You are on page 1of 28

Asuhan Keperawatan : Karsinoma Lidah

0 Ners AmmaR Rabu, 07 Maret 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang meluas kearah lidah...

Makalah CAIRAN SEREBROSPINAL

IMUNOKIMIA

Makalah Larutan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang meluas
kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas.
Telah banyak orang menderita penyakit perikarditis ini. Menurut 3,7% warga dunia telah
menderita penyakit perikarditis, sekitar 0,5% penderitanya sudah meninggal. Sedangkan
dindonesia sendiri, diperkirakan sekitar 2,8% warga indonesia telah menderita penyakit ca lidah
ini, diperkirakan 1,2% penderitanya sudah meninggal.
Penyakit ca lidah ini penyebabnya bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor luar,
heriditer maupun non heriditer. Faktor luar meliputi rokok, alcohol, infeksi kronis dan trauma
krinis. Faktor non heriditer meliputi Faktor fisik seperti sinar ultraviolet, Faktor biologis seperti
virus (papiloma yang ditularkan melalui hubungan suami istri,hepatitis) parasit, dan bakteri.
Pada orang yang menderita penyakit ca lidah dapat disembuhkan apabila peradangannya
belum meluas. Crania adalah dapat kita lakukan dengan memberikan terapi seperti
radioterapi.Selain itu, kita juga dapat memberikan obat yang berguna untuk mengurangi
peradangan.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang konsep penyakit ca lidah.
2. Mahasiswa mampu mengklasifikasikan tingkat-tingkat dari penyakit ca lidah.
3. Mahasiswa mampu menentukan asuhan keperawatan tentang penyakit ca lidah
C. Metode penulisan
Metode penulisan makalah ini dengan metode deskriptif dengan menggunakan literatur buku
perpustakan, internet, dan pendapat pendapat atau pemikiran kelompok kami.
D. Sistematika penulisan
entang : latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisannya.
tentang : anatomi fisiologi jantung dan konsep dasar pada penyakit perikarditis.
tentang : asuhan keperawatan yang akan diberikan kepada pasien/klien.
tentang : kesimpulan dan saran.
A
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. ANATOMI FISIOLOGI LIDAH
1. Anatomi lidah
Lidah terletak didasar mulut, ujung dan pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi bawah.
Lidah secarara anatomi terbagi atas 3 bagian, yakni :
a. Apek linguae (ujung lidah)
b. Corpus linguae (badan lidah)
c. Radix linguae (akar lidah)
Lidah memiliki 4 papila, yakni :
a. Papila foliate
b. Papila fungiformis
c. Papila sirkumfalata
d. Papila filiformis
Susunan otot yang ada pada lidah ada 2 otot yakni :
a. Otot intrinsik
b. Otot ekstrinsik

2. Fisiologi lidah
Lidah adalah organ pengecap, pada lidah terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini peka
terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah
kuncup-kuncup pengecap(taste buds).
Pengecapan merupakan fungsi utama dari taste buds,tetapi indera penghidu pun sangat
berperan dalam persepsi pengecapan. Indera pengecapan memungkinkan kita merasakan tekstur
makanan lembut atau kasar, zat-zat yang terkandung dalam makanan, serta rasa makanan itu
sendiri. Makna pentingnya adalah bahwa pengecapan memungkinkan manusia memilih makanan
sesuai keinginannya.
Sensasi pengecapan terjadi karena rangsangan terhadap berbagai reseptor pengecapan, ada
sedikitnya 13 reseptor kimia yang ada pada sel-sel pengecapan, antara lain: 2 reseptor natrium,2
reseptor kalium, 1 reseptor klorida,1 resptor adenosine,1 reseptor inosin, 1 reseptor
manis, 1 reseptor pahit,1 reseptor glutamate, dan 1 reseptor ion hydrogen.
Kemampuan reseptor tersebut dikumpulkan menjadi 5 kategori umum : asam, asin, manis, pahit
dan umami disebut sensasi pengecapan utama.
1. Rasa asam, disebabkan oleh asam karena konsentrasi ion hydrogen
2. Rasa Asin, dihasilkan oleh garam yang terionisasi,karena konsentrasi Na
3. Rasa manis, dibentuk oleh beberapa zat kimia organic ( gula, glikol, alcohol, aldehide, keton,
amida, ester, asam, amino, protein, asam sulfonat, asam halogenasi ), dan garam anorganik dari
timah dan berilium.
4. Rasa Pahit, juga tidak dibentuk oleh satu zat kimia, zat pembentuk rasa manis bila terjadi
perubahan pada struktur kimianya dapat menjadi pahit. Rasa pahit juga dapat mengindikasi
bahwa makanan tersebut mengandung toxin atau beracun.
Kuncup-kuncup pengecap ini ada yang tersebar dan ada pula yang berkelompok dalam
tonjolan-tonjolan epitel yang disebut papila. Terdapat empat macam papila lidah:
1. Papila foliate, pada pangkal lidah bagian lateral,
2. Papila fungiformis, pada bagian anterior.
3. Papila sirkumfalata, melintang pada pangkal lidah.
Ketiga papila di atas mengandung kuncup pengecap, dan
4. Papila Filiformis, terdapat pada bagian posterior. Pada foliate tidak terdapat kuncup-
kuncup pengecap.
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang,
pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat
kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang
pengecap (taste pores).
Pada lidah reseptor-reseptor yang sensitif terhadap rasa manis terdapat pada ujung lidah,
sedangkan untuk rasa masam terdapat pada bagian kanan dan kiri lidah. Pangkal lidah sensitif
untuk rasa pahit dan bagian samping depan sensitif terhadap rasa asin.
B. KONSEP DASAR
1. Pengertian ca lidah
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang meluas kearah
lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (van de velde, 1999). Kanker lidah adalah
suatu neoplasma malignant yang timbul dari jaringan epitelmukosa lidah dengan sel yang berbentuk
squamous cell carcinoma (sel epitel gepengberlapis)
2. Etiologi
penyebab kanker lidah belum diketahui secara pasti. Akan tetapi ada beberapa faktor yang
diduga menjadi pemicunya, antara lain:
a. Merokok (terutama yang lebih dari 2 pak sehari)
b. Alkohol
c. Infeksi kronis
d. Trauma kronis pada gigi yang tajam sehingga menimbulkan trauma pada lidah.
Selain itu ada juga factor-faktor lain yang menyebabkan ca lidah terjadi
a. Faktor heriditer
b. Faktor non heriditer
Factor-faktor non heriditer karsinoma lidan terdiri dari :
1) Faktor fisik (sinar ultraviolet)
2) Faktor biologis (virus (papiloma yang ditularkan melalui hubungan suami istri, hepatitis, parasit,
bakteri)
3. Patofisiologi
Kejadian kanker lidah disebabkan oleh banyak faktor yang dikelompokkan
menjadibeberapa faktor. Yaitu, Faktor luar, faktor heriditer dan faktor non heriditer. Faktor
luar meliputi rokok, alcohol, infeksi kronis dan trauma krinis. Faktor non heriditer
meliputi Faktor fisik seperti sinar ultraviolet, Faktor biologis seperti virus (papiloma yang
ditularkan melalui hubungan suami istri,hepatitis) parasit, dan bakteri.
Faktor-faktor tersebut akan memicu suatu rangsang karsinogen yang mengenai sel squamous
carcinoma pada mukosa mulut yang tidak mempunyai keratin sebagai pelindung. Dimukosa mulut tersebut,
zat-zat karsinogen tertampung dan berproliferasi secara tidak terkontrol. Kanker lidah yang
mengenai radix linguae biasanya asimptomatis hingga proses penyakit berlanjut hingga timbul
nyeri menelan dan pergerakan lidah yang terbatas. Kanker pada posterior lidah (radix linguae)
dominan bermetastase kecolli/leher. Ketika kanker mengenai corpus linguae tanda yang paling
sering terlihat adalah putih-putih pada lidah yang tidak bisa dihilangkan. Kemudian bisa terbentuk ulkus
yangmudah berdarah. Kanker pada anterior (corpus linguae) dominan metastase pada
kelenjar limfe submental dan submandibular. Penatalaksanaan kanker lidah meliputi
operasiglosektomi dan diseksi leher yang dilanjutkan dengan kemoterapi.
Faktor Luar Faktor Heriditer Faktor Non Heriditer
Infeksi Kronis Faktor Biologis
Pada Lidah

