Professional Documents
Culture Documents
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang meluas kearah lidah...
IMUNOKIMIA
Makalah Larutan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang meluas
kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas.
Telah banyak orang menderita penyakit perikarditis ini. Menurut 3,7% warga dunia telah
menderita penyakit perikarditis, sekitar 0,5% penderitanya sudah meninggal. Sedangkan
dindonesia sendiri, diperkirakan sekitar 2,8% warga indonesia telah menderita penyakit ca lidah
ini, diperkirakan 1,2% penderitanya sudah meninggal.
Penyakit ca lidah ini penyebabnya bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor luar,
heriditer maupun non heriditer. Faktor luar meliputi rokok, alcohol, infeksi kronis dan trauma
krinis. Faktor non heriditer meliputi Faktor fisik seperti sinar ultraviolet, Faktor biologis seperti
virus (papiloma yang ditularkan melalui hubungan suami istri,hepatitis) parasit, dan bakteri.
Pada orang yang menderita penyakit ca lidah dapat disembuhkan apabila peradangannya
belum meluas. Crania adalah dapat kita lakukan dengan memberikan terapi seperti
radioterapi.Selain itu, kita juga dapat memberikan obat yang berguna untuk mengurangi
peradangan.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang konsep penyakit ca lidah.
2. Mahasiswa mampu mengklasifikasikan tingkat-tingkat dari penyakit ca lidah.
3. Mahasiswa mampu menentukan asuhan keperawatan tentang penyakit ca lidah
C. Metode penulisan
Metode penulisan makalah ini dengan metode deskriptif dengan menggunakan literatur buku
perpustakan, internet, dan pendapat pendapat atau pemikiran kelompok kami.
D. Sistematika penulisan
entang : latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisannya.
tentang : anatomi fisiologi jantung dan konsep dasar pada penyakit perikarditis.
tentang : asuhan keperawatan yang akan diberikan kepada pasien/klien.
tentang : kesimpulan dan saran.
A
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. ANATOMI FISIOLOGI LIDAH
1. Anatomi lidah
Lidah terletak didasar mulut, ujung dan pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi bawah.
Lidah secarara anatomi terbagi atas 3 bagian, yakni :
a. Apek linguae (ujung lidah)
b. Corpus linguae (badan lidah)
c. Radix linguae (akar lidah)
Lidah memiliki 4 papila, yakni :
a. Papila foliate
b. Papila fungiformis
c. Papila sirkumfalata
d. Papila filiformis
Susunan otot yang ada pada lidah ada 2 otot yakni :
a. Otot intrinsik
b. Otot ekstrinsik
2. Fisiologi lidah
Lidah adalah organ pengecap, pada lidah terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini peka
terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah
kuncup-kuncup pengecap(taste buds).
Pengecapan merupakan fungsi utama dari taste buds,tetapi indera penghidu pun sangat
berperan dalam persepsi pengecapan. Indera pengecapan memungkinkan kita merasakan tekstur
makanan lembut atau kasar, zat-zat yang terkandung dalam makanan, serta rasa makanan itu
sendiri. Makna pentingnya adalah bahwa pengecapan memungkinkan manusia memilih makanan
sesuai keinginannya.
Sensasi pengecapan terjadi karena rangsangan terhadap berbagai reseptor pengecapan, ada
sedikitnya 13 reseptor kimia yang ada pada sel-sel pengecapan, antara lain: 2 reseptor natrium,2
reseptor kalium, 1 reseptor klorida,1 resptor adenosine,1 reseptor inosin, 1 reseptor
manis, 1 reseptor pahit,1 reseptor glutamate, dan 1 reseptor ion hydrogen.
Kemampuan reseptor tersebut dikumpulkan menjadi 5 kategori umum : asam, asin, manis, pahit
dan umami disebut sensasi pengecapan utama.
1. Rasa asam, disebabkan oleh asam karena konsentrasi ion hydrogen
2. Rasa Asin, dihasilkan oleh garam yang terionisasi,karena konsentrasi Na
3. Rasa manis, dibentuk oleh beberapa zat kimia organic ( gula, glikol, alcohol, aldehide, keton,
amida, ester, asam, amino, protein, asam sulfonat, asam halogenasi ), dan garam anorganik dari
timah dan berilium.
