebal
dan semkin keras (membentuk deposit kalsium), dan akhirnya dapat menyumbat
arteri. Aterosklerosis merupakan salah satu jenis arteriosklerosis (arteriosclerosis),
walaupun kedua istilah tersebut seringkali disamakan penggunaannya.
Penyebab Aterosklerosis Aterosklerosis adalah gangguan yang umum
yang secara spesifik menyerang arteri medium dan arteri besar. Aterosklerosis
terjadi jika lemak, kolesterol, dan bahan-bahan lainnya menumpuk di dinding
arteri dan membentuk struktur keras yang disebut plak (plaque). Akhirnya plak
dapat menjadikan arteri menyempit dan tidak lentur, sehingga darah susah untuk
mengalir. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dada (stable angina), sesak nafas,
serangan jantung dan gejala-gejala lainnya. Kepingan-kepingan plak bisa pecah
dan berpindah melalui arteri yang terserang menuju pembuluh darah yang lebih
kecil, menyumbatnya dan menyebabkan kerusakan jaringan atau kematian
jaringan. Ini merupakan penyebab yang umum dari serangan jantung dan stroke.
Penggumpalan atau pembekuan darah dapat terjadi di sekitar celah retakan
plak sehingga menyebabkan penyumbatan aliran darah. Jika gumpalan berpindah
dalam arteri di jantung, otak, atau paru-paru, sehingga dapat menyebabkan,
serangan jantung, stroke, atau penyumbatan paru-paru. Dalam beberapa kasus,
6
plak aterosklerosis berkaitan dengan melemahnya dinding arteri sehingga
menyebabkan pembengkakan pembuluh darah (aneurysm).
7
Patogenesis Aterosklerosis
1. Endotel menarik lebih banyak sel polimorfonuklear dan monosit ke dalam
ruang subendotel (intima dinding pembuluh darah).
2. Makrofag bekerja sebagai sel scavenger dan mulai mengambil LDL
oksidasi dalam jumlah banyak. Selama proses berlanjut, makrofag
akhirnya berubah menjadi sel busa (Foam Cells).
3. Hasil dari akumulasi oleh banyaknya serum lipoprotein pada dinding
intima pembuluh darah disebut Fatty Streak.
4. Sel otot polos bertanggung jawab pada endapan matriks ekstraseluler
jaringan ikat, lipid ekstraseluler dan sisa jaringan nekrotik. Sehingga
limfosit dan kolagen menyisip ke otot pembuluh darah untuk menghalangi
terjadinya negative remodeling dari sel otot polos dan membentuk Fibrous
Cap.
5. Lipid mengendap masuk ke dalam ruang ekstraseluler dan mulai
bergabung membentuk inti lipid(Lipid core).
6. Fibroblas dan sel sel otot polos bermigrasi dan membentuk
fibroatheroma dengan lipid core pada bagian dalam dan fibrous cap pada
bagian luarnya.
7. Rupturnya fibrous cap yang diakibatkan oleh thrombosis merupakan
penyebab ACS (acute coronary syndrome). ACS bisa terjadi karena
banyaknya kandungan lipid pada lipid core, tipisnya fibrous cap dan
meningkatnya aktivitas leukosit pada bagian tepi plak.
8
a. Faktor-faktor resiko aterosklerosis antara lain:
Diabetes
Bertambahnya usia
9
Obesitas (kegemukan)
Merokok
b. Gejala-Gejala Aterosklerosis
Penyakit ginjal
c. Komplikasi Aterosklerosis
Komplikasi yang dapat timbul akibat aterosklerosis antara lain:
10
Kerusakan organ (seperti ginjal, otak, hati dan usus)
Serangan jantung
Stroke
11
d. Pencegahan Aterosklerosis
Insufisiensi aorta adalah suatu keadaan dimana terjadi refluk (aliran balik)
darah dari aorta ke dalam ventrikel kiri sewaktu relaksasi .Insufisiensi aorta
adalah penyakit katup jantung dimana katup aorta atau balon melemah, mencegah
katup menutup erat-erat. Hal ini menyebabkan mundurnya aliran darah dari aorta
(pembuluh darah terbesar) ke dalam ventrikel kiri . Etiologi Insufisiensi darah dari
aorta ke ventrikel kiri dapat terjadi dalam 3 macam kelainan artifisial, yaitu:
12
1. Dilatasi pangkal aorta seperti yang ditemukan pada:
a. Penyakit kolagen
b. Aortitis sifilitika
c. Diseksi aorta
2. Penyakit katup artifisial
a. Penyakit jantung reumatik
b. Endokarditis bakterialis
c. Aorta artificial congenital
d. Ventricular septal defect (VSD)
e. Ruptur traumatik
f. Aortic left ventricular tunnel
3. Genetik
a. Sindrom marfan
b. Mukopolisakaridosis
c. Spasmus arteri coroner
d. Anemi berat.
