You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit angina pectoris merupakan suatu sindroma gangguan
pada dada berupa perasaan nyeri, terlebih saat sedang berjalan, mendaki,
sebelum atau sesudah makan. Angina (angina pektoris) adalah nyeri dada
yang bersifat sementara, dapat juga merupakan rasa tertekan pada dada,
yang terjadi karena otot jantung mengalami kekurangan oksigen akibat
terganggunya aliran darah ke arteri yang mengalirkan darah ke jantung.
Penyumbatan atau penyempitan arteri jantung yang mengakibatkan angina
adalah jika penyumbatannya mencapai 70%.
Di Amerika Serikat, 13 juta orang memiliki penyakit jantung
iskemik, lebih dari 6 juta memiliki angina pektoris stabil, dan lebih dari 7
juta dengan infark miokard. Diet tinggi lemak dan kalori, merokok, dan
gaya hidup yang sedentarysangat berkaitan dengan terjadinya penyakit 2
jantung iskemik ini. Di Amerika dan Eropa, penyakit jantung iskemik
lebih sering terjadi pada kelompok masyarakat dengan penghasilan rendah
daripada kelompok masyarakat dengan tingkat penghasilan menengah ke
atas (yang melakukan gaya hidup sehat) (European Society of Cardiology,
2006).
Di Indonesia, penyakit sistem sirkulasi darah (SSD) menurut ICD-
10 yaitu penyakit jantung dan pembuluh darah telah menduduki peringkat
pertama sebagai penyebab utama kematian umum pada tahun 2000 dari
hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 200 1 sebesar 26,3%
kematian. Proporsi kematian semakin meningkat dengan bertambahnya
umur dan meningkat nyata pada usia 35 tahun ke atas. Penyakit sistem
sirkulasi darah sebagai penyebab kematian lebih tinggi di perkotaan
daripada di pedesaan (31% vs 23,7%) namun hampir tidak berbeda
menurut ienis kelamin.

1
Prevalensi penyakit jantung dan pembuluh darah (ICD 120-199)
berdasarkan wawancara dan pemeriksaan fisik oleh dokter umum hasil
studi morbiditas dan disabilitas SKRT 2001 menunjukkan 4,2% pada
populasi semua umur. Lebih tinggi pada perempuan (4,9% vs 3,4%) dan
lebih tinggi di pedesaan (4,4% : 4,0%).

Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2004


menunjukkan diantara penduduk Indonesia umur 2-15tahun, prevalensi
sakit jantung (angina pectoris) berdasarkan informasi pernah didiagnosis
sakit jantung oleh tenaga kesehatan selama hidupnya sebesar 1,3% dan
yang pernah diobati sebesar 0,9%. Pengalaman sakit jantung (angina
pectoris) menurut gejala dilaporkan oleh 5-1 per 1000 penduduk umur 5-
21 tahun di mana 93% di antaranya tidak tercakup oleh sistem pelayanan
kesehatan. Menurut data SKRT 2004, prevalensi penyakit jantung
berdasarkan keterangan pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan pada
penduduk umur 15 tahun sebesar 2,2% dan prevalensi gejala penyakit
jantung dalaln 1 tahun terakhir sebesar 8,4 %.
Sindroma Angina pectoris tidak stabil telah lama dikenal sebagai
gejala awal dari infark miokard akut (IMA).Bayak penelitian melaporkan
bahwa angina pectoris tidak stabil merupakan risiko untuk terjadinya IMA
dan kematian. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 60-70% penderita
IMA dan 60% penderita mati mendadak pada riwayat penyakitnya yang
mengalami gejala angina pectoris tidak stabil.Sedangkan penelitian jangka
panjang mendapatkan IMA terjadi pada 5-20% penderita angina pectoris
tidak stabil dengan tingkat kematian 14-80%.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu Angina Pectoris ?
b. Apa saja etiologi dan faktor resiko dari Angina Pectoris?
c. Apa saja klasifikasi dari angina pectoris?
d. Bagaimana patofisiologi Angina Pectoris
e. Bagaimana penatalaksanaan Angina Pectoris