4. Rasa Pahit, juga tidak dibentuk oleh satu zat kimia, zat pembentuk rasa manis bila terjadi
perubahan pada struktur kimianya dapat menjadi pahit. Rasa pahit juga dapat mengindikasi
bahwa makanan tersebut mengandung toxin atau beracun.
Kuncup-kuncup pengecap ini ada yang tersebar dan ada pula yang berkelompok dalam
tonjolan-tonjolan epitel yang disebut papila. Terdapat empat macam papila lidah:
1. Papila foliate, pada pangkal lidah bagian lateral,
2. Papila fungiformis, pada bagian anterior.
3. Papila sirkumfalata, melintang pada pangkal lidah.
Ketiga papila di atas mengandung kuncup pengecap, dan
4. Papila Filiformis, terdapat pada bagian posterior. Pada foliate tidak terdapat kuncup-
kuncup pengecap.
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang,
pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat
kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang
pengecap (taste pores).
Pada lidah reseptor-reseptor yang sensitif terhadap rasa manis terdapat pada ujung lidah,
sedangkan untuk rasa masam terdapat pada bagian kanan dan kiri lidah. Pangkal lidah sensitif
untuk rasa pahit dan bagian samping depan sensitif terhadap rasa asin.
B. KONSEP DASAR
1. Pengertian ca lidah
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang meluas kearah
lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (van de velde, 1999). Kanker lidah adalah
suatu neoplasma malignant yang timbul dari jaringan epitelmukosa lidah dengan sel yang berbentuk
squamous cell carcinoma (sel epitel gepengberlapis)
2. Etiologi
penyebab kanker lidah belum diketahui secara pasti. Akan tetapi ada beberapa faktor yang
diduga menjadi pemicunya, antara lain:
a. Merokok (terutama yang lebih dari 2 pak sehari)
b. Alkohol
c. Infeksi kronis
d. Trauma kronis pada gigi yang tajam sehingga menimbulkan trauma pada lidah.
Selain itu ada juga factor-faktor lain yang menyebabkan ca lidah terjadi
a. Faktor heriditer
b. Faktor non heriditer
Factor-faktor non heriditer karsinoma lidan terdiri dari :
1) Faktor fisik (sinar ultraviolet)
2) Faktor biologis (virus (papiloma yang ditularkan melalui hubungan suami istri, hepatitis, parasit,
bakteri)
3. Patofisiologi
Kejadian kanker lidah disebabkan oleh banyak faktor yang dikelompokkan
menjadibeberapa faktor. Yaitu, Faktor luar, faktor heriditer dan faktor non heriditer. Faktor
luar meliputi rokok, alcohol, infeksi kronis dan trauma krinis. Faktor non heriditer
meliputi Faktor fisik seperti sinar ultraviolet, Faktor biologis seperti virus (papiloma yang
ditularkan melalui hubungan suami istri,hepatitis) parasit, dan bakteri.
Faktor-faktor tersebut akan memicu suatu rangsang karsinogen yang mengenai sel squamous
carcinoma pada mukosa mulut yang tidak mempunyai keratin sebagai pelindung. Dimukosa mulut tersebut,
zat-zat karsinogen tertampung dan berproliferasi secara tidak terkontrol. Kanker lidah yang
mengenai radix linguae biasanya asimptomatis hingga proses penyakit berlanjut hingga timbul
nyeri menelan dan pergerakan lidah yang terbatas. Kanker pada posterior lidah (radix linguae)
dominan bermetastase kecolli/leher. Ketika kanker mengenai corpus linguae tanda yang paling
sering terlihat adalah putih-putih pada lidah yang tidak bisa dihilangkan. Kemudian bisa terbentuk ulkus
yangmudah berdarah. Kanker pada anterior (corpus linguae) dominan metastase pada
kelenjar limfe submental dan submandibular. Penatalaksanaan kanker lidah meliputi
operasiglosektomi dan diseksi leher yang dilanjutkan dengan kemoterapi.
