You are on page 1of 52

ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PADA NY.

S DENGAN

POST PARTUM NORMAL DI BPS HJ.IIM ROKHIMAH, SST

ARJAWINANGUN-CIREBON

TAHUN 2010

Disusun Oleh :

MAIDANUTTOYAROH

NIM :4501.0308.A.217

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

CIREBON

2010
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM

PADA NY.S POST PARTUM NORMAL DI BPS HJ. IIM ROKHIMAH

ARJAWINANGUN-CIREBON

2010

Telah Dilaksanakan dan Disahkan

Oleh Pembimbing Akademik Dan Pembimbing Lapangan

Mengesahkan

Program Study DIII Kebidanan

STIKes Cirebon

Pembimbing Akademik, Pembimbing Lapangan

Bd. Hj. Umihani, SST Bd. Hj. Iim Rokhimah, SST

Mengetahui

Ketua Program Studi DIII Kebidanan

STIKes Cirebon

Bd. Rahayu Widiarti, SKM


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

kami dapat menyelesaikan penulisan laporan kasus, kami mengambil judul

Asuahn Kebidanan Pada Ny.S dengan Post Partun, Normal Di BPS

Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas laporan individu

selama Praktek Klinik Kebidanan I.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini masih

banyak kekurangan. Penulisan memohon bimbingan dari berbagai pihak, sehingga

pada kesempatan ini penulis menucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. H. E. Djumhana Cholil, MM. , Selaku Ketua YASRI Cirebon

2. M. Sadli, SKM. MM.Kes. , Selaku Ketua STIKes Cirebon

3. Bd. Rahayu Widiarti, SKM., Selaku Ketua Prodi D III Kebidanan

4. Bd. Hj.Umihani, SST Selaku Pembimbing Akademik

5. Bd. Hj. Iim Rokhimah. SST, Selaku Pembimbing Lapangan

Atas bimbingan mereka penulis dapat menyelesaikan laporan kasus serta

dukungan dari semua pihak naik secara langsung maupun tidak langsung, penulis

menucapkan banyak terimakasih. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh

dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun, guna kesempurnaan makalh ini.

Akhirnya penulis semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi kita

khususnya dunia kesehatan. Amin ..........Cirebon, Juni 20


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan

1.3. Metode Penulisan

1.4. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Medis

2.1.1 Pengertian

2.1.2 Fase Nifas

2.1.3 Patafisiologi

2.1.4 Perubahan Fisiologis Masa Nifas

2.1.5 Perubahan Psikolgis Masa Nifas

2.1.6 Kebutuhan Dasar Masa Nifas

2.2 Konsep Asuhan Kebidanan

2.2.1 Pengkajian

2.2.2 Interprestasi Data

2.2.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera Atau

Kolaborasi

2.2.5 Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

2.2.6 Pelaksanaan

2.2.7 Evaluasi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diperikarakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah

persaliana dan 50 % kematian masa nifas terjadi 24 jam pertama (winkjosatro,

2002 : 123).

Masa nifas merupakan rangkaian dari mata rantai kehamilan dan

persalianan. Pada masa ini berangsur-angsur pulihnya alat-alat kandungan seperti

keadaan sebelum hamil (Sulaiman 1999 : 221).

Seseorang ibu hamil tidak hanya memerlukan kesehatan yang optimal

menjelang persalian tetapi sejak hamil harus rajin memeriksakan diri sejak dirinya

merasa hamil, baik perawatan fisik maupun perawatan mental agar kondisi ibu

dan janin terkontrol dengan baik dan apabila ada gejala yang memerlukan

penanganan khusus dapat segera terdeteksi secara dini (Prawiraharjo, 1999 : 665).

Perawatan dan pengawasan pada masa nifas menjadi sangat penting

dilakukan agar tidak terjadi keterlambatan pada pengembalian organ produksi,

untuk itu asuhan pada masa nifas minggu pertama sampai minggu keempat harus

benar-benar sesuai dengan asuhan yang ada, karena dengan asuhan yang salah dan

intervensi yang salah dapat membawa akibat fatal pada ibu nifas

(Proworodjo, 1999 : 667).


Persalinan merupakan suatu proses alami yang dialami setiap wanita yang

memerlukan kondisi yang optimal dari alat kandung wanita. Maka sangat

diperlukan kesiapan fisik dan mental sebelum persalianan (Mochtar, 1998 : 11).

Persaliana merupakan suatu proses alami yang dialami setiap wanita yang

memerlukan kondisi yang optimal sebelum persalian (Mochtar, 1998 : 11).

Berdasarkan data yang ada di BPS Bd. Hj. Iim Rokhimah Arjawinangun-

Cirebon dari jumlah ibu yang melahirkan pada periode 07 Mei 26 Juni 2010

sebanyak 11 ibu melahirkan dengan semua ibu melahirkan secara normal dan 1

orang dengan KPD dari data tersebut penulis tertarik untuk memberikan asuhan

kebidanan pada Ny. S dengan persalianan normal dengan menggunakan

manajemen varney pendokumentasian secara SOAP.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan ibu hamil pada

Ny. S dengan post partum normal di BPS Hj. Iim Rokhimah,

Arjawinangun Cirebon 2010 dengan menggunakan pola fikir

varney dan pendokumentasian secara SOAP.

1.2.2 Tujuan Khusus

1.2.2.1 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Ny. S

dengan post partum normal di BPS Hj. Iim Rokhimah

Arjawinangun Cirebon 2010.


1.2.2.2 Mahasiswa mampu menginterpretasikan data untuk

mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensi Ny. S

dengan post partum normal di BPS Hj. Iim Rokhimah

Arjawinangun Cirebon Tahun 2010.

1.2.2.3 Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa atau

masalah potensial pada Ny. S dengan partum normal di

BPS Hj. Iim Rokhimah Arjawinangun Cirebon Tahun

2010.

1.2.2.4 Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan

masalah akan tindakan segara atau kolaborasi pada Ny. S

dengan post partum normal di BPS Ny. Iim Rokhimah

Arjawinangun Cirebon.

