You are on page 1of 7

Nama : Laila Roudhotul Karimah.

NIM : 125060301111023.

1. Perkembangan bahan organik.


Sejarah tentang kimia organik diawali sejak pertengahan abad
17. pada waktu itu, tidak dapat dijelaskan perbedaan antara
senyawa yang diperoleh dari organisme hidup (hewan dan
tumbuhan) dengan senyawa yang diperoleh dari bahan-bahan
mineral. Senyawa yang diperoleh dari tumbuhan dan hewan sangat
sulit diisolasi. Ketika dapat dimurnikan, senyawa-senyawa yang
diperoleh tersebut sangat mudah terdekomposisi dari pada senyawa
yang diperoleh dari bahan-bahan mineral. Seorang ahli kimia dari
Swedia, Torbern Bergman, pada tahun 1770 mengekspresikan
penjelasan di atas sebagai perbedaan antara senyawa organik dan
anorganik. Selanjutnya, senyawa organik diartikan sebagai senyawa
kimia yang diperoleh dari makhluk hidup.
Banyak ahli kimia pada masa itu hanya menjelaskan
perbedaan senyawa organik dan senyawa anorganik dalam hal
bahwa senyawa organik harus mempunyai energi vital (vital force)
sebagai hasil dari keaslian mereka dalam tubuh makhluk hidup.
Salah satu akibat dari energi vital ini adalah para ahli kimia percaya
bahwa senyawa organik tidak dapat dibuat maupun dimanipulasi di
laboratorium sebagaimana yang dapat dilakukan terhadap senyawa
anorganik. Teori vitalitas ini kemudian mengalami perubahan ketika
Michael Chevreul (1816) menemukan sabun sebagai hasil reaksi
antara basa dengan lemak hewani. Lemak hewani dapat dipisahkan
dalam beberapa senyawa organik murni yang disebut dengan asam
lemak. Untuk pertama kalinya satu senyawa organik (lemak) diubah
menjadi senyawa lain (asam lemak dan gliserin) tanpa intervensi
dari energi vital.

Beberapa tahun kemudian, teori vitalitas semakin melemah


ketika Friedrich Wohler (1828) mampu mengubah garam anorganik,
ammonium sianat, menjadi senyawa organik yaitu urea yang
sebelumnya telah ditemukan dalam urin manusia.
Atom terpenting yang dipelajari dalam kimia organik adalah
atom karbon. Meskipun demikian, atom lainnya juga dipelajari
seperti hidrogen, nitrogen, oksigen, fosfor, sulfur, dan atom lainnya.
Atom karbon merupakan termasuk dalam golongan 4A, karbon
memiliki empat elektron valensi yang dapat digunakan untuk
membentuk empat ikatan kovalen.( STEFANUS LAYLI PRASOJO,
S.,Farm., Apt.: 2012).
2. Karakteristik Material Organik.
Karakteristik polimer tergantung dari berat dan bentuk molekul serta
perbedaan struktur rantai molekul . Beberapa karakteristik dasar yang dimiliki oleh
material untuk aplikasi elektronika organik antara lain:
a. Struktur elektronik bahan berpotensi untuk laju muatan.
b. Mobilitas elektron yang tinggi.
c. Dimensi materialnya stabil dan resistansi terhadap perubahan
lingkungan luar.
d. Mudah direkayasa, diproses dan dikendalikan.
(Eka Maulana:2015)
3. Strategi Pemilihan Bahan.
Strategi pemilihan bahan meliputi :
Sifat elektrik (mobilitas dan konduktifitas).
Sifat optik (indeks bias, absorbsi,tingkat emisi).
Stabilitas bahan.
(Eka Maulana:2015)

4. Model ikatan dan Struktur struktur atom.


Kebanyakan material organik adalah senyawa hidrokarbon
dengan ikatan kovalen (C dan H). Ukuran molekul polimer sangat
besar jika dibandingkan dengan molekul hidrokarbon bahkan
ukurannya sering disebut makro molekul. Di dalam molekul, atom-
atom berikatan kovalen. Sebagai contoh adalah senyawa C2H4.