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
a. Mengetahui definisi dari Angina Pectoris

2
b. Mengetahui etiologi ,patofisiologi dan klasifikasi dari Angina
Pectoris
c. Mengetahui pentalaksanaan dari Angina Pectoris

3
BAB II
ISI

2.1 Definisi Angina Pectoris

Angina Pektoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi
sebagai respon terhadap suplai oksigen yang tidak kuat ke sel-sel miokardium.
Masyarakat awam biasanya menyebutnya Angin duduk atau Masuk angina
duduk.
Angina pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu
iskemik miokard tanpa adanya infark. Klasifikasi klinis angina pada dasarnya
berguna untuk mengevaluasi mekanisme terjadinya iskemik. Walaupun
patogenesa angina mengalami perubahan dari tahun ke tahun.
Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik
miokard dan bersifat sementara atau reversibel.Angina pektoris adalah suatu
sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu
seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan
sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas
berhenti. Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan
episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan. Angina
pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa
tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum.

2.2 Epidemiologi
Di Amerika Serikat, 13 juta orang memiliki penyakit jantung
iskemik, lebih dari 6 juta memiliki angina pektoris stabil, dan lebih dari 7
juta dengan infark miokard. Diet tinggi lemak dan kalori, merokok, dan
gaya hidup yang sedentarysangat berkaitan dengan terjadinya penyakit 2
jantung iskemik ini. Di Amerika dan Eropa, penyakit jantung iskemik
lebih sering terjadi pada kelompok masyarakat dengan penghasilan rendah
daripada kelompok masyarakat dengan tingkat penghasilan menengah ke

4
atas (yang melakukan gaya hidup sehat) (European Society of Cardiology,
2006).
Di Indonesia, penyakit sistem sirkulasi darah (SSD) menurut ICD-
10 yaitu penyakit jantung dan pembuluh darah telah menduduki peringkat
pertama sebagai penyebab utama kematian umum pada tahun 2000 dari
hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 200 1 sebesar 26,3%
kematian. Proporsi kematian semakin meningkat dengan bertambahnya
umur dan meningkat nyata pada usia 35 tahun ke atas. Penyakit sistem
sirkulasi darah sebagai penyebab kematian lebih tinggi di perkotaan
daripada di pedesaan (31% vs 23,7%) namun hampir tidak berbeda
menurut ienis kelamin.

Prevalensi penyakit jantung dan pembuluh darah (ICD 120-199)


berdasarkan wawancara dan pemeriksaan fisik oleh dokter umum hasil
studi morbiditas dan disabilitas SKRT 2001 menunjukkan 4,2% pada
populasi semua umur. Lebih tinggi pada perempuan (4,9% vs 3,4%) dan
lebih tinggi di pedesaan (4,4% : 4,0%).

Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2004


menunjukkan diantara penduduk Indonesia umur 2-15tahun, prevalensi
sakit jantung (angina pectoris) berdasarkan informasi pernah didiagnosis
sakit jantung oleh tenaga kesehatan selama hidupnya sebesar 1,3% dan
yang pernah diobati sebesar 0,9%. Pengalaman sakit jantung (angina
pectoris) menurut gejala dilaporkan oleh 5-1 per 1000 penduduk umur 5-
21 tahun di mana 93% di antaranya tidak tercakup oleh sistem pelayanan
kesehatan. Menurut data SKRT 2004, prevalensi penyakit jantung
berdasarkan keterangan pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan pada
penduduk umur 15 tahun sebesar 2,2% dan prevalensi gejala penyakit
jantung dalaln 1 tahun terakhir sebesar 8,4 %.

5
2.3 Etiologi Angina Pectoris
Angina pectoris dapat terjadi bila otot jantung memerlukan asupan
oksigen yang lebih pada waktu tertentu, misalnya pada saat bekerja, makan, atau
saat sedang mengalami stress. Jika pada jantung mengalami penambahan beban
kerja, tetapi supplay oksigen yang diterima sedikit, maka akan menyebabkan
rasa sakit pada jantung. Oksigen sangatlah diperlukan oleh sel miokard
untuk dapat mempertahankan fungsinya. Oksigen yang didapat dari proses
koroner untuk sel miokard ini,telah terpakai sebanyak 70 - 80 %, sehingga wajar
bila aliran koroner menjadi meningkat.