1.2.2.5 Mahasiswa mampu menysusun rencana asuhan secara

menyeluruh dengan tepat pada Ny. S dengan post partum

normal di BPS Ny. Iim Rokhimah Arjawinangun

Cirebon.

1.2.2.6 Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan secara efisien

dan aman pada Ny.S dengan post partum normal di BPS

Ny. Iim Rokhimah Arjawinangun Cirebon.

1.2.2.7 Mahasiswa mampu mengevakuasi keefektifan asuhan

yang diberikan pada Ny. S dengan post partum normal di

BPS Ny. Iim Rokhimah Arjawinangun Cirebon.


1.3 Metode Penulisan

Dalam makalah ini penulis menggunakan beberapa jenis metode

pengumpulan data antara lain :

1.3.1 Studi Kepustakaan

Yaitu dengan cara mempelajari buku-buku dan sumber lain untuk

mendapatkan dasar-dasar ilmiah yang berhubungan dengan studi

kasus.

1.3.2 Wawancara

Dalam pengambilan data penulis melakukan wawancara langsung

kepada klien dengan membina komunikatif efektif dengan keluarga

sehingga terjalin komunikasi yang baik.

1.3.3 Studi Dokumentasi

Setelah mendapat pengumpulan data yang di perlukan penulis

melaksanakan pencatatan dan pelaporan yang berguna untuk

menggambarkan kegiatan penting yang dapat digunakan untuk

meningkatkan pelayanan menghindari masalah yang terjadi.

1.3.4 Observasi

Dalam pengumpulan data penulis langsung melakukan observasi

kepada klien yang didapat dikampus dan kenyataannya dilapangan.


1.4 Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun secara sistematis, terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN : Terdiri dari latar belakang tujuan,

metode penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI : Terdiri dari konsep medis dan asuhan

kebidanan tujuh langkah varney.


BAB III TINJAUAN KASUS : Meliputi pendokumentasian dengan

menggunakan Varney.

BAB IV PEMBAHASAN : Terdiri dari pengkajian, diagnosa

kebidanan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

BAB V PENUTUP : Meliputi kesimpulan dan saran

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Konsep Medis

2.1.1 Pengertian

2.1.1.1 Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai samapi alat-alat kendungan kembali seperti

sebelum hamil. (Sifudin, 2002 : 213)

2.1.1.2 Masa nifas (peurperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir setelah alat-alat kandung kembali seperti sebelum hamil

berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Winkjosastra, 2002 : 122).

2.1.1.3 Masa puerperium atau masa nifas di mulai setelah partus selesai

dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Wiknjosastro, 2005 : 237)

2.1.1.4 Masa nifas (peurperium) adalah masa sesudah persalinan yang

diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6

minggu (Sastrawinata, 1986 : 189)

2.1.2 Fase Nifas

Masa post partum dibagi menjadi 3 :

2.1.2.1 Immidate peurperium (0-24 jam post partum)

2.1.2.2 Erly peurperium (1-7 hari post partum)

2.1.2.3 Late peurperium (1mg-6mg post partum)

2.1.3 Potofisiologi

Bagan terjadinya masa nifas


Kehamilam

Persalianan

Masa Nifas

Involusi Laktasi

Proses autolosis Feleksi lets down


Refleksi prolaktin

lochea
Pembentukan ASI
Pengeluaran ASI

Kehamilam
Rubra Sanguinoleta Serosa Alba

Keterangan :
Kehamilan setelah aterm akan terjadi proses persalian, setelah proses

persalianan maka klien masuk fase nifas dimana terdapat 2 kejadian

penting di dalam fase ini yaitu Involusi dan Laktasi, dibawah ini

adalah penjelasanya :

a. proses involusi mengurangi berat uterus dari 1000 gram seminggu

kemudian 500 gram, 2 minggu post partum 375 gram dan akhir

peurperium 30 gram (normalnya 40-60 gram). Involusi disebabkan

oleh :

- kontraksi retraksi serabut otot uterus yang terjadi terus

menerus sehingga mengakibatkan komprasi pembuluh

darah dan anemia setempa ischemia.

- Autolysis sitoplasma sel yang berlebihan akan tercerna

sendiri sehingga tertinggal jaringan fibreolastik dan jumlah

remik sebagai bukti kehamilan.

- Atrofi jaringan berfoliperasi dengan adanya estrogen

kemudian atrofi sebagai reaksi terhadap produksi estrogen

yang menyertai pelepasan plasenta. Selama involusi vagina

mengeluarkan sekret yang dinamakan lochea, yang dibagi

menjadi 4 yaitu :

a. hari ke 1 dan ke 2 lochea rubra, terdiri atas darah segar

bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidu,

sisa-sisa vernic cseosa dan mokononium.


b. Hari ke 3 dan ke 4 lochea sanguinoelente, terdiri atas

daarah bercampur lendir.

c. 1 minggu masa nifas, lochea serosa berwarna agak

kuning.

d. Setelah 2 minggu (10-15) berwarna hanya cairan putih

atau kekuning-kuningan, warna itu disebabkan karena

banyak leukosit.

b. Laktasi

Sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiapan-persiapan pada

kelenjar-kelenjar mammae untuk menghadapi masa laktasi setelah

partus pengaruh menekan dari esterogen dan progesteron terhadap

hypofisis hilang.

Laktasi mempunyai 2 pengertian yaitu :

1. pembentukan / produksi air susu

2. pengeluaran air susu

ada beberapa faktor refleks yang berpengaruh trhadap kelancaran

laktasi, refleks yang terjadi pada Ibu yaitu prolaktin dan let down.

Kedua reflek ini bersumber dan perangsang puting susu akibat

isapan bayi.

1. Refleksi Prolaktin

Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada

puting susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut

affrent dibawa ke hipotalamus didasar otak. Lalu dilanjutkan ke


bagian depan kelenjar hipofise yang memacu pengeluaran

hormon prolaktin ke dalam darah melalui sirkulasi memacu sel

kelenjar memproduksi air susu.

