Professional Documents
Culture Documents
Keratoconjunctivitis
Vernal
Cobblestone
Shield ulcer
Reaksi Hipersensitivitas
Alergi Susu Sapi
PEDIATRIC RESPIROLOGY
Tuberkulosis pada anak
Batuk BUKAN merupakan gejala utama TB
pada anak
Pertimbangkan tuberkulosis pada anak jika :
BB berkurang dalam 2 bulan berturut-turut tanpa
sebab yang jelas atau gagal tumbuh
Demam sampai 2 minggu tanpa sebab yang jelas
Batuk kronik 3 minggu
Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa
Sistem Skoring TB Anak
Bila Negatif:
1. Tidak ada
infeksi TB
2. Masa
inkubasi
3. Anergi
Klasifikasi TB (ATS/CDC modified)
0 - - - -
profilaksis
1 + - - I
Profilaksis
2 ? + - II
3 + + + terapi
Profilaksis Primer
Mencegah Infeksi TB
Kontak (+), Infeksi (-) uji tuberkulin negatif
Obat: INH 5 - 10 mg/kgBB/hari
Selama kontak ada: kontak harus diobati
3-6 bulan
Ulang uji tuberkulin:
Negatif: berhasil, stop INH
Positif: gagal, lacak apakah infeksi atau sakit ??
Profilaksis sekunder
Mencegah sakit TB: paparan (?), infeksi (+), sakit (-)
Uji tuberkulin positif
Populasi risiko tinggi
BALITA, Pubertas
Penggunaan steroid yang lama
Keganasan
Infeksi khusus: campak, pertusis
Obat: INH 5 - 10 mg/kgBB/hari
Lama: 6-12 bulan
Most TB children : 2RHZ/4RH
Diagnosis Banding Mengi
Diagnosis Ciri
Evaluasi. Perbaikan?
Ya Tidak
Lanjutkan pemberian
10 ml/KgBB/jam Kedua; atau pertimbangkan
pemberian koloid 10-
dalam 2-4 jam 20ml/kgBB/jam (max 30 ml.kgBB/24
jam
Evaluasi ketat Tidak teratasi
Syok teratasi
Klinis stabil Ht
turun naik
Tonsilitis Akut
Folikular
Lakunar
Membranosa
Tonsilis Kronik
Tonsillitis Akut
Tonsilitis lakunaris
Tonsillitis Akut:
Diphteria
Strawberry tongue
Sandpaper texture,
pastia line
Erythema Infectiosum
Slapped cheek
Parvovirus B19
Penyakit Penyebab Prodormal Gambaran dan struktur Enantema
Ruam
Measles Virus Demam tinggi, Makulopapular (konfluen), Kopliks spot
campak batuk, pilek, mulai dari wajah, menyebar pada mukosa
konjungtivitis, ke tubuh; 3-6 hari; menjadi bukal sebelum
2-4 hari coklat; deskuamasi halus; ruam
toksik, tampak tidak nyaman,
fotofobia; ruam mungkin
tidak muncul pada infeksi
HIV
Scarlet fever Group A Nyeri tenggoro Eritema difus seperti Petekiae di
streptoco kan, nyeri sandpaper pada perabaan, palatum, lidah
ccus kepala, nyeri dan tampilan goose flesh; strawberry
perut, pembesa aksentuasi eritema pada
ran kelenjar lipatan fleksural (garis
leher, demam, pastia); kepucatan sekeliling
0-2 hari, onset mulut, selama 2-7 hari, bisa
akut mengalami eksfoliasi
Rubella Virus rubella Malaise, demam Diskrit, nonkonfluen, Berbagai
(German tidak tinggi, makula dan papula makula
measles, pembesaran berwarna merah muda, eritematus
minor kelenjar leher, dimulai dari wajah dan pada palatum
measles) belakang telinga, menyebar ke bawah; 1-3 molle
dan oksipital; 0-4 hari
hari
Fifth disease Parvovirus Nyeri kepala, Eritema lokal pada pipi Tidak ada
(erythema B19 malaise, mialgia, (slapped cheek); eritema
infectiosum) sering demam merah muda pada tubuh
