You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya, hampir semua data terutama manajemen yang sering
dihadapkan pada kondisi yang tidak pasti, unik, rumit / komplek, dan tidak
struktur dalam mengambil keputusan. Yang dimaksud dengan tidak pasti adalah
masalah datang pada waktu yang tiba tiba dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya memiliki informasi yang sangat rendah. Yang dimaksud
dengan unik adalah masalah yang datang berbeda dengan masalah yang biasa
dihadapi bahkan mungkin tidak berulang lagi. Sedangkan masalah yang
rumit/komplek adalah yang mempunyai resiko terhadap keputusan yang diambil
dan membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya (Canny, 2001).
Peranan Sistem Informasi dalam penyelesaian masalah merupakan suatu
hal yang tidak dapat dihindari. Namun agar penyelesaian yang berdasarkan
kriteria majemuk ini menjadi efektive dan efisien maka perlu digunakan
beberapa metode untuk menghasilkan solusi yang efektive (Erianto, 1999).
Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif keputusan agar menghasilkan
keputusan yang tepat, melalui dukungan sistem penunjang keputusan dan
Analisis kriteria majemuk. Sistem penunjang keputusan merupakan
pengembangan dari sistem informasi manajemen dalam pengambilan keputusan,
salah satu metode yang dapat digunakan yaitu pengambilan keputusan dengan
perbandingan indeks kerja atau composit performance index (CPI) (Maulana, A.
2005).
1.2 Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa dapat membedakan antara kriteria dan alternatif dan menyusun
kriteria serta alternatif dari data menjadi informasi;
b. Mahasiswa dapat melakukan transformasi data;
c. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan dengan metode perbandingan indeks
kerja
d. Mahasiswa dapat melakukan pengambilan keputusan dengan metode
perbandingan indeks kerja

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Teknik Perbandingan Indeks Kinerja (Comparative Performaance


Index, CPI) merupakan indeks gabungan (Composite Index) yang dapat
digunakan untuk menentukan penilaiaan atau peringkat dari berbagai alternatif (i)
berdasarkan beberapa kriteria (j) (Marimin, 2004). Formula yang digunakan
dalam teknik CPI adalah sebagai berikut:

Aij = Xij (min) x 100 / Xij (min)


A(i + 1.j) = (X(I + 1.j) )/ Xij (min) x 100
Iij = Aij x Pj
n
Ii = (Iij)
j =1

Keterangan:
Aij = nilai alternatif ke-i pada kriteria ke j
Xij (min) = nilai alternatif ke-i pada kriteria awal minimum ke-j
A(i + 1.j) = nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria ke j
X(I + 1.j) = nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria awal ke j
Pj = bobot kepentingan kriteria ke j
Iij = indeks alternatif ke- I
Ii = indeks gabungan kriteria pada alternatif ke I
i = 1, 2, 3,, n
j = 1, 2, 3,, m

CPI adalah merupakan indeks gabungan (Composite Index) yang


dapat digunakan untuk menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai
alternatif (i) berdasarkan beberapa criteria. (Erianto, 2007)
Prosedur dalam metode CPI sebagai berikut:
1) Identifikasi kriteria tren yaitu tren positif (semakin tinggi nilainya semakin
baik) dan tren negatif (semakin rendah nilainya semakin baik).
2) Untuk kriteria tren positif, nilai minimum pada setiap kriteria ditransformasi
ke seratus, sedangkan nilai lainnya ditransformasi secara proporsional lebih
tinggi.
3) Untuk kriteria tren negatif, nilai minimum pada setiap kriteria ditransformasi
ke seratus, sedangkan nilai lainnya ditransformasi secara proporsional lebih
rendah.
4) Perhitungan nilai alternatif merupakan jumlah dari perkalian antara nilai
kriteria dengan bobot kriteria. (Anonim, 2007)
Composite Performance Index (CPI) merupakan salah satu metode
yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan berbasis indeks kinerja. CPI
adalah indeks gabungan yang dapat digunakan untuk menentukan penilaian atau
peringkat dari berbagai alternatif. CPI mentransformasi nilai dari variabel dengan
jangkauan berbeda menjadi suatu indeks gabungan yang dapat dibandingkan.
Metode ini bisa mengakomodasi kriteria tren positif (semakin tinggi nilainya
semakin baik) dan tren negatif (semakin rendah nilainya semakin baik).
( Karismariyanti, Magdalena. 2011)

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Bahan dan alat yang digunakan pada tahapan ini adalah peralatan tulis,
kalkulator dan data indeks kerja (IRR, B/V, BEP, NPV, dll) dari berbagai industri
yang dapat dilihat dari sumber pustaka / internet (www. Bi.go.id, SIPUK dan SIAKA)

3.2 Prosedur Kerja


a. Kumpulkan informasi ketersediaan bahan baku
b. Kumpulkan / cari alternatif industri yang dapat dikembangkan di Provinsi
Bengkulu berdasarkan bahan baku
c. Cari informasi IRR, B/V rasio, BEP, NPV dari semua produk
d. Lakukan pembobotan pada setiap indeks kerja
e. Lakukan perhitungan untuk pemilihan produk dengan metodeperbandingan
indeks kerja
f. Tentukan pilihan keputusan berdasarkan hasil perhitungan dengan indeks kerja.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