2.3.1 Arterosklerosis
Aterosklerosis (atherosclerosis) adalah kondisi dimana material lemak
menumpuk pada dinding pembuluh darah arteri. Material lemak ini semakin tebal
dan semkin keras (membentuk deposit kalsium), dan akhirnya dapat menyumbat
arteri. Aterosklerosis merupakan salah satu jenis arteriosklerosis (arteriosclerosis),
walaupun kedua istilah tersebut seringkali disamakan penggunaannya.
Penyebab Aterosklerosis Aterosklerosis adalah gangguan yang umum
yang secara spesifik menyerang arteri medium dan arteri besar. Aterosklerosis
terjadi jika lemak, kolesterol, dan bahan-bahan lainnya menumpuk di dinding
arteri dan membentuk struktur keras yang disebut plak (plaque). Akhirnya plak
dapat menjadikan arteri menyempit dan tidak lentur, sehingga darah susah untuk
mengalir. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dada (stable angina), sesak nafas,
serangan jantung dan gejala-gejala lainnya. Kepingan-kepingan plak bisa pecah
dan berpindah melalui arteri yang terserang menuju pembuluh darah yang lebih
kecil, menyumbatnya dan menyebabkan kerusakan jaringan atau kematian
jaringan. Ini merupakan penyebab yang umum dari serangan jantung dan stroke.
Penggumpalan atau pembekuan darah dapat terjadi di sekitar celah retakan
plak sehingga menyebabkan penyumbatan aliran darah. Jika gumpalan berpindah
dalam arteri di jantung, otak, atau paru-paru, sehingga dapat menyebabkan,
serangan jantung, stroke, atau penyumbatan paru-paru. Dalam beberapa kasus,

6
plak aterosklerosis berkaitan dengan melemahnya dinding arteri sehingga
menyebabkan pembengkakan pembuluh darah (aneurysm).

7
Patogenesis Aterosklerosis
1. Endotel menarik lebih banyak sel polimorfonuklear dan monosit ke dalam
ruang subendotel (intima dinding pembuluh darah).
2. Makrofag bekerja sebagai sel scavenger dan mulai mengambil LDL
oksidasi dalam jumlah banyak. Selama proses berlanjut, makrofag
akhirnya berubah menjadi sel busa (Foam Cells).
3. Hasil dari akumulasi oleh banyaknya serum lipoprotein pada dinding
intima pembuluh darah disebut Fatty Streak.
4. Sel otot polos bertanggung jawab pada endapan matriks ekstraseluler
jaringan ikat, lipid ekstraseluler dan sisa jaringan nekrotik. Sehingga
limfosit dan kolagen menyisip ke otot pembuluh darah untuk menghalangi
terjadinya negative remodeling dari sel otot polos dan membentuk Fibrous
Cap.
5. Lipid mengendap masuk ke dalam ruang ekstraseluler dan mulai
bergabung membentuk inti lipid(Lipid core).
6. Fibroblas dan sel sel otot polos bermigrasi dan membentuk
fibroatheroma dengan lipid core pada bagian dalam dan fibrous cap pada
bagian luarnya.
7. Rupturnya fibrous cap yang diakibatkan oleh thrombosis merupakan
penyebab ACS (acute coronary syndrome). ACS bisa terjadi karena
banyaknya kandungan lipid pada lipid core, tipisnya fibrous cap dan
meningkatnya aktivitas leukosit pada bagian tepi plak.

