You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM PENCEMARAN LINGKUNGAN

INDIKATOR FISIKA, KIMIA, DAN BIOLOGI PENCEMARAN AIR

Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Pencemaran Lingkungan


Yang dibimbing oleh Ibu Frida Kunti Setiowati

Disusun oleh kelompok 6 / Offering GHK 2015:

1. Achmad Makin Amin (150342604504)


2. Dewi Sekar Miasih (150342606610)
3. Tita Putri Milasari (150342601163)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2017
INDIKATOR FISIKA, KIMIA, DAN BIOLOGI PENCEMARAN AIR
Achmad Makin Amin, Dewi Sekar Miasih, Tita Putri Milasari

Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang

achmad.makin.97@gmail.com

Abstrak: Air merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari, tanpa air
kehidupan tidak mungkin berlanjut. Peningkatan jumlah penduduk yang meningkat, dapat
menyebabkan peningkatan permintaan air bersih, serta peningkatan pencemaran air. Sample
yang diambil, yaitu Sungai Sukun yang diukur kondisi airnya dengan acuan indikator fisika
(Kekeruhan dan suhu air), indikator kimia (pH dan DO (Dissolved Oxygen) atau kadar
oksigen terlarut), dan indikator biologis. Hasil menunjukkan Kondisi air Sungai Sukun Sukun
Kab. malang dari hulu hingga hilir berpotensi tercemar, dengan pH 7,84 dikisaran normal,
tetapi mendekati basa, suhu : 25,8C dikisaran normal, DO (Dissolved Oxygen) : 2,7 mg/L
dikisaran normal tetapi sangat rendah, kekeruhan : 66 NTU dikisaran kekeruhan sangat
tinggi, dan ornisme hidup yang dapat ditemui adalah ikan gatul, serangga air, capung, cacing
tanah.

Kata kunci: Derajat keasaman (pH), DO (Dissolved Oxygen), Kekeruhan, Suhu, Organisme.

Abstract: Water is one of the major needs in everyday life, without water life is not likely to
continue. Increasing the number of people increases, may lead to increased demand for clean
water, as well as increased water pollution. Samples taken, the River Sukun measured water
conditions, by reference to physical indicators (turbidity and water temperature), chemical
indicator (pH and Dissolved Oxygen (DO)), and biological parameters. The results showed
the river water conditions Sukun Sukun Kab. poor from upstream to downstream potentially
contaminated, with the range of normal pH 7.84, but approached the base, temperature:
25,8C the range of normal, DO (Dissolved Oxygen): 2.7 mg / L the range of normal, but
very low, turbidity: 66 NTU dikisaran turbidity is very high, and ornisme life that can be
found is gatul fish, aquatic insects, dragonflies, earthworms.