_ : ikatan tunggal
= : ikatan ganda
Sebagian besar polimer, molekul-molekulnya dalam bentuk
rantai yang panjang dan fleksibel. Tulang belakangnya adalah
urutan atom karbon. Tiap-tiap elektron valensinya yang tersisa bila
berikatan dengan atom-atom radikal posisinya berdekatan dengan
rantai. Molekul panjang ini disebur mer. Mer tunggal disebut dengan
monomer dan mer banyak disebut dengan polimer. Jika ethilene diberi
katalis, maka akan bertransformasi menjadi polyethilene.
Terdapat beberapa jenis polimer berdasarkan bentuk susunan rantainya, yaitu:
a. Polimer linier
Polimer linier tersusun atas unit yang berikatan satu sama lainnya membentuk
rantai polimer yang panjang. Bentuk polimer ini ujungnya bergabung bersama pada
ujungujungnya dalam rantai tunggal.

b. Polimer bercabang (branch)


Polimer Bercabang merupakan polimer yang terbentuk jika beberapa unit
ulang membentuk cabang pada rantai utama.

c. Polimer Berikatan Silang (cross-linked)


Polimer yang terbentuk karena beberapa rantai polimer saling berikatan satu
sama lain pada rantai utamanya. Rantai linier bargabung satu sama lain pada beberapa
tempat dengan ikatan kovalen.

d. Polimer jaringan (network)


Polomer ini tersusun atas unit mer tri-functional yang mempunyai tiga ikatan
kovalen aktif membentuk jaringan 3 dimensi. Sehingga terjadi sambungan silang ke
berbagai arah sehingga terbentuk sambung silang tiga dimensi.
Beberapa struktur molekul polimer organik ditunjukkan dalam gambar

Gambar1. Struktur PDOT


Gambar2. Struktur molekul Polythiophene
Gambar 3. Alatrop molekul karbon. a) Diamond b) Graphic c) Lonsdaleite d)
C60 (Buckminster fullerene) e) C540 (Fullerene) f) C70 (Fullerene) g) Amorphous
carbon h) single-walled carbon nanotube.
(Eka Maulana:2015)

5. Jenis Material Organik dan Performansinya


Beberapa jenis molekul dan polimer yang dapat digunakan sebagai material
dalam elektronika organik antara lain:
a. Pentacene.
b. Tetracene.
c. Carbon nanotube.
d. Fullerene (C60).
e. Organic Phosphors FIr6, Ir(ppy)3, PQIr (LED organik).
f. TCTA triphenylamine.
g. Oligothyopene (layer aktif pada transistor).
h. Polythyophene.
i. PCPDBT dan PSBTBT.
j. Polyaniline.
k. CuPc.
l. F16CuPc.
m. PDOT (poly ethylene dioxy thiophene), Polimer konduktif.
n. Poly-3-alkylthiophene (p3AT).
o. PTCDA (fotokonduktor).
p. PCBM
Performansi bahan polimer pada umumnya adalah sebagai berikut :
a. Tahan terhadap lingkungan yang agresif.
b. Proses pencetakan mudah, hal ini dikarenakan material dapat diolah
pada suhu rendah.
c. Metode yang digunakan untuk proses pencetakan yaitu: spin-coating,
penyuntikan, penekanan, dan litografi, contact print, dan molding.
d. Produk ringan dan kuat. Berat jenis polimer rendah dibandingkan
dengan logam dan keramik.
e. Beberapa polimer bersifat isolasi listrik yang baik. Polimer mungkin
juga dibuat konduktor dengan jalan mencampurnya dengan serbuk
logam butiran karbon dan sebagainya.
f. Harga relatif lebih murah.
g. Variasi karakteristik material dapat dibuat berdasarkan metode
pembuatannya.
h. Kurang tahan terhadap panas sehingga perlu cukup diperhatikan pada
penggunaanya.
i. Mudah termuati listrik secara elektrostatis.
Bahan polimer yang banyak dijumpai dari senyawa makhluk hidup,
diantaranya amilum dalam beras, jagung dan kentang, selulosa dalam kayu dan
protein yang terdapat dalam daging. Faktor utama yang menyebabkan pesatnya
industri polimer antara lain:
a. Bahan-bahan polimer dapat memenuhi berbagai aplikasi kebutuhan.
b. Kualitas bahan dapat ditingkatkan melalui perubahan struktur kimia,
penambahan aditif, penstabil, pewarna, dan polimer lain.
(Eka Maulana:2015)

Sumber :
Prasojo, Stefanus Layli.2012.KIMIA ORGANIK I. Yogyakarta: Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma.
http://maulana.lecture.ub.ac.id

You might also like