You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit jantung dan pembuluh darah saat ini merupakan salah satu penyebab utama
dan pertama kematian. Salah satunya yaitu penyakit jantung koroner (PJK). Oleh karena
itu untuk mengurangi kasus ini dilakuanlah penanganan yang berupa operasi bypass
arteri koroner yang merupakan jenis operasi dimana darah dilewati sekitar arteri
tersumbat sehingga aliran darah dan oksigen ke jantung meningkat. Keberhasilan bedah
jantung ini sangat dipengaruhi oleh persiapan pra bedah, disamping prosedur bedah itu
sendiri dan perawatan pasca bedah. Yang dimaksud pra bedah adalah periode sejak
diambilnya keputusan bedah sampai dengan pengiriman pasien ke ruang bedah.
Sedangkan pasca bedah adalah periode sejak setelah operasi sampai masa penyembuhan.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan umum dan tujuan khusus pada penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB I Sistem Kardiovaskular.

2. Tujuan Khusus

a) Agar mahasiswa/i mampu melakukan pengkajian pada klien dengan


post op bypass.

b) Agar mahasiswa/i mampu menentukan diagnosa keperawatan pada


klien dengan post op bypass.

c) Agar mahasiswa/i mampu merencanakan tindakan keperawatan pada


klien dengan post op bypass.

d) Agar mahasiswa/i mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada


klien dengan post op bypass.

Akademi Keperawatan
Harum Jakarta
e) Agar mahasiswa/i dapat melakukan evalasi pada klien dengan post
op bypass.

C. Ruang Lingkup Penulisan

Adapun ruang lingkup makalah ini adalah pembahasan tentang asuhan keperawatan
keperawatan pada pasien post op bypass.

D. Metode Penulisan

Metode penulisan dalam makalah ini menggunakan study kepustakaan dan buku
berhubungan dengan judul tersebut agar dapat dijadikan panduan dalam penyusunan
makalah ini.

E. Sistematika

Penulisan Penulis membuat sistematika penulisan dengan cara membaginya


kedalam empat bab dimana masing masing mempunyai kaitan satu sama lain secara
sistematika yaitu sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN (latar belakang, tujuan,
ruang lingkup penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan), BAB II
TINJAUAN TEORITIS (pengertian CABG, tujuan pemasangan CABG, etiologi,
patofisiologi, indikasi CABG, kontraindikasi CABG, komplikasi, dischard planing, dan
asuhan keperawatan), dan BAB IV PENUTUP (kesimpulan dan saran).

Akademi Keperawatan
Harum Jakarta
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian CABG

Coronary Artery Bypass Graft (CABG) merupakan salah satu penanganan intervensi
dari Penyakit Jantung Koroner, dengan cara membuat saluran baru melewati arteri
koroner yang mengalami penyempitan atau penyumbatan (Feriyawati, 2005).

Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) atau bedah pintas koroner merupakan
salah satu upaya atau tindakan yang di lakukan untuk revaskularisasi pada penderita
penyakit jantung koroner. Upaya ini bertujuan untuk mengatasi berkurang atau
terhambatnya aliran arteri koroner akibat adanya penyempitan bahkan penyumbatan ke
otot jantung dengan memberikan aliran darah baru ke otot jantung yang mengalami
gangguan pembuluh suplai darah akibat tersumbatnya aliran darah koroner.

B. Tujuan Pemasangan CABG

Pengobatan penyakit jantung adalah untuk memaksimalkan curah jantung. Melaui


pembedahan, ini dapat di lakukan dengan memperbaiki fungsi otot miokardia dan aliran
darah melaui tandur bypass arteri koroner (CABG) dan atau penggantian katup yang
rusak. Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) bertujuan untuk mengatasi
terhambatnya aliran artery coronaria akibat adanya penyempitan bahkan penyumbatan ke
otot jantung.

C. Etiologi
Operasi CABG merupakan salah satu penanganan penyakit jantung koroner. Penyakit
jantung koroner disebabkan oleh hal hal sebagai berikut :
1. Faktor yang tidak dapat diubah : usia, jenis kelamin, riwayat keluarga dan ras.
2. Faktor yang dapat diubah :
a) Mayor : peningkatan lipid serum, hipertensi, merokok, gangguan toleransi
glukosa, giet tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan kalori.
Akademi Keperawatan
Harum Jakarta
b) Minor : gaya hidup yang kurang bergerak, stress dan tipe kepribadian.

