Professional Documents
Culture Documents
PENGERTIAN
Carsinoma Mammae adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya
sel pada jaringan mammae yang tidak normal / abnormal yang terbatas yang
bertumbuh perlahan karena suplai limpatik yang jarang ke tempat sekitar jaringan
mammae yang banyak mengandung banyak pembuluh limfa dan meluas dengan
cepat dan segera bermetastase.
Penyakit kanker payudara / mammae adalah penyakit keganasan yang
berasal dari struktur parnchim payudara. Paling banyak berasal dari epitel duktus
laktiferus (70%), epitel lobulus (10%) sisanya sebagian kecil mengenai jaringan
oot dan dan kulit payudara. Kanker payudara / mammae tumbuh lokal ditempat
semula, lalu selang beberapa waktu menyebar melalui saluran limfe (penyebaran
sitemik) ke organ vital lain seperti paru-paru, tulang, hati, otak dan kulit.
ETIOLOGI
Korsinoma mammae secara posti tidak diketahui penyebabnya tapi
pencetus yang sering disebabkan oleh esterogen yang lebih dikenal esterogen
denpendent mengandung eseptor yang mengikat estradid, suatu tipe esterogen
yang pertumbuhannya dirangsang dirangsang oleh esterogen, karena reseptor ini
tidak muncul pada jaringan payudara yang normal.
TANDA-TANDA GEJALA
Tanda tanda gejala paling dini adalah berupa tumbuhnya benjolan pada
daerah mammae.
KLASIFIKASI TNM KANKER PAYUDARA / MAMMAE
Tahapan ukuran tumor Keterlibatan nodul metatasis
I. Kurang dari 2 cm Tidak ada NO Tidak ada (MO)
II. Kurang dari 5 cm (T1 Axillary nodes dapat Tidak ada (MO)
dan T2) berpindah (N1)
III. Lebih dari 5 cm Axillary nodes tetap atau Tidak ada (MO)
dengan invai kulit / dapat berpindah (N dan N2)
melebar pada dindidng
dada
IV. Setiap ukuran Setiap nodes Ya (M1)
PATOFISIOLOGI
Kompetisi Metastase
pemakaian nutrisi, Hemarogen /
rangsangan organ Limfogen /
viseral melalui langsung
transmitor H1
Serotinin (5HT 3)
Host
Multi organ
failure sepsis
Kelemahan / Intoleransi
aktivitas
PENATALAKSANAAN CA MAMMAE / KANKER PAYUDARA
1. Pembedahan
Terapi bedah bertujuan kuratif dan poliatif
Jenis terapi : lokal / loko regional
Jenis terapi : terapi utama / terapi tambahan
Prinsip erapi kuratif bedah
Pengangkatan sel kanker secara kuratif dapat dilaksanakan dengan cara :
Modifed radikal mastektomi
Breast conversing treatment (BCT) rekonstruksi payudara
Tumorektomi / Lumpektomi / kuadran tektomi / parsial mastektomi
diseksi oxsila
Pengobatan bedah kuratif dilakukan pada kanker payudara dini (stadium 0,
I, dan II), dan pengobatan paliatif bedah adalah dengan mengangkat kanker
payudara secara makroskopis dan masih meninggalkan sel kanker secara
mikroskopis dan biasanya dilakuakan pada stadium II dan IV dan juga untuk
mengurangi keluhan-keluhan penderita baik pendarahan, patah tulang dan
pengobatan ulkus.
Tipe tipe pembedahan untuk membuang ca mammae :
Lympectomy :
Pembuangan sederhana benjolan tumor.
Mastektomi parsial :
Pembuangan tumor dan 2,5 7,5 cm (1 sampai 3 inci) jaringan
sekitarnya ubcutaneous.
Mastektomy :
Pembuangan seluruh jaringan yang mendasari tumor payudara.
Meninggalkan / membiarkan kulit, aerola dan memasukkan puting
(intact).
Mastectomy sederhana :
Menghilangkan seluruh payudara tapi tidak dengan nodus oxillary.
Modifikasi mastectomy radikal :
Menghilangkan seluruh payudara ( dengan atau tanpa pectoralis minor)
menghilangkan beberapa axilla lympa nodes.
Mastectomy radikal :
Menghilangkan seluruh payudara, acillary lympa nodes, pectorolis
muscle (besar atau kecil), dan lemah dan fasia yang berdekatan dengan
pembedahan.
2. Radio terapi
Pengobatan radioterapi adalah untuk pengobatan lokal / loko regional yang
sifatnya bisa kuratif datau paliatif. Radioterapi dapat merupakan terapi
utama. Misalnya pada operasi BCT dan kanker payudara stadium lanjut III.