Faktor Luar Faktor Heriditer Faktor Non Heriditer
Infeksi Kronis Faktor Biologis
Pada Lidah
Tumor Jinak/Ganas
Tumbuh Terus-Menerus
Mendesak/Merusak Sel Pada Lidah
Pertumbuhan Sel Terganggu Suplai Sel Terganggu
NYERI
DX 1
Sel-Sel Mengalami Nekrosis DX 2
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
Asam Laktat PH
Produksi Zat Kimia (Bradikinin, Histamine,
Protilitik)
Mempengaruhi Imunosupresor
Kekebalan
DX 3
RESIKO TINGGI TERJADI INFEKSI
4. Klasifikasi
Klasifikasi ca lidah terdiri dari :
a. Tumor primer
1) TIS adalah karsinoma in situ
2) T1 adalah tumor dengan penampang kurang kurang 2 cm.
3) T2 adalah tumor dengan penampang sama dengan 2 cm dengan infiltrasi dangkal.
4) T3 adalah tumor dengan penampang lebih dari 2 cm dengan infiltrasi dalam.
5) T4 adalah tumor dengan penampang lebih dari 4 cm dan tumor tersebut sudah sudah meluas
disekelilingnya.
b. Pembesaran kelenjar limfe
1) N0 : Kelenjar-kelenjar leher yang palpable tidak ada.
2) N1 : Sudah ada kelenjar leher yang palpable, mobile serta holmolateral.
3) N2 : Kelenjar leher yang palpable, mobile serta heterolateral/bilateral.
4) N3 : Kelenjar-kelenjar leher ini sudah fixed, baik holmolateral atau bilateral.
c. Metastase
1) M0 = Metastase jauh tidak ada.
2) M1 = Metase jauh sudah ada.
5. Manifestasi klinis
Gejala-gejala kanker lidah antara lain adalah timbulnya ulkus (luka) seperti sariawan yang
tidak sembuh dengan pengobatan adekuat, mudah berdarah, nyeri pada lidah, nyeri yang
menjalar pada telinga, nyeri menelan yang menyebabkan sulit menelan dan terbatasnya
pergerakan lidah. Pada stadium dini, kanker lidah tidak menimbulkan nyeri dan biasanyaditemukan pada
pemeriksaan rutin pada gigi dan mulut. Kanker biasanya timbul di bagian pinggir lidah, hampir
tidak pernah ditemukan kanker pada pangkal lidah kecuali pada seseorang yang pernah
menderita sinus yang tidak pernah mendapatkan pengobatan selama beberapa tahun. Karsinoma
sel skuamosa pada sel lidah seringkali tampak seperti luka terbuka (borok) dan cenderung
tumbuh ke dalam jaringan di bawahnya. Bintik kecoklatanmendatar seperti bercak sering
ditemukan pada perokok yaitu di sisi biasanya sigaret ataupipa diletakkan pada bibir.
6. Komplikasi
7. Pemeriksaan penunjang
a. Biopsi
1. incisional biopsy
Dengan cara mengambil sampel dari daerah carcinoma dan daerah yang sehat, sehingga
diketahui batas jelas dari carcinoma. Tetapi kejelekannya adalah pembuluh darah menjadi
terbuka, dan ini akan mempermudah penyebaran dari carcinoma tersebut, sedangkan
keuntunganya dapat mengetahui batas dari carcinoma guna terapi selanjutnya ( Penyinaran ).
Cara biopsy ini dapat dilakukan pada cacinoma lidah yang masih kecil dengan atau tanpa
metastase. Excisi jaringan yang diduga carcinoma dengan jarak 1 1,5 cm dari jaringan sehat.
Hasil excisi diletakkan pada gabus ( maksudnya adalah untuk cukup bersih ). Dengan kasa yang
diberi formalin diletakkan diatas preparat agar preparat tidak melengkung sehingga topograpi
tidakm berubah, kemudian dikirim ke patologi anatomi. Dipotong menjadi 7 preparat, dan dilihat
bagian mana yang tidak bersih dapat diulang excisinya.Setelah dilakukan pemeriksaan diatas
(incisional biopsi) baru dilakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk menentukan tumor ganas
atau bukan.