dan ekstremitas; mungkin
gatal; ruam mungkin
tertunda masa prodromal
hingga 3-7 hari;
berlangsung 2-4 hari;
dapat berulang 2-3
minggu kemudian
Roseola HHV 6 dan 7 Rewel, demam Makula diskrit pada Berbagai
(exanthema tinggi, 3-4 hari, tubuh dan leher; ruam makula
subitum) pembesaran mendadak timbul lalu eritematus
kelenjar servikal menghilang; 0,5-2 hari; pada palatum
dan oksipital beberapa pasien tanpa molle
ruam
Pemberian Vit A
50.000 IU pada < 6 bulan (1/2 kap biru)
100.000 IU pada 6-11 bulan (1 kap biru)
200.000 pada 12 bulan hingga 5 tahun (1 kap merah)
Pada gizi buruk diberikan 3 kali: hari 1, hari 2, dan 2-4
minggu setelah pemberian kedua
Komplikasi campak:
Ensefalitis
Pneumonia
Diare/Dehidrasi
Gizi buruk
OMA
TRIAS RUBELLA CONGENITAL
1. Sensory neural deafness (58% of
patients)
2. Eye abnormalities
especially retinopathy, cataract and
microphtalmia (43% of patients)
3. Congenital heart disease
Terapi Thypoid
UKDI MANTAP
Step Ladder Pattern
Sepsis Neonatal. Pedoman Pelayanan Medis. Ikatan Dokter Anak Indonesia 2010.
Sepsis
Kecurigaan besar sepsis bila :
Bayi umur sampai dengan usia 3 hari
Riwayat ibu dengan infeksi rahim, demam dengan
kecurigaan infeksi berat, atau ketuban pecah dini
Bayi memiliki dua atau lebih gejala yang tergolong
dalam kategori A, atau tiga atau lebih gejala pada
kategori B
Bayi usia lebih dari 3 hari
Bayi memiliki dua atau lebih temuan Kategori A atau
tiga atau lebih temuan Kategori B
Kelompok Temuan berhubungan dengan Sepsis
Kategori A Kategori B
Kesulitan Bernapas (>60x/menit, retraksi Tremor
dinding dada, grunting, sianosis sentral,
apnea)
Kejang Letargi atau lunglai, malas minum padahal
sebelumnya minum dengan baik
Tidak sadar Mengantuk atau aktivitas berkurang
Suhu tubuh tidak normal (sejak lahir dan Iritabel, muntah, perut kembung
tidak memberi respons terhadap terapi)
atau suhu tidak stabil sesudah
pengukuran suhu selama tiga kali atau
lebih
Persalinan di lingkungan yang kurang Tanda-tanda mulai muncul setelah hari
higienis ke-empat
Kondisi memburuk secara cepat dan Air ketuban bercampur mekonium
dramatis
Diagnosis Sepsis Neonatorum
78
Clinical Criteria for Severe Bacterial Infection
WHO Handbook Integrated Management of Childhood Illnesses, 2000
Respiratory rate > 60 breaths per minute
Severe chest indrawing
Nasal flaring Any of these signs:
Grunting
Suspect Serious
Bulging fontanelle
Bacterial Infection
Convulsions
Pus draining from ear
Redness around umbilicus extending to the skin
Temperature > 37.7 C (or feels hot) or < 35.5C (or feels cold)
Lethargic or unconscious
Reduced movements
Not able to feed
Not attaching to the breast
No sucking at all
79
Neonatal Sepsis
Dysmaturity
A complex of symptoms occurring in an infant,
such as a relative absence of subcutaneous
fat, skin wrinkling, prominent fingernails and
toenails, and a meconium staining of the skin
and the placental membranes, that is
associated with postmaturity or placental
insufficiency.