Sebagai terapi tambahan / adjuvan biasanya diberikan bersama dengan
terapi bedah dan kemoterapi pada kanker stadium I, II, dan III A.
Pengobatan kemoterapi biasanya mono faramasi / mono terapi.
3. Hormon terapi
Pengobatan hormon terapi untuk pengobatan sistemik unuk meningkatkan
survival, yaitu dengan pemberian anti esterogen. Pemberian hormon
aromatase inhibitas, anti Gn RH, ovorektomi. Pemberian hormon ini sebagai
adjuvan stadium I, II, III, IV terutama pada pasien yang reseptor hormon
positif, hormon terapi dapat juga digunakan sebagai terapi Pravelensi kanker
payudara.
4. Terapi paliatif dan pain
Terapi paliatif untuk dapat dikerjakan sesuai keluahan pasien. Untuk tujuan
perbaikan kualitas hidup. Dapat bersifat medika mentosa. Paliatif
(pemberian obat-obat paliatif) dan non medika mentosa (radiasi paliatif dan
pembedahan paliantif).
5. Immunoterapi dan ioterapi
Sampai saat ini penggunaan immunoterapi seperti pemberian interferon,
modified molekuler, biologi agent masih bersifat teratas sebagai terapi
adjuvan untuk mendukung keberhasilan pengobatan- pengobatan lainnya.
Pengobatan bioterapi dengan rekayasa genetika untuk mengoreksi mutasi
genetik untuk mengoreksi mutasi masih dalam penelitian.
6. Rehabilitas fisik dan psikis
Penderita kanker payudara sebaiknya setelah mendapatkan pengobatan
konvensional seperti pembedahan, Penyinaran, kemoterapi. Sebaiknya
dilaksanakan rehabilitasi fisik untuk mencegah timbulnnya komplikasi
akibat treatment tersebut. Rehabilitasi psikis juga digunakan untuk
mendorong semangat hidup yang lebih baik.
7. Kemoterapi
Pengobatan kemoterapi adalah pengobatan sistemik yang menggunakan
obat-obat sitostatika malalui aliran sistemik. Sebagai terapi pada kanker
stadium lanjut (stadium III B dan IV) dan sebagai terapi tambahan
Pada kasus karsinoma mammae dapat dilakukan pengobatan dengan radiasi
dan pengangkatan mammae (mastektomi). Pengankatan tergantuang sejauh
mana pertumbuhan dan penyebarannya dipilih berdasarkan stadiumnya dan
chemoterapy.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
CA MAMMAE
Pengkajian
1. Biodata
Ca mammae terutama terjadi pada usia lanjut (diatas 50 tahun), tetapi 80%
terjadi pada usia 35 tahun 65 tahun cenderung meningkat 6 kali lipat jenis
kelamin laki-laki dibanding perempuan 1 : 100
2. Keluhan utama
DS : Klien mengeluh adanya benjolan / ulkus pada payudara
kadang-kadang timbul nyeri , serta perasaan takut atau cemas
DO : Pada payudara terdapat adanya borak / nodul-nodul yang
mengeras serta bau tidak enak yang menyengat.
Klien tampak enggan bergaul dan berintegrasi dengan pasien
lain klien terlihat sedih dan sering malamun.
Observasi gejala memegang payudara dan wajah tampak
menyeringai.
3. Riwayat penyakit
a. Sekarang : Klien mengeluh adanya benjolan / ulkus pada payudara dan
kadang-kadang timbul nyeri, serta perasaan takut / cemas.
Pada payudara terdapat adanya borak / nodus-nodus yang
mengeras serta bau tidak enak yang menyengat klien
tampak enggan bergauld an berintegrasi dengan pasien lain
klien terlihat sedih dan sering melamun. Observasi
memegang payudara dan wajah tampak menyeringai.
b. Dahulu : Adanya siklus perubahan hormonal yang lama-lama tidak
ada henti-hentinya menarche awal. Manopause terlambat
dan tidak ada kehamilan (long 1996). Adanya riwayat
kanker sebelumnya, riwayat kehamilan (nullipasa,
multipasa), penggunaan onbat-obatan hormonal
kontrasepsi, riwayat menstruasi (cadly meneteclate
manopause). Adanya paparan radiasi riwayat peminum
alkohol.
c. Keluarga : Ibu dan anak perempuan khususnya dengan kanker
premanopause / kanker payudara bilateral. Adanya anggota
yang menderita ca mammae.
Toksik
- Hematoogin : depresi susmsum tulang, anemia.
- Ginjal, hepar.