2. Refleksi Let Down

Rangsangan yang ditibulkan bayi saat menyusui diantar ke

bagian belakang kelenjar hipofise yang akan dilepaskan

hormon. Oksitosin masuk ke dalam darah dan akan memacu

otot-otot polos mengelilingi alveoli dan sinus menuju puting

susu.

2.1.4 Perubahan Fisiologis Masa Nifas

2.1.4.1 Perubahan sistem reproduksi

Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat

kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga

mencapai keadaan sebelum hamil.

Sebab-sebab involusi :

a. Autolysis

Penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh karena adanya

hiperplasia dan hipertropi pada masa kehamilan yang akan surut

kembali mencapai keadaan sebelum hamil.

b. Aktifiatas otot

Adanya kontraksi otot rahim setelah anak lahir yang diperlukan

untuk menjepit pembuluh darah yang pecah akibat pelepasan


plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak

diperlukan lagi.

c. Ischemia (lokal anemia)

Kekurang darah pada rahim yang disebabkan karena adanya

kontraksi dan retraksi yang cukup lama aliran darah berkurang saat

hamil karena uterus membesar sehingga menyesuaikan diri dengan

pertumbuhan janin.

d. Involusi Korpus Uteri

Setelah pengeluaran plasenta, TFU kira-kira pertengahan umbilikus

dengan simfisis atau sedikit lebih tinggi.

Tabel 2.1

Perubahan Yang Terjadi Pada Uterus

Involusi BB uterus TFU Diameter serviks

bekas plasma
Plasenta lahir 900 gram Sepusat 12,5 cm Lembut, lunak
Akhir mg 1 450 gram pst- 7,5 mg 2 cm

simpisis
Akhir mg 2 200 gram Tidak teraba 5 cm 1 cm
Akhir mg 6 60 gram Sebesar 2 2,5 cm Membelah

mg

kehamilan

e. Regenerasi endometrium

Dalam 2-3 hari kelahiran, desidua yang tertinggal di uterus

berdefensial menjadi 2 lapisan. Lapisan superfisial menjadi nekrotik


dan terkelupas bersama lochea dan lapisan basal sebagai sumber

pementukan endometrium baru. Proses regenerasi berjalan cepat

kecuali di tempat plasenta karena permukaan lain lebih cepat

tertutup stroma dan epitel dalam satu minggu atau sepuluh hari dan

pulih kembali dalam 3 minggu.

Pengelupasan desiuda menimbulkan sekret vagian dengan jumlah

yang berebda yang disebut : Lochea. Lochea menurut tingkat

penyembuhan luka terdiri dari :

- Lochea Rubra (Cruenta) 1-3 hari setelah kelahiran, berwarna

merah terdiri dari darah, sisa slaput ketuban, vernica caseosa,

lanugo, sel-sel desidua dan mekonim

- Lochea Sanguinolenta, 4-9 hari setelah kelahiran berwaran agak

coklat berisi darah bercampur lendir

- Lochea serosa, 10-15 hari setelah kelahiran berwarna agak

kuning, darah lebih sedikit dan lebih banyak kandungan serum,

terdiri dari lekosit, selaput lendir dan kuman-kuman yang mati.

- Lochea alba, setelah hari ke 16

Lekosit menjadi lebih banyak dan cairan berkurang hingga

menjadi putih kekuningan.

f. Perubahan pada pembuluh darah uterus

Dalam kehamilan uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang

besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi


peredaran darah yang banyak mengalami obliterasi dan pembuluh

darah mengalami hialinasi seperti pada ovarium setelah terjadi

pembentukan korpus luteum.

g. Perubahan bentuk serviks

Setelah persalinan ostium uteri eksternum pinggirnya tidak rata

akibat persalinan

Setelah 2 jam PP dapat dilalui 2 -3 jari

Setelah 2 hari PP dapat dilalui 2 jari

Setelah 4 hari PP dapat dilalui 1 jari

Setelah 11 hari PP berangsur seperti semula

Setelah 12 hari PP ostium uteri eksternum sudah tertutup

Setelah 1 minggu PP serviks sudah kembali seperti semula

Pada minggu ketiga PP rugae mulai nampak, hymn muncul sebagai

potongan kecil dan diubah menjadi curuncue multiformis sebagai

khas pada wanita yang telah melahirkan (Manuaba, 1998 : 194)

2.1.4.2 Perubahan sistem pencernaan

Pengosongan usus spontan terhambat 2-3 hari karena penurunan

kontraksi otot, pembengkakan parineal yang disebabkan oleh episitomi,

luka dan haemoroid.

2.1.4.3 Perubahan sistem perkemihan

Fungsi ginjal normal dalam beberapa bulan setelah persalinan, diaforesis

terjadi berlebihan pada malam hari pada hari ke 2-3 persalinan sebagai
mekanisme untuk mengurangi tahan cairan pada kehamilan. Konstraksi

kandung kemih pulih 5-7 hari persalinan dengan pengosongan kandung

kemih yang adekuat.

2.1.4.4 Perubahan sistem musculosceletal / diastasis rectie abdominalis

Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6 8 minggu setelah persalinan

sebagai upaya relaksasi yang disebabkan pembesaran uterus selama

kehamilan.

2.1.4.5 Perubahan sistem endokrin

a. Hormon Plasenta

Menurun cepat setelah persalinan HCG turun dengan cepat dan

menetap sampai 10 % dalam 3 jam hingga hari ke 7 sehingga omset

pemenuhan mammae pada hari ke 3 post partum.

b. Hormon Pituitary

Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada waktu wanita tidak

menyusui menurun dalam waktu 2 minggu, FSH dan LH meningkat

pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke 3 dan LH tetap

rendah sehingga ovulasi terjadi

c. Hipotalamik Pituitary Ovarium

Untuk wanita post partum yang menyusui dan tidak menyusui akan

mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi. Diantara wanita

laktasi sekitar 15 % memperoleh menstruasi selama 6 minggu dan

45 % setelah 2 minggu. Diantara wanita yang tidak laktasi 40 %

menstruasi setelah 6 mingu, 65 % setelah 12 minggu dan 90 setelah


24 minggu. Untuk wanita laktasi 80 % menstruasi pertama anovulasi

dan untuk wanita yang tidak laktasi 50 % siklus pertama anovulasi.