Memicu Ransangan Virus/Bakteri


Karsinogen

Mengenai Sel Squamouscarsinoma


Pada Mukosa Mulut

Zat Karsinogen Tertampung Dan Berfroliferasi


Secara Tidak Terkontrol

Tumor Jinak/Ganas
Tumbuh Terus-Menerus
Mendesak/Merusak Sel Pada Lidah
Pertumbuhan Sel Terganggu Suplai Sel Terganggu
NYERI
DX 1
Sel-Sel Mengalami Nekrosis DX 2
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH

Terjadi Ulkus Terjadi Gangguan Metabolisme


Oksigen Dan Nutrisi

Asam Laktat PH
Produksi Zat Kimia (Bradikinin, Histamine,
Protilitik)
Mempengaruhi Imunosupresor
Kekebalan
DX 3
RESIKO TINGGI TERJADI INFEKSI

4. Klasifikasi
Klasifikasi ca lidah terdiri dari :
a. Tumor primer
1) TIS adalah karsinoma in situ
2) T1 adalah tumor dengan penampang kurang kurang 2 cm.
3) T2 adalah tumor dengan penampang sama dengan 2 cm dengan infiltrasi dangkal.
4) T3 adalah tumor dengan penampang lebih dari 2 cm dengan infiltrasi dalam.
5) T4 adalah tumor dengan penampang lebih dari 4 cm dan tumor tersebut sudah sudah meluas
disekelilingnya.
b. Pembesaran kelenjar limfe
1) N0 : Kelenjar-kelenjar leher yang palpable tidak ada.
2) N1 : Sudah ada kelenjar leher yang palpable, mobile serta holmolateral.
3) N2 : Kelenjar leher yang palpable, mobile serta heterolateral/bilateral.
4) N3 : Kelenjar-kelenjar leher ini sudah fixed, baik holmolateral atau bilateral.
c. Metastase
1) M0 = Metastase jauh tidak ada.
2) M1 = Metase jauh sudah ada.
5. Manifestasi klinis
Gejala-gejala kanker lidah antara lain adalah timbulnya ulkus (luka) seperti sariawan yang
tidak sembuh dengan pengobatan adekuat, mudah berdarah, nyeri pada lidah, nyeri yang
menjalar pada telinga, nyeri menelan yang menyebabkan sulit menelan dan terbatasnya
pergerakan lidah. Pada stadium dini, kanker lidah tidak menimbulkan nyeri dan biasanyaditemukan pada
pemeriksaan rutin pada gigi dan mulut. Kanker biasanya timbul di bagian pinggir lidah, hampir
tidak pernah ditemukan kanker pada pangkal lidah kecuali pada seseorang yang pernah
menderita sinus yang tidak pernah mendapatkan pengobatan selama beberapa tahun. Karsinoma
sel skuamosa pada sel lidah seringkali tampak seperti luka terbuka (borok) dan cenderung
tumbuh ke dalam jaringan di bawahnya. Bintik kecoklatanmendatar seperti bercak sering
ditemukan pada perokok yaitu di sisi biasanya sigaret ataupipa diletakkan pada bibir.
6. Komplikasi
7. Pemeriksaan penunjang
a. Biopsi
1. incisional biopsy
Dengan cara mengambil sampel dari daerah carcinoma dan daerah yang sehat, sehingga
diketahui batas jelas dari carcinoma. Tetapi kejelekannya adalah pembuluh darah menjadi
terbuka, dan ini akan mempermudah penyebaran dari carcinoma tersebut, sedangkan
keuntunganya dapat mengetahui batas dari carcinoma guna terapi selanjutnya ( Penyinaran ).
Cara biopsy ini dapat dilakukan pada cacinoma lidah yang masih kecil dengan atau tanpa
metastase. Excisi jaringan yang diduga carcinoma dengan jarak 1 1,5 cm dari jaringan sehat.
Hasil excisi diletakkan pada gabus ( maksudnya adalah untuk cukup bersih ). Dengan kasa yang
diberi formalin diletakkan diatas preparat agar preparat tidak melengkung sehingga topograpi
tidakm berubah, kemudian dikirim ke patologi anatomi. Dipotong menjadi 7 preparat, dan dilihat
bagian mana yang tidak bersih dapat diulang excisinya.Setelah dilakukan pemeriksaan diatas
(incisional biopsi) baru dilakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk menentukan tumor ganas
atau bukan.
2. Brush biopsy
Pada prosedur ini, sampel diambil pada permukaan mukosa yang terlihat abnormal dengan