2. Brush biopsy
Pada prosedur ini, sampel diambil pada permukaan mukosa yang terlihat abnormal dengan
cara mengumpulkan sel epitel mukosa dengan menggunakan alat berbentuk sikat, menempatkan
sampel dalam slide dan melakukan tindakan fiksasi sebelum membawa jaringan tersebut ke
laboratorium. Tindakan pengambilan sampel dengan skapel dan jarum biopsi diindikasikan pada
kanker yang sudah jelas terlihat, terdapat kecurigaan yang kuat terhadap lesi atau lesi terdapat
pada orang yang memiliki faktor-faktor resiko kanker mulut. Sedangkan brush biopsi
diindikasikan pad keadaan yang sebaliknya.
3. Teknik cahaya khemoluminesen
Jaringan yang dicurigai sebagai kanker disinari dengan khemoluminesen setelah
sebelumnya diwarnai dengan asam asetat. Hasilnya akan terlihat gambaran opak acetowhite
pada jaringan yang terkena kanker atau jaringan yang abnormal.
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan farmakologi
Typhonium Plus - Alternatif Kanker Pengobatan ( Typhonium Flagelliforme / Keladi
Tikus ekstrak ) Sebagai suplemen alami dapat membantu untuk memerangi kanker / tumor dan
merangsang tubuh anti.
Kanker bukan merupakan salah satu spesifik penyakit . Ini adalah proses yang dapat
mempengaruhi setiap organ tubuh. Tubuh manusia yang sehat terdiri dari sel-sel yang tumbuh
normal yang melaksanakan proses kehidupan secara normal dan teratur. Sebuah sel hidup normal
dapat, karena alasan berbagai disayangkan, gilirannya yang abnormal atau kanker. Ini
mengalikan dalam tubuh cepat dan berlebihan, membentuk sekelompok sel pertumbuhan yang
tidak terkendali mengakibatkan pembengkakan. Kemudian sel-sel abnormal pecah dan
menyerang jaringan sekitar dan organ dan menghancurkan mereka. Dengan setiap pertumbuhan
sel sibuk, tidak terkendali dan teratur, energi tubuh yang disalahgunakan dan terbuang. Jika ini
terus berlanjut dicentang, kematian dapat terjadi.
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus adalah tanaman herbal yang tumbuh di Asia Timur
sebagai obat tradisional untuk memerangi kanker .
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus ekstrak dan herbal lainnya menggabungkan
membantu dalam detoksifikasi sistem darah. Typhonium Plus mengandung ribosom dalam
bertindak protein (RIP), anti oksidan, dan anti kurkumin. Sel bersama-sama dipicu pada
gilirannya menghasilkan mediator yang merangsang dan memperkuat sel-sel lain dari sistem
kekebalan tubuh untuk memerangi sel-sel kanker. Sejak pertumbuhan sel kanker adalah
reversibel diberikan stimulus kimia yang benar dan lingkungan, penjelasan ini tidak terlalu
mengada-ada.
Typhonium Plus merupakan kombinasi herbal selektif ekstrak yang dalam karya sinergi
Typhonium Flagelliforme penguatan / Keladi Tikus. Typhonium Plus Terdaftar POM TR 043 330
391 Departemen Kesehatan Indonesia
Penggunaan yang disarankan:
Stadium I - II, ambil 1 kapsul 2 kali sehari sebelum makan. Stadium III di atas, ambil 2
kapsul 2 kali sehari sebelum makan, atau seperti diarahkan oleh praktisi kesehatan.
Komposisi:
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus 80%, 10% Andrographis paniculata, Curcuma
zedoaria 10% (dalam ekstrak bentuk) Penyimpanan: . Simpan pada suhu kamar & jauh dari
anak Packing size: Packing dengan 20 kapsul.
Perhatian:
- Dua hari setelah mengkonsumsi Typhonium Ditambah , Anda mungkin merasa masalah perut,
diare sedikit, feses berubah menjadi hitam dan tubuh merasa kelelahan.
- Kadang-kadang pasien dapat muntah setelah konsumsi, jika ini terjadi gejala berhenti minum
kapsul, ketika Anda merasa lebih baik, Anda dapat melanjutkan mengambil kapsul tetapi
mengurangi dosis atau berkonsultasi dengan praktisi medis Anda.
- Wanita hamil tidak harus mengambil kapsul ini
Keterangan :
= laki-laki
X
= perempuan
8. Hidung
Inspeksi : bentuk hidung klien simetris. Tidak adanya folip, tidak adanya colulen.
Palpasi : klien tidak merasa nyeri pada saat dipalpasi.