8
a. Faktor-faktor resiko aterosklerosis antara lain:

Diabetes

Banyak minum alkohol

Tekanan darah tinggi

Kadar kolesterol dalam darah tinggi

Banyak makan makanan berlemak tinggi

Bertambahnya usia

9
Obesitas (kegemukan)

Sejarah penyakit jantung dalam keluarga

Merokok

b. Gejala-Gejala Aterosklerosis

Gejala-gejala aterosklerosis biasanya tidak muncul sampai aliran darah


mulai terbatas atau terhambat. Beberapa gejala yang dapat timbul antara lain:

Pembengkakan pembuluh aorta perut (abdominal aortic aneurysm)

Penyakit arteri koroner

Penyakit ginjal

Iskemia arteri mesenteric (mesenteric artery ischemia)

Penyakit arteri perifer(peripheral artery disease, PAD)

Stenosis arteri ginjal (renal artery stenosis, RAS)

Hipertensi (tekanan darah tinggi)

Stroke (penyakit cerebrovascular)

Pembengkakan pembuluh aorta dada (thoracic aortic aneurysm, TAA)

c. Komplikasi Aterosklerosis
Komplikasi yang dapat timbul akibat aterosklerosis antara lain:

Penyakit jantung koroner

10
Kerusakan organ (seperti ginjal, otak, hati dan usus)

Serangan jantung

Stroke

Terlalu sedikit darah di tungkai dan kaki

Serangan iskemik sesaat (transient ischemic attack, TIA)

11
d. Pencegahan Aterosklerosis

Untuk mencegah aterosklerosis serta komplikasinya (seperti penyakit jantung


dan stroke), anda harus menganut pola hidup sehat, diantaranya:

Makan makan sehat seimbang. Hindari makanan berlemak, banyak


makan sayuran dan buah.
Olahraga secara teratur, 30 menit sehari.
Usahakan dan jaga berat badan normal.
Periksa profil lipida darah secara berkala.
Tidak minum alkohol.
Tidak merokok.
Jika anda mengidap diabetes, penyakit jantung atau stroke, rawat
penyakit anda dengan baik.

2.3.2 Aorta insufisiensi


Insufisiensi adalah suatu keadaan dimana katup kehilangan fungsi yang
normal dan gagal menghambat kembali darah setelah kontraksi dari setiap ruang
jantung atau refluks darah dari aorta adendens ke dalam ventrikel selama diastole.
Insufisiensi aorta adalah kembalinya darah ke ventrikel kiri dari aorta selama
diastole .

Insufisiensi aorta adalah suatu keadaan dimana terjadi refluk (aliran balik)
darah dari aorta ke dalam ventrikel kiri sewaktu relaksasi .Insufisiensi aorta
adalah penyakit katup jantung dimana katup aorta atau balon melemah, mencegah
katup menutup erat-erat. Hal ini menyebabkan mundurnya aliran darah dari aorta
(pembuluh darah terbesar) ke dalam ventrikel kiri . Etiologi Insufisiensi darah dari
aorta ke ventrikel kiri dapat terjadi dalam 3 macam kelainan artifisial, yaitu:

12
1. Dilatasi pangkal aorta seperti yang ditemukan pada:
a. Penyakit kolagen
b. Aortitis sifilitika
c. Diseksi aorta
2. Penyakit katup artifisial
a. Penyakit jantung reumatik
b. Endokarditis bakterialis
c. Aorta artificial congenital
d. Ventricular septal defect (VSD)
e. Ruptur traumatik
f. Aortic left ventricular tunnel
3. Genetik
a. Sindrom marfan
b. Mukopolisakaridosis
c. Spasmus arteri coroner
d. Anemi berat.

2.3.3 Spasme Arteri Koroner (Angina Prinzmetal)


Angina Prinzmetals (salah satu varian angina) adalah jenis angina yang
kurang lazim yang disebabkan oleh spasme (kekejangan) satu atau lebih arteri
koroner.Nyeri dada akan terjadi, hampir selalu ketika Arida sedang istirahat, dan
berbagai irama jantung abnormal sering diasosiasikan dengan spasme. Sering
sekali, spasme arteri muncul bersamaan dengan stenosis arteri koroner yang
melandasinya. Dalam kasus yang hebat, spasme arteri koroner dapat
menyebabkan serangan jantung. Akan terapi, dalam kebanyakan kasus, berbagai
pengobatan sangat efektif dalam pengobaran spasme arteri koroner.