cara mengumpulkan sel epitel mukosa dengan menggunakan alat berbentuk sikat, menempatkan
sampel dalam slide dan melakukan tindakan fiksasi sebelum membawa jaringan tersebut ke
laboratorium. Tindakan pengambilan sampel dengan skapel dan jarum biopsi diindikasikan pada
kanker yang sudah jelas terlihat, terdapat kecurigaan yang kuat terhadap lesi atau lesi terdapat
pada orang yang memiliki faktor-faktor resiko kanker mulut. Sedangkan brush biopsi
diindikasikan pad keadaan yang sebaliknya.
3. Teknik cahaya khemoluminesen
Jaringan yang dicurigai sebagai kanker disinari dengan khemoluminesen setelah
sebelumnya diwarnai dengan asam asetat. Hasilnya akan terlihat gambaran opak acetowhite
pada jaringan yang terkena kanker atau jaringan yang abnormal.
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan farmakologi
Typhonium Plus - Alternatif Kanker Pengobatan ( Typhonium Flagelliforme / Keladi
Tikus ekstrak ) Sebagai suplemen alami dapat membantu untuk memerangi kanker / tumor dan
merangsang tubuh anti.
Kanker bukan merupakan salah satu spesifik penyakit . Ini adalah proses yang dapat
mempengaruhi setiap organ tubuh. Tubuh manusia yang sehat terdiri dari sel-sel yang tumbuh
normal yang melaksanakan proses kehidupan secara normal dan teratur. Sebuah sel hidup normal
dapat, karena alasan berbagai disayangkan, gilirannya yang abnormal atau kanker. Ini
mengalikan dalam tubuh cepat dan berlebihan, membentuk sekelompok sel pertumbuhan yang
tidak terkendali mengakibatkan pembengkakan. Kemudian sel-sel abnormal pecah dan
menyerang jaringan sekitar dan organ dan menghancurkan mereka. Dengan setiap pertumbuhan
sel sibuk, tidak terkendali dan teratur, energi tubuh yang disalahgunakan dan terbuang. Jika ini
terus berlanjut dicentang, kematian dapat terjadi.
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus adalah tanaman herbal yang tumbuh di Asia Timur
sebagai obat tradisional untuk memerangi kanker .
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus ekstrak dan herbal lainnya menggabungkan
membantu dalam detoksifikasi sistem darah. Typhonium Plus mengandung ribosom dalam
bertindak protein (RIP), anti oksidan, dan anti kurkumin. Sel bersama-sama dipicu pada
gilirannya menghasilkan mediator yang merangsang dan memperkuat sel-sel lain dari sistem
kekebalan tubuh untuk memerangi sel-sel kanker. Sejak pertumbuhan sel kanker adalah
reversibel diberikan stimulus kimia yang benar dan lingkungan, penjelasan ini tidak terlalu
mengada-ada.
Typhonium Plus merupakan kombinasi herbal selektif ekstrak yang dalam karya sinergi
Typhonium Flagelliforme penguatan / Keladi Tikus. Typhonium Plus Terdaftar POM TR 043 330
391 Departemen Kesehatan Indonesia
Penggunaan yang disarankan:
Stadium I - II, ambil 1 kapsul 2 kali sehari sebelum makan. Stadium III di atas, ambil 2
kapsul 2 kali sehari sebelum makan, atau seperti diarahkan oleh praktisi kesehatan.
Komposisi:
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus 80%, 10% Andrographis paniculata, Curcuma
zedoaria 10% (dalam ekstrak bentuk) Penyimpanan: . Simpan pada suhu kamar & jauh dari
anak Packing size: Packing dengan 20 kapsul.
Perhatian:
- Dua hari setelah mengkonsumsi Typhonium Ditambah , Anda mungkin merasa masalah perut,
diare sedikit, feses berubah menjadi hitam dan tubuh merasa kelelahan.
- Kadang-kadang pasien dapat muntah setelah konsumsi, jika ini terjadi gejala berhenti minum
kapsul, ketika Anda merasa lebih baik, Anda dapat melanjutkan mengambil kapsul tetapi
mengurangi dosis atau berkonsultasi dengan praktisi medis Anda.
- Wanita hamil tidak harus mengambil kapsul ini

