Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
tahun dan menggunakan komputer dalam jangka 1 tahun terakhir. Hasil penelitian
menunjukan bahwa 90% dari responden mengeluhkan adanya nyeri di sekitar
regio mata dan kepala. Oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai hubungan
penggunaan komputer dengan munculnya gangguan gangguan kesehatan (Johny,
2010).
Menurut American Optometric Association , Computer Vision Syndrome
atau sering juga disebut Digital Eye Strain merupakan kumpulan gejala pada mata
yang disebabkan karena penggunaan komputer dalam jangka waktu yang cukup
lama. Gejala dari Computer Vision Syndrome terbagi menjadi 4 kategori yaitu
astenopia (mata lelah ,mata tegang, mata kering dan nyeri kepala), gejala visual
(mata kabur,penglihatan ganda, presbiopia, dan sulit memfokuskan mata), gejala
yang berhubungan dengan permukaan okuler (mata berair, mata iritasi), gejala
ekstraokuler (nyeri bahu, nyeri leher, dan nyeri punggung). Seseorang yang
menggunakan komputer lebih dari dua jam setiap harinya akan lebih mudah untuk
menderita Computer Vision Syndrome ( Affandi E, 2005; Bhanderi J, 2008 dalam
Kusumawaty et al. ) . Menurut studi lainnya penggunaan komputer lebih dari tiga
jam dalam sehari dapat menyebabkan munculnya gejala Computer Vision
Syndrome, sakit punggung, dan juga psychosocial stress (Bali et al. 2007,
Chakrabarti 2007, Rathore et al. 2010). Berdasarkan American Optometric
Association, gejala gejala yang dialami pemakai komputer hanya bersifat
sementara dan akan menghilang setelah pemakaian komputer dihentikan, Namun
pada beberapa orang gejala ini dapat berkelanjutan, dan terjadi penglihatan yang
kabur pada jarak jauh.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University Of Alabama at
Birmingham (UAB) School of Optometry , ditemukan bahwa terdapat penurunan
produktivitas kerja pada pengguna komputer yang memiliki gangguan visus.
Pengguna komputer dengan gangguan visus mungkin tidak menyadari munculnya
gejala-gejala, namun apabila gangguan refraksi tersebut tidak diperbaiki akan
menurunkan produktivitas kerja hingga 20%.
Penelitian yang berhubungan dengan Computer Vision Syndrome belum
banyak dilakukan di Indonesia, oleh karena hal tersebut maka peneliti tertarik
3