Sign -1 0 1 2 3 4 5
Plantar Heel-toe 40- Heel-toe >50 Faint red Anterior Creases over Creases over
Creases 50 mm = -1, mm, no marks transverse anterior 2/3 entire sole
creases crease only
Eye & Ear Lids fused, Lids open, Slightly Well-curved Formed and Thick
loosely = -1, pinna flat, curved pinna, pinna, soft firm, with cartilage, ear
tightly = -2 stays folded soft with but ready instant recoil stiff
slow recoil recoil
Genitals, Scrotum flat, Scrotum Testes in Testes Testes down, Testes
male smooth empty, faint upper canal, descending, good rugae pendulous,
rugae rare rugae few rugae deep rugae
Genitals, Clitoris Prominent Prominent Majora and Majora large, Majora cover
female prominent, clitoris, small clitoris, minora minora small clitoris and
labia flat labia minora enlarging equally minora
minora prominent
Skor Dubowitz
Total Score Gestational Age, Weeks
-10 20
-5 22
0 24
5 26
10 28
15 30
20 32
25 34
30 36
35 38
40 40
45 42
50 44
Oftalmia Neonatorum
Pada bayi usia <1 bulan
Penatalaksanaan:
Penisilin topikal dan parenteral
Penisilin tetes mata diberikan dalam bentuk larutan
penisilin G 10.000-20.000 unit/ml setiap 1 menit sampai
30 menit. Kemudian salep diberikan setiap 5 menit
sampai 30 menit. Disusul pemberian salep penisilin
setiap 1 jam selama 3 hari.
Penisilin 50.000 U/kgBB selama 7 hari
Apgar Score
Kurangnya asupan asam folat
Retraksi
Takhipnea
Sianosis
Pneumoperitoneum
NEC
Bayi dengan NEC mempunyai variasi gejala klinis dan onset bisa secara
tersembunyi maupun tiba-tiba. Onset NEC biasanya muncul pada usia <
2 minggu pertama kelahiran sampai 3 bulan pada bayi yang
berat lahir sangat rendah.
BBLR,
Penyakit hemolisis karena inkompatibilitas
gologan darah ABO.RHESUS
Asfiksia atau asidosis,
Hipoksia, trauma serebral,
Infeksi sistemik ( sepss neonatorum)
Bilirubin
IKTERUS NON FISIOLOGIS
Awitan terjadi sebelum usia 24 jam
Tingkat kenaikan > 0,5 mg/dl/jam
Tingkat cutoff indirect
> 12 mg/dl pada bayi cukup bulan
> 15 mg/dl pada bayi prematur
Ikterus bertahan
> 14 hari pada bayi cukup bulan
> 21 hari pada bayi prematur
Direct bilirubin >20% or >1,5 mg/dL
Kramer 5
Tanda-tanda penyakit lain
Ikterus pada neonatus:
MENGAPA KITA KHAWATIR ?
109
110
Management of Neonatal Tetanus
Intravenous fluids
Enteric feeding
Temperature control
Respiratory support, including mechanical ventilation
and neuromuscular blockade
Sedation and muscle relaxation, especially with high-
dose diazepam (20 to 40 mg/kg/day)
Tetanus immune globulin 500 units, i.m, in divided doses
Penicillin G 10,000 units/kg/day for 10 days
111
PEDIATRIC NEUROLOGI
Klasifikasi kejang demam
MASIH KEJANG
MASIH KEJANG
Diberikan bila:
- Adanya gangguan perkembangan saraf
(CP, mikrosefal)
- Kejang: *berlangsung > 15
* Fokal
* Ada kelainan sesudah kejang
- Bila ada keluarga sekandung atau orang tua
yang mengalami epilepsi
- Bayi < 12 bulan, berulang dalam 24 jam dapat
dipertimbangkan pemberiannya
Terapi Jangka Panjang
120
Gb. 1 Spektrum GEFS+ dari keluarga Australia
National Institute of Health and Clinical Excellence. The diagnosis and management of the epilepsies in adults and
children in primary and secondary care. 2012.
Komplikasi Diare
Dehidrasi
Asidosis Metabolik
Hipoglikemia, terutama dengan predisposisi
undernutrition
Gangguan elektrolit (hipo/hipernatremia dan
hipo/hiperkalemia), dapat menimbulkan kejang
Gangguan gizi
Gangguan sirkulasi (syok)
Natrium (135-145 mEq/L)
Hiponatremia Hipernatremia
Mual dan muntah Kebingungan
Sakit kepala Kejang otot
Kebingungan Kejang seluruh tubuh
Kehilangan energi Koma
Kelelahan Kematian.
Gelisah dan mudah marah
Kelemahan otot, kejang
atau kram
Kejang
Pingsan
Koma
Hypovolemic hyponatremia Total body water is
decreased and is the etiology of the hyponatremia[9]
any cause of hypovolemia such as prolonged
vomiting, decreased oral intake, severe diarrhea
Hypernatremia:
iatrogenic administration of hypertonic sodium
solutions
solute-free water losses from the
gastrointestinal tract (e.g., osmotic diarrhea)
Kalium (3,5-5,5 mEq/L)
Hipokalemia Hiperkalemia
kelemahan otot, kejang otot Kelemahan otot
dan bahkan kelumpuhan. Parestesia pada wajah, lidah,
Irama jantung menjadi tidak kaki, dan tangan
normal, terutama pada Mual, kolik usus, diare
penderita penyakit jantung. Oliguria yang berlanjut
menjadi anuria
Disritmia jantung, bradikardia,
blok jantung komplit, fibrilasi
ventrikel atau henti jantung.
Perubahan EKG (selalu terjadi
jika K+ serum= 7-8 mEq/L)
Congenital
Toxoplasmosis
PEDIATRIC KARDIOLOGI
Coarctasio Aorta
Right to left shunt (cyanosis)
Tetralogy of Fallot
Tanda Gejala
a. Sianosis
b. Dispnea: Terjadi bila penderita melakukan aktifitas fisik.
c. Serangan-serangan dispnea paroksimal (serangan-serangan anoksia
biru) umum pada pagi hari. Semakin bertambah usia, sianosis
bertambah berat. setelah melakukan aktivitas, anak selalu jongkok.
d. Keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan
e. Denyut pembuluh darah normal
f. Bising sistolik
g. Bayi mengalami kesulitan untuk menyusu
h. Jari tangan clubbing
i. Serangan sianosis biasanya terjadi ketika anak melakukan aktivitas
(misalnya menangis atau mengedan), dimana tiba-tiba sianosis
memburuk sehingga anak menjadi sangat biru, mengalami sesak nafas
dan bisa pingsan.
Tet Spell
Tet spells at 2-
3yo, child
becomes
cyanotic, may
experience
syncope
Eisenmenger Syndrome
Symptoms:
cyanosis (pale blue or grayish skin due to decreased oxygen in the blood)
dyspnea on exertion (shortness of breath with activity)
shortness of breath at rest
fatigue
chest pain or chest tightness
heart palpitations ("skipping beats" or "racing")
headache
dizziness or syncope (fainting)
paresthesias (numbness and/or tingling of fingers and toes)
blurred vision
Complications:
blood clots (e.g., deep vein thrombosis in extremities)
hemorrhage (bleeding)
stroke
brain abscesses
gout
kidney failure
PDA
Systolic Diastolic
Systolic Diastolic
Mitral ins Mitral stenotic
Tricuspid ins Tricuspid stenotic
Ejection systolic
Holosystolic
Early diastolic
Pandiastolic
Continuous murmur
Rheumatic Fever (Jones Criteria)
Required Major Criteria
Minor Criteria
Criteria (CaPoCES)
Carditis Fever
Subcutaneous nodule
Erythema marginatum