Professional Documents
Culture Documents
Edema paru: pnumpukan cairan di intertisial paru diantara kapiler dan alveolus.
Atau cairan menenggelamkan alveolusnya.
Kondisi normal: Tekanan darah dari jantung 120 mmhg dan berkurang mnjadi 5-
10 mmhg di kapiler yang disebut dengan tekanan hidrostatik, tekanan tersebut
mendorong kesegalah arah agar keluar dari pipa, tetapi tidak keluar karena ada
tekanan yang melawan tekanan tersebut diebut dengan tekanan oncotik teknan
tersebut yaitu 24 mmhg sehingga tekanan darah di kapiler tdk keluar. Yang
berperan mnjaga tekanan oncotic adalah albumin. Nilai albumin harus normal
yaitu 4-5 grm/100cc / 4-5 grm/dl supaya tekanan tetep normal. Sehingga yang
keluar hanya gas di kapiler sedangkan cairannya tdk ikut.
Kondisi tdk normal: tekanan hidrostatik naik ketika tekanan darah naik
(hypertention), ketika ada gagal jantung kiri.
Jika tekanan hidrostatik lebih dari tekanan oncotic maka akan terjadi edema,
atau tekana oncotic turun akan menyebabkan edema karena kekuaranga protein
sehingga albumin menurun, atau abuminuria pada pasien nefrotik syndrome.
Sehingga cairan pindah ke intertitial.
Kondisi pembuluh darah yang normal. Yang bisa keluar elektrolit saja tapi ketika
pori kapiler lebih besar sehingga protein keluar dan menurunkan albumin.
Pada pasien dengan alo biasanya datang dengan dahak merah mudah, paru
penuh dengan ronchi, sianosis walaupun diberi oksigen tidak menolong karena
ada edema sehingga pertkaran gas terganggu salah satu caranya ialah dengan
vtp (ventilasi tekanan positif) atau menggunakan ventilator ventilator dengan
cmv jika tidak bernafas, jika bernafas gunakan mode simv dikombinasi dengan
peep jika mngunakan peep ekpirasinya tdk bleh habis supaya laveolinya tdak
kempes fungsi alat tersebut yaitumemperpendek jarak, sesak nafas, pasien
cardiac arrest.