1. Informasi alternatif industri yang dapat dikembangkan berdasarkan bahan


baku
Komoditas Produksi Luas lahan
Kopi Kopi bubuk, kopi instan 124 Ha
Kelapa sawit CPO, minyak goreng, 294, 152 Ha
Sabun
Kelapa VCO, minyak 2, 200 Ha
goreng,daging kelapa, air
kelapa
Kakao coklat batang, coklat 14, 364 Ha
bubuk, favour, coklat
beras
Karet lateks, ban 121 580 Ha
minyak nilam cosmetik dan obat 7, 182 Ha
Vanili Bubuk vanili 97 Ha
Markisa sirup, jus -
nata de coco minuman kemasan -

2. Hasil pencarian informasi alternatif industri yang dikembangkan (produk)

Komoditas Produksi Pasar


Kopi Kopi bubuk, kopi instan Industri
Kelapa sawit CPO, minyak goreng, Industri
Sabun
Kelapa VCO, minyak Industri
goreng,daging kelapa, air
kelapa
Kakao coklat batang, coklat Industri
bubuk, favour, coklat
beras
Karet lateks, ban Industri
minyak nilam cosmetik dan obat Industri
Vanili Bubuk vanili Industri
Markisa sirup, jus Industri
nata de coco minuman kemasan Industri

3. Hasil pencarian informasi IRR, B/C rasio, NPV, BEP dll sebagai indeks kerja

Industry kriteria
IRR B/C Rasio BEP
Kopi 27,23 1,71 1496
Kelapa 62, 61 2,3 96697
minyak nilam 121,07 4,62 21
markisa 27,96 2,5 172
Karet 33,31 3,44 311
vanili 33,64 1,66 670
nata de coco 21,5 1,15 28786
kakao 50,44 6,26 4468

4. Hasil pembobotan setiap kriteria berdasarkan pustaka atau pakar


(narasumber)

industri kriteria
IRR B/C Rasio BEP
Kakao 234,60 544,35 0,47
minyak kelapa 291,21 200 0,02
Karet 154,93 299,13 6,75
minyak nilam 563,12 401,74 100
Kopi 126,65 148,70 1,40
markisa 130,05 217,40 12,20
vanili 156,47 144,35 3,09
nata de coco 100 100 1,07

IRR
1. Kakao : 50,44/21,5 x 100 = 234,60

2. Minyak kelapa : 62,61/ 21,5 x 100 = 291, 21

3. Karet : 33,31/21,5 x 100 = 154, 93

4. Minyak nilam : 121, 07/21,5 x 100 = 563,12

5. Kopi : 27, 23/21,5 x 100 = 126, 65

6. Markisa : 27,96/21,5 x 100 = 130,05

7. Vanili : 33,64/21,5 x 100 = 156,47

8. Nata de coco : 21,5/21,5 x 100 = 100

B/C rasio
1. Kakao : 6,26/1,15 x 100 = 544,35

2. Minyak kelapa : 2,3/1,15 x 100 = 200


3. Karet : 3,44/1,15 x 100 = 299,13

4. Minyak nilam : 4,26/1,15 x 100 = 401,74

5. Kopi : 1,71/1,15 x 100 = 148,70

6. Markisa : 2,5/1,15 x 100 = 217,40

7. Vanili : 1,66/1,15 x 100 = 144,35

8. Nata de coco : 1,15/1,15 x 100 = 100

BEP
1. Kakao : 21/4468 x 100 = 0,47

2. Minyak kelapa : 21/96697x 100 = 0,02

3. Karet : 21/311 x 100 = 6,75

4. Minyak nilam : 21/21 x 100 = 100

5. Kopi : 21/1496 x 100 = 1,40

6. Markisa : 21//172 x 100 = 12,20

7. Vanili : 21/678 x 100 = 3,09

8. Nata de coco : 21/28786 x 100 = 0,07

5. Hasil perhitungan dengan motede perbandingan indeks kerja

industri kriteria Jumlah


IRR B/C Rasio BEP
Kakao 70,38 217,74 0,141 288,26
minyak 87,36 80 0,006 167,36
kelapa
karet 46,47 119,65 2,025 168,14
minyak 168,94 160,69 30 359,63
nilam
kopi 37,99 59,48 0,42 97,89
markisa 39,01 86,96 3,66 129,63
vanili 46,94 57,74 0,927 104,97
nata de coco 30 40 0,021 70,02