9. Mulut dan lidah
Inspeksi : ada luka seperti sariawan. Ada kemerahan pada bagian lidah klien
Palpasi : klien merasa nyeri pada saat dipalpasi
10. Dada
a. Rongga thorax
Inspeksi : bentuknya simetris, naik turunnya dadakiri dan kanan sama
Palpasi : pengembangan dada kiri dan kanan sama, dan ictus cordis teraba di ic 3
Perkusi : terdengar bunyi resonan pada thorak klien, dan pada area jantung redup
Auskultasi : pada bagian jantung, bunyinya normal. Pada bagian paru-paru, bagian trakea terdengar bunyi
trokealis, pada bagian percabangan bronkus terdengar bunyi bronkovesikuler, pada bagian ujung
paru-paru terdengar bunyi vesikuler.
b. Payudara
Inspeksi : payudara kiri dan kanan simetris. Tidak terdapat lesi.
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan.
c. Abdomen
Inspeksi : tidak ada bentuk abnormal seperti lesi dan benjolan.
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan pada saat di palpasi pada 4 kuadran klien
Perkusi : pada perkusi abdomen klien terdengar bunyi timpani.
Auskultasi : bising usus klien 10 x/menit
d. Punggung
Inspeksi : tidak adanya betuk abnormal, seperti kifosis, lordosis dan lain-lain
e. Genetalia dan Rektum
Inspeksi : tidak terdapat lesi dan bentuk abnormal
11. Ekstremitas
a. Atas
Inspeksi : tidak adanya kelainan pada ekstremitas atas kanan maupun kiri klien, dan tidak terdapat lesi
maupun edema pada kulit klien.selain itu pergerakan ekstremitas atas klien baik.
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas kanan maupun kiri.
b. Bawah
Inspeksi : tidak adanya kelainan pada ekstremitas bawah kanan maupun kiri klien, dan tidak terdapat lesi
maupun edema pada kulit klien.selain itu pergerakan ekstremitas bawah klien baik.
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas kanan maupun kiri.
c. Kekuatan otot
5 5
5 5
G. Data psikologis
1. Status Emosi
Emosi klien dapat terkontrol dimana klien tidak emosi kepada orang sering mencemooh klien.
2. Konsep Diri
Klien seseorang yang sabar dan agak pemalu.
3. Gaya Komunikasi
Klien menggunakan bahasa melayu karena klien kurang lancar berbahsa indonesia
4. Pola Interaksi
Klien mudah berinteraksi dengan orang lain, tetapi karena klien menderita penyakit ca lidah,
klien sudah tidak pernah berinteraksi kepada orang lain selain dengan keluarga.
5. Pola Koping
Klien menyelesaikan masalahnya dengan hanya merenung dan melamun saja.
H. Data sosial
1. Pendidikan dan pekerjaan
Pendidikan terakhir klien adalah sekolah menegah atas (SMA). Pekerjaan klien sebagai buruh
jasa disalah satu perusahaan swasta di pontianak.
2. Hubungan sosial
Hubungan sosial klien sangat baik dan klien mengaku sering kerja bakti bersama warga dalam
satu RT klien.
3. Gaya hidup
Gaya hidup klien biasa-biasa saja, klien tidak hidup bermewah-mewahan, klien tidak suka pegi
ke diskotik dan tempat-tempat lain yang sejenis. Klien hanya kuat dalam merokok, dalam satu
hari klien beisa menghabiskan 1 bungkus rokok.
I. Data spiritual
1. Sebelum sakit
Sebelum sakit klien sholat lima waktu dan sering mengaji.
2. Saat sakit
Saat sakit kklien hanya sholat saja, klien mengaku jarang sekali klien mengaji lagi paling-paling
2 x dalam seminggu.
J. Data penunjang
sel darah merah : 5,7 juta sel/mikroliter
sel darah putih : 6.000 sel/mikroliter.
Hemoglobin : 15,8 mg/dL
Hematokrit : 45,7%
trombosit : 250.000trombosit/mikroliter.
K. Pengobatan
Pengobatan yang digunkan adalah menggunakan obat Typhonium Plus.
