Bab I memberikan definisi tentang penempatan pasien dengan penyakit menular atau suspek yang meliputi menempatkan pasien dalam ruangan tersendiri atau dikelompokkan berdasarkan konfirmasi diagnosis, dengan jarak tempat tidur lebih dari dua meter dan dipisahkan penghalang fisik. Bab II membahas ruang lingkup tentang penempatan pasien, sedangkan Bab III dan IV belum diberikan informasi tentang tata laksana dan dokumentasi penempatan pasien.
Bab I memberikan definisi tentang penempatan pasien dengan penyakit menular atau suspek yang meliputi menempatkan pasien dalam ruangan tersendiri atau dikelompokkan berdasarkan konfirmasi diagnosis, dengan jarak tempat tidur lebih dari dua meter dan dipisahkan penghalang fisik. Bab II membahas ruang lingkup tentang penempatan pasien, sedangkan Bab III dan IV belum diberikan informasi tentang tata laksana dan dokumentasi penempatan pasien.
Bab I memberikan definisi tentang penempatan pasien dengan penyakit menular atau suspek yang meliputi menempatkan pasien dalam ruangan tersendiri atau dikelompokkan berdasarkan konfirmasi diagnosis, dengan jarak tempat tidur lebih dari dua meter dan dipisahkan penghalang fisik. Bab II membahas ruang lingkup tentang penempatan pasien, sedangkan Bab III dan IV belum diberikan informasi tentang tata laksana dan dokumentasi penempatan pasien.
Penempatan pasien dengan penyakit menular atau suspek adalah
menempatkan pasien dalam satu ruangan tersendiri (jika tidak tersedia) dikelompokkan kasus yang telah dikonfirmasi secara terpisah didalam ruangan atau bangsal dengan beberapa tempat tidur dengan beberapa tempat tidur dari kasus yang belum dikonfirmasi atau sedang didiagnosis (kohorting). Bila ditempatkan dalam suatu ruangan jarak antara tempat tidur harus lebih dari dua meter dan diantara tempat tidur harus ditempatkan penghalang fisik seperti tirai atau sekat.