1. Kakao : (234,60 x 03) + (544,35 x 0,4) +( 0,47 x 03 ) = 288,26

2. Minyak kelapa : (291, 21 x 0,3) + (200 x 04) + (0,02 x 0,3) =167,36

3. Karet : (154,93 x 0,3) + ( 299,13 x 0,4) + (6,75 x 0,3) = 168,14

4. Minyak nilam : (563,12 x 0,3) + (401,74 x 0,4) + (100 x 0,3) =359,63

5. Kopi ; (126,65 x 0,3) + (148,70 x 0,4) +( 1,40 x 0,3) = 97,89

6. Markisa : (130,05 x 0,3) + (217,40 x 0,4) + (12,20 x 0,3) = 129,63

7. Vanili : (156,47 x 0,3) + (144,35 x 0,4) + (3,09 x 0,3) =104,97

8. Nata de coco : (100 x 03) + (100 x 0,4) + (0,07 x 0,3) = 70,02

6. Menentukan keputusan dalam memilih agroindustri yang akan


dikembangkan

Industri Peringkat pilihan keputusan


Kakao 2
minyak kelapa 4
Karet 3
minyak nilam 1
Kopi 7
Markisa 5
Vanili 6
nata de coco 8
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami membahas tentang pengambilan keputusan
dengan perbandingan indeks kerja. bahan baku komoditas yang kami gunakan adalah
kopi , kelapa sawit , kelapa , kakao , karet , minyak nilam , vanilla dan markisa pada
kopi produksi kopi dapat menjadi kopi bubuk , kopi instan , kelapa sawit cpo ,
minyak goring dan sabun , kelapa vco , minyak goring dan markisa sirup dan jus .
luas lahan komoditas ini berbeda-beda pada kopi 124,510 ha pada kelapa sawit
294,152 ha , kelapa 2,200 ha , karet 121,580 ha minyak nilam 7,182 ha , vanilla
97ha . pada hasil pencarian informasi alternative industry yg dapat dikembangkan
komoditas dan alternative produksi sama saja dan pasar nya adalah industry . pada
pencarian informasi irr , b/c ration , npv bep dll sbagai indeks kerja irr kopi 27,23
minyak kelapa 62,61 minyak nilam 121,07 markisa 27,96 karet 33,31 vanila 33,64 ,
nata de coco hanya 21,5 dan kakao 50,44 . b/c rasio 1,71 , minyak kelapa 2,3 minyak
nilam 4,62 markisa 2,5 karet 3,44 vanila 1,66 nata de coco 1,15 kakao 50,44 bep kopi
1496 , minyak kelapa 96697 minyak nilam 21 markisa 172 dan kakao 4468 . terakhir
kita menentukan keputusan dalam memilih agroindustru yang akan dikembangkan
yaitu pada industry kakao 2 , minyak kelapa 4 karet 3 minyak nilam 1 kopi 7 markisa
5 vanila 6 dan nata de coco 8 . dari data diatas kami telah menghitungya dengan benar
dan dari masing masing komoditas mempunyai hasil yang berbeda beda sesuai
dengan komoditas dari masing-masingnya.

BAB VI
KESIMPULAN

1. Setelah melaksanakan kegiatan praktikum, yaitu dengan melakukan


pencarian informasi berdasarkan bahan baku serta informasi alternatif yang dapat
dikembangkan, maka mahasiswa mampu membedakan antara kriteria alternatif dan
menyusun kriteria serta alternatif dari data menjadi informasi.
2. Setelah melaksanakan kegiatan praktikum, yaitu dengan melakukan
pengamatan pencarian informasi, dengan metode CPI transformasi data IRR, B/C
Rasio, NPV, BEP, sehingga mahasiswa dapat memahami cara untuk melakukan
transformasi data secara benar.
3. Setelah melaksanakan kegiatan praktikum, yaitu dengan melakukan
pengamatan untuk perhitungan dengan metode perbandingan indeks kerja, maka
dihasilkan perhitungan alternatif yang menentukan tingkatan peringkat dari yang
terbesar ke yang terkecil. Dengan begitu mahasiswa dapat melakukan perbandingan
indeks kerja dengan benar.
4. Setelah melaksanakan kegiatan praktikum, yaitu dengan mengikuti urutan
prosedur metode Teknik Perbandingan Indeks Kinerja (Comparative Performaance
Index (CPI) secara benar, sehingga mahasiswa mampu melakukan pengambilan
keputusan dalam memilih agroindustri yang potensial untuk dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. Pengertian dan ciri-ciri pendekatan sistem.Institut Teknonologi


Bandung.
Canny, A. C. 2001. Rekayasa Sistem Pengembangan Agroindustri Kakao Berbasis
Usaha Lepas Panen Kakao. Disertasi. Program Pasca Sarjana. IPB.
Bogor
Erianto, 1999. Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu Dan Efektifitas Manajemen. IPB
Press. Bogor.
Erianto, 2007. Riset Kebijakan, Metode Penelitian Untuk Pascasarjana. IPB Press.
Bogor.
Karismariyanti, Magdalena. 2011. Simulasi Pendukung Keputusan Penerima
Beasiswa Menggunakan Metode Composite Performance Index.
Jurnal program studi komputerisasi akuntansi politeknik Telkom,
Bandung.
Marimin, 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambil Keputusan Kriteria Majemuk,
Grasindo.
Maulana, A. 2005. Model Pengembangan Agroindustri Kakao Di Kabupaten Subang
Dengan Pendekatan Kemitraan. Disertasi. Sekolah Pascasarjana IPB,
Bogor.

You might also like