You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua ibu hamil mempunyai risiko, risiko atau bahaya adalah terjadinya komplikasi
dalam persalinan yang berdampak pada 5D/5K, yaitu kematian ( death ),kesakitan ( disease ),
kecacatan ( disability ), ketidaknyamanan ( discomfort ), ketidakpuasan (dissatisfaction ) baik
pada ibu maupun pada bayi baru lahir. Untuk itu, pemberian asuhan sejak kehamilan
merupakan hal penting dalam membantu menurunkan angka kematian ibu. Pemberian asuhan
kehamilan tidak hanya dilakukan di klinik saja, tetapi dapat dimulai dari subsistem dan
system yang ada dimasyarakat, yaitu keluarga. Bidan, khususnya bidan yang ada di desa
(BDD) sebagai salah satu tenaga kesehatan terdepan yang ada dimasyarakat diharaplan dapat
memberikan asuhan ibu hamil yang berkualitas dan sesuai dengan standar yang berlaku.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari asuhan antenatal care?
2. Bagaimana standar asuhan antenatal care ?
3. Bagaimana standar pelayanan asuhan antenatal care ?
4. Bagaimana manajemen asuhan antenatal care ?
6. Apakah pengertian dari asuhan kebidanan masa nifas pada komunitas ?
7. Beberapa macam kunjungan kunjungan rumah?
8. Bagaimana manajemen asuhan masa nifas ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian dari asuhan antenatal care.
2. Untuk mengetahui standar asuhan antenatal care.
3. Untuk mengetahui standar pelayanan asuhan antenatal care.
4. Untuk mengetahui manajemen asuhan antenatal care.
6. Untuk mengetahui pengertian dari asuhan kebidanan masa nifas pada komunitas.
7. Untuk mengetahui beberapa macam kunjungan kunjungan rumah.
8. Untuk mengetahui manajemen asuhan masa nifas.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas


2.1.1 Asuhan Antenatal di Komunitas
a. Pengertian Asuhan Antenatal
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Dati 1 Jawa Timur dalam pedoman pelaksanaan
pengembangan Desa Siaga Provinsi Jawa Timur, (2006) terdapat beberapa pengertian
mengenai asuhan antenatal, yaitu sebagai berikut :
1. Asuhan Antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan
ibu dan janin yang dilakukan secara berkala diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan.
2. Asuhan Antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukkan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
3. Pengawasan Antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, masa nifas,
persiapan memberikan ASI, dan pemulihan kesehatan reproduksi secara wajar.
Pengertian Asuhan Antenatal secara luas dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Merupakan upaya mempersiapkan pasangan remaja yang baru menikah untuk menjadi
orang tua yang efektif.
b. Meningkatkan pengertian bahwa keluarga adalah bagian dari masyarakat.
c. Mencari factor social budaya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
kesehatan ibu.
d. Meningkatkan pengertian dan merencanakan program keluarga berencana.
e. Menanamkan pengertian tentang hubungan seksual yang sehat guna meningkatkan
keharmonisan keluarga.
f. Pemberian konseling tentang kehamilan.

b. Tujuan Asuhan Antenatal


1. Tujuan Umum
Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu dan janin (maternal and fetal well being) sesuai
dengan kebutuhan, sehingga kehamilan dapat berjalan secara normal dan bayi dapat lahir
dengan sehat.

2
2. Tujuan Khusus
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan serta pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
b. Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
c. Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan.
d. Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan di dalam menghadapu komplikasi.
e. Mempersiapkan masa nifas dan pemberian ASI eksklusif.

c. Manajemen Asuhan Antenatal


Manajemen asuhan antenatal di komunitas merupakan langkah langkah alamiah dan
sistematis yang dilakukan bidan, dengan tujuan untuk mempersiapkan kehamilan dan
persalinan yang sehat berdasarkan standar yang berlaku. Tidak menutup kemungkinan di
dalam masyarakat bidan akan menemui ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan selama
kehamilannya. Berbagai macam penyebab di antaranya ibu sakit, tidak ada transportasi, tidak
ada yang menjaga anak yang lain, kurangnya motivasi, dan takut atau tidak mau ke pelayanan
kesehatan. Upaya bidan untuk mengatasi kendala tersebut adalah :
a. Melakukan kunjungan rumah.
b. Berusaha memperoleh informasi mengenai alasan ibu tidak melakukan pemeriksaan.
c. Apabila ada masalah, coba membantu ibu dalam mencari pemecahannya.
d. Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kehamilan.

1. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah yang minimal dilakukan selama antenatal care :
1. Satu kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke 14.
2. Satu kali kunjungan selama trimester II, diantara minggu ke 14 28.
3. Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu ke 28 dan setelah minggu ke 36.
Kunjungan ideal selama kehamilan :
1. Pemeriksaan pertama dilakukan sedini mungkin ketika ibu mengatakan terlambat haid 1
bulan.
2. Satu kali setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan.
3. Dua kali setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan.
4. Satu kali setiap minggu sampai usia kehamilan 9 bulan.
5. Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan keluhan.

3
2. Standar Pelayanan Antenatal di Komunitas
a. Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk
memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, dan anggota keluarga agar mendorong
ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan teratur.
b. Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan sedikitnya memberikan 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis
dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi. Mereka harus
mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus
mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
c. Palpasi Abdomen
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan, posisi janin, bagian terendah janin, dan masuknya kepala
janin kedalam rongga panggul, dan untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan dengan
segera.
d. Pengelolaan Anemia dalam Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan atau rujukan semua
kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali
tanda serta gejala preeklamsi, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
f. Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester
ke 3, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman. Di samping itu
persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba tiba terjadi keadaan gawat darurat.
Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

3. Pelaksanaan Antenatal Care di Rumah


Bidan dapat melakukan beberapa hal berikut dalam memberikan asuhan antenatal di rumah.
a. Bidan harus mempunyai data ibu hamil di wilayah kerjanya.
b. Bidan melakukan identifikasi apakah ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan dengan
teratur.
c. Bidan harus melakukan ANC di rumah, apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan dengan teratur.

4
d. Sebelum melakukan asuhan di rumah, lakukan kontrak tentang waktu, yang disepakati
bersama ibu hamil agar tidak mengganggu aktifitas ibu serta keluarga.
e. Pada saat melakukan kunjungan rumah, lakukan pemeriksaan sesuai standar, kemudian
identifikasi lingkungan rumah apabila ibu mempunyai rencana melahirkan di rumah.

4. Pemilihan Tempat Bersalin


Pemilihan tempat persalinan di masyarakat di pengaruhi oleh riwayat kesehatan dan
kebidanan yang lalu, keadaan kehamilan pada saat ini, pengalaman kehamilan sebelumnya,
serta ketersediaan tempat tidur, kondisi rumah, sehingga dalam memilih tempat persalinan hal
hal yang harus di perhatikan adalah sebagai berikut :
a. Pengambilan keputusan untuk menentukan tempat persalinan dilakukan oleh ibu sendiri
atas dasar konsultasi dengan bidan atau dokter.
b. Selama proses persalinan ibu memerlukan rasa aman, nyaman, dan oercaya terhadap orang
yang menolong.

5. Langkah langkah dalam pelaksanaan manajemen asuhan antenatal di komunitas adalaj


sebagai berikut :
1. Ciptakan adanya rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga seramah mungkin dan
membuatnya merasa nyaman.
2. Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan cara menerapkan prinsip mendengarkan
efektif.
3. Melakukan anamnesis secara lengkap, terutama riwayat kesehatan ibu dan kebidanan.
4. Melakukan pemeriksaan seperlunya.
5. Melakukan pemeriksaan laboratorium (misalnya : Albumin, Hb).
6. Membantu ibu dan keluarga mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan tindakan darurat.
7. Memberi konseling sesuai kebutuhan.
8. Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman di rumah.
9. Memberikan nasihat kepada ibu untuk mencari pertolongan apabila ada tanda tanda :
a. Pendarahan pervaginam
b. Sakit kepala lebih dari biasanya
c. Gangguan penglihatan
d. Pembengkakan pada wajah dan taman
e. Nyeri abdomen
f. Janin tidak bergerak seperti biasanya

5
10. Memberikan tablet Fe 90 butir di mulai saat usia kehamilan 20 minggu.
11. Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 cc.
12. Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
13. Mendokumentasikan hasil kunjungan.

2.1.2 Asuhan Ibu Post Partum Komunitas


1. Pengertian Asuhan Kebidanan Ibu Nifas di Komunitas
Aplikasi dari asuhan kebidanan ibu nifas di masyarakat merupakan suatu bentuk manajemen
kesehatan yang dilakukan ibu nifas di masyarakat. Asuhan ini merupakan kelanjutan asuhan
dari rumah sakit atau pelayanan kesehata lainnya.