2.1.4.6 Perubahan tanda-tanda vital

- TD, pada proses persalinan akan terjadi peningkatan sekitar 15

mmHg untuk sistol dan 10 mmHg untuk distol. Kemudian pasca salin

akan kembali stabil dan normal.

- Suhu, setelah 12 jam pertama kelahiran umumnya suhu badan

kembali normal

- Nadi, 60 80 kali/menit.

2.1.4.7 Perubahan sistem kordiovasculer

Pada kehamilan terdapat aliran darah dari ibu ke janin melalui plasenta

dan setelah plasenta lahir, aliran darah ini akan terhenti, sehingga volume

darah ibu akan meningkat menyebabkan bertambahnya beban jantung

ibu. Hal ini diatasi oleh jantung dengan proses homokensentrasi sampai

perlahan-lahan kembali seperti sediakala.

2.1.4.8 Perubahan sistem hemotologi

Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan

diasosiasikan dengan peningkatan hemotokrit, dan hemoglobin pada hari

3 7 persalinan dan akan kembali normal dalam 4-6 minggu post

partum.

2.1.5 Perubahan Psikolog Masa Nifas


Berdasarkan penelitian yang dilakukan Reva Rubin, mengenai perubahan

pada masa post partum.

2.1.5.1 Fase Taking La (istirahat/penghargaan)

Masa ketergantungan, ciri-ciri membutuhkan tidur yang cukup,

nafsu makan meningkat, berharap untuk menceritakan pengalaman

partusnya dan bersikap sebagai penerima menunggu apa yang

disarakan dan apa yang diberikan.

2.1.5.2 Fase Taking Hold (Dibantu tetapi dilatih)

Terlihar sebagai suatu usaha terhadap pelepasan diri dengan ciri-

ciri bertindak sebagai pengatur bergerak untuk bekerja, kecemasan

makin kuat, perubahan mood mulai terjadi dan sudah mengerjakan

tugas keibuan.

2.1.5.3 Fase Letting Go (berjalan sendiri di lingkungannya)

Pada masa ini ibu mengambil tugas atau tanggungjaab terhadap

perawatan bayi. Pada umumnya depresi post partum terjadi pada

periode ini.

Post partum blues atau depresi ringan. Penyebabnya adalah

kekecewaan emosional, rasa sakit masa nifas, kecemasan pada

kemampuan untuk merawat bayinya dan rasa takut menjadi tidak

menarik lagi bagi suami. Ciri-cirinya ibu menjadi murung, mudah

tersinggung, tidak sabar karena menganggap suami tidak

mencintainya lagi. Hal ini normal disebabkan ibu yang baik dan
tubuh wanita selama kehamilan serta perubahan cara kehidupannya

sesudah bayinya lahir.

2.1.6 Kebutuhan Dasar Masa Nifas

2.1.6.1 Mobilisasi Dini

Karena sehabis melahirkan ibu merasa lelah, ibu harus beristirahat,

boleh miring kanan atau kiri untuk mencegah terjadi trombosis

atau tromboemboli. Biasanya pada 2 jam post partum ibu sudah

bisa turun dari tempat tidur dan melakukan aktifitas seperti biasa.

Mobilisasi dini mempunyai beberapa keuntungan :

a. Memperlancar pengeluaran lochea, mengurangi infeksi

b. Mempercepat involusi

c. Memperlancar fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan

d. Menaikan kelancaran peredaran darah.

2.1.6.2 Kebersihan

a. Kebersihan dan perawatan vulva

b. Kebersihan buah dada atau mamae

c. Kebersihan pakaian terutama pakaian dalam.

2.1.6.3 Makanan dan Minuman

Perlu diperhatikan dalam masa nifas untuk menaikan kesehatan

dan dalam produksi ASI. Makanan harus bermutu, bergizi, dan

cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung


protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan dan tidak

ada batasan cairan yang masuk.

2.1.6.4 Miksi dan Defaksi

a. Hendaknya BAK dilakukan secepatnya

b. BAB harus 3-4 hari PP

2.1.6.5 Perawatan Payudara

Kedua payudara harus dikosongkan saat memberikan ASI sehingga

kelancaran pembentukan ASI berjalan dengan baik. Stagnasi ASI

dapat menimbulkan bahaya infeksi sampai abses yang memerlukan

tindakan, puting susu perlu diperhatikan dan dibersihkan sebelum

memberikan ASI. Luka lecet pada puting susu dihindari sehingga

mengurangi bahaya infeksi.

2.1.6.6 Perawatan Vulva

Tiap masa nifas perlu dilaksanakan perawatan vulva yang

merupakan perhatian khusus dengan memperhatikan teknik aseptik

bertujuan untuk mencegah infeksi.

2.1.6.7 Senam Nifas

Sangat baik dilakukan post partum normal. Dapat dilakukan latihan

peregangan otot untuk mengurangi rasa sakit pada otot,

memperbaiki sirkulasi darah, sehingga tidak terjadi

emboli/trombosis, mengencangkan otot perineum, melancarkan

lochea dan mempercepat involusi.


2.1.7 Penatalaksanaan.

Perawatan pada ibu post partum antara lain memberitahukan pada ibu dan

keluarga tentang hasil pemeriksaan, mengajurkan ibu untuk banyak istirahat

untuk memulihkan tugasnya, mengajurkan ibu untuk melakukan mobilisasi secara

bertahap, memberikan konseling manfaat ASI.

2.4 Konsep Asuhan Kebidanan

2.4.1 Pengkajian

2.2.1.1 Identitas : Untuk membedakan identifikasi dan untuk

membedakan pasiean yang satu dengan yang

lain.
Umur : Untuk mengetahui faktor resiko, usia

reproduksi yang sehat antara umur 20 35

tahun
Kebangsaan : Untuk mengetahui ras dan perbedaan resus

darah karena orang kulit putih resusnya

berbeda dengan orang kulit hitam.