Keywords: Degree of acidity (pH), Dissolved Oxygen (DO), turbidity, temperature,


organisms.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari, tanpa air
kehidupan tidak mungkin berlanjut. Air memiliki fungsi yang tidak dapat digantikan dengan
benda lainnya, sedangkan sungai merupakan sumber air yang sangat penting dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat. Peningkatan jumlah penduduk yang meningkat, dapat
menyebabkan peningkatan permintaan air bersih, serta peningkatan pencemaran air yang
akan berujung pada meningkatnya resiko lingkungan sekitar bagi makhluk hidup lain.
Perubahan baik dari segi kualitas atau kuantitas air dan beberapa bencana lingkungan lain
dapat menyebabkan tegangan dan kesulitan dalam daerah aliran sungai di berbagai belahan
bumi (Gusmaweti, dan Deswanti, L., 2015).
Dalam sistem daerah aliran sungai, sungai yang berfungsi sebagai wadah pengaliran
air selalu berada di posisi paling rendah pada permukaan bumi, sehingga kondisi sungai tidak
dapat dipisahkan dari kondisi daerah aliran sungai. Perubahan kondisi kualitas air pada aliran
sungai merupakan dampak dari buangan dari penggunaan bahan-bahan baik organik atau
anorganik oleh manusia (Ahmed et al., 2005). Pada umumnya, sungai dapat dijumpai di
setiap tempat dengan ukuran dan warna air yang berbeda-beda. Di Indonesia, sungai banyak
di manfaatkan untuk memenuhi keperluan sehari-hari, baik untuk transportasi, MCK (Mandi,
Cuci, dan Kakus) dan sebagainya. Bahkan di wilayah-wilayah tertentu, sungai dapat
digunakan untuk menunjang kebutuhan makan dan minum. Sungai merupakan sumber air
bagi masyarakat yang banyak dimanfaatkan untuk berbagi keperluan, seperti halnya berbagai
aktivitas dalam memenuhi kebutuhan hidup yang berasal, baik dari kegiatan industri, rumah
tangga, perikanan, dan pertanian, dimana berbagai aktivitas tersebut akan menghasilkan
limbah yang memberikan sumbangan berupa limbah dan hal tersebut dapat menurunkan
kualitas air sungai (Wardhana, 2004).
Sungai sebagai aliran air sangat berperan penting dalam berbagai kehidupan, baik
untuk manusia maupun makhluk hidup yang lain, sungai dapat berfungsi sebagai habitat
berbagai organisme air, sumber air dan lain sebagainya. Sungai merupakan suatu wilayah
ekosistem terbuka yang akan selalu mendapat buangan limbah dari berbagai aktivitas
masyarakat. Limbah yang masuk kedalam sungai dapat menyebabkan terjadinya perubahan
faktor fisika, kimia, dan biologis yang akan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas air
dan berdampak negatif bagi organisme air yang hidup didalamnya.

Daerah malang raya banyak dilalui berbagai sungai besar, dimana banyak sungai
tersebut yang tercemar oleh limbah domestik maupun industri. Salah satu sungai yang
diambil sample yaitu aliran Sungai Sukun, di daerah Kebon Agung, Kab. Malang. Sungai
Sukun ini diukur kondisi airnya dengan acuan indikator fisika (Kekeruhan dan suhu air),
indikator kimia (pH dan DO (Dissolved Oxygen) atau kadar oksigen terlarut), dan indikator
biologis.

Rumusan Masalah
Penulisan Laporan Praktikum ini memiliki rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana kondisi air sungai sukun di Kab. Malang yang dinilai berdasar indikator
fisika (Kekeruhan air dan suhu) ?
2. Bagaimana kondisi air sungai sukun di Kab. Malang yang dinilai berdasar indikator
kimia (DO (Dissolved Oxygen) atau kadar oksigen terlarut dan pH) ?
3. Bagaimana kondisi air sungai sukun di Kab. Malang yang dinilai berdasar indikator
biologis ?

Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari laporan praktikum ini, yaitu bisa digunakan sebagai
informasi mengenai keadaan air Sungai Sukun, di daerah Kebon Agung, Kab. Malang secara
fisika, kimia, dan biologis.
METODE