13
mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh. Seorang pasien dikatakan anemia apabila konsentrasi Hemoglobin (Hb)
pada laki-laki kurang dari 13,5 G/DL dan Hematokrit kurang dari 41%, Pada
perempuan konsentrasi Hemoglobin kurang dari 11,5 G/DL atau Hematocrit
kurang dari 36%
14
2.5 Manifestasi Klinis
15
Tanda utama adalah depresi segmen ST pada elektrokardiogram (EKG)
selama serangan.
Pemeriksaan klinik sistem kardiovaskular dan elektrokardiogram di antara
waktu serangan biasanya normal.
bertambah seperti pada aktifitas fisik, udara dingin dan makan yang banyak.
- Sakit dada timbul setelah melakukan aktivitas.
- Lamanya serangan biasanya kurang dari 10 menit.
16
- Bersifat stabil tidak ada perubahan serangan dalam angina selama 30 hari.
- Pada phisical assessment tidak selalu membantu dalam menegakkan diagnosa.
menunjukkan terjadinya obsruksi yang dinamis akibat spasme koroner baik pada
arteri yang sakit maupun yang normal. Peningkatan obstruksi koroner yang tidak
menetap ini selama terjadinya angina waktu istirahat jelas disertai penurunan
aliran darah arteri koroner.
Angina yang terjadi spontan umumnya waktu istirahat dan pada waktu
aktifitas ringan. Biasanya terjadi karena spasme arteri koroner EKG deviasi
segment ST depresi atau elevasi yang timbul pada waktu serangan yang kemudian
normal setelah serangan selesai.
17
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa utama untuk penderita angina
pectoris meliputi :
1. Nyeri berhubungan dengan ischemia miokardium
2. Curah jantung menurun berhubungan dengan gangguan kontraksi
3. Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan deficit
knowledge.
Diagnosa angina pectoris terutama didapatkan dari anamnese mengenai
riwayat penyakit, karena diagnosa pada angina sering kali berdasarkan adanya
keluhan sakit dada yang mempunyai cirri khas sebagai berikut :
1. Letaknya, seringkali pasien merasakan adanya sakit dada di daerah
sternum atau dibawah sternum, atau dada sebelah kiri dan kadang-
kadang menjalar ke lengan kiri kadang-kadang dapat menjalar ke
punggung, rahang, leher, atau ke lengan kanan.
2. Kualitas, sakit dada pada angina biasanya timbul pada waktu
melakukan aktivitas. Sakit dada tersebut segera hilang bila pasien
menghentikan aktivitasnya. Serangan angina dapat timbul pada waktu
tidur malam.
3. Lamanya, serangan sakit dada biasanya berlangsung 1 5 menit,
walaupun perasaan tidak enak di dada masih dapat terasa setelah sakit
dada hilang . bila sakit dada berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin
pasien mendapat serangan infark miokard akut dan bukan disebabkan
angina pectoris biasa.
Dengan anamnese yang baik dan teliti sudah dapat disimpulkan mengenai
tinggi rendahnya kemungkinan penderita tersebut menderita angina pectoris
stabil atau kemungkinan suatu angina pectoris tidak stabil. Ada 5 hal yang
perlu digali dari anamnese mengenai angina pectoris yaitu : lokasinya,
kualitasnya, lamanya, factor pencetus, factor yang bisa meredakan nyeri dada
tersebut.
18
kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark miokard
pada masa lampau. Kadang-kadang EKG menunjukkan pembesaran ventrikel
kiri pada pasien hipertensi dan angina. Kadang-kadang EKG menunjukkan
perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada waktu serangan
angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST dan gelombang T
menjadi negatif.
b) Holter Monitor.
Holter monitor merupakan alat praktis yang mampu memantau berbagai
aktivitas listrik selama 24 jam untuk menilai irama jantung, posisi ruang
jantung, dan evaluasi terapi (pemasangan pacemaker). Bila terdapat keluhan
berupa pusing, pingsan, tekanan darah rendah, lelah berkepanjangan atau
berdebar tanpa adanya perubahan pada pemeriksaan EKG saat istirahat.
Alat ini dapat berguna untuk mengetahui adanya gangguan irama jantung
(aritmia) atau kejadian epileptic (EEG) yang sulit diketahui bila dipantau dalam
jangka pendek. Bersamaan dengan perekaman, pasien mencatat aktivitas dan
keluhan yang muncul saat perekaman.