b. Penatalaksanaan non farmakologi


1) Radio Therapy
Radio therapy dilakukan bila :
Tumor Inoperable, T3 atau lebih, N3, M0 M1
a) External X ray
dengan memasukkan jarum radium sel-sel carcinoma ikut masuk kedalam. Dapat digunakan
dengan cara lain yaitu : Penderita dinarcose, kemudian memasukkan polyethtylene catherter dan
melalui charteter ini dimasukkan benang yang diikat dengan radium maka radium ini akan
tersebar secara merata, bila sudah selesai benang ditarik keluar cara ini disebut application.
b) Radon seeds
Dengan biji-biji radon yang diletakkan sekitar cartinoma
1) Cytostatica theraphy :
Metotrexate (Mtx) dapat Mendepresi sum-sum tulang, ini dapat diatasi denganleokoporin.
Mempunyai akumulasi baik. Dapat dipakai untuk merubah T3 menjadi T2-T1.
2) Surgical/Hemiglosectomy (total glossectomy)
Dilakukan pengangkatan pada bagian yang diindikasi terkena carcinoma atau
hemiglosectomy atau total glossectomy apabila tumor cukup besar dan sudah bermetastase ke
daerah leher. Pada metastasenya dilakukan :
Pada N1 dan N2, dilakukan RND (Radical Neck Disection) yang diangkat
1) Kelenjar leher
2) Kelenjar sub madibula.
3) V. Jugularis interna.
4) Kelenjar supra ciavicularis Pada N3, dilakukan bilateral neck dissection.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. KASUS :
Dari Tn. R mengeluh nyeri pada bagian lidah dan merambat keleher, rahang dan
telinga sertanyeri yang menyebabkan sulit menelan. Setelah dilakukan pemeriksaan, pada lidah
klien terdapat warna merah, dan ada pembengkakan pada area leher. Pada saat berbicara, suara
Tn. R terdengaragak kurang jelas. Dan pada lidah Tn. R juga mengaku terdapat luka seperti
sariawan dan sudah 5 bulan tidak sembuh. Ada kemerahan pada lidah klien. Klien tampak
gelisah, meringis kesakitan. Dan klien juga tampak malu pada saat berkomunikasi pada perawat.
Tanda-tanda vital klien :
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit
Klien juga mengatakan, tidak nafsu makan. Hal ini disebabkan klien susah makan karena ada
luka dilidah klien, sehingga pada saat makan klien sakit untuk menelan makanan.
Berat badan klien sebelum sakit : 67 kg
Berat badan kien saak sakit : 59 kg
1. Pengkajian keperawatan
Meliputi penegkajian 11 pola gordon
A. Identitas klien
Nama : Tn. R
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : islam
Bangsa / Suku : melayu
Pendidikan : sma
Pekerjaan : swasta
Status Perkawinan : sudah menikah
Alamat : jalan panglima Aim no. 45

B. Riwayat kesehatan klien


1. Kesehatan masa lalu
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit ca lidah, hanya mengalami
sariawan yang cukup lama.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang ke Rumah Sakit dengan keluhan ada luka yang seperti sariawan dan sudah 5 bulan
tidak sembuh. nyeri pada bagian lidah dan merambat kelehar, rahang dan telinga serta nyeri
menelan yang menyebabkan sulit menelan.
C. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan kakeknya pernah mengalami penyakit yang sama 6 tahun yang lalu. Dan
kakeknya yang menderita penyakit tersebut sudah meninggal.
D. Struktur genogram/keluarga
X

Keterangan :
= laki-laki
X
= perempuan

= Kakek klien yang menderita penyakit ca lidah


= klien
------ = tinggal serumah
E. Data biologis
1. Pola nutrisi
A : BB klien sebelum sakit : 67 kg
BB klien saat sakit : 59 kg
TB klien : 180 cm

B : Hemoglobin : 15,8 mg/dL


Hematokrit : 45,7%
trombosit : 250.000trombosit/mikroliter.
C : Rambut klien bersih tampak hitam dan bersih, mukosa bibir klien tampak kering, kulit klien
bewarna putih dan tidak kering.klien terlihat sedikit kurus.
D : Sebelum sakit klien makan 3 kali sehari, sarapan pagi, makan siang dan makan malam dengan
1-2 piring sedang dalam sekali makan. klien makan nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, dan buah-
buahan. Dan Pada saat sakit klien Cuma makan 1 x sehari dan Cuma makan sepiring ukuran
sedang saja. Pada saat sakit klien Cuma makan 1 x sehari dan Cuma makan sepiring ukuran
sedang saja.
2. Pola minum
a. Sebelum sakit :
sebelum sakit klien minum 6 gelas sedang dalam sehari dengan ukurang gelas sedang (sekitar 1
liter/hari).
b. Saat sakit
Dan Pada saat sakit klien minum 4 gelas sehari dengan ukuarn sedang (sekitar 0,8 liter/hari).
3. Pola eliminasi
a. Buang air besar
1) Sebelum sakit
sebelum sakit klien BAB sebanyak satu kali dali sehari dan BAB klien sebelum sakit bewarna
kuning kecoklatan dan bentuknya padat.
2) Saat sakit
saat sakit klien bab sebanyak satu kali dan kadang tidak ada dalam satu hari dan BAB bewarna
kuning kecoklatan dan bentuknya padat.
b. Buang air kecil
1) Sebelum sakit
Sebelum sakit klien buang air kecil sebanyak 4 5 x sehari dengan warna urin klien putih
kekuning-kuningan (sekitar 15 cc/hari). Sedangkan Saat sakit
2) Saat sakit
Sebelum sakit klien buang air kecil sebanyak 4 5 x sehari dengan warna urin klien putih
kekuning-kuningan (sekitar 15 cc/hari). Sedangkan Saat sakit