2. Jadwal Kunjungan Rumah


Kunjungan dilakukan paling sedikit 4 kali selama ibu dalam masa nifas. Kegiatan yang
dilakukan selama kunjungan meliputi pencegahan, pendeteksian, dan penanganan masalah
masalah yang terjadi pada saat nifas. Adapun jadwal kunjungan tersebut sebagai berikut :
1. Kunjungan Pertama
Kunjungan pertama adalah kunjungan yang dilakukan pada 6 sampai 8 jam setelah ibu
melahirkan. Adapun tujuan dari kunjungan pertama adalah :
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain, apabila ada perdarahan berlanjut segera lakukan
rujukan.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d. Inisiasi dini pemberian ASI.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia, jika petugas kesehatan
menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir pada 2 jam pertama
setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
2. Kunjungan Kedua
Kunjungan kedua pada ibu nifas dilakukan 6 hari setelah persalinan. Bertujuan untuk :
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, yang di tandai dengan uterus yang
berkontraksi, fundus terletak pada pertengahan umbilicus dengan simfisis pubis, tidak ada
perdarahan abnormal, lochea tidak berbau.
b. Menilai adanya tanda tanda demam infeksi dan perdarahan abnormal.

6
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan adanya tanda tanda
penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, seperti perawatan tali pusat,
menjaga suhu bayi agar tetap hangat, dan perawatan bayi sehari hari.
3. Kunjungan Ketiga
Dilakukan 2 minggu setelah ibu melahirkan. Dengan tujuan :
a. Mengevaluasi perjalanan post partum dan kesejahteraan ibu.
b. Mengevaluasi kesejahteraan bayi.
c. Mengevaluasi kemajuan dan kenyamanan dalam kemampuan merawat dan penerimaan
peran sebagai orang tua.
d. Mengeksplorasi pengalaman persalinan ibu.
e. Memudahkan akses dalam menerima pertanyaan dan masalah.
f. Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling yang di butuhkan.
4. Kunjungan Keempat
Kunjungan keempat merupakan kunjungan akhir yang dilakukan pada ibu nifas. Kunjungan
ini dilakukan 6 minggu setelah ibu melahirkan, dengan tujuan :
a. Mengevaluasi normalitas dan akhir puerperium.
b. Mengidentifikasi kebutuhan ibu, termasuk kebutuhan kontrasepsi.

3. Manajemen Ibu Nifas


1. Pengkajian
Dilakukan untuk memperoleh data subjektif dan objektif baik melalui ibu, bayi, maupun
riwayat social ekonomi klien.
a. Anamnesis
Riwayat Ibu
1. Nama dan umur.
2. Tanggal dan tempat melahirkan.
3. Penolong persalinan.
4. Jenis persalinan.
5. Masalah masalah selama persalinan.
6. Nyeri.

7
7. Menyusui / tidak.
8. Keluhan keluhan seperti kesedihan / depresi, pengeluaran pervaginam /
perdarahan / lochea, putting susu.
9. Rencana masa datang, seperti kontrasepsi yang akan digunakan.
Riwayat Bayi
1. Menyusu.
2. Keadaan tali pusat.
3. Vaksinasi.
4. BAK/BAB.
Riwayat Sosial Ekonomi
1. Respon ibu dan keluarga terhadap bayi.
2. Kehadiran anggota keluarga untuk membantu ibu di rumah.
3. Para pembuat keputusan di rumah.
4. Kebiasaan minum, merokok, dan menggunakan obat.
5. Kepercayaan serta adat istiadat.
Selain pengkajian tersebut, hal lain yang perlu di kaji adalah sebagai berikut :
1. Permulaan hubungan seksual ( setelah persalinan ).
2. Metode keluarga berencana.
3. Adanya gejala seperti demam, kedinginan, dan flu.
4. Pengkajian payudara ( kelainan atau adanya infeksi )
5. Fungsi perkemihan.
6. Tonus abdomen.
7. Fungsi system ekskresi.
8. Resolusi lochea.
9. Kram atau nyeri tungkai ( tromboflebitis ).
10. Pemenuhan kebutuhan bayi.
11. Penapisan penyakit menular seksual dan papsmear.

