Professional Documents
Culture Documents
Percobaan ke-2 :
IDENTIFIKASI REAKSI-REAKSI DASAR PADA SENYAWA ANORGANIK
Oleh:
Sanusi (1147040070)
Nurul Khotimah (1147040054)
Nurul Tafiani (1147040055)
Restiani Alia Pratiwi (11470400)
Siti Fajri Nurramdani (1147040071)
Siti Hani Pratiwi (1147040072)
Yusi Rahmawati (11470400)
KIMIA V B
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016
A. Tujuan Percobaan
1. Mengidentifikasi reaksi asam basa dan metatesis antara HCl dengan NaOH ,
Na2CO3 dengan HCl, NH3 dengan CH3COOH, dan Na2CO3 dengan CaCl2.
2. Mengidentifikasi reaksi redoks antara H2SO4 dengan paku besi, dan AgNO3
dengan NaCl.
3. Mengidentifikasi reaksi senyawa kompleks dan substitusi ligan antara FeCl3
dengan amonia dan EDTA, dan CaCl2 dengan NH3 dan EDTA.
4. Mengidentifikasi reaksi katalisis antara besi(III)klorida dengan natrium tiosulfat
dengan penambahan katalis garam logam.
B. Dasar Teori
Reaksi kimia adalah perubahan yang terjadi pada suatu campuran
atau reaksi antara dua zat atau lebih yang menghasilkan produk reaksi.
Reaksi kimia juga dapat didefinisikan sebagai interaksi antara dua zat
atau lebih yang melibatkan terbentuknya atau terputusnya ikatan kimia
(Chang, 2005).
Reaksi kimia dapat diamati dari perubahan yang terjadi, misalnya
perubahan warna, perubahan wujud, dan utama adalah perubahan zat
yang disertai dengan perubuhan energi dalam bentuk kalor. Reaksi kimia
merupakan kunci utama ilmu kimia. Dengan mereaksikan suatu zat berarti
kita mengubah zat itu menjadi zat lain, baik sifat maupun wujudnya
(Sunarya, 2010).
Beberapa jenis reaksi yang terjadi pada zat anorganik, yaitu :
1. Reaksi Asam Basa
Reaksi asam basa atau netralisasi adalah reaksi penggaraman
dimana perbandingan mol antara asam dan basa sama maka sifat asam
dan sifat basa saling meniadakan. Pada reaksi netralisasi jika larutan
asam dan larutan basa dalam jumlah yang ekuivalen, maka akan
dihasilkan suatu larutan bersifat netral (pH = 7). Adapun reaksi yang
terjadi yaitu :
OH- + H+ H2O
Reaksi di atas menunjukan bahwa 1 mol H + dinetralkan oleh 1 mol
OH-. Pada reaksi bivelen (bervalensi 2) dengan basa monovalen maka 1
mol asam akan menetralkan 2 mol basa (Fessenden, 1982).
2. Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang mengakibatkan dua unsur yang
mengalami perubahan bilangan oksidasi. Unsur yang ,mengalami
kenaikan bilangan oksidasi disebut teroksidasi, sedangkan yang
mengalami penurunan bilangan oksidasi disebut tereduksi (Svehla, 1985).
- Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu
elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu
unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih
positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron,
dan dalam proses itu zat tersebut mengalami reduksi.
- Reduksi adalah suatu proses yang melibatkan diperolehnya satu
elektron atau lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur
direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang
positif). Jadi suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron,
dalam proses itu zat tersebut mengalami oksidasi.
3. Reaksi Metatesis (Pertukaran Pasangan)
Reaksi metatesis adalah reaksi pertukaran ion dari dua buah
elektrolit pembentuk garam, terdapat tiga jenis reaksi penggaraman yang
mungkin yaitu : garam LA dengan garam BX, garam BX dengan asam HA,
dan garam LA dengan basa BOH. Reaksi metatesis disebut juga reaksi
perpindahan rangkap menyangkut suatu larutan dan pertukaran dari
kation dan anionnya. Adapun pendukunung dalam reaksi metatesis adalah
berupa terbentuknya endapan, gas, dan elektrolit lemah. Tak hanya
endapan garam, bila larutan-larutan pereaksi dicampurlan tergantung dari
konsentrasi ion pembentuk garam tersebut. Reaksi metatesis bercirikan
adanya pertukaran dari bagian molekul diantara dua reaktan (Kuchel,
2006).
Reaksi ini secara umum dapat dituliskan sebagai berikut :
AB + CD AD + CB
Reaksi metatesis dapat terjadi jika AD dan CB memenuhi paling tidak satu
kriteria berikut (Underwood, 2002) :
- Sukar larut dalam air (mengendap)
- Senyawa tidak stabil
- Sifat elektrolitnya lebih lemah daripada AB dan CD
4. Reaksi katalisis.
Mula-mula, pada selembar kertas digambar tanda yang disesuaikan dengan
ukuran gelas ukur yang digunakan. Lalu ditempatkan gelas ukur 50 mL tepat berada di atas
tanda tersebut. Kemudian gelas ukur diisi dengan larutan Na2S2O3 0.5 M sebanyak 15 mL.