2.3.4 Anemia Berat


Penyakit Anemia atau kurang darah adalah suatu kondisi di mana jumlah
sel darah merah (Hemoglobin) dalam sel darah merah berada di bawah normal.
Hemoglobin yang terkandung di dalam Sel darah merah berperan dalam

13
mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh. Seorang pasien dikatakan anemia apabila konsentrasi Hemoglobin (Hb)
pada laki-laki kurang dari 13,5 G/DL dan Hematokrit kurang dari 41%, Pada
perempuan konsentrasi Hemoglobin kurang dari 11,5 G/DL atau Hematocrit
kurang dari 36%

2.4 Patofisiologi Angina Pectoris

Angina pectoris merupakan sindrom klinis yang disebabkan oleh aliran


darah ke arteri miokard berkurang sehingga ketidakseimbangan terjadi antara
suplay O2 ke miokardium yang dapat menimbulkan iskemia, yang dapat
menimbulkan nyeri yang kemungkinan akibat dari perubahan metabolisme
aerobik menjadi anaerob yang menghasilkan asam laktat yang merangsang
timbulnya nyeri.
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan
suply oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan
penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui
secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor
tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis.

Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering


ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan
oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat
maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen
keotot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit
akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap
peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai
darah) miokardium.

14
2.5 Manifestasi Klinis

1. Nyeri seperti diperas, diikat atau tertekan (biasanya tidak menusuk),


terjepit, terasa panas di daerah perikardium, sternal, atau substernum dada,
kemungkinan menyebar ke lengan, permukaan dalam tangan kiri,
permukaan ulnar jari manis dan jari kelingking, rahang bawah, atau
thoraks yang menghilang selama 2-10 menit.
2. Rasa sesak, tercekik dan kualitas yang terus-menerus.
3. Rasa lemah atau baal di lengan atas, pergelangan tangan dan tangan yang
menyertai nyeri
4. Pada angina stabil dan tidak stabil, nyeri biasanya berkurang dengan
istirahat. Angina Prinzmental tidak mereda dengan istirahat tetapi biasanya
menghilang selama 5 menit.
5. Tercetus oleh

Latihan fisik, dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan


kebutuhan oksigen jantung
Pajanan terhadap dingin, dapat mengakibatkan basokonstriksi dan
peningkatan tekanan darah, disertai dengan peningkatan kebutuhan
oksigen
Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah
mesenterik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaaan
darah untuk suplai jantung (pada jantung yang sudah sangan parah,
pintasan darah untuk pencernaan membuat nyeri angina semakin
buruk)
Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan,
menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin
dan meningkatnya tekanan darah, dengan demikian beban kerja
jantung juga meningkat.

15
Tanda utama adalah depresi segmen ST pada elektrokardiogram (EKG)
selama serangan.
Pemeriksaan klinik sistem kardiovaskular dan elektrokardiogram di antara
waktu serangan biasanya normal.

2.6 Klasifikasi Angina Pektoris


2.6.1 Angina Pectoris Stabil
Pada nekropsi biasanya didapatkan aterosklerosis koroner. Pada keadaan
ini, obstruksi koroner tidak selalu menyebabkan terjadinya iskemik seperti waktu
istirahat. Akan tetapi bila kebutuhan aliran darah melebihi jumlah yang dapat
melewati obstruksi tersebut, akan tetapi iskemik dan timbul gejala angina. Angina
pektoris akan timbul pada setiap aktifitas yang dapat meningkatkan denyut
jantung, tekanan darah dan atatus inotropik jantung sehingga kebutuhan O 2 akan

bertambah seperti pada aktifitas fisik, udara dingin dan makan yang banyak.
- Sakit dada timbul setelah melakukan aktivitas.
- Lamanya serangan biasanya kurang dari 10 menit.

16
- Bersifat stabil tidak ada perubahan serangan dalam angina selama 30 hari.
- Pada phisical assessment tidak selalu membantu dalam menegakkan diagnosa.