8
b. Pemeriksaan
Secara garis besar pemeriksaan fisik ketiga yang dilakukan pada ibu pada kunjungan pertama
dan kedua meliputi :
1. Tanda tanda vital.
2. Evaluasi payudara.
3. Pengkajian abdomen.
4. Pemeriksaan perineum termasuk pengkajian lochea.
Sedangkan pada bayi meliputi :
1. Tanda tanda vital.
2. Pemeriksaan dehidrasi (turgor kulit, cekungan fontanel).
3. Auskultasi jantung dan paru paru.
4. Pemeriksaan tali pusat.
5. Pemeriksaan sirkumsisi (jika dilakukan).
6. Penapisan untuk icterus.
7. Observasi perhatian.
8. Pengkajian kesejahteraan fisik.

2. Perencanaan
Setelah melakukan pengkajian adalah membuat perencanaan yang digunakan sebagai acuan
untuk melakukan implementasi dan evaluasi. Perencanaann dibuat berdasarkan diagnosis atau
permasalah yang muncul pada saat melakukan pengkajian, penentuan tujuan, dan kriteria
hasil yang harus dapat diukur.

3. Pelaksanaan
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan.
2. Memberikan nasihat atau penyuluhan pada ibu tentang :
a. Kebersihan diri terutama payudara dan alat kelamin.
b. Nutrisi.
c. Istirahat.
d. Motivasi ibu untuk menyusui efekstif dan mengatasi setiap masalah menyusui.
e. Motivasi ibu untuk melakukan stimulasi perkembangan bayi.
f. Imunisasi bayi.

9
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir untuk melihat keberhasilan dari tindakan yang telah
dilakukan dan untuk menilai status kesejahteraan baik ibu nifas maupun bayi. Hal hal yang
perlu di evaluasi dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas di komunitas.
1. Persepsi ibu tentang persalinan dan kelahiran, kemampuan koping ibu, serta respon ibu
terhadap bayi.
2. Kondisi payudara meliputi kongesti, apakah ibu menyusui atau tidak, tindakan
kenyamanan apa yang dilakukan ibu untuk mengurangi ketidaknyamanan. Jika ibu menyusui,
kaji putting susu dan areola ibu.
3. Asupan makanan dan cairan, mengkaji kualitas dan kuantitasnya.
4. Nyeri, kram abdomen.
5. Adanya kesulitan atau ketidaknyamanan dalam melakukan eliminasi dan apakah
mengalami diuresis.
6. Jumlah, warna, dan bau perdarahan lochea.
7. Nyeri, pembengkakan, kemerahan pada perineum.
8. Adanya hemoroid.
9. Adanya oedema pada ekstremitas bawah.
10. Istirahat yang cukup.
11. Orang yang membantu ibu dalam mengatur rumah tangga.
12. Tingkat aktifitas ibu saat ini.
13. Bagaimana keluarga beradaptasi dengan adanya anggota keluarga baru (bayi diruma).
14. Tingkat kepercayaan diri ibu untuk merawat bayi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas di komunitas
adalah memberikan asuhan yang bersifat komprehensif dengan memadukan antara kebutuhan
ibu, keluarga, masyarakat, dan program pemerintah. Program pemerintah untuk ibu nifas
selain kunjungan adalah pemberian tablet tambah darah dan vintamin A (diberikan 2 kali 24
jam, dengan pemberian 1 tablet 100 UI / hari).

5. Kelompok Postpartum
Kelompok postpartum merupakan salah satu bentuk kelompok atau organisasi kecil dari ibu
nifas, yang bertujuan untuk mencegah, mendeteksi, dan mengatasi permasalahan
permasalahan yang timbul selama masa nifas. Sebaiknya dilakukan pada minggu pertama
masa nifas.

10
Ibu nifas sering mengalami gangguan psikologi yang dikenal dengan postpartum blues.
Dikomunitas sebaiknya dibentuk postpartum group. Disini ibu nifas bisa saling berkeluh
kesah dan mendiskusikan pengalaman melahirkannya, perasaannya saat ini dan bagaimana
cara menghadapi masa nifas.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk melakukan identifikasi ibu hamil, bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi
dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami
dan anggota keluarga agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara dini dan
secara teratur.
Untuk pemeriksaan dan pemantauan antenatal, bidan sedikitnya memberikan pelayanan 4 kali
pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan
seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal.

3.2 Saran
Penulis mengharapkan bahwa pembaca dapat memahami dan mengambil manfaat dari
penulisan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Yulifah, Rita. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.


Meilani, Niken dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya.

13

You might also like