Pada gelas ukur yang lain, disiapkan larutan FeCl3 0.5 M sebanyak 15 mL. Lalu larutan FeCl3
dicampurkan ke gelas ukur pertama yang berisi larutan Na 2S2O3. Kemudian dihitung waktu
yang dibutuhkan hingga tanda pertama kali terlihat kembali. Setelah itu, percobaan
kembali dilakukan namun dengan penambahan katalis pada larutan FeCl 3 yang digunakan
sebanyak 1 tetes. Katalis-katalis tersebut adalah FeCl3, FeSO4, dan CuSO4. Kemudian
dibandingkan waktu yang diperlukan antara reaksi yang tanpa menggunakan katalis, dan
reaksi-reaksi yang ditambahkan katalis.
D. Hasil engamatan
1. Reaksi asam-basa dan metafisis
Perlakuan Hasil pengamatan
1 mL HCl 6 N Larutan tidak berwarna
+ 1 mL NaOH 6 N NaOH : tidak berwarna
Campuran : Tidak berwarna
Diuapkan sampai kering Larutan tidak mengalami perubahan
warna, terdapat endapan putih.
Suhu awal : 28C
Suhu akhir : 110C
2. Reaksi Redoks
Perlakuan Hasil Pengamatan
2 mL H2SO4 1 M Larutan tidak berwarna
+ paku besi Terbentuk gelembung disekitar
permukaan paku.
Terjadi reaksi oksidasi
Tabel pengamatan
1. Reaksi asam-basa
Campuran Suhu awal Suhu akhir
HCl + NaOH 28C 110C
Na2CO3 + HCl 30C 96C
NH3 + CH3COOH 30C 94C
Na2CO3 + CaCL2 30C 95C
2. Reaksi Katalisis
Campuran Katalis
Tanpa katalis FeCl3 FeSO4 CuSO4
Na2S2O3 + FeCl3 43.98 detik 29.18 detik 28.10 detik 2.88 detik
PERHITUNGAN DAN PERSAMAAN REAKSI
a. Perhitungan
1. Pembuatan FeCl3 0,5 M sebanyak 250 ml
M . Mr . V
massa=
1000
g
0,5 M .162,2 . 250 ml
mol
massa= =20,275 gram
1000
b. Persamaan Reaksi
1. Reaksi Asam Basa dan Metatesis
- HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
- Na2CO3 (aq) + 2HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
- NH3 (aq) + CH3COOH (aq) NH4+ (aq) + CH3COO- (aq)
- Na2CO3 (aq) + CaCl2 (aq) CaCO3 (aq) + 2NaCl (aq)
2. Reaksi Redoks
- 2Fe (s) + 3H2SO4 (aq) Fe2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)
- AgNO3 (aq) + NaCl (aq) AgCl (s) + NaNO3 (aq)
Ag (s) Ag+ (s) + e-
3. Reaksi Pembentukan Kompleks dan Substitusi Ligan
Reaksi pembentukan kompleks
- FeCl3 (aq) + 6H2O (l) [Fe(H2O)6]3+(aq) + 3Cl-(aq)
- CaCl2 (aq) + 6H2O (l) [Ca(H2O)6]2+(aq) + 2Cl-(aq)
Reaksi substitusi ligan
- [Fe(H2O)6]3+(aq) + 6NH3 (aq) [Fe(NH3)6]3+(aq) + 6H2O (l)
- [Fe(NH3)6]3+(aq) + 3EDTA (aq) [Fe(EDTA)3]3+(aq) + 6NH3
(aq)
- [Fe(H2O)6]3+(aq) + EDTA (aq) [Fe(EDTA)3]3+(aq) + 6H2O
(l)
- [Fe(EDTA)3]3+(aq) + 6NH3 (aq) [Fe(NH3)6]3+(aq) + 3EDTA
(aq)
- [Ca(H2O)6]2+(aq) + 6NH3 (aq) [Ca(NH3)6]2+(aq) + 6H2O
(l)
4. Reaksi Katalisis
- Na2S2O3 (aq) + 2FeCl3 (aq) 6NaCl (aq) + Fe2(S2O3)3 (aq)
- Na2S2O3 (aq) + 2FeCl3 (aq) FeCl
3 6NaCl (aq) + Fe2(S2O3)3 (aq)
Kesimpulan.
Setelah melakukan praktikum ini, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Reaksi asam-basa dan metatesis dikendalikan secara termokimia. Dimana reaksi
antara HCl dan NaOH merupakan reaksi asam-basa karena menghasilkan garam NaCl
dan air, sedangkan reaksi Na2CO3 dengan NaCl, amoniak dengan asam asetat, dan
Na2CO3 dengan CaCl2 merupakan reaksi metatesis karena terjadi pertukaran antara
kation dengan anionnya.
2. Reaksi redoks dikendalikan secara termokimia. Reaksi antara H 2SO4 dengan paku
mengalami reaksi oksidasi dengan H2SO4 sebagai oksidatornya, sedangkan pada
reaksi antara AgNO3 dengan NaCl terjadi reaksi reduiksi dengan sinar matahari
sebagai reduktornya.
3. Reaksi pembentukan kompleks dan substitusi ligan dikendalikan secara kinetika.
Reaksi kompleksometri hanya terjadi pada ion Fe karena merupakan logam transisi,
sedangkan pada ion Ca tidak terjadi reaksi kompleksometri karena bukan logam
transisi yang ditandai dengan tidak terbentuknya larutan kompleks berwarna.
4. Reaksi katalisis dikendalikan secara kinetika. Penambahan katalis dapat mempercepat
reaksi antara Na2S2O3 dengan FeCl3. Katalis tersebut secara berturut-turut adalah
FeCl3, FeSO4, dan CuSO4.
DAFTAR PUSTAKA