4. Pola ostirahat dan tidur


a. Sebelum sakit
Sebelum sakit, klien beristirahat dengan baik, satu sari klien istirahat sebanyak 8 jam. Tidur
malam 6 jam, dan tidur siang 2 jam
b. Saat sakit
Pada saat sakit klien tidak bekerja sehingga sehari-hari klien hanya beristirahat dan tidur saja
5. Pola kebersihan
a. Sebelum sakit
Sebelum sakit Klien mandi 2 x sehari dan setiap mandi klien memakai sabun, shampo dan
menyikat giginya.
b. Saat sakit
Saaat sakit klien mandi 2 x sekali dan setiap mandi klien memakai sabun, dan shampo, tetapi
terkadang klien tidak menyikat giginya karena lidah klien yang nyeri.
6. Pola aktifitas dan istirahat
a. Sebelum sakit
Sebelum sakit klien mampu bekerja sebagai buruh jasa di perusahaan swasta dan klien istirahat
sebanyak 6-8 jam dalam sehari.
b. Saat sakit
Saat sakit klien tidak bekerja karena malu berinteraksi kapada orang lain, dan waktu untuk
bekerja digunakan klien untuk istirahat.
F. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Klien datang kerumah sakit dengan keadaan lelah, letih. Dan klien tampak gelisah
2. Kesadaran umum
Kesadaran umum klien kompos mentis
3. Tanda-tanda vital
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit
4. Berat badan dan tinggi badan klien
Berat badan klien : 59 kg
Tinggi klien : 180 cm
5. Kepala, leher dan aksila
Inspeksi : pada area kepala, leher dan aksila tidak terlihat lesi, tidak ada bentuk abnormal. Tetapi ada
pembengkakan pada area leher klien.
Palpasi : tidak teraba adanya pembengkakan pada area kepala dan aksila. Tetapi pada area leher teraba
adanya pembegkakan.
6. Mata
Inspeksi : sklera klien bewarna putih, konjungtiva bewarna putih, respons pupil normal, pada saat terkena
cahaya, pupilnya mengecil.
7. Telinga
Inspeksi : telinga kanan dan kiri klien simetris, serumen pada telinga klien tidak terlalu banyak.
Palpasi : klien tidak merasa nyeri pada saat dipalpasi.

8. Hidung
Inspeksi : bentuk hidung klien simetris. Tidak adanya folip, tidak adanya colulen.
Palpasi : klien tidak merasa nyeri pada saat dipalpasi.
9. Mulut dan lidah
Inspeksi : ada luka seperti sariawan. Ada kemerahan pada bagian lidah klien
Palpasi : klien merasa nyeri pada saat dipalpasi
10. Dada
a. Rongga thorax
Inspeksi : bentuknya simetris, naik turunnya dadakiri dan kanan sama
Palpasi : pengembangan dada kiri dan kanan sama, dan ictus cordis teraba di ic 3
Perkusi : terdengar bunyi resonan pada thorak klien, dan pada area jantung redup
Auskultasi : pada bagian jantung, bunyinya normal. Pada bagian paru-paru, bagian trakea terdengar bunyi
trokealis, pada bagian percabangan bronkus terdengar bunyi bronkovesikuler, pada bagian ujung
paru-paru terdengar bunyi vesikuler.
b. Payudara
Inspeksi : payudara kiri dan kanan simetris. Tidak terdapat lesi.
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan.
c. Abdomen
Inspeksi : tidak ada bentuk abnormal seperti lesi dan benjolan.
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan pada saat di palpasi pada 4 kuadran klien
Perkusi : pada perkusi abdomen klien terdengar bunyi timpani.
Auskultasi : bising usus klien 10 x/menit
d. Punggung
Inspeksi : tidak adanya betuk abnormal, seperti kifosis, lordosis dan lain-lain
e. Genetalia dan Rektum
Inspeksi : tidak terdapat lesi dan bentuk abnormal
11. Ekstremitas
a. Atas
Inspeksi : tidak adanya kelainan pada ekstremitas atas kanan maupun kiri klien, dan tidak terdapat lesi
maupun edema pada kulit klien.selain itu pergerakan ekstremitas atas klien baik.
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas kanan maupun kiri.
b. Bawah
Inspeksi : tidak adanya kelainan pada ekstremitas bawah kanan maupun kiri klien, dan tidak terdapat lesi
maupun edema pada kulit klien.selain itu pergerakan ekstremitas bawah klien baik.
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas kanan maupun kiri.
c. Kekuatan otot
5 5
5 5
G. Data psikologis
1. Status Emosi
Emosi klien dapat terkontrol dimana klien tidak emosi kepada orang sering mencemooh klien.
2. Konsep Diri
Klien seseorang yang sabar dan agak pemalu.
3. Gaya Komunikasi
Klien menggunakan bahasa melayu karena klien kurang lancar berbahsa indonesia
4. Pola Interaksi
Klien mudah berinteraksi dengan orang lain, tetapi karena klien menderita penyakit ca lidah,
klien sudah tidak pernah berinteraksi kepada orang lain selain dengan keluarga.
5. Pola Koping
Klien menyelesaikan masalahnya dengan hanya merenung dan melamun saja.
H. Data sosial
1. Pendidikan dan pekerjaan
Pendidikan terakhir klien adalah sekolah menegah atas (SMA). Pekerjaan klien sebagai buruh
jasa disalah satu perusahaan swasta di pontianak.