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field experiment) yang dilakukan dengan
cara terjun langsung ke lapangan untuk meneliti tingkat DO, suhu, pH, salinitas suatu
perairan serta mrupakan penelitian laborarium untuk meneliti hewan yang terdapat diperairan
tersebut, yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui tingkat pencemaran pada
suatu perairan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 4 Februari 2017, di Sungai Sukun
daerah Kebon Agung Kabupaten Malang dan pada tanggal 6 Februari 2017 di laboratorium
Biologi UM. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengamatan
langsung dengan cara melihat hewan yang ada diperairan secara langsung dan dengan
menggunakan mikroskop serta pengukuran DO, suhu, salinitas serta ph pada air Sungai
Sukun di Daerah Kebon Agung dengan menggunakan suatu alat. Alat dan bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah DO meter, ph meter, turbiditimeter, lup, mikroskop,
cawan petri, pipet tetes, serta air sungai.
Prosedur dalam penelitian identifikasi tingkat perairan pada Sungai Sukun di Daerah
Kebon Agung ini saat berada di lapangan dilakukan dengan menggunakan alat DO Meter, pH
Meter dan Turbiditimeter. DO Meter digunakan untuk mengukur DO, suhu serta kelembapan
air sungai, caranya adalah membuka tutup slot, kemudian memasukkan slot kedalam lubang
dalam alat dengan menyesaikan tanda panah slot dengan tanda panah pada alat kemudian alat
dinyalakan dengan cara menekan tombol power, dikalibrasi dulu dengan mencelupkan alat
pada akuades, selanjutnya alat dimasukkan kedalam air sungai, dan dilihat skala yang
ditunjuk skala yang ditunjuk dengan satuan persen merupakan hasil pengukuran kelembapan,
untuk pengukuran tingkat DO air, saklar pada alat dipindah ke mg/l kemudian dilihat lagi
skala yang ditunjukkan oleh alat. Pengukuran pH dan suhu air dengan menggunakan pH
meter dilakukan dengan cara membuka slot terlebih dahulu, kemudian memasukkan slot pada
alat, selanjutnya menekan tombol power pada alat lalu alat dikalibrasi dengan cara
memasukkannya pada akuades, alat selanjutnya dimasukkan kedalam air sungai untuk
mengukur pH dan salinitas air sungai, setelah alat menunjukkan skala tertentu ditekan tombol
hold untuk mengunci skala yang tertera pada alat, lalu ditulis hasil yang telah diperoleh.
Untuk pengukuran tingkat salinitas air menggunakan Turbiditimeter dilakukan dengan cara
memasukkan slot terlebih dahulu ke alat, kemudian menekan tombol power lalu alat
dikalibrasi dengan menggunakan akuades, selanjutnya alat dimasukkan ke dalam air sungai,
skala yang tertera pada alat dicatat. Untuk pengamatan hewan dilapangan dilakukan dengan
menggunakan mata telanjang, sedangkan untuk pengamatan didalam laboratorium dilakukan
dengan menggunakan mikroskop dan lup, untuk pengamatan menggunakan mikroskop air
sungai dimasukkan ke dalam cawan petri kemudian ditaruh meja benda, selanjutnya diamati
menggunakan mikroskop.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa tingkat DO pada Sungai
Sukun di Daerah Kebon Agung tersebut diukur dengan menggunakan DO Meter adalah
sebesar 2,7 mg/l dengan suhu 25,8oC dan kelembapan sebesar 10,4%. Sedangakan untuk
pengukuran menggunakan pH meter, pH air sungai di daerah Kebon Agung tersebut sebesar
7,84 dan suhunya adalah 25,0oC. Salinitas air sungai yang diukur menggunakan
Turbiditimeter adalah 66 NTU. Pada saat pengamatan lapangan dapat diketahui adanya ikan
gatul, capung, serangga air, serta cacing pada sungai tersebut, sedangkan pada saat
pengamatan laboratorium dengan menggunakan mikroskop tidak dilihat adanya organisme
maupun makhluk hidup.
HASIL
Tabel 1. hasil pengukuran menggunakan DO meter
Pengukuran Besar Keterangan
Tingkat DO 2,7 mg/l Normal
Suhu 25,8 oC Normal
Kelembapan 10,4 % Normal

Tabel 2. hasil pengukuran menggunakan pH meter


Pengukuran Besar Keterangan
pH 7,84 Normal, hampir mendekati basa
Suhu 25,0 oC Normal

Tabel 3. hasil pengukuran menggunakan Turbiditi meter


Pengukuran Besar Keterangan
Salinitas 66 NTU Tingkat kekeruhan sangat tinggi

Tabel 4. Penemuan hewan indicator biologis di sungai Sukun


No Nama hewan Skor Nilai Gambar
1. Cacing tanah 1

2. Serangga air -

3. Capung -

4. Ikan Gatul -

Jumlah Skor 1 -
Indeks Kualitas Air = total skor = 1 = 1
tipe binatang 1
PEMBAHASAN
Dalam observasi yang dilakukan, diambil sampel sungai Sukun. Sungai Sukun
merupakan aliran dari sungai Brantas. Sungai Sukun tersebut terletak di Dusun Sonotengah,
Desa Kebonagung, Kabupaten Malang. Di sepanjang sungai Sukun yang dikunjungi terdapat
banyak pemukiman penduduk serta perumahan. Ketika mengamati lebih lanjut, dipinggir-
pinggir atau di sepanjang sungai Sukun ini mulai terlihat banyak sampah yang berserakan.
Tidak heran daerah ini termasuk dalam daerah rawan banjir. Walaupun hujan hanya turun
dalam kurun waktu sebentar, tapi itu tetap dapat menyebabkan banjir.