2. Analisa data
n Tangga Data Etiologi Masalah
o l dan senjang
waktu
1 23 Ds : Proses Nyeri akut
. novem - Klien penyakit
ber mengeluh
20011 nyeri pada
09.00 bagian
WIB lidah dan
merambat
keleher,
rahang dan
telinga.
- Klien
mengaku
terdapat
luka
seperti
sariawan
dan sudah
5 bulan
tidak
sembuh.
P : nyeri karena
ada luka di
lidah
Q : nyeri
seperti
terbakar
R : di
lidah
S : skala 5
T : wakt
u
datangnya
sakit
kadang-
kadang
Do :
- Klien
tampak
meringis
kesakitan
- Klien
tampak
gelisah
- TTV :
N :
85 x/menit
S :
37,5 C
TD :
130/90
mmhg
RR :
26 x/menit
2 23 Ds : ketidakma Ketidakseimb
. novem - Klien mpuan angan nutrisi
ber mengataka menelan kurang dari
20011 n tidak ada makanan kebutuhan
09.30 nafsu tubuh
WIB makan
Do :
- Terdapat
pembengk
akan pada
area leher.
- klien
tampak
pucat
- klien
tampak
lemah
BB klien
sebelum
sakit 67 kg
BB kien
saak
sakit : 59
kg
3 23 Ds : penyakit Risiko infeksi
. novem - Klien men kronis
ber geluh
20011 nyeri pada
10.00 bagian
WIB lidah dan
merambat
keleher,
rahang dan
telingasert
a nyeri
yang
menyebab
kan sulit
menelan.
Ds :
- Terdapat
warna
merah
pada lidah
klien
- Terdapat
ulkus
padalidah
klien
3. Diagnosa keperawatan
Diagnosa perioritas 1
Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit yang ditandai dengan :
Ds : - Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan merambat keleher, rahang dan telinga.
- Klien mengaku terdapat luka seperti sariawan dan sudah 5 bulan tidak sembuh.
- P : nyeri karena ada luka di lidah
- Q : nyeri seperti terbakar
- R : di lidah
- S : skala 5
- T : waktu datangnya sakit kadang-kadang
Do : - Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak gelisah
- TTV
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit
Diagnosa perioritas 2
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denganketidakmampuan
menelan makanan yang ditandai dengan :
Ds :
- Klien mengatakan tidak ada nafsu makan.
Do :
- klien tampak pucat
- klien tampak lemah
- Terdapat pembengkakan pada area leher.
- BB klien sebelum sakit 67 kg
- BB kien saak sakit : 59 kg
Diagnosa perioritas 3
Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis yang ditandai dengan :
Ds :
- Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan merambat keleher, rahang dan telinga serta nyeri
yang menyebabkan sulit menelan.
Do :
- Terdapat ulkus pada lidah klien
- Ada kemerahan pada lidah klien
4. Perencanaan keperawatan
N Diagnosa Tujuan da Interven Rasional
o keperawata KH si
. n
1 Nyeri akut Setelah 1. Tentuka Memberik
. yang dilakukan n an data
berhubunga tindakankep riwayat dasar
n erawatan 1x nyeri, untuk
denganpros 24 jam nyeri misalnya mengevalu
es pada klien lokasi asi
penyakit ya hilang nyeri, keluhan
ng ditandai ataupun frekuens dari klien.
dengan : berkurangdit i, durasi,
Ds : andai dan
- Klien dengan intensita
mengeluh kriteria hasil s (skala
nyeri pada : 0-10),
bagian - Klien dan
lidah dan mengatakan tindakan Memungki
merambat tidak ada penghila nkan
keleher, nyeri atau ngan pasien
rahang dan nyerinya yang untuk
telinga. berkurangda dilakuka berpartisip
- Klien ri skala 5 n. asi secara
mengaku menjadi 2. Dorong aktif dan
terdapat 3,2,1 dan 0. penggun meningkat
luka seperti- Klien aan kan rasa
sariawan tampak keteram kontrol
dan sudah rileks. pilan dalam
5 bulan- TTv klien manajem menghilan
tidak dalm batas en nyari gkan rasa
sembuh. normal (misalny nyeri yang
P : nyeriN : 70 x/menit a teknik dirasa.
karena adaS : 37 C relaksasi
luka diTD : 120/80 ,
lidah mmhg visualisa
Q : nyeriRR : 18 si,
seperti x/menit bimbing
terbakar - an Pada saat
R : di imajinasi klien nyeri
lidah ), dan dan tidak
S : skala 5 mendeng ada
T : waktu arkan perawat
datangnya music atau
sakit untuk petugas
kadang- pengalih lainnya,
kadang an nyeri. klien bisa
Do : 3. Ajarkan melakukan
- Klien klien tindakan
tampak teknik untuk
meringis k relaksasi menguran
esakitan , gi rasa
- Klien visualisa nyeri yang
tampak si,bimbi diderita
gelisah ngan klien.