2.6.2 Angina Pectoris Tidak Stabil


Unstable angina (angina tak stabil / ATS) Istilah lain yang sering
digunakan adalah Angina preinfark, Angina dekubitus, Angina kresendo.
Insufisiensi koroner akut atau Sindroma koroner pertengahan. Bentuk ini
merupakan kelompok suatu keadaan yang dapat berubah seperti keluhan yang
bertambah progresif, sebelumnya dengan angina stabil atau angina pada pertama
kali. Angina dapat terjadi pada saat istirahat maupun bekerja. Pada patologi
biasanya ditemukan daerah iskemik miokard yang mempunyai ciri tersendiri.
- Angina yang baru pertama kali atau angina stabil dengan karakteristik frekuensi
berat
dan lamanya meningkat.
Timbul waktu istirahat/kerja ringan.
Fisical assessment tidak membantu.
EKG: Deviasi segment ST depresi atau elevasi.

2.6.3 Angina Variant


Bentuk ini jarang terjadi dan biasanya timbul pada saat istirahat, akibat
penurunan suplai O2 darah ke miokard secara tiba-tiba. Penelitian terbaru

menunjukkan terjadinya obsruksi yang dinamis akibat spasme koroner baik pada
arteri yang sakit maupun yang normal. Peningkatan obstruksi koroner yang tidak
menetap ini selama terjadinya angina waktu istirahat jelas disertai penurunan
aliran darah arteri koroner.
Angina yang terjadi spontan umumnya waktu istirahat dan pada waktu
aktifitas ringan. Biasanya terjadi karena spasme arteri koroner EKG deviasi
segment ST depresi atau elevasi yang timbul pada waktu serangan yang kemudian
normal setelah serangan selesai.

17
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa utama untuk penderita angina
pectoris meliputi :
1. Nyeri berhubungan dengan ischemia miokardium
2. Curah jantung menurun berhubungan dengan gangguan kontraksi
3. Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan deficit
knowledge.
Diagnosa angina pectoris terutama didapatkan dari anamnese mengenai
riwayat penyakit, karena diagnosa pada angina sering kali berdasarkan adanya
keluhan sakit dada yang mempunyai cirri khas sebagai berikut :
1. Letaknya, seringkali pasien merasakan adanya sakit dada di daerah
sternum atau dibawah sternum, atau dada sebelah kiri dan kadang-
kadang menjalar ke lengan kiri kadang-kadang dapat menjalar ke
punggung, rahang, leher, atau ke lengan kanan.
2. Kualitas, sakit dada pada angina biasanya timbul pada waktu
melakukan aktivitas. Sakit dada tersebut segera hilang bila pasien
menghentikan aktivitasnya. Serangan angina dapat timbul pada waktu
tidur malam.
3. Lamanya, serangan sakit dada biasanya berlangsung 1 5 menit,
walaupun perasaan tidak enak di dada masih dapat terasa setelah sakit
dada hilang . bila sakit dada berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin
pasien mendapat serangan infark miokard akut dan bukan disebabkan
angina pectoris biasa.
Dengan anamnese yang baik dan teliti sudah dapat disimpulkan mengenai
tinggi rendahnya kemungkinan penderita tersebut menderita angina pectoris
stabil atau kemungkinan suatu angina pectoris tidak stabil. Ada 5 hal yang
perlu digali dari anamnese mengenai angina pectoris yaitu : lokasinya,
kualitasnya, lamanya, factor pencetus, factor yang bisa meredakan nyeri dada
tersebut.