Alat ini menggunakan elektroda yang dipasangkan di dada yang
dihubungkan ke alat yang berfungsi menyimpan informasi mengenai
aktivitas listrik jantung selama periode perekaman.
Prosedur pemasangan holter monitor antara lain :
Elektroda ECG dipasang pada dada dan disambungkan dengan kabel lead.
Monitor ECG dengan ukuran kecil dibawa sepanjang masa perekaman.
Pasien diberitahu agar elektroda harus selalu terpasang, tidak membasahi
elektroda, tidak menggunakan peralatan elektronik dan alat yang
menggunakan magnet selama masa perekaman agar tidak mengganggu
sinyal EKG, mencatat adanya gejala dan aktivitas yang dilakukan selama
masa perekaman, dan menghubungi dokter atau rumah sakit bila terdapat
masalah selama perekaman.
c) Angiografi Curone
Angiogram, yang pada dasarnya sinar x dari arteri koroner, telah menjadi
tes diagnostik yang paling akurat untuk menunjukkan keberadaan dan luasnya
penyakit koroner. Dalam prosedur ini, digunakan tabung fleksibel (kateter)
yang panjang dan tipis untuk melakukan manuver ke dalam arteri yang terletak
di lengan atau pangkal paha. Kateter ini akan dilewatkan lebih lanjut melalui
19
arteri ke salah satu dari dua arteri koroner utama. Sebuah pewarna disuntikkan
pada waktu itu untuk membantu sinar x melihat jantung dan arteri lebih jelas.
Banyak sinar x singkat dibuat untuk menciptakan sebuah film darah mengalir
melalui arteri koroner, yang akan mengungkapkan penyempitan yang mungkin
dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke otot jantung dan gejala terkait
angina.
d) Stres Testing
20
Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat
menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan
frekwensi denyut jantung, kontraktilitas , tekanan di arteri dan peregangan
pada dinding ventrikel kiri. Efek samping biasanya muncul bradikardi dan
timbul blok atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara lain : atenolol,
metoprolol, propranolol, nadolol.
3) Kalsium Antagonis
Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui
saluran kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu
darah sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan
sistemik. Kalsium antagonis juga menurunkan kabutuhan oksigen miokard
dengan cara menurunkan resistensi vaskuler sistemik. Golongan obat
kalsium antagonis adalah amlodipin, bepridil, diltiazem, felodipin,
isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil.
Terapi Non Farmakologis
Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan
oksigen jantung antara lain : pasien harus berhenti merokok, karena merokok
mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung
bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk
mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin
yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembulu darah. Pengontrolan gula darah.
21
Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau
ambisius.
2.9 Kasus
22
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari Makalah yang kami sampaikan,kami dapat menarik kesimpulan
bahwa :
Angina pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu
iskemik miokard tanpa adanya infark. Klasifikasi klinis angina pada
dasarnya berguna untuk mengevaluasi mekanisme terjadinya iskemik.
Etiologi dari angina pectoris terdiri dari 4 bagian yaitu
Arterosklerosis.
Aorta insufisiensi
Spasmus arteri koroner
Anemi berat
Macam Macam Angina Pectoris :
Angina pectoris stabil.
Angina pectoris tidak stabil.
Angina variant
Data spesifik yang berhubungan dengan nyeri yaitu:
Letak.Nyeri dada.
Kualitas nyeri.
Lamanya serangan.
Gejala yang menyertai.
Prinsip penatalaksanaan angina pectoris adalah : meningkatkan pemberian
oksigen (dengan meningkatkan aliran darah koroner) dan menurunkan
kebutuhan oksigen (dengan mengurangi kerja jantung).
Diagnosa dari penderita angina adalah nyeri berhubungan dengan ischemia
miokardium, curah jantung menurun berhubungan dengan gangguan
kontraksi, cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian, dan
kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan deficit
knowledge.
23
Penyekat Beta
Nitrat dan Nitrit
Kalsium Antagonis
terapi nonfarmakologis.
Berhenti merokok
Untuk Pasien obesitas, turunkan berat badan
Mengurangi setress
Pengontrolan gula darah
4.1 Saran
Dari makalah ini saya mengharapkan agar para pembaca bisa membacanya,
memahaminya dan membuat makalah ini menjadi referensi untuk belajar
mengetahui tentang penyakit angina pectoris yang merupakan salah satu penyakit
dari sistem kardiovaskular. Demi kesempurnaannya makalah ini saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah
ini bisa menjadi lebih baik untuk selanjutnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
25