- TTV imajinasi Untuk
N : 85 . menghilan
x/menit 4. Berikan gkan rasa
S : analgesi sakit yang
37,5 C c sesuai diderita
TD : indikasi. klien
130/90
mmhg
RR : 26
x/menit
5. Implementasi keperawatan
No. dx Tgl, waktu & jam Implementasi keperawatan paraf
1. 23 november 2011
R : - Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan
Rabu merambat keleher, rahang dan telinga.
09.00 09.45 - Klien mengaku terdapat luka seperti
sariawan dan sudah 5 bulan tidak sembuh.
- P : nyeri karena ada luka di lidah
- Q : nyeri seperti terbakar
- R : di lidah
- S : skala 5
- T : waktu datangnya sakit kadang-kadang
H : - Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak gelisah
- TTV
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit
6. Evaluasi keperawatan
No. dx Tgl, waktu & jam Evaluasi keperawatan paraf
1. 23 november 2011 - klien mengatakan nyeri pada lidah klien
Rabu berkurang dari 5 menjadi 3.
09.00 11.00 - P : nyeri karena ada luka di lidah
- Q : nyeri seperti terbakar
- R : di lidah
- S : skala 3
- T : waktu datangnya sakit kadang-kadang
O : - Klien tampak rileks.
TTV klien dalam batas normal
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit
A : masalah nyeri teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
1) Kaji respons nyeri
2) Berikan teknik imajinasi
3) Ajarkan klien teknik relaksasi,
visualisasi,bimbingan imajinasi.
4) Kolaborasi dengan dokter berupa
pemberian obat
2. 23 november 2011
S : - klien mengatakan klien sudah tidak lemah
Rabu lagi
09.00 11.00 - Nafsu makan kien bertambah
: - klien tidak tampak pucat
- Klien tidak lemah
- Berat badan klien normal atau klembali
keberat badan yang semula
A : masalah nutri teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
1) Pantau masukan makanan setiap hari.
2) Ukur tinggi dan berat badan klien.
3) Anjurkan dan jelaskan pasien untuk makan
diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan
masukan cairan adekuat.
4) Berikan obat sesui indikasi
1. Pengertian :
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadididasar mulut, kadang-kadang meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de Velde,1999).
1. Etiologi
2. Faktor herediter.
3) Faktor karsinogenik
III.Klasifikasi Tumor :
5. N4 : Pembesaran kelenjar limfe tidak dapat dikaji karena perluasan yang berat.
3. Metastase (M)
1. Patobiologis
1. Diagnostik
1. Rongen Foto
2. Pemeriksaan histopatologik
3. Biopsi
4. Terapi pembedahan
1. Penatalaksanaan
2. Untuk Karsinoma lidah yang sudah besar (T3-T4) ditambahnya metastasetulang dan kelenjar leher dipilih terapi kombinasi yaitu radioterapi dan pembedahan).
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Data Subjektif :
a) Pembekakan
g) Terjadi penrunan BB
Data Objektif :
ANALISA DATA
S : Kesulitan menelan Massa tumor dirongga mulut Resiko tinggi kurang nutrisi dari kebutuhan tubuh
1 Resiko tinggi kurang nutrisi Resti tidak terjadi Kaji makanan kesukaan pasien Memberikan dorongan supaya pasien mau
dari kebutuhan tubuh b/d makan
ada massa tumor pada
Kriteria :
rongga mulut
Memudahkan pasien menelan secara sedikit-
sedikit
Porsi makan dihabiskan Berikan makanan dalam bentuk cair
2 Gangguan komunikasi Komunikasi verbal tidak Ajak bicara pelan-pelan Fungsi mobilitas lidah teratur.
verbal terganggu
Kriteria :
Iklan