2. Hubungan sosial
Hubungan sosial klien sangat baik dan klien mengaku sering kerja bakti bersama warga dalam
satu RT klien.
3. Gaya hidup
Gaya hidup klien biasa-biasa saja, klien tidak hidup bermewah-mewahan, klien tidak suka pegi
ke diskotik dan tempat-tempat lain yang sejenis. Klien hanya kuat dalam merokok, dalam satu
hari klien beisa menghabiskan 1 bungkus rokok.
I. Data spiritual
1. Sebelum sakit
Sebelum sakit klien sholat lima waktu dan sering mengaji.
2. Saat sakit
Saat sakit kklien hanya sholat saja, klien mengaku jarang sekali klien mengaji lagi paling-paling
2 x dalam seminggu.
J. Data penunjang
sel darah merah : 5,7 juta sel/mikroliter
sel darah putih : 6.000 sel/mikroliter.
Hemoglobin : 15,8 mg/dL
Hematokrit : 45,7%
trombosit : 250.000trombosit/mikroliter.
K. Pengobatan
Pengobatan yang digunkan adalah menggunakan obat Typhonium Plus.

2. Analisa data
n Tangga Data Etiologi Masalah
o l dan senjang
waktu
1 23 Ds : Proses Nyeri akut
. novem - Klien penyakit
ber mengeluh
20011 nyeri pada
09.00 bagian
WIB lidah dan
merambat
keleher,
rahang dan
telinga.
- Klien
mengaku
terdapat
luka
seperti
sariawan
dan sudah
5 bulan
tidak
sembuh.
P : nyeri karena
ada luka di
lidah
Q : nyeri
seperti
terbakar
R : di
lidah
S : skala 5
T : wakt
u
datangnya
sakit
kadang-
kadang
Do :
- Klien
tampak
meringis
kesakitan
- Klien
tampak
gelisah
- TTV :
N :
85 x/menit
S :
37,5 C
TD :
130/90
mmhg
RR :
26 x/menit

2 23 Ds : ketidakma Ketidakseimb
. novem - Klien mpuan angan nutrisi
ber mengataka menelan kurang dari
20011 n tidak ada makanan kebutuhan
09.30 nafsu tubuh
WIB makan
Do :
- Terdapat
pembengk
akan pada
area leher.
- klien
tampak
pucat
- klien
tampak
lemah
BB klien
sebelum
sakit 67 kg
BB kien
saak
sakit : 59
kg
3 23 Ds : penyakit Risiko infeksi
. novem - Klien men kronis
ber geluh
20011 nyeri pada
10.00 bagian
WIB lidah dan
merambat
keleher,
rahang dan
telingasert
a nyeri
yang
menyebab
kan sulit
menelan.
Ds :
- Terdapat
warna
merah
pada lidah
klien
- Terdapat
ulkus
padalidah
klien

3. Diagnosa keperawatan
Diagnosa perioritas 1
Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit yang ditandai dengan :
Ds : - Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan merambat keleher, rahang dan telinga.
- Klien mengaku terdapat luka seperti sariawan dan sudah 5 bulan tidak sembuh.
- P : nyeri karena ada luka di lidah
- Q : nyeri seperti terbakar
- R : di lidah
- S : skala 5
- T : waktu datangnya sakit kadang-kadang
Do : - Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak gelisah
- TTV
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit
Diagnosa perioritas 2
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denganketidakmampuan
menelan makanan yang ditandai dengan :
Ds :
- Klien mengatakan tidak ada nafsu makan.
Do :
- klien tampak pucat
- klien tampak lemah
- Terdapat pembengkakan pada area leher.
- BB klien sebelum sakit 67 kg
- BB kien saak sakit : 59 kg
Diagnosa perioritas 3
Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis yang ditandai dengan :
Ds :
- Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan merambat keleher, rahang dan telinga serta nyeri
yang menyebabkan sulit menelan.
Do :
- Terdapat ulkus pada lidah klien
- Ada kemerahan pada lidah klien
4. Perencanaan keperawatan
N Diagnosa Tujuan da Interven Rasional
o keperawata KH si
. n
1 Nyeri akut Setelah 1. Tentuka Memberik
. yang dilakukan n an data
berhubunga tindakankep riwayat dasar
n erawatan 1x nyeri, untuk
denganpros 24 jam nyeri misalnya mengevalu
es pada klien lokasi asi
penyakit ya hilang nyeri, keluhan
ng ditandai ataupun frekuens dari klien.
dengan : berkurangdit i, durasi,
Ds : andai dan
- Klien dengan intensita
mengeluh kriteria hasil s (skala
nyeri pada : 0-10),
bagian - Klien dan
lidah dan mengatakan tindakan Memungki
merambat tidak ada penghila nkan
keleher, nyeri atau ngan pasien
rahang dan nyerinya yang untuk
telinga. berkurangda dilakuka berpartisip
- Klien ri skala 5 n. asi secara
mengaku menjadi 2. Dorong aktif dan
terdapat 3,2,1 dan 0. penggun meningkat
luka seperti- Klien aan kan rasa
sariawan tampak keteram kontrol
dan sudah rileks. pilan dalam
5 bulan- TTv klien manajem menghilan
tidak dalm batas en nyari gkan rasa
sembuh. normal (misalny nyeri yang
P : nyeriN : 70 x/menit a teknik dirasa.
karena adaS : 37 C relaksasi
luka diTD : 120/80 ,
lidah mmhg visualisa
Q : nyeriRR : 18 si,
seperti x/menit bimbing
terbakar - an Pada saat
R : di imajinasi klien nyeri
lidah ), dan dan tidak
S : skala 5 mendeng ada
T : waktu arkan perawat
datangnya music atau
sakit untuk petugas
kadang- pengalih lainnya,
kadang an nyeri. klien bisa
Do : 3. Ajarkan melakukan
- Klien klien tindakan
tampak teknik untuk
meringis k relaksasi menguran
esakitan , gi rasa
- Klien visualisa nyeri yang
tampak si,bimbi diderita
gelisah ngan klien.
- TTV imajinasi Untuk
N : 85 . menghilan
x/menit 4. Berikan gkan rasa
S : analgesi sakit yang
37,5 C c sesuai diderita
TD : indikasi. klien
130/90
mmhg
RR : 26
x/menit