Agama : Untuk menentukan bagaimana kita

memberikan dukungan kepada ibu selama

memberikan asuhan
Pekerjaan : Pekerjaan ibu yang berat bisa mengakibatkan

ibu kelelahan secara tidak langsung dapat

menyebabkan involusi dan laktasi terganggu

sehingga masa nifas pun jadi terganggu pada

ibu nifas normal.


Alamat : Untuk mengetahui keadaan lingkungan dan
tempat tinggal
2.2.1.2 Anamnesia (data subjektif)
IBU

a. Tanggal / Jam

Untuk mengetahui kapan klien datang dan mendapatkan

pelayanan

b. Keluhan

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu setelah

melahirkan. Pada ibu nifas normal tidak ada keluhan

c. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Untuk mengetahui apakah klien melahirkan secara spontan

atau SC. Pada ibu nifas noraml melahirkan dengan spontan.

d. Riwayat Persalinan

Jenis Persalinan : spontan atau SC. Pada ibu nifas normal

klien melahirkan normal.

Komplikasi dalam Persalinan ; untuk mengetahui selama

persalinan normal atau tidak. Pada nifas normal tidak ada

komplikasi (Sastrawinanta, 1998 : 122)

Plasenta ; dilahirkan secara spontan atau tidak, dilahirkan

lengkap atau tidak, ada kelainan atau tidak. Pada nifas

normal plasenta dilahirkan secara spontan lengkap tidak

ada kelainan (Sastrawinanta, 1998 : 122)

Tali pusar ; normal atau tidak, normalnya 45-50 cm.

(Sastrawinanta, 1998 : 122)


Perineum ; untuk mengetahui apakah perineum ada

robekan atau tidak. Pada nifas normal perineum dapat

utuh atau ada robekan pada nifas normal pun dapat

dilakukan epistosomi.

e. Perdarahan

Untuk mengetahui jumlah darah yang keluar kala 1, 2, 3

selama proses persalinan, pada masa nifas normal

perdarahan tidak boleh lebih dari 500 cc. (Sastrawinanta,

1998 : 122)

f. Proses Persalinan

Untuk mengetahui terjadinya proses persalinan.

BAYI

Tanggal lahir : untuk mengetahui usia bayi

BB dan PB : untuk mengetahui BB bayi normal atau tidak.

Normalnya > 2500 gram

BBLR < 2500 gram. Makrosomi > 4000 gram

Cacat bawaan : bayi normal atau tidak

Air ketuban : air ketubannya normal atau tidak, normalnya

putih seperti air cucian beras. Banyaknya normal atau tidak

Normalnya 500 1000 cc(Sastrawinata, 1998 : 120)

2.2.1.3 Pemeriksaan Fisik


a. Keadaan umun untuk mengetahui keadaan umum ibu secara

umum nifas normal biasanya baik.

Ibu dengan keadaan baik.

Keadaan emosional, untuk mengetahui keadaan emosional

apakah stabil atau tidak. Dan apakah terjadi post partum

blues (depresi) pada post partum pada klien tersebut. Pada

ibu nifas normal keadaan emosional stabil.

b. Tanda-tanda Vital

Untuk mengetahui tekanan darah, pernafasan, nadi, suhu

apakah normal atau tidak.

Tekanan darah pada nifas normal 120/80 mmHg

Pernafasan pada nifas normal antara 16-20 kali/menit

Nadi pada nifas normal antara 80-100 kali/menit

Suhu normal antara 36,5-37,5C

c. Kepala/Rambut : bersih

Muka : kelopak mata edema atau tidak


Mata : konjungtiva merah muda atau pucat, sclera

putih atau tidak.

Mulut dan gigi : ceries tidak ada, stomatitia tidak ada

Leher :kelenjar tyroid tidak ada pembesaran,

kelenjar limfe tidak ada pembesaran,

Vena jugularis tidak ada pembesaran.

Dada : jantung bunyi regular, paru-paru, wheezing

tidak ada, ronchi tidak ada.

Payudara : bentuk simetris, areola hiperpigmentasi,

puting susu menonjol, benjolan tidak ada

rasa nyeri tidak ada, pengeluaran colostrum

ada.

Abdomen : bekas luka operasi, apakah pernah SC atau

operasi lain, keras atau tidak ada benjolan

atau tidak, pembesaran lien atau Hepar ada

atau tidak.

Punggung dan Pinggang : posisi tulang belakang normal atau

tidak, CVAT ada atau tidak ada nyeri ketuk.


d. Uterus

Untuk mengetahui beberapa TFU, bagaimana kontraksi

uterus, konsistensi uterus, posisi uterus, perubahan TFU.

- setelah janin lahir TFU setinggi pusat.

- Setelah plasenta lahir TFU 2 jari di bawah pusat.

- 3 hari post partum TFU 2-3 jari dibawah pusat.

- 5 hari post partum TFU pertengahan pusat simpisis

- 7 hari post partum TFU 2-3 jari atas simpisis

- 9 hari post partum TFU 1 jari atas simpisis

- 10 hari post partum TFU tidak bisa diraba dari luar

e. Pengeluaran lochea
Untuk mengetahui warna, jumlah, bau, konsistensi lochea

pada ada kelainan atau tidak. Pada ibu nifas yang normal

hari post partum lochea warna merah jumlah 50cc,

konsistensi encer.

f. Perineum

Untuk mengetahui apakah terdapat jahitan perinium atau

tidak, masih teraba atau tidak juga tentang jahitan perineum

klien bermasalah atau tidak. Pada nifas normal perineum

bisa juga terdapat ada bekas jahitan bisa juga tidak ada.

g. Kandung kemih

Untuk mengetahui apakah kandung kemih teraba atau tidak,

pada ibu nifas normal kandung kemih tidak teraba.

h. Ekstrmitas atas dan bawah

Edema : ada atau tidak

Kekakuan otot dan sandi : ada atau tidak

Kemerahan : ada atau tidak

Varices : ada atau tidak

Refleks Patella : Kanan kiri ada atau tidak


Tanda hooman : ada atau tidak

Ada bila tidak ditemukan

rasa nyeri (Mchtar, 1998 :

102)

2.2.1.4 Uji Diagnostik

a. Darah : Pemeriksaan Hb

Hb ibu nifas normal adalah 11 gr %

b. Golongan Darah

Pemeriksaan golongan darah penting untuk transfusi darah

apabila terjadi komplikasi

2.4.2 Interprestasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau

masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas

data-data yang telah dikumpulkan.