a. Parameter Biologis

Kualitas perairan Sungai Sukun ini termasuk kedalam kategori sangat tercemar, dalam
hal ini dapat dilihat berdasarkan standar kualitas air berdasarkan parameter biologis, serta
keanekaragaman makrobiologi yang ditemukan di dalam sungai tersebut. Dari hasil
penelitian dapat ditemukan berbagai hewan-hewan kecil yag hidup di sungai yaitu, cacing
tanah, serangga air, capung dan ikan gatul. Selain itu peneliti juga menemukan cangkang
siput air. Hal ini terjadi karena air sungai yang tercemar, siput air tidak dapat bertahan hidup
dan akhirnya mati. Indek kualitas air berdasarkan perhitungan skor yaitu didapatkan data 1.
Angka tersebut menunjukkan bahwa air pada Sungai Sukun sangatlah tercemar.

b. Parameter Fisika

Suhu (Temperatur)
Temperatur/Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari
permukaan laut, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran, serta
kedalaman badan air. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi
badan air (Effendi, 2003). Hasil pengukuran temperatur dengan menggunakan DO meter
yaitu 25,8 oC, sedangkan dengan menggunakan ph meter yaitu 25,0 oC. Data tersebut
menunjukkan bahwa kondisi temperature pada aliran Sungai Sukun tidak mengalami
perubahan dalam intensitas yang tinggi, yakni dengan kisaran 25,0C 25,8C. Suhu yang

layak untuk organisme berkisar antara 20-300C. sehingga pada penentuan lokasi ini dapat
menunjang keberadaan organisme makroinvertebrata yang mendiami sungai ini memiliki
kelimpahan organisme serta makhluk hidup biotik akuatik yang melimpah.
Kekeruhan
Kekeruhan yang terdapat pada Sungai Sukun ini yaitu 66 NTU. Kekeruhan
merupakan intensitas kegelapan di dalam air yang disebabkan bahan-bahan melayang.
Keruhnya air sungai ini disebabkan oleh adanya partikel-partikel suspense seperti tanah liat,
lumpur, pasir halus dan bahan organic terlarut serta plankton yang hidup di sungai itu.
Pengaruh lain dalam keruhnya air ini yaitu penetrasi cahaya secara mencolok sehingga
aktivitas fotosintesis makroinvertebrata dan alga menurun akibatnya produktivitas perairan
sungai menurun. Kekeruhan yang tinggi juga dapat menyebabkan terganggunya sistem
osmoregulasi seperti pernapasan dan daya lihat organism akuatik serta dapat menghambat
penetrasi cahaya kedalam air.

c. Parameter Kimia

DO (Dissolved Oxygen)
Oksigen Terlarut/DO merupakan banyaknya oksigen yang terkandung di dalam air
dan diukur dalam satuan milligram per liter. Oksigen yang terlarut ini dipergunakan sebagai
tanda derajat pengotoran limbah yang ada (Ramadhani, 2016). Adapun hasil pengujian kadar
DO dengan menggunakan DO meter. Tinggi rendahnya kandungan oksigen terlarut dalam
suatu perairan menunjukkan tingkat kesegaran suatu perairan. Nilai DO semakin tinggi
menggambarkan suatu badan perairan semakin baik karena air tersebut masih murni yang
jumlah oksigen terlarut masih tinggi. Nilai minimum DO dalam perairan sebesar berdasarkan
Pergub Bali No 7 Tahun 2007 adalah sebesar 6 mg/l. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilaksanakan didapatkan hasil nilai DO (Dissolved Oxygen) yaitu 2,7 mg/l. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat kesegaran air di sungai sukun memiliki nilai DO yang rendah.
Hal ini disebabkan oleh karena pada air sungai sukun tengah telah mengalami pencemaran
yang mengakibatkan nilai DO semakin menurun. Selain itu, menurut Eko Harsono (2010),
peningkatan kemiringan dasar sungai dapat menaikkan kemampuan pulih diri DO pada
kondisi kecepatan aliran rendah.

