You are on page 1of 4

Proses Pemuaian pada Zat Cair

Apabila dinaikkan suhunya atau dipanaskan zat cair akan memuai, bahkan dengan kenaikan
suhu yang sama pemuaian zat cair akan lebih besar daripada zat padat.
Ketinggian air pada pipa kapiler sebelum dipanaskan berada di bawah, begitu dimasukkan ke
dalam air hangat ketinggiannya meningkat, selanjutnya ketinggiannya bertambah lagi
ketika dimasukkan ke dalam air panas. Terlebih ketika langsung dikenai panas oleh alat
pemanas sampai mendidih, airnya mencapai puncak tertinggi bahkan keluar meluber
dari pipanya. Bertambahnya tinggi air pada saat terkena panas menunjukkan adanya
pemuaian pada zat cair.
Selain zat cair, pipa kapiler dan tabung erlenmeyer pun ikut memuai. Pemuaian pada pipa dan
tabung itu tidak begitu terlihat apabila dibandingkan dengan pemuaian pada zat cair.
Dengan demikian, pemuaian pada zat cair lebih besar daripada pemuaian zat padat.

a. Pemuaian

Pemberian kalor pada sustu zat selain dapat menaikkan atau menurunkan
suhu zat, dapat juga merubah wujud suatu zat, atau menyebabkan benda mengalami
pemuaian.
Umumnya semua zat akan memuai jika ia mengalami kenaikan suhu,
kecuali beberapa zat yang mengalami penyusutan saat terjadi kenaikan suhu, pada suatu
interval suhu tertentu. Kejadian penyusutan wujud zat saat benda mengalami kenaikan
suhu disebut anomali, seperti terjadi pada air. Air saat dipanaskan dari suhu 0 C
menjadi 4 C justru volumenya mengecil, dan baru setelah suhunya lebih besar dari 4
C volumenya membesar.

Anomali Air
Hal tersebut diatas tidak berlaku sepenuhnya pada air, pada air terjadi
perkecualian. Misalnya volume air akan berkurang bila suhunya dinaikkan dari 0 C,
peristiwa ini disebut dengan anomali air.
Peristiwa anomali air dapat diterangkan dengan meninjau bangun kristal es.
Dari pengamatan kristal es disimpulkan bahwa kedudukan molekul-molekul H2O
teratur seperti bangun kristal es, yang penuh dengan rongga-rongga. Sedangkan
molekul H2O dalam bentuk cair (air) lebih rapat dibandingkan dalam bentuk es, oleh
karena itu es terapung dalam air. Bila air mulai 4 C didinginkan molekul air mulai
mengadakan persiapan untuk membentuk bangun berongga tersebut. C.

Volume (V)
0 4
Suhu (t)C

Gambar 2. Grafik anomali air

Volume air terkecil pada suhu 4 C, dan pada 0 C terjadi loncatan volume dari air 0
C sampai es 0 C, dimana pada suhu 0 C volume es > volume air

Pada umumnya zat akan memuai menurut aturan sebagai berikut.

1) Pemuaian Panjang (Linier)

Suatu batang panjang mula-mula lo dipanaskan hingga bertambah panjang l, bila


perubahan suhunya t maka,
= 1/lo . t/l
l = lo . t
= koefisien muai panjang suatu zat ( per C )

Sehingga panjang batang suatu logam yang suhunya dinaikkan sebesar t akan
menjadi
lt = lo + l
lt = lo ( l + . t )

Tabel Beberapa koefisien Muai Panjang Benda


Benda (K1)
Besi 1,2x105
Tembaga 1,7x105
Kaca 8,5x106
Kuningan 1,8x105

2) Pemuaian Bidang ( Luas )


Suatu bidang luasnya mula-mula Ao , terjadi kenaikkan suhu sebesar t sehingga
bidang bertambah luas sebesar A, maka dapat dituliskan :
= 1/Ao. A / t
A = Ao t
= Koefisien muai luas suatu zat ( per C ) dimana = 2
Sehingga luas bidang yang suhunya dinaikkan sebesar t akan menjadi
At = Ao + A
At = Ao ( 1 + t )

3) Pemuaian Ruang ( volume )


Volume mula-mula suatu benda Vo , kemudian dipanaskan sehingga
suhunya naik sebesar t, dan volumenya bertambah sebesar V ini dapat ditunjukkan
dalam rumus :
= 1/Vo. V/t
V = . Vo . t
= koefisien muai ruang suatu zat ( per C )
=3
sehingga persamaan volumenya menjadi
Vt = Vo + t
Vt = Vo ( 1 + . t )

a) Pemuaian Volume zat Cair

Zat cair yang hanya mempunyai koefisien muai volume ( ). Bila volume mula-
mula suatu zat cair V0 kemudian zat cair itu dipanaskan sehingga suhunya naik sebesar
t dan volumenya bertambah besar V, maka dapat ditulis sebagai berikut
Vt = . Vo . t
dan volumenya sekarang menjadi
Vt = Vo + V
Vt = Vo ( 1 + t )
Hal ini tidak berlaku bagi air dibawah 4 C, ingat anomali air.

b) Pemuaian Volume Gas

Khusus untuk gas, pemuaian volume dapat menggunakan persamaan seperti


pemuaian zat cair,
1
Vt = Vo ( 1 + t ) dengan nilai =
273
Perubahan volume gas tidak hanya menggunakan persamaan tersebut di atas, namun
ada besaran-besaran lain yang perlu diperhatikan seperti tekanan dan temperatur.
Persamaan yang berlaku dalam pemuaian gas dapat dinyatakan dalam persamaan
sebagai berikut.

Pada saat tekanan konstan, berlaku hukum Gay Lussac :


V1 V2

T1 T2

Pada saat temperatur konstan, berlaku hukum Boyle :


P1.V1 = P2.V2
Pada saat volume konstan, berlaku hukum Charles :

P1 P2

T1 T 2

Pada saat kondisi ideal dengan mol konstan, berlaku hukum Boyle-Gay Lussac :

P1V1 P2 V2

T1 T2
dengan keterangan,
V = volume (liter atau m3)
T = temperature (K)
P = tekanan (N/m2 atau atm atau Pa)

You might also like