2 Ketidaksei Setelah 1. Pantau Mengident


. mbangan dilakukan masukan ifikasi
nutrisi tindakankep makanan kekuatan
kurang dari erawatan 3 x setiap atau
kebutuhan 24 jam klien hari. defisiensi
tubuhberhu status nutrisi nutrisi.
bungan yang 2. Ukur
denganketi adekuat yan tinggi
dakmampu g dan berat Membantu
badan dalam
an menelan ditandai Den mengident
makanan y gan criteria klien.
ifikasi
ang hasil :
ditandai - Nafsu 3. Anjurka malnutrisi
dengan : makan klien n dan protein-
Ds : bertambah jelaskan kalori.
pasien Kebutuhan
Klien - Klien tidak jaringan
mengataka tampak untuk
makan metabolik
n tidak ada pucat ditingkatk
nafsu - Berat badan diet
tinggi an begitu
makan. klien normal juga cairan
Do : atau kalori
kaya (untuk
klien klembali menghilan
tampak keberat nutrien,
dengan gkan prod
pucat badan yang
klien semula masukan uk sisa)
tampak cairan
lemah adekuat.
- Terdapat 4. Berikan
pembengka obat Mempeng
kan pada sesui aruhi
area leher. indikasi dalam
BB klien penambah
sebelum an nafsu
sakit 67 kg makan
BB kien klien
saak sakit :
59 kg
-
3 Risiko Setelah 1. Kaji Pengenala
. infeksi dilakukan pada n dini dan
berhubunga tindakan lidah intervensi
n dengan keperawatan klien segera
penyakit selama 1 x terhadap dapat
kronis yang 24 jam tidak tanda mencegah
ditandai terdapat dan progesi
dengan : tanda dan gejala pada
Ds : gejala infeksi situasi
Klien men infeksi yang secara yang lebih
geluh nyeri ditandai Den kontinu. serius.
pada gan criteria
bagian hasil : 2. Tekanka
n Terjadi
lidah dan- Klien stomatitis
merambat mengatakan pentingn
ya meningkat
keleher, tidak ada kan risiko
rahang dan nyeri atau hygiene
oral terhadap
telinga sert nyerinya infeksi
a nyeri berkurangda yang
yang ri skala 5 baik
menyebabk menjadi 3. Ajarkan Supaya
an sulit 3,2,1 dan 0. cara infeksi
menelan. - Ulkus atau membrsi tidak
Do : luka pada hkan meluas
Terdapat lidah klien lidah Digunakan
ulkus pada menghilang 4. Berikan untuk
lidah klien - Kemerahan antibioti mengidetif
Ada pada lidah c sesuai ikasi
kemerahan klien sudah indikasi infeksi
pada lidah tidak ada.
atau
klien
diberikan
secara
profilaktik
pada
pasien
imunosupr
esi.

5. Implementasi keperawatan
No. dx Tgl, waktu & jam Implementasi keperawatan paraf
1. 23 november 2011
R : - Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan
Rabu merambat keleher, rahang dan telinga.
09.00 09.45 - Klien mengaku terdapat luka seperti
sariawan dan sudah 5 bulan tidak sembuh.
- P : nyeri karena ada luka di lidah
- Q : nyeri seperti terbakar
- R : di lidah
- S : skala 5
- T : waktu datangnya sakit kadang-kadang
H : - Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak gelisah
- TTV
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit

2. 09.45 10.00 R : Klien mengatakan tidak ada nafsu makan.


H : - klien tampak pucat
- klien tampak lemah
- Terdapat pembengkakan pada area leher.
- BB klien sebelum sakit 67 kg
- BB kien saak sakit : 59 kg

3. 10.00 10.15 R : Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan


merambat keleher, rahang dan
telinga serta nyeri yang menyebabkan sulit
menelan.
H : - Terdapat ulkus pada lidah klien
- Ada kemerahan pada lidah klien

1. 10.15 10.30 Menegajarkan teknik imajinasi


R : - klien mengatakan nyeri pada lidah
sudah agak berkurang.
- Renpons nyeri :
P : nyeri karena ada luka di lidah
Q : nyeri seperti terbakar
R : di lidah
S : skala 3
T : waktu datangnya sakit kadang-kadang.
H : - Klien tampak rileks
TTV klien
N : 75 x/menit
S : 37 C
TD : 120/80 mmhg
RR : 17 x/menit
2. 10.30 10.45 Memberikan klien makan dan cairan yang
cukup.
R : - klien mengatakan klien sudah tidak lemah
lagi
- Nafsu makan kien bertambah
H : - klien tidak tampak pucat
- Klien tidak lemah
- Berat badan klien normal atau klembali
keberat badan yang semula
3. 10.45 11.00 Memberi klien obat anti biotik
R : - klien mengatakan nyeri klien sudah
berkurang
H : - luka klien sudah berkurang
- Kemerahan pada lidah klien berkurang

6. Evaluasi keperawatan
No. dx Tgl, waktu & jam Evaluasi keperawatan paraf
1. 23 november 2011 - klien mengatakan nyeri pada lidah klien
Rabu berkurang dari 5 menjadi 3.
09.00 11.00 - P : nyeri karena ada luka di lidah
- Q : nyeri seperti terbakar
- R : di lidah
- S : skala 3
- T : waktu datangnya sakit kadang-kadang
O : - Klien tampak rileks.
TTV klien dalam batas normal
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit
A : masalah nyeri teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
1) Kaji respons nyeri
2) Berikan teknik imajinasi
3) Ajarkan klien teknik relaksasi,
visualisasi,bimbingan imajinasi.
4) Kolaborasi dengan dokter berupa
pemberian obat