A. Sistem Integumen
1. Perhatian : nyeri, Gengkak, klibitis, ulkus.
2. Inspeksi kemerahan dan gatal, eritema
3. Perhatian pigmentasi kulit.
4. Kondisi gusi, gigi, mukosa dan lidah.
B. Sistem Gastro intestinalis
1. kaji frekwensi, mulai durasi, berat ringannya mual dan muntah setelah
pemberian kemotherapi.
2. Observasi perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Kaji diare dan konstipasi
4. Kaji anoreksia
5. Kaji : jaudice, nyeri abdomen kuadran atas kanan
C. Sistem Hematopoetik
1. Kaji Netropenia
- Kaji tanda infeksi
- Avekultasi paru
- Perhatikan garuk produktif dan nafas dispnoe
- Kaji suhu
2. Kaji Trombositepemia = < 50.000 / m3 menengah < 20.000 / m3 berat
3. Kaji Aemia
- Warna kecil , Cappilarry refill
- Disponae, lemah, palpitasi, vertigo.
D. Sistem Respiratorik dan kardiovaskuler
1. Kaji terhadap fibrasis paru yang ditandai : Dispnol,
kering, batuk non produktif. Terutama kleomisi.
2. Kaji tanda CHF
3. Lakukan pemeriksaan ECG
E. Sistem Neuoomuskuleo
1. Perhatikan adanya perubahan aktivitas motorik.
2. Perhatikan adanya parestesia.
3. Evaluasi refles.
4. Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki.
5. Kaji gangguan pendengaran.
6. Diskusikan ADL
F. Sistem genitokoinari
1. Kaji frekwensi BAK
2. Perhatikan ban, warna, kekeruhan urine
3. Kaji : hematuria, Oliguria, Anvria
4. Monitor BUN, Kreatinin
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi infeksi ybd. Netropenia
2. Resiko penularan ybd. Trombositopenia
3. Lemah berhubungan dengan anemia
4. Perubahan nutrisi : kurang darah kebal ybd efek samping
5. Cemas/takut ybd. Situasi krisis (kanker)
6. Perubahan gambaran diri ybd. Alopecia.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Mencegah infeksi
2. Mencegah pendarahan
3. Meningkatkan nutrisi
4. Mengurangi kecemasan
5. Meningkatkan koping pada perubahan gambaran diri.
THERAPI RADIASI
Terapi radiasimenggunakan energi tinggi dan getaran ion dapat menimbulkan
kerusakan molekul sel dan perubahan biokimia : mematikan sel kanker.
Pengkajian
1. Sistem terkait
2. emosi /psikologis klien
Intervensi Keperawatan :
1. Mempertahankan perawatan kulit secara optimal
- Informasikan tentang reaksi kulit
- Jangan menggunakan lotion, minyak kosmetik pada lokasi therapi
hanya tepung maroka
- Hindari penekanan, penggosokan, garuk.
2. Memastikan terlindungi dari efek radiasi
Rencana tindakan :
1. Kaji faktor-faktor yang menyebabkan klien menolak untuk
dioperasi
2. Anjurkan keluarga untuk memberikan support seperti dukungan
spiritual
3. direncanakan tindakan sesuai diagnosa keperawatan no 1.
POST OPERASI
1. Mempertahankan jalan napas tidak terbuka, ventilasi adekwat
2. Membantu pasien dalam mengembangkan metode komunikasi
alternative.
3. Memperbaiki / mempertahankan integritas kulit.
4. Membuat atau mempertahankan nutrisi adekuat
5. Memberikan dukungan emosi untuk penerimaan gambar diri
yang terganggu.
6. Memberikan informasi tentang proses penyakit / prognosis dan
pengobatan
Tujuan pemulangan :