pH (derajat keasaman)
Hasil pengukuran pH meter di satu titik yaitu dengan nilai 7,4. Berdasarkan standart
baku mutu air PP No.82 Tahun 2001 (kelas II), pH yang ideal bagi kehidupan biota air tawar
adalah antara 6,8 - 8,5. pH yang sangat rendah, menyebabkan kelarutan logam-logam dalam
air makin besar, yang bersifat toksik bagi organisme air, sebaliknya pH yang tinggi dapat
meningkatkan konsentrasi amoniak dalam air yang juga bersifat toksik bagi organisme air.
Kadar pH yang baik adalah kadar pH dimana masih memungkinkan kehidupan biologis di
dalam air berjalan baik. pH yang baik untuk air limbah adalah netral (pH 7) (Ramadhani,
2016). Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH
sekitar 7 8,5 (Effendi, 2003).
PENUTUP
Simpulan
1. Berdasarkan parameter fisika yang didapat dalam pengambilan data dari sample air
Sungai Sukun didapatkan suhu air sebesar 25,8C dan kekeruhan sebesar 66 NTU.
Sesuai dengan data yang diambil Sungai Sukun berpotensi terjadi pencemaran dimana
kekeruhan air sangat tinggi dengan suhu air yang masih relatif normal.
2. Berdasarkan parameter kimia yang didapat dalam pengambilan data dari sample air
Sungai Sukun didapatkan nilai DO sebesar 2,7 mg/L dan pH 7,84. Sesuai dengan data
yang diambil Sungai Sukun berpotensi terjadi pencemaran dimana kadar DO sangat
rendah yang menandakan terjadi proses degradasi baik secara kimia atau biologi dan
pH air yang masih relatif normal tetapi sudah mendekati pH basa.
3. Berdasarkan parameter biologi yang didapat dalam pengambilan data dari Sungai
Sukun didapatkan bahwa masih ada organisme hidup yaitu ikan cetul, serangga air,
cacing tanah, dan capung. Sesuai dengan data yang diambil Sungai Sukun berpotensi
terjadi pencemaran karena semakin sedikitnya jenis organisme yang hidup di
ekosistem sungai tersebut.

Saran
Dari laporan praktikum ini masih banyak kekurangan, baik dari segi penggunaan alat
kurang memadai atau kesalahan dalam menganalisa. Untuk itu dihimbau bagi pengamat yang
lain untuk menggunakan alat yang memadai dan teliti serta cermat dalam pengamatan.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmed, F., Aziz, M.L., Alam, M.J., Hakim, M.A., Khan, M.A.S., dan Rahman, M.A. 2015.
Impact on Aquatic Environment for Water Pollution in the Vahirab River. The
International Journal of Engineering and Science. Volume 4, pp. 56-62.
Effendy, H., 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan
Perairan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Eko Harsono. 2010. Evaluasi Kemampuan Pulih Diri Oksigen Terlarut Air Sungai Citarum
Hulu. Jurnal Limnotek. Vol 17 No.1 Hal 17-36.
Gusmaweti, dan Deswanti, L. 2015. Analisis Parameter Fisika-Kimia sebagai Salah Satu
Penentu Kualitas Perairan Batang Palangki Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.
Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015. SP-017-3.
Pemerintah Provinsi Bali. 2007. Peraturan Gubernur Bali No. 08 Tahun 2007, tentang Baku
Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup. Denpasar.
PP No.82 Tahun 2001
Ramadhani, E. 2016. Analisis Pencemaran Kualitas Air Sungai Bengawan Solo Akibat
Limbah Industri di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Surakarta :
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Wardhana, W.A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
Lampiran

Peta Lokasi Pengambilan Sampel

Foto lingkungan sekitar Sungai Sukun

Kondisi aliran air Sungai Sukun Warna air Sungai Sukun


Pengambilan Data Lapangan

Bantaran Sungai Sukun

Serangga air Sungai Sukun

You might also like