Pemeriksaan Diagnosa Angina Pectoris


a) Elektro Kardio Gram
Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat dan
bukan pada waktu serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG

18
kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark miokard
pada masa lampau. Kadang-kadang EKG menunjukkan pembesaran ventrikel
kiri pada pasien hipertensi dan angina. Kadang-kadang EKG menunjukkan
perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada waktu serangan
angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST dan gelombang T
menjadi negatif.
b) Holter Monitor.
Holter monitor merupakan alat praktis yang mampu memantau berbagai
aktivitas listrik selama 24 jam untuk menilai irama jantung, posisi ruang
jantung, dan evaluasi terapi (pemasangan pacemaker). Bila terdapat keluhan
berupa pusing, pingsan, tekanan darah rendah, lelah berkepanjangan atau
berdebar tanpa adanya perubahan pada pemeriksaan EKG saat istirahat.
Alat ini dapat berguna untuk mengetahui adanya gangguan irama jantung
(aritmia) atau kejadian epileptic (EEG) yang sulit diketahui bila dipantau dalam
jangka pendek. Bersamaan dengan perekaman, pasien mencatat aktivitas dan
keluhan yang muncul saat perekaman.
Alat ini menggunakan elektroda yang dipasangkan di dada yang
dihubungkan ke alat yang berfungsi menyimpan informasi mengenai
aktivitas listrik jantung selama periode perekaman.
Prosedur pemasangan holter monitor antara lain :
Elektroda ECG dipasang pada dada dan disambungkan dengan kabel lead.
Monitor ECG dengan ukuran kecil dibawa sepanjang masa perekaman.
Pasien diberitahu agar elektroda harus selalu terpasang, tidak membasahi
elektroda, tidak menggunakan peralatan elektronik dan alat yang
menggunakan magnet selama masa perekaman agar tidak mengganggu
sinyal EKG, mencatat adanya gejala dan aktivitas yang dilakukan selama
masa perekaman, dan menghubungi dokter atau rumah sakit bila terdapat
masalah selama perekaman.
c) Angiografi Curone
Angiogram, yang pada dasarnya sinar x dari arteri koroner, telah menjadi
tes diagnostik yang paling akurat untuk menunjukkan keberadaan dan luasnya
penyakit koroner. Dalam prosedur ini, digunakan tabung fleksibel (kateter)
yang panjang dan tipis untuk melakukan manuver ke dalam arteri yang terletak
di lengan atau pangkal paha. Kateter ini akan dilewatkan lebih lanjut melalui

19
arteri ke salah satu dari dua arteri koroner utama. Sebuah pewarna disuntikkan
pada waktu itu untuk membantu sinar x melihat jantung dan arteri lebih jelas.
Banyak sinar x singkat dibuat untuk menciptakan sebuah film darah mengalir
melalui arteri koroner, yang akan mengungkapkan penyempitan yang mungkin
dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke otot jantung dan gejala terkait
angina.

d) Stres Testing

Bagi banyak orang dengan angina, hasil elektrokardiogram saat istirahat


tidak akan menunjukkan adanya kelainan. Karena gejala angina terjadi selama
stress (latihan fisik), fungsi jantung mungkin perlu dievaluasi di bawah tekanan
fisik dari latihan. Tes stres dilakukan bersamaan dengan EKG sebelum, selama,
dan setelah latihan untuk mencari kelainan terkait stress (latihan fisik). Tekanan
darah juga diukur selama uji stres.

e) Foto Rontgen Dada


Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang normal,
tetapi pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar dan kadang-
kadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta.

2.8 Penatalaksanaan Angina Pectoris


Ada dua tujuan utama penatalaksanaan angina pectoris :
1) Mencegah terjadinya infark miokard dan nekrosis, dengan demikian
meningkatkan kuantitas hidup.
2) Mengurangi symptom dan frekwensi serta beratnya ischemia, dengan
demikian meningkatkan kualitas hidup.

Prinsip penatalaksanaan angina pectoris adalah : meningkatkan pemberian


oksigen (dengan meningkatkan aliran darah koroner) dan menurunkan
kebutuhan oksigen (dengan mengurangi kerja jantung).
Terapi Farmakologis untuk anti angina
1) Penyekat Beta

20
Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat
menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan
frekwensi denyut jantung, kontraktilitas , tekanan di arteri dan peregangan
pada dinding ventrikel kiri. Efek samping biasanya muncul bradikardi dan
timbul blok atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara lain : atenolol,
metoprolol, propranolol, nadolol.