D. Patofisiologi

Faktor faktor risiko Terdapat plak pada dinding


aterosklerosis arteri koroner

Kolesterol, merokok, obesitas, Penyempitan lumen arteri,


hipertensi, hipertensi, DM, gaya hidup ruptur plak, trombosis,
spasme arteri

Penyumbatan arteri koronaria

Aterosklerosis

Operasi CABG (Coronary Artery


Bypass Grafth)

Lapisan endotel pembuluh arteri koroner yang normal akan mengalami kerusakan
oleh adanya faktor risiko antara lain : hipertensi, asap rokok, diet, diabetes melitus,
hiperkolesterolemia, obesitas, merokok, dan kepribadian. Akibat kerusakan endotel
tersebut maka terbentuk plak atherosklerosik pada dinding arteri koroner. Plak tersebut
mengakibatkan penyempitan arteri, ruptur plak, trombosis dan spasme arteri. Kemudian
terjadi penyumbatan arteri koronaria. Sehingga perlu dilakukannya operasi CABG
(Coronary Artery Bypass Grafth).

E. Indikasi CABG
Pasien penyakit jantung koroner yang dianjurkan operasi bypass adalah mereka
yang hasil katerisasi jantung ditemukan adanya :

Akademi Keperawatan
Harum Jakarta
1. Penyempitan > 50% dari arteri koroner kiri utama (left main disease), atau mean left
equivalent yaitu penyempitan menyerupai left main arteri misalnya ada penyempitan
dibagian proksimal dari arteri anterior desenden dan arteri sirkumflex.

2. Penderita dengan 3 vessel disease yaitu tiga arteri koroner semuanya mengalami
penyempitan sehingga menyebabkan fungsi jantung mulai menurun (ejection
fraction < 50%).

3. Penderita yang gagal dilakukan balonisasi dan stent. Penyempitan 1 atau 2


pembuluh namun pernah mengalami henti jantung. Anatomi pembuluh darah sesuai
untuk operasi bypass.

F. Kontraindikasi CABG

Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang tidak dianjurkan untuk operasi bypass
adalah usia lanjut, fungsi ventrikel kiri jelek (< 30%), struktur arteri koroner yang tidak
memungkinkan untuk disambung.

G. Komplikasi

Komplikasi operasi bypass yang sering terjadi adalah pendarahan, infeksi pada
sternum, serangan jantung atau gangguan irama sampai pasien meninggal, gangguan
pernapasan.

H. Dischard Planing

Berikan instruksi kepada pasien dan orang terdekat tentang hal berikut :

1. Obat-obatan, meliputi nama obat, tujuan, dosis, jadwal, tindakan pencegahan,


interaksi obat/obat dan makanan/obat dan potensial efek samping.

2. Gejala yang merugikan yang memerlukan perhatian medis untuk pasien yang minum
warfarin : perdarahan dari hidung, hemoptisis, hematulia, melena, memar luas.
Selain itu, tekankan hal berikut : minum warfarin pada waktu yang sam setiap hari :
beritahu dokter bila timbul tanda perdarahan ; pertahankan perjanjian pemeriksaan
masa protrombin (PT) ; hindari obat bebas kecuali diketahui dokter ; hndari pakaian
ketat atau konstriktif.

Akademi Keperawatan
Harum Jakarta
3. Pertahankan diet rendah natrium, lemak dan kolesterol.

4. Pentingnya aktivitas berjalan dirumah dan memungkinkan periode istirahat sering.

5. Teknik untuk mengkaji nadi radialis, suhu dan berat badan, bila indikator ini
memerlukan pemantauan dirumah, dan melaporkan perubahan bermakna pada
dokter.

6. Tanda dan gejala yang memerlukan perhatian medis segera : nyeri dada, dispnea,
sesak nafas, BB bertambah, toleransi latihan menurun.

7. Pembatasan aktivitas (misal tidak boleh mengangkat barang berat lebih dari 5 kg,
mendorong, atau menarik selama minimal 6 mingggu), memulai kembali aktivitas
seksual, kerja dan mengendarai mobil.

8. Perawatan tempat insisi dan pentingnya mengkaji tanda infeksi : drainase, demam,
kemerahan menetap, hangat lokal dan nyeri tekan.

9. Rujukan ke program rehabilitasi jantung.

10. Pembahasan tentang lingkungan rumah pasien dan potensial kebutuhan perubahan
atau adaptasi (misal terlalu banyak anak tangga untuk melangkah).

I. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a) Status Neurologi : tingkat responsivitas, ukuran pupil dan reaksi terhadap


cahaya, kekuatan genggaman, gerakan ekstrimitas, reflek.

b) Status Jantung : frekuensi dan irama jantung, suara jantung, tekanan darah
arteri, tekanan vena central (CVP), tekanan arteri paru, tekanan baji arteri paru
(PAWP : Pulmonary Artery Wedge Pressure), tekanan atrium kiri (LAP), curah
jantung atau indeks, drainase rongga dada dan status, fungsi pacemaker.

c) Status Respiratori : gerakan dada, suara nafas, penentuan ventilator (frekuensi,


volume tidal, konsentrasi oksigen, kecapatan nafas, tekanan ventilator, pipa
drainase rongga dada, gas darah arteri.
Akademi Keperawatan
Harum Jakarta
d) Status Pembuluh Darah Perifer : denyut nadi perifer, warna kulit, dasar kuku,
mukosa, suhu, kondisi balutan dan pipa invasif.

e) Fungsi Ginjal : haluaran urin, berat jenis urin, osmolaritasnya.

f) Status Cairan Dan Elektrolit : input, haluaran dari semua pipa drainase, semua
parameter curah jantung, indikasi ketidakseimbangan elektrolit seperti berikut :
Hiperkelemia : konfusi mental, tidak tenang, mual, kelemahan, parestesis
ektremitas, disritmia.

Hipokalemia : intoksikasi digitalis, disritmia.

Hiponatremia : kelemahan, kelelahan, kebingungan, kejang, koma.


Hipokalsemia : parestesia, spasme tangan dan kaki, kram otot, tetani.
Hiperkalsemia : intoksikasi digitalis, asistole.

g) Nyeri : sifat, jenis lokasi, durasi, aprehensi respons terhadap anelgetika.

2. Diagnosa Keperawatan

a) Penurunan curah jantung b.d kehilangan darah dan gangguan fungsi jantung.

b) Nyeri b.d trauma operasi dan iritasi akibat selang dada.

c) Kurang pengetahuan mengenai aktivitas perawatan diri.

3. Rencana Asuhan Keperawatan

Dx. 1 Penurunan curah jantung b.d kehilangan darah dan gangguan fungsi jantung.

Intervensi Keperawatan Rasional


Mandiri : Mandiri :
a) Pantau kecenderungan frekuensi jantung a) Hipertensi dapat terjadi membuat stress
dan TD. pada garis jahitan tandur baru dan
mengubah aliran darah / tekanan dalam
serambi jantung dan melewati katup,
dengan peningkatan resiko komplikasi.
b) Pantau disritmia jantung. Observasi b) Disritmia yang mengancam hidup dapat

Akademi Keperawatan
Harum Jakarta
respons pasien terhadap disritmia, terjadi sehubungan dengan
contoh penurunan TD. ketidakseimbangan elektrolit, iskemia
miokardia, atau gangguan pada konduksi
elektrikal jantung.
c) Observasi perubahan status mental / c) Dapat mengindikasikan penurunan aliran
orientasi / gerakan atau refleks tubuh, darah atau oksigenasi serebral sebagai
contoh timbulnya bingung, disorientasi, akibat penurunan curah jantung.
gelisah, penurunan respons terhadap
rangsangan, pingsan.
d) Catat suhu kulit / warna, dan kualitas / d) Kulit hangat, merah muda dan nadi kuat
kesamaan nadi perifer. indikator umum curah jantung adekuat.
e) Ukur / catat pemasukan, pengeluaran, e) Menentukan kebutuhan cairan atau
dan keseimbangan cairan. mengidentifikasi kelebihan cairan yang
dapat memengaruhi curah jantung.
f) Jadwal istirahat / periode tidur tanpa f) Mencegah kelemahan / terlalu lelah dan
gangguan. Bantu aktivitas perawatan stress kardiovaskuler berlebihan.
diri.
g) Pantau program aktivitas. Catat respons g) Latihan teratur merangsang sirkulasi /
pasien, tanda vital sebelum / selama / tonus kardiovaskuler dan emningkatkan
setelah aktivitas. rasa sehat.

h) Evaluasi adanya / derajat cemas / emosi. h) Reaksi emosi berlebihan dapat


Dorong penggunaan teknik relaksasi memengaruhi tanda vital dan tahanan
contoh napas dalam, aktivitas senggang. vaskuler sistemik, juga memengaruhi
fungsi jantung.
i) Kaji ulang EKG. i) Untuk mengikuti kemajuan normalisasi
pola konduksi elektrikal / fungsi
ventrikel setelah pembedahan atau
mengidentifikasi komplikasi.
j) Berikan cairan IV / tranfusi darah sesuai j) Untuk memperbaiki / mempertahankan
indikasi. sirkulasi adekuat dan meningkatkan
kapasitas pembawa oksigen.
k) Berikan oksigen tambahan sesuai k) Meningkatkan oksigenasi maksimal,
Akademi Keperawatan
Harum Jakarta
indikasi. yang menurunkan kerja jantung.