1. Ventilasi / oksigenasi adekuat untuk kebutuhan individu
2. Komunikasi dengan efektif
3. Komplikasi tercegah atau minimal.
4. Memulai untuk mengatasi gambaran diri
5. Proses penyakit / prognosis dan program tertapi dapat dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. N Suami :
Umur : 40 tahun Nama : Tn NS
Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Tani
Agama : Islam Alamat : Kejawan
Suku / Bangsa : Madura RT 16/ RW 3
Bahasa : Madura Grujugan
Pendidikan : SD TT Penanggung jawab :
Pekerjaan :- Nama : Tn NS
Status : Kawin Alamat : Kejawan
Alamat : Kejawan RT 16 RW 3 RT 16 RW 3
Grujugan Grujugan
B. KELUHAN UTAMA
Benjolan dan luka pada mammae sebelah kiri
Genogram :
4. Pola aktifitas
Sebelum di RS : Aktivitas klien setiap hari mengerjakan pekerjaan
rumah tangga memasak dan sebagainya. Kadang-
kadang membantu suami di sawah
Saat di RS : - Klien hanya berbaring dan
- Termenung
- Ada benjolan dan luka di mammae sebelah kiri
Dan terasa nyeri
5. Pola istirahat-tidur
Sebelum di RS : - Tidur malam 6 jam (jam 22.00 04.00)
- Tidur siang 2 jam
Saat di RS : Tidur tidak nyenyak dan sering terbangun
2. Kepala
- Rambut : lurus warna hitam
- Bentuk : ukuran simetris
- Mata : Skelra icterus - / -, konjugtiva : pucat - / -
- Telinga: Pendengaran baik / tidak ada kelainan
- Hidung : tidak ada kelainan
- Mulut : basah / lembab
3. Leher
Tidak ada pembesaran vina yugularis
Tidak ada pembesaran tyooid
4. Thorax (dada)
Inspeksi - Bentuk dan pergerakan simetris
- Terdapat benjolan dan luka pada mammae sebelah
kiri dengan ukuran 25 x 20 cm baras tegas terdapat
ulkus (+) darah (+)
- Pernafasan normal / teratur
Palpasi : vocal fremitus (+)
Perkusi : sonor
Auskultasi : cor : S1S2 tunggal , Ronchi (-), wheezing (-) suara jantung
teratur
5. Abdomen
Inspeksi : flat (tidak ada kelainan)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada pembesaran
Auskultasi : Bising usus (+) 10 x / mnt
Perkusi : tympani
6. Tulang belakang
Tidak ada iordosis, kifosis dan skeliosis
7. Ekstrimitas
- Aksal dingin + +
+ +
- Aedem - -
- -
9. Pemeriksaan neurologist
- GCS :456
- Reflek babrinsky (-)
- Reflek bisep (-)
- Reflek trisep (-)
J. PEMERIKSAAN DIGNOSTIK
1. Laboratorium
LED : 99 mm
HB : 10,3 gr%
Lekosit : 13.200 mm
lo ba st sg lym mc
- - - 83 3 4
3. Lain-lain
B W C 2 x / hr
Bondowoso, 2 Agustus 2007
Mahasiswa,
SRI SETYOWATI
NIM : 06-32.KB
ANALISA DATA
DO
- Luka lebar 25 x 20 cm
merah campour nanah
darah dan berbau
- Perawatan luka 2 x / hr
dengan BWO
- Suhu : 37,5 0 C
- Lab
LED : 99 mm
HB : 10,3 gr %
Lekosit : 13.200 mm
Gula darah
Sewaktu : 118 mgr %
LFT
SGOT : 0,9 u/l
SGPT : 82 u/l
RFT
Kreatinin : 0,84 mgr %
Urea : 29 mgr %
Uric Acid : 5,0 mgr %
Lemak
Cholesterol : 198 mgr %
2-8-2007 DS Situasi krisis Cemas
08.00 - Klien menanyakan (Kanker)
bagaimana dengan
penyakitnya apakah perlu
dioperasi atau
tindakanlainnya
- Kalau opersi kapan
operasinya dilaksanakan
karena biaya selama
menunggu dioperasi
semakin menipis (Klien
peserta JPS)
- Klien belum mempunyai
pengalaman tentang
operasi
DO
- Rencana tindakan masih
menunggu pemeriksaan
PA
- Klien tmpak lelah
- Aksal dingin
- Menghindari kontak mata
- Skala cemas sedang
- TTV
Suhu : 370 C
Nadi : 92 x / mnt
Tensi : 110/60 mmHg
-
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN URUTAN PRIORITAS
EVALUASI
Dx KEP TGL / JAM CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
Dx I 2 8 2007 S : Klien mengatakan :
13.30 Mampu mengidentifikasi tanda-tanda infeksi lanjut
(panas badan, nyeri, nanah dan gangguan istirahat)
dan berpartisipasi dalam tindakan pencegahan infeksi
yang lebih luas dengan menjaga kebersihan tempat
tidur dan lingkungan terutama sekitar luka.
C:
Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi lebih luas
dan penyembuhan luka dari tepi nanah minimal luka
merah, nekroning. Suhu 375oC, N : 92x/mnt T:
120/70 mmHg RR : 24x/mnt
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intertensi 1, 2, 3, 4 dan 6
EVALUASI
TGL / JAM Dx KEP CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
3 8 2007 Dx II S:
13.30 Klien mengatakan dengan diajak ngobrol
klien dapat mengurangi rasa cemasnya
Klien menunjukkan koping yang efektif serta
mampu berpartisipasi dalam pengobatan dan
indakan
O : Klien tampak rileks
Klien tidak cemas, akral hangat, suhu : 37oC
N : 84x/mnt T : 110/70 mmHg RR : 22x/mnt
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 2, 3, 4 dan 5