2. 23 november 2011
S : - klien mengatakan klien sudah tidak lemah
Rabu lagi
09.00 11.00 - Nafsu makan kien bertambah
: - klien tidak tampak pucat
- Klien tidak lemah
- Berat badan klien normal atau klembali
keberat badan yang semula
A : masalah nutri teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
1) Pantau masukan makanan setiap hari.
2) Ukur tinggi dan berat badan klien.
3) Anjurkan dan jelaskan pasien untuk makan
diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan
masukan cairan adekuat.
4) Berikan obat sesui indikasi

3. 23 november 2011 - klien mengatakan nyeri klien sudah


Rabu berkurang
09.00 11.00 O : - luka klien sudah berkurang sedikit
- Kemerahan pada lidah klien berkurang
sedikit
A : masalah infeksi teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
1) Kaji pada lidah klien terhadap tanda dan
gejala infeksi secara kontinu.
2) Tekankan pentingnya hygiene oral yang baik
3) Ajarkan cara membrsihkan lidah
4) Berikan antibiotic sesuai indikasi

ASUHAN KEPERAWATAN Ca. LIDAH

1. Pengertian :

Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadididasar mulut, kadang-kadang meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de Velde,1999).

1. Etiologi

2. Faktor herediter.

3. Faktor non herediter:

1) Faktor fisik (sinar ultraviolet).

2) Faktor biologik (Virus, parasit, bakteri).

3) Faktor karsinogenik

III.Klasifikasi Tumor :

1 Tumor Primer (T)

1. TIS : Karsinoma in Situ

2. T1 : Tumor kurang dari 2 Cm.

3. T2 : Tumor lebih dari 2 Cm


4. T3 : Tumor lebih dari 4 Cm.

5. T4 : Perluasan berat disekelilingnya.

2. Pembesaran Kelejnjar Limfe (N) :

1. No : Tidak teraba kelenjar limfe

2. N1 : Kelenjar limfe homolateral tidak terfiksasi

3. N2 : Kelenjar limfe bilateral atau kontraleteral tidak terfiksasi

4. N3 : Kelenjar limfe terfiksasi

5. N4 : Pembesaran kelenjar limfe tidak dapat dikaji karena perluasan yang berat.

3. Metastase (M)

1. Mo : Tidak terdapat metastase

2. M1 : Metastase ke kenjar limfe dan daerah disekitarnya.

3. M2 : Metasyase dengan perluasan, sulit untuk dideteksi.

1. Patobiologis

Faktor herediter / Karsinogenik

Tumor jinak/Tumor ganas

Tumbuh terus menerus

Medesak/merusak sel normal Nyeri

Pertumbuhan sel terganggu dan suplai nutrisi sel terganggu


Sel-sel mengalami nekrosis

Pertumbuhan sel-sel ganas bertambah dan meluas invasi kejaringan lain

Gangguan metabolisme oksigen, nutrisi

Asam laktat meningkat, Ph menurun

Produksi zat kimia meningkat ( Bradikinin,Histamin, enzim proteolitik) timbul nyeri

Hypopise mengeluarkan ACTH mempengaruhi kelenjar adrenal produksi cortisol meningkat

Mempengaruhi imunosupresor sehingga kekebalan menurun

(Resiko tinggi terjadi infeksi)

1. Diagnostik

1. Rongen Foto

2. Pemeriksaan histopatologik

3. Biopsi

4. Terapi pembedahan

1. Penatalaksanaan

1. Karsinoma lidah yangkecil ( T1-T2 ) dapat disembuhkan

2. Untuk Karsinoma lidah yang sudah besar (T3-T4) ditambahnya metastasetulang dan kelenjar leher dipilih terapi kombinasi yaitu radioterapi dan pembedahan).
Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Data Subjektif :

a) Pembekakan

b) Nyeri pada lidah

c) Warna putih/merah pada lidah.

d) Nyeri yang menyebar keleher,rahang atau telinga.

e) Pembekakan kelenjar dileher

f) Rasa nyeri dan terganjal waktu menelan

g) Terjadi penrunan BB

h) Produksi kelenjar ludah meningkat

i) Suara bicara tidak jelas

Data Objektif :

a). Anaemi, hipoalbumin,hiponatremia,hiperkalsemia,

b) terdapat ulkus pada lidahPembekakan pada kelenjar leher

1. Diagnosa yangmungkin timbul :

ANALISA DATA

DATA PENYEBAB MASALAH

S : Kesulitan menelan Massa tumor dirongga mulut Resiko tinggi kurang nutrisi dari kebutuhan tubuh

O : Ada massa tumor pada lidah

Air liur banyak Intake nutrisi kurang

S: Mobilitas lidah menurun Gangguan komunikasi verbal

O : Suara bicara tidak jelas

Pengaturan vokal tidak berfungsi

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


No Diagnosa Tujuan/kriteria Tindakan Rasional

1 Resiko tinggi kurang nutrisi Resti tidak terjadi Kaji makanan kesukaan pasien Memberikan dorongan supaya pasien mau
dari kebutuhan tubuh b/d makan
ada massa tumor pada
Kriteria :
rongga mulut
Memudahkan pasien menelan secara sedikit-
sedikit
Porsi makan dihabiskan Berikan makanan dalam bentuk cair

Menilai pemenuhan kebutuhan gizi tubuh

Berat badan Kaji porsi makan yang dihabiskan

Evaluasi perkembangan kes.


stabil

Timbang berat badan

2 Gangguan komunikasi Komunikasi verbal tidak Ajak bicara pelan-pelan Fungsi mobilitas lidah teratur.
verbal terganggu

Kriteria :

Suara /vokal jelas.

Iklan

You might also like