Dx. 2 Nyeri b.d trauma operasi dan iritasi akibat selang dada.

Intervensi Rasional

Mandiri : Mandiri :

a) Observasi cemas, mudah terangsang, a) Menunjukkan derajat nyeri yang dialami


menangis, gelisah, gangguan tidur. pasien.

b) Pantau tanda tanda vital. b) Terjadi peningkatan TD karena nyeri dan


kenyamanan insisi.
c) Tingkatkan posisi nyaman menggunakan
alat bantu bila perlu. c) Untuk meningkatkan kenyamanan.

d) Berikan tindakan nyaman dan bantu d) Meningkatkan relaksasi dan menurunkan


aktivitas perawatan diri. frekuensi kebutuhan dosis analgetik.

e) Jadwalkan aktivitas perawatan untuk e) Dapat meningkatkan koping dengan


seimbang dengan periode tidur / istirahat stress dan ketidaknyamanan.
adekuat.
f) Meningkatkan rasa sehat, menurunkan
f) Identifikasi / dorong perilaku seperti kebutuhan analgesik dan meningkatkan
bimbingan imjinasi, distraksi, penyembuhan.
viasualisasi dan napas dalam.
Kolaborasi :
Kolaborasi :
g) Untuk kontrol nyeri adekuat dan
g) Berikan obat sesuai indikasi, contoh menurunkan tegangan otot, yang
prolsifene dan asetaminofen (Darvocet memperbaiki kenyamanan pasien dan
N), asetaminofen dan oksikodon (Tylox). meningkatkan penyembuhan.

Akademi Keperawatan
Harum Jakarta
Dx. 3 Kurang pengetahuan mengenai aktivitas perawatan diri.

Intervensi Rasional

Mandiri : Mandiri :

a) Tegaskan penjelasan ahli bedah tentang a) Memberikan informasi secara individual


prosedur pembedahan regular. yang menciptakan dasar pengetahuan.

b) Tinjau program latihan yang ditentukan b) Kemampuan individu tergantung dengan


dan ditingkatkan bertahap. tipe pembedahan, fungsi jantung, dan
kondisi fisik sebelumnya.
c) Hindari mengangkat berat.
c) Mencegah kelelahan / keletihan berlebih.
d) Kuatkan pembatasan dari dokter tentang
mengangkat, mengemudi, kembali d) Untuk mengkaji terhadap penyembuhan
bekerja, dan melakukan kembali sternum.
kativitas seksual.

Akademi Keperawatan
Harum Jakarta
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Operasi bypass jantung disebut juga sebagai operasi Coronary Artery Bypass
Graft (CABG). Operasi bypass jantung merupakan salah satu penanganan operatif
pada Penyakit Jantung Koroner (PJK), yaitu penyakit penyempitan dan penyumbatan
pembuluh darah nadi (arteri) koroner jantung, dengan cara revaskularisasi (membuat
saluran baru) melewati arteri koroner yang mengalami penyempitan atau
penyumbatan sehingga terdapat aliran darah baru yang membawa oksigen dan nutrien
lain ke otot jantung. Saluran baru yang dibuat dapat berasal dari arteri (pembuluh
darah nadi) atau vena (pembuluh darah balik) yang sehat dari tubuh bagian lain, yang
nantinya dicangkokkan/dihubungkan ke arteri koroner yang menyempit atau
tersumbat.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan post op bypass adalah
sebagai berikut : penurunan curah jantung b.d kehilangan darah dan gangguan fungsi
jantung, nyeri b.d trauma operasi dan iritasi akibat selang dada dan kurang
pengetahuan mengenai aktivitas perawatan diri.

B. Saran
Setelah dilakukan seminar mengenai asuhan keperawatan pada pasien post op
bypass diharapkan perawat dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan. Saran dari
penyusunan makalah ini, kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna untuk itu kami selaku penulis mengharapkan saran dan kritiknya
yang bersifat membangun dalam penyempurnaan makalah ini.

Akademi Keperawatan
Harum Jakarta
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular : Pengantar dan Teori. Jakarta : Salemba Medika.
www.google.com/picture

Akademi Keperawatan
Harum Jakarta

You might also like