2) Nitrat dan Nitrit


Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk
mengurangi symptom angina pectoris, disamping juga mempunyai efek
antitrombotik dan antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen
miokard melalui pengurangan preload sehingga terjadi pengurangan
volume ventrikel dan tekanan arterial. Salah satu masalah penggunaan
nitrat jangka panjang adalah terjadinya toleransi terhadap nitrat. Untuk
mencegah terjadinya toleransi dianjurkan memakai nitrat dengan periode
bebas nitrat yang cukup yaitu 8 12 jam. Obat golongan nitrat dan nitrit
adalah : amil nitrit, ISDN, isosorbid mononitrat, nitrogliserin.

3) Kalsium Antagonis
Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui
saluran kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu
darah sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan
sistemik. Kalsium antagonis juga menurunkan kabutuhan oksigen miokard
dengan cara menurunkan resistensi vaskuler sistemik. Golongan obat
kalsium antagonis adalah amlodipin, bepridil, diltiazem, felodipin,
isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil.
Terapi Non Farmakologis
Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan
oksigen jantung antara lain : pasien harus berhenti merokok, karena merokok
mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung
bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk
mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin
yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembulu darah. Pengontrolan gula darah.

21
Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau
ambisius.

2.9 Kasus

22
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari Makalah yang kami sampaikan,kami dapat menarik kesimpulan
bahwa :
Angina pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu
iskemik miokard tanpa adanya infark. Klasifikasi klinis angina pada
dasarnya berguna untuk mengevaluasi mekanisme terjadinya iskemik.
Etiologi dari angina pectoris terdiri dari 4 bagian yaitu
Arterosklerosis.
Aorta insufisiensi
Spasmus arteri koroner
Anemi berat
Macam Macam Angina Pectoris :
Angina pectoris stabil.
Angina pectoris tidak stabil.
Angina variant
Data spesifik yang berhubungan dengan nyeri yaitu:
Letak.Nyeri dada.
Kualitas nyeri.
Lamanya serangan.
Gejala yang menyertai.
Prinsip penatalaksanaan angina pectoris adalah : meningkatkan pemberian
oksigen (dengan meningkatkan aliran darah koroner) dan menurunkan
kebutuhan oksigen (dengan mengurangi kerja jantung).
Diagnosa dari penderita angina adalah nyeri berhubungan dengan ischemia
miokardium, curah jantung menurun berhubungan dengan gangguan
kontraksi, cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian, dan
kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan deficit
knowledge.

Pemeriksaan diagnosa dari angina pectoris, adalah :


Elektrokardiogram (EKG)
Holter monitor
Angiografi Curone
Stress testing
Foto rontgen dada
Penatalaksanaan dari angina pectoris terdiri dari terapi farmakologis

23
Penyekat Beta
Nitrat dan Nitrit
Kalsium Antagonis
terapi nonfarmakologis.
Berhenti merokok
Untuk Pasien obesitas, turunkan berat badan
Mengurangi setress
Pengontrolan gula darah

4.1 Saran
Dari makalah ini saya mengharapkan agar para pembaca bisa membacanya,
memahaminya dan membuat makalah ini menjadi referensi untuk belajar
mengetahui tentang penyakit angina pectoris yang merupakan salah satu penyakit
dari sistem kardiovaskular. Demi kesempurnaannya makalah ini saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah
ini bisa menjadi lebih baik untuk selanjutnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah,Edisi III. Jakarta:


Kedokteran Egc.
Charlene J.Reeves,Robin Lockhart. 2001. Medical Surgical Nursing. Jakarta:
Salemba Medika.
Dipiro,Joseph Dkk. 1999. Pharmacotherapy.A Pathophysiology Appronch: New
York Mc.Graw-Hill.
Ely Ismudianti Rilantono Dkk.1998. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Balai Fkui
Kapita Selekta Kedokteran. 1982. Edisi Kedua Editor Junaedi Purnawan Dan
Kawan-Kawan, Jakarta : Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran UI.
www.informasikedokteran.com/2015/09/angina-pectoris.html
digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download/.../694 D.delima.2011.

25

You might also like