Diagnosa : P...... A ..... hari .... Post Partum dengan KU Ibu baik atau tidak

baik

Dasar :
Anamnesa : Jumlah kelahiran, pernah abortus atau tidak, masa

setelah melahirkan

Pemeriksaan fisik : tanda-tanda vital ibu dalam batas normal.

Masalah : berkaitan dengan masalah psikologi ibu, normalnya

tidak ada masalah

Kebutuhan : berdasarkan atas kesadaran umum dan keadaan

fisik ibu, biasanya dibutuhkan konseling lebih

lanjut.

2.4.3 Identifikasi diagnosa dan masalah potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikas.

Diagnosa potensial pada nifas normal biasanya tiada ada diagnosa

potensial (Mochtar, 1999 : 105)

2.4.4 Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera Atau Kolaborasi

Pada langkah ini dilakukan tindakan segara oleh Bidan atau Dokter untuk

dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain,

sesuai dengan kondisi klien. Biasanya pada nifas normal tidak dilakukan

kolaborasi dengan DSOG atau tim kesehatan lain.

2.4.5 Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

Pada langkah ini dilakukan perencanaan asuhan yang menyeluruh dan

rasional pada nifas normal yaitu :

1. Terapi dan asuhan

2. Pendidikan kesehatan
3. Konseling

4. Kolaborasi diperlukan

5. Rujukan bila diperlukan

6. Tindak lanjut.

Kunjungan Waktu Tujuan


1 2 jam setelah persalinan Mengukur tekanan darah

Mencegah perdarahan masa

nifas karena atonia uteri

Mengajarkan pada ibu dan

keluarga untuk masase uterus

Pemberian ASI dini


2 6-8 jam setelah persalinan Mencegah perdarahan masa

nifas karena atonia uteri

Mendeteksi dini dan merawat

penyebab ain perdarahan

berlanjut

Salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah

perdarahan masa nifas karena

atonia uteri.

Pemberian ASI awal

Melakukan hubungan antara


bayi baru lahir dengan ibu

Menjaga bayi tetap sehat

dengan cara mencegah

hipotermi

Jika petugas kesehatan

penolong persalinan, ia harus

berada tinggal bersama Ibu

dan bayi baru lahir, untuk 2

jam pertama setelah kelahiran

bayi atau sampel sampai

keadaan ibu dan bayu stabil


3 6 hari setelah persalinan Memastikan inovulasi uterus

berjalan normal, uterus

berkontraksi, fundus dibawah

umbilikus, tidak ada

perdarahan di bawah

umbilkus, tidak bau

Menilai adanya tanda-tanda

demam, infeksi atau

perdarahan abnormal

Memastikan ibu mendapat

cukup makan, cairan dan

istirahat.
Memastikan ibu menyusui

dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda

penyakit

Memberikan konseling pada

ibu mengenai asuhan pada

bayi, tali pusat, menjaga bayi

tetap hangat, merawat bayi

sehari-hari.
4 2 mg setelah persalinan Sama seperti di atas (6 hari

setelah persalinan)
5 6 mg setelah persalinan Menanyakan pada ibu tentang

penyakit yang ia atau bayi

alami

Memberikan konseling KB

secara dini

2.4.6 Pelaksanaan

Pada langkah ini dilakukan pelaksanan asuhan yang menyeluruh, seperti

yang direncanakan pada langkah 1 meliputi :

1. Terapi dan asuhan


2. Pendidikan kesehatan

3. Konseling

4. Kolaborasi bila diperlukan

5. Rujukan bila diperlukan

6. Tindak lanjut.

Kunjunga Waktu Tujuan

n
1 3 jam setelah persalinan Mengukur tekanan darah

Mencegah peredaran masa

nifas karena atonia uteri

Mengajarkan pada ibu dan

keluarga untuk massase

uterus

Pemberian ASI dini


2 6-8 jam setelah persalinan Mencegah perdarahan masa

nifas, karena atonia uteri

Mendeteksi dini dan merawat

penyebab lain perdarahan

berlanjut

Salah satu anggota keluarga

bagaiamana mencegah

perdarahan masa nifas karena

atonia uteri

Pemberian ASI awal


Melakukan hubungan antara

bayi baru lahir dengan ibu

Menjaga bayi tetap sehat

denagn cara mencegah

hipotermi

Jika petugas kesehatan

penolong persalinan, ia harus

berada tinggal bersama ibu

dan bayi baru lahir, untuk 2

jam pertama setalah kelahiran

bayi atau sampai keadaan ibu

dan bayi stabil.


3 6 hari setelah persalinan Memastikan invoulusi uterus

berkontraksi, fundus dibawah

umbilikus, tidak ada

perdarahan dibawah

umbilikus, tidak bau

Menilai adanya tanda-tanda

demam, infeksi atau

perdarahan abnormal

Memastikan ibu mendapat

cukup makan, cairan dan

istirahat
Memastikan ibu menyusui

dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda

penyakit.

Memberikan konseling pada

ibu, mengenai asuhan pada

bayi, tali pusat, menjaga bayi

tetap hangat, merawat bayi

sehari-hari.
4 2 mg setelah persalinan Sama seperti di atas (6 hari

setelah persalinan)
5 6 mg setelah persalinan Menanyakan pada ibu

tentang penyakit yang ia atau

bayi alami

Memberikan konseling KB

secara dini.

2.4.7 Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah

diberikan secara efektif dan efesien.

2 jam Post Partum

Klien sudah BAK

Iochea rubra

TFU 2 jari dibawah pusar


Uterus keras

Darah kurang lebih 50 cc

Badan uterus kurang lebih 1000 gram

6 jam Post Partum

Sudah dapat melakukan mobilisasi dini

Lochea Rubra

TFU 2 jari bawah pusat

Kontraksi uterus baik

6 hari Post Partum

Berat uterus kurang lebih 500 gram

Lochea sangunolenta

TFU pertengahan simpisis dan pusat

6 minggu Post Partum

Berat uterus kurang lebih 50 gram

TFU tidak dapat diraba dari luar

Klien di KB atau klien sudah menentukan KB apa yang akan dipakai

(Prawihardjo, 2002 : 263)


BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal : 20 Juni 2010

Pukul : 14.45 WIB

Tempat: BPS Hj. Iim Rokhimah, SST Arjawinangun Cirebon


3.1 Data Subjektif

3.1.1 Identitas

Nama ibu : Ny.S Nama suami : Tn. M


Umur : 34 Tahun Umur : 37 Tahun
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : BTN Permai, Alamat : BTN Permai

Arjawinangun Arjawinangun

3.1.2 Anamnesia

1. Alasan kunjungan : ibu 2 jam post partum

2. Riwayat menstruasi :

Riwayat menstruasi

HPHT : 13-09-2009 TP : 20-06-2010

Menarche : usia 14 tahun

Siklus : 30 hari

Banyaknya : 2 kali ganti pembalut

Penyakit kehamilan

Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit yang kronis

seperti Divi, TBC, Hipertensi, Asma dan lain-lain.

Pola kehidupan sehari-hari

Pola nutrisi : ibu menyatakan makan teratur 3 kali sehari porsi

sedang, nasi, lauk, sayur


Minum : 8 gelas sehari

Tidak pernah minum jamu/obat-obatan dan merokok.

Pola istirahat

Ibu mengatakan tidur siang 1 jam dan tidur malam 7 jam

Personal hygene

Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, dan gosok gigi setiap hari,

keramas 2 hari sekali.

3.2 Data Objektif

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : composmentis

Keadaan emosional : stabil

Pemeriksaan fisik

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Pernapasan : 78 kali/menit

Pernapasan : 20 kali/menit

Suhu : 37 C

Mata

Kelopak mata : tidak ada edema

Conjugtiva : merah muda

Sklera : putih

Leher
Kelenjar tyorod : tidak ada pembesaran

Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran

Dada

Bentuk : Simetris

Jantung : bunyi reguler

Paru-paru : weezing tidak ada

Payudara

Pengeluaran colstrum : ada

Putting susu : menonjol

Areola : hiperpigemntasi

Benjolan : tidak ada

Uterus

TFU : 2 jari bawah pusat

Kontraksi : baik

Konsistensi : keras

Posisi uterus : di tengah

Diastatis rekti : negatif

Pengeluaran Lochea

Warna : khas

Konsistensi : encer

Perineum : tidak ada tanda-tanda infeksi

Kandung Kemih : tidak ada (kosong)


Ektremitas :

Refleks patella ka/ki : + / +

Edema : tidak ada

Varieses : tidak ada

Kemerahan : tidak ada

Pemeriksaan Laboratorium

HB : tidak dilakukan

3.3 Assesment

P4A0 2 jam post partum normal dengan keadaan ibu baik, diagnosa dan

masalah potensial tidak ada.

3.4 Planning

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan TD : 110/70 mmHg, N : 78 kali/menit,

R : 20 kali/menit, S; 370 C Ibu mengerti hasil pemeriksaan

2. Menganjurkan Ibu untuk istirahat cukup dan untuk memulihkan tenaganya

Ibu mengerti dan mau melakukan

3. Menjelaskan pada Ibu akibat kurang istirahat akan mengurangi produksi

ASI dan memperbanyak perdarahan yang dapat menyebabkan depresi dan

ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri Ibu mengerti

penjelasan yang diberikan, dan Ibu mau beristirahat.

4. Menganjurkan Ibu untuk memobilisasi secara bertahap Ibu mengerti

dan mau melakukan


5. Mengajurkan Ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama daerah perineum

yaitu dibersihkan dengan air bersih dan sabun, mengganti pembalut

setidaknya 2 x sehari Ibu mengerti dan mau melakukan

6. Memberikan penjelasan tentang manfaat Asi yang mengandung bahan

yang diperlukan oleh bayi, mudah dicerna, memberikan perlindungan

terhadap infeksi, selalu segar, bersiap, siap untuk diminum dan hemat

biaya Ibu mengerti penjelasan tentang manfaat ASI dan mau

memberikan ASI.

7. Memberikan konseling tentang perawatan payudara yaitu menjaga

payudara tetap bersih dan kering, terutama puting susu, menggunakan BH

yang menyokong payudara. Apabila puting susu lecet, oleskan colstrum

atau ASI yang keluar pada daerah puting setiap kali selesai menyusui

Ibu mengerti tentang konseling yang diberikan.

8. Memberitahu Ibu untuk makan yang banyak dan bergizi seperti lauk pauk

dan sayur-sayuran, agar produksi ASI tetap banyak Ibu mengerti dan

mau makan-makanan yang bergizi.

9. Memberikan Ibu tablet tambah darah ibu bersedia meminumnya


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis membahas tentang asuhan kebidanan pada

Ny. S dengan post partum normal, maka untuk mempermudah bahasan ini, penulis

menggunakan 7 langkah varney, yaitu :

4.1. Pengkajian

Pada tahap pengkajian yang dilakukan pada Ny. S dengan post partum

normal, ditemukan data sebagai berikut : Umur Ny. S adalah 34 tahun,

keadaan umum ibu baik, TD : 110/70 mmmnHg, N : 78 kali/menit, S:37 0 C,

TFU 2 jari bawah pusat, kandung kemih kosong, ekstermitas tidak ada tanda

hooman, lochea merah, jumlah sedang, berbau khas, konsistensi encer.

Menurut teori pada ibu nifas normal Ku baik, TD 110/120 sistol dan 70

distol, nadi 60-100 kali/menit, pernapasan 15-24 kali/menit, suhu 360-37 0 C,

Loche merah, jumlah sedang, berbau khas, konsistensi encer, kandung

kemih kosong. Dari data yang penulis dapat pada kasus Ny. S di BPS Hj.

Iim Rokhimah, SST Arjawinangun Cirebon tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek di lapangan.


4.2. Interprestasi Data

Pada 2 jam post partum normal KU baik, TD, nadi, suhum pernapasan

dalam batas normal, kandung kemih kosong, TFU 2 jari bawah pusat,

perdarahan sedikit.

Menurut teori dan lapangan, maka diagnosa yang ditegakkan oleh penulis :

P4AO 2 jam post partum normal potensial terjadi perdarahan

4.3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Dalam konsep asuhan diagnosa potensial yang akan terhadi pada ibu post

partum normal adalah tidak ada. Pada kasus yang ditemukan di lapangan

praktek tepatnya di BPS Hj. Iim Rokhimah, SST Arjawinangun Cirebon

setelah dilakukan pemantauan, ternyata sama seperti pada konsep asuhan.

4.4. Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segara Atau Kolaborasi

Menurut teori pada nifas normal tidak dilakukan kolaborasi dengan dokter

DSOG untuk melakukan pemeriksaan dan terapi lebih lanjut.

Pada kasus yang ditemukan di lahan parkteknya tepatnya di BPS Hj. Iim

Rokhimah, SST Arjawinangun Cirebon, pada Ny. S dengan post partum

tidak dilakukan kolaborasi dengan DSOG, sehingga tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek.


4.5. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

Menurut teori pada tahap perencanaan pada post partum normal diberikan

terapi tablet tambah darah dan antiobiotik, menganjurkan ibu untuk banyak

beristirahat untuk memulihkan tenaganya, menganjurkan pada ibu untuk

memobilisasi secara bertahap, memberikan konseling tentang manfaat ASI.

Pada kasus Ny. S dengan post partum normal di BPS Hj. Iim Rokhima, SST

Arjawinangun Cirebon diberikan terapi amoxillin dan tablet Fe,

menganjurkan ibu untuk memobilisasi secara bertahap, memberikan

konseling tentang manfaat ASI sehingga kasus yang ditemukan di lahan

praktek tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

4.6. Pelaksanaan

Menurut teori pada konsep pelaksanaannya antara lain, memberitahukan

pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan, menganjurkan pada ibu

untuk banyak istirahat untuk memulihkan tenaganya, menganjurkan ibu

untuk memobilisasi secara bertahap, memberikan konseling tentang manfaat

ASI. Sedangkan pada kasus yang ditemukan di lahan praktek sesuai dengan

konsep asuhan, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Pada konsep asuhan pelaksanaanya antara lain memberitahukan pada ibu

dan keluarga tentang hasil pemeriksaan, menganjurkan ibu untuk banyak

istirahat, untuk memulihkan tenaganya, menganjurkan ibu untuk melakukan

mobilisasi secara bertahap, memberikan konseling tentang manfaat Asi


sedangkan pada kasus yang ditemukan dilapangan sesuai dengan konsep

asuhan.

4.7. Evaluasi

Dalam evaluasi, penulis tidak menemukan kesenjangan karena Ny. S dengan

post partum normal tidak ditemukan adanya komplikasi.


BAB V

PENUTUP

Setelah membahas tentang asuhan kebidanan pada Ny. S dengan post

partum normal, penulis dapat melakukan perbandingan antara teori dan praktek di

lapangan.

Kesimpulan

Dari hasil pengkajian Ny. S dengan post partum normal dan keluarganya

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan. Post partum

kalau ditangani dengan baik akan berjalan dengan normal, sehingga tidak

akan terjadi perdarahan maupun infeksi. Pengenalan diri dan penjelasan

maksud dan tujuan dari kegiatan pengkajian ternyata dapat menghilangkan

kesalahpahaman klien terhadap petugas kesehatan dengan kegiatan ini

berjalan dengan baik.

Dalam melakukan kegiatan perencanaan, penulis berusaha membuatnay

sesuai dengan kebutuhan klien. Selain itu penulis juga berusaha

melakukan sesuai teori yang diberikan dalam asuhan kebidanan pada nifas

normal.

Pada langkah asuhan kebidanan yang telah penulis lakukan pada

umumnya memberikan konseling tentang hal-hal yang diperlukan klien.

Pada langkah evaluasi dan tindakan asuhan kebidanan yang dilakukan

pada saat setelah 1 hari, klien dan keluarga akhirnya dapat memahami
bahwa perawatan saat kehamilan, bersalin, dan masa nifas sangat penting

untuk mencegah komplikasi.

Saran

Bagi BPS Hj. Iim Rokhima, SST Arjawinagun Cirebon

Agar lebih meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik lagi

Bagi Prodi D III Kebidanan STIKes Cirebon

Agar lebih meningkatkan mutu dan kualitas Prodi D III Kebidanan

STIKes Cirebon. Diharapkan waktu praktek ditambah, sehingga

mahasiswa bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak lagi

di lapangan.

Bagi Ny. S

Agar lebih banyak istirahat dan menjaga kebersihan diri,

khususnya di daerah kewanitaan. Segera mengunjungi tempat

pelayanan bila ada keluhan yang dirasakan.


DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obsteiri. Edisi Kedua. Jakartya. EGC

Saifudin, Abdul Ban. 2002. Buku Mochar, Rustam, 1998. Panduan Praktis

Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi Pertama. Jakarta :

YPB-SP.

Saifudin, Abdul Ban. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Edisi Pertama. Jakarta : YBP-SP.

Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi : EGC

Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Edisi keempat, Jakarta